RETROUVAILLES

Author : Kimkha~

Genre : Hurt/comfort, Romance, little bit angst.

Maincast : Chanbaek

Length : Chapter.

Rate : T atau M yah ? Hhmmpp..

Warning : Genderswitch

NO Siders!

NO Bash!

Kalau kalian ga suka ini, kalian tinggal keluar dari sini !

Trus buat yang udah baca please ya Komenannya, kritik dan saran saya tampung. Ini jadi motivasi tersendiri buat Kimkha ngelanjutin FF ini dan FF yang lainnya juga. Sorry sebelumnya kalau ada typo atau yang lainnya.

Enjoy read it~

AUTHOR POV

" Baekkie~" seorang pemuda tinggi nan tampan berlari menghampiri seorang gadis manis yang tengah menggiring sepedanya.

Gadis yang merasa namanya dipanggilpun menoleh " Eoh Yeolli, Waeyo ?"

" Kenapa kau tidak menggayuh sepeda mu ?"

" Ban sepedaku kempes karena tadi Shindong sunbaenim meminjam sepedaku. Kau tau kan bagaimana badan Shindong sunbaenim ?"

" Kalau begitu kenapa kau tidak melarangnya?" Ucap pemuda bernama Chanyeol itu sambil mengiring langkah kakinya mengikuti gadis manis bernama Byun Baekhyun itu.

"Mana aku berani Yeollie, dia kan sunbae kita" Baekhyun berkata dengan nadanya yang manja sambil memanyunkan bibirnya.

Pria itu hanya terkekeh mendengar nada manja yang ditunjukan oleh gadis disampingnya "Baiklah kalau begitu biar kekasihmu yang tampan ini yang membawakan sepedamu" Ucap Chanyeol yang langsung merebut pegangan sepeda tersebut dan disambut dengan senyuman manis oleh sang kekasih.

"Kita pergi ke kedai Tteokbokki dulu ya ? aku lapar. " dan Baekhyun hanya mengangguk menjawab perkataan Kekasihnya itu.

Di Kedai Tteokbokki

" Yeolli bagaimana dengan kuliah nanti ? Yeolli sudah menentukan akan kuliah dimana?"

" Entahlah Baekkie, Orang tua Yeollie sebenarnya ingin Yeollie mengambil Beasiswa di Cambridge tapi kan universitas itu hanya memberikan beasiswa penuh. Sedangkan biaya hidupnya ditanggung oleh masing-masing penerima beasiswa. Sebenarnya di Seoul National University juga sama tapi setidaknya biaya hidup disana lebih murah. Jadi mungkin Yeollie akan mengambil beasiswa di korea saja." Ucap Chanyeol sambil melahap makanan yang ada di depannya.

"Kalau Yeolli di Cambridge kan disana bisa kerja part time, sepertinya itu bukan masalah. pokoknya Bakkie akan mendukung apapun keputusan Yeollie karena Baekkie ingin yeollie mendapatkan yang terbaik. Hhmmppp.. Enaknya menjadi seorang Park Chanyeol mau masuk kuliah saja tinggal pilih mau masuk Universitas mana. Sedangkan Baekkie ikut ujian masuk universitas saja tidak." Baekhyun berujar sendu..

Chanyeol terdiam melihat ekspresi sedih kekasihnya tersebut kemudian mengusap sayang rambut kekasihnya. " Tidak apa-apa Baekkie, biar Yeollie saja yang belajar dan bekerja keras tugasmu hanyalah menunggu kekasihmu ini pulang dan menjadi sukses lalu kita akan menikah" Chanyeol berusaha menghibur Baekhyun masih dengan mengusap-usap rambut gadis manis itu dengan sayang.

Baekhyun tersenyum " Baekkie mengerti yeollie, orang tua Baekkie kan hanya seorang petani kebun. Baekkie tidak mau membuat orang tua Baekkie semakin susah karena permintaan Baekkie untuk kuliah, lagipula Baekkie tidak cukup pintar untuk mendapat beasiswa seperti Yeollie. Jadi setelah lulus Baekkie akan pergi ke Seoul dan mencari kerja disana."

"Hey.. Orang tua ku ini juga petani kebun. Kau sendiri kan juga tahu."

"Iya Baekkie tahu. Tapi orang tua yeollie kan berkebun di tanah milik sendiri sedangkan orang tua Baekkie? Yeollie tahu sendiri mereka berkebun di tanah milik orang lain"

"Sudahlah lagi pula orang tua kita sudah sama-sama setuju dengan hubungan kita. Jadi yang perlu Baekkie lalukan hanya menunggu Yeolli kembali dan menjadi orang yang sukses lalu kita menikah. Pokonya itu saja titik." Ucap Chanyeol sambil menggesek-gesekan hidung mancungnya dengan hidung kekasihnya.

Baekhyun hanya terkekeh geli dengan sikap kekasihnya itu.

"Dan sepertinya setelah dipikir-pikir Yeollie memutuskan akan mengambil beasiswa di Cambridge saja." Ucap Chanyeol Melanjutkan.

*Tiga Bulan Kemudian*

Di bandara

Baekhyun menangis tersedu-sedu sambil memeluk kekasihnya erat. Disana juga ada orang tua Chanyeol, orang tua Baekhyun serta sahabat-sahabat mereka.

"Yeollie hati-hati disana ya hiks.. dan ..dan.. hiks... jangan lupa untuk mengirimi Bakkie e-mail secara rutin hiks.." Masih dengan memeluk Chanyeol erat.

"Tentu saja Yeollie tidak akan lupa. Nah sekarang lepaskan pelukannya karena Yeollie harus segera berangkat". Lalu Baekhyun pun melepaskan pelukannya meski dengan perasaan tidak rela.

Seorang pria pendek dan berkulit putih berjalan menghampiri Chanyeol dan kemudian menepuk pundak Chanyeol "Hati-hati di sana sobat. Jaga pergaulanmu selama kau berada disana, kau pasti tau bagaimana budaya bebas di Negara itu. Aku percaya padamu, kau bahkan murid teladan di sekolah kita haha..". pemuda itu berkata dengan diakhiri kekehanya.

"Tentu, Gomawo Joonmyun-ah. Kau memang sahabatku. Semoga ketika suatu saat nanti kita bertemu kita berdua telah menjadi orang yang sukses." Perkataan Chanyeol barusan dijawab dengan sebuah anggukan pasti oleh Jonnmyun. Chanyeol kemudian memeluk sahabatnya tersebut sebelum melanjutkan berpamitan dengan yang lainnya.

"Yixing-ah sampai jumpa lagi, jagalah joonmyun dengan baik jangan sampai dia selingkuh". Yixing menjawabnya dengan senyuman dan anggukan.

"Sehun-ah hyung pergi, tolong jaga umma dan appa selama hyung pergi. Dan satu lagi hyung ingkatkan. Kau jangan dulu berpacaran dengan anak gadis kepala desa itu, Lagi dia lebih tua darimu. Belajarlah dulu dengan benar. Kau mengerti ?" Chanyeol memberi petuah kepada adiknya.

"Aku mengerti Hyung, aku akan belajar dengan giat,kau adalah panutanku. Aku ingin sepertimu dan mendapatkan beasiswa ke luar negeri ketika lulus nanti". Chanyeol memeluk itu adiknya erat.

" Kyungsoo-yah, Tolong jaga Baekhyun untukku selama aku pergi. Kau adalah sahabat terbaiknya aku percaya padamu".

Kyungsoo gadis manis itu tersenyum dan mengangguk " Tentu saja, Aku dan Baekhyun akan sama-sama mencari kerja di Seoul. Kau tenang saja aku akan menjaga kekasih tercintamu itu". Chanyeol tersenyum lega dan pandangan beralih pada empat orang sudah tidak terbilang muda lagi.

"Umma,Appa, Eomonim,Abeonim Aku pamit sekarang. Doakan aku agar aku pulang dengan menjadi orang sukses. Aku pasti akan merindukan kalian semua". Chanyeol mulai menitikan air mata. Seorang laki-laki yang terlihat paling tua diantara semuanya menghampiri dan memeluk Chanyeol erat.

"Appa bangga padamu, kau harus bersungguh-sungguh belajar disana. Kau mengerti?". Chanyeol menganggukan kepalanya yang masih berada dalam pelukan ayahnya itu.

"Meski Park Yoochun ini hanya seorang petani kebun. Tapi anak-ananya harus memiliki hidup yang lebih baik. Park Chanyeol jangan kau kecewakan orang tuamu ini nak.". Mr. Park menepuk pundak pelan bahu Chanyeol dan melepas pelukannya.

Baekhyun's Room

Baekhyun masih saja menangis seperginya Chanyeol ke Inggris satu jam yang lalu.

" Baekhyun-ah sudah berhentilah menangis. Bukankah kau sendiri yang menyuruh Chanyeol untuk mengambil beasiswa di inggris. Lalu kenapa sekarang kau malah seperti ini". Kyungsoo yang sekembalinya dari bandara ini terus saja membujuk sahabatnya itu agar berhenti menangis.

" Andai saja aku pintar seperti Chanyeol atau andai saja aku kaya raya. Aku pasti bisa ikut Chanyeol ke Inggris Hiks"

Kyungsoo menghela nafas lalu memeluk sahabatnya yang kini tengah berbaring di atas tempat tidurnya " Sudahlah Baekhyun-ah ini juga kan demi kebaikan kalian. Chanyeol pergi kesana juga karena agar dia bisa meraih mimpinya dan dapat menikah denganmu. Chanyeol tidak ingin hidupnya berhenti di satu titik dia ingin memperbaiki hidupnya dan kau harus mendukungnya".

"hiks tapi aku takut kyungsoo-ya".

"apa yang kau takutkan ?"

"aku hiks takut chanyeol berubah pikiran. Chanyeol yang aku temui terakhir kali belum tentu sama dengan Chanyeol yang akan aku temui nanti. Manusia dapat berubah dalam sekejap mata saja Kyungsoo-ya".

"Dan itu yang kau takutkan?"

Baekhyun mengangguk mengiayakan dengan kedua tangannya yang kini tengah memeluk bantal miliknya.

"Percayalah pada Chanyeol Baekhyun-ah. Dan kalaupun suatu saat nanti Chanyeol memang berubah dan nasibnya pun telah berubah percayalah bahwa takdir itu tidak bisa ikut berubah. Maka dari itu kau harus terus melanjutkan hidupmu apapun yang terjadi karena setakut apapun kau menghadapi masa depan, kau pasti akan tetap melewatinya dan kau tidak menghindarinya Baekhyun-ah"

Baekhyun terdiam mendengar penuturan sahabatnya itu kemudian tertawa. " hahaha.."

" ya kenapa kau tertawa ? aku ini sedang memberi saran kau tau ?"

" Bukan begitu Kyungsoo-yah aku hanya berpikir seharusnya kau melanjutkan kuliah dan mengambil Psikologi kurasa itu cocok untukmu".

"Yah.. sayangnya orang tuaku tidak punya cukup uang dan aku tidak cukup pintar untuk mendapat beasiswa seperti Park Chanyeol mu itu".

"Hahaha.. Kita ini memang sahabat sejati".

"heh ? apa hubunganya ?"

" Tentu saja karena kita senasib"

"HAHAHA" lalu kedua gadis itu tertawa bersama. Sepertinya misi kyungsoo untuk menghibur Baekhyun telah berhasil.

Kyungsoo menghentikan tawanya tiba-tiba dan menatap Baekhyun datar. Sedangkan Baekhyun hanya membalas tatapan Kyungsoo seolah bertanya ada apa ? "Jangan lupa minggu depan kita berangkat ke Seoul".

SETAHUN KEMUDIAN

Di Seoul

Baekhyun sedang terduduk di ruang tengah kontrakannya ketika ia mendengar suara pintu kontrakannya itu terbuka.

"Kyungsoo-ya kau baru pulang ? kenapa larut sekali ?"

Kyungsoo berjalan malas menghampiri Baekhyun dan melempar tas nya kesembarang arah. "Pengungjung Café banyak sekali hari ini, jadi bos memerintahkan kami untuk lembur. Ahh.. badanku pegal sekali bayangkan saja seharian aku berdiri di depan meja kasir". Kyungsoo mengeluh sambil memijat-mijat sendiri bahunya.

Baekhyun yang melihat sahabatnya kelelahan itu ikut membantu memijit bahu Kyungsoo.

"Gomawo, Baekhyun-ah hehe.. yang sebelah sini juga, jebal." Kyungsoo menunjuk-nunjuk bagian yang terasa sakit.

"Ne~ Madam Pororo"

"YA"

"Hehehe"

"Bagaimana, apakah Chanyeol sudah menghubungi mu ?"

Kyungsoo merasa pijatan Baekhyun mulai melemah, tapi Baekhyun tetap melanjutkan kegiatan memijat bahu Kyungsoo.

"Hmmm.. belum, terakhir kalli Yeollie mengirimi ku E-mail itu sekitar seminggu yang lalu. Isi pesannya pun sangat singkat bahkan disana Yeolli tidak menuliskan kata Saranghae seperti biasanya".

"Sudahlah Baekhyun, kau jangan terus menerus cemas dan berpikir negatif kau tau sendirikan dia disana juga harus bekerja part time, dia pasti sangat sibuk. Kau tidak boleh berfikir negatif. Kalau kau mencintainya kau harus percaya pada Chanyeol".

"Ne~ Arraseo Madam Pororo" Baekhyun berhenti memijat bahu Kyungsoo dan lari ke dalam kamar sambil tertawa geli.

"YA" Kyungsoo berlari mengejar Baekhyun memasuki kamar. Dilihatnya Baekhyun tengah terbaring memandangi langit-langit kamar mereka.

"Baekhyun-ah" Kyungsoo menghampiri Baekhyun dan ikut berbaring disampinya memandangi langit-langit kamar.

" Hmmp" Baekhyun bergumam.

"Apa kau yakin ingin pindah dari tempat kerjamu sekarang ?"

"Ne, lagipula aku sudah diterima bekerja sebagai Cleaning Service di perusahaan dekat Café tempatmu bekerja Kyungsoo-ya" Jawab Baekhyun masih memandangi langit-langit kamar.

" Berarti nanti kita bisa pergi kerja bersama-sama".

" Sebenarnya kenapa kau memtuskan ingin pindah dari pasar swalayan tempatmu bekerja ? Gaji mu disana kan lumayan. Dan pasar swalayan itu juga termasuk yang terbesar di Seoul. "

"Itu.. Sebenarnya aku merasa tidak nyaman bekerja disana, manajer disana sering sekali mencoba merayuku dan mengajaku kencan. Padahal dia sudah menikah dan mempunyai anak. Apa dia tidak memikirkan anak istrinya di rumah. Dia malah sibuk menggoda karyawan disana. Dasar laki-laki tua bangka".

Kyungsoo terkejut dan spontan memutar kepalanya ke kanan menatap bulat-bulat Baekhyun yang terbaring disampinya yang kini juga ikut menatap sahabatnya itu.

" Apa ?" Baekhyun bertanya.

"Tapi kau tidak termakan oleh rayuan manager tua itu kan ? kau tidak memiliki affair dengannya kan Baekhyun-ah ?"

"Kau gila ? tentu saja tidak. Yeollie jauh 1000x lebih baik darinya. Lalu kau pikir memangnya aku mau jadi perusak rumah tangga orang lain? Tentu saja tidak".

"Hahh.. syukurlah kalau begitu" Kyungsoo bernafas lega. " Tapi nanti di tempat kerja barumu kau juga harus berhati-hati. Kau ini kan cantik, bukan hal yang tidak mungkin kalau para staff disana juga akan menaruh hati padamu nanti".

" Ishh… Oke oke aku paham Madam Pororo, Sudah ah Aku ingin tidur. Jaljayo Kyungsoo-ya".

"Ne~ Jaljayo Baekhyun-ah"

DUA TAHUN KEMUDIAN

Di Inggris

"Chanyeol, I heard that you will get back to korea next week" Seorang pria tampan bertato bertanya pada orang yang kini tengah duduk disampingnya sambil meninum minuman yang sebenarnya hanya boleh di konsumsi oleh orang dewasa tersebut.

"Yeah, That's right. I gotta get back, My family is waiting me for comeback. Even I feel enjoyed here". Chanyeol ikut menenggak minuman yang di minum pria di sampinya.

" How to looking for job here. And Jessica ? How about her ? She will miss you and miss your touch so badly when you stuck your dick into her so deep hahaha. Oh man~"

" Hahaha.. Yeah I will miss it too. But I have someone in korea. She is waiting me for married to her. And don't worry I job in easily. who am I ?, I am Park Chanyeol. Hahaha". Chanyeol tertawa dengan masih menegak minumannya.

" Oh.. Damn it, Man how can you be the best graduates whereas you're so so so jerk. You're the jerk one Park Chanyeol. And you said, you will marry your girlfriend ? I guess she is bitch, right ?"

"No, Absolutely no. She is innocent, She is a good girl aaaaanndd you know what ? She is fucking virgin. Hahaha how lucky I am". Chanyeol tersenyum dan sesekali memutar kepalanya melihat sekitar. Disana dapat dilihat beberapa wanita yang hampir tanpa busana dan mereka semua adalah teman satu kampusnya yang sedang merayakan pesta kelulusan di sebuah Klub.

" Owww.. How lucky you are and how pesky she is. Poor Girl". Pria itu berpura-pura menunjukan rasa ibanya. Namun itu hanya ditanggapi dengan kekehan kecil dari Chanyeol.

" Hey but you gotta realized man, that you're my teacher. The best teacher ever"

" Yeah I know I am the best on bed" lalu kedua pemuda itu terkekeh bersama.

" Chanyeol, Look it !" Pria itu menunjuk jarinya pada seorang wanita yang sedang terduduk sendiri dengan minuman di tanganya dan juga pakaian minim bahannya.

"Tiffany ?" Chanyeol bertanya.

"Let's fuck her. I heard she is so hot on bed and her pussy is so delicious. I can't wait to getting dinner on bad oh.. yeahhh. Let's get threesome, Dare to take it ?" Pria itu berkata dengan menunjukan seringainya. Chanyeol terdiam dan menimang-nimang kemudian sebuah senyuman terlukis di bibirnya.

"You're fucking jerk Kris. Ok, I TAKE !"

TIGA HARI KEMUDIAN

Di Korea

"Baekhyun-ah tidakkah kau mendengar ada yang memencet bel rumah kita berkali-kali kenapa kau tidak membukanya. Kau tidak lihat aku sedang memasak?". Kyungsoo yang barusan mengomel melihat Baekhyun yang baru saja keluar dari kamar mereka.

"Ya aku tau, aku barusan sedang berganti baju. YA TUNGGU SEBENTAR". Baekhyun berlari menuju pintu. Baekhyun membuka pintunya dan melihat siapa yang datang sepagi ini ke rumahnya dan lagi ini hari Minggu.

"OMONIM ? ABEONIM ?"

"Ne, Baekhyun-ah apa kabar ? Maaf kami tidak sempat memberitahumu kalau kami akan datang kesini".

"Oh Ne, gwencana omonim. Aku hanya kaget saja. Silahkan masuk".

Setelah mempersilahkan Mr. Park dan Mrs. Park masuk dan duduk di tambah dengan menyediakan cemilan dan teh alakadarnya. Mereka berempat*termasuk Kyungsoo* duduk di ruang tengah kontrakan kecil itu.

" Begini, Maksud kedatangan Omonim dan Abeonim hanya ingin memberitahu kalau semua persiapan pernikahanmu dan Chanyeol sudah kami persiapkan di Bucheon bersama orang tuamu juga. Kalian akan menikah sebulan setelah kedatangan Chanyeol dari Inggris. Tapi kita hanya akan mengadakan pernikahan biasa-biasa saja dan bukan pernikahan yang megah. Apa kau tidak masalah Baekhyun-ah". Mrs. Park bertanya pada Baekhyun.

Baekhyun yang tadi menyimak dengan semangat menjawab " Tentu saja itu tidak masalah omonim, Lagipula Yeollie kan baru akan bekerja setelah tiba di korea. Jadi itu tidak masalah untukku".

"Apa kau sudah tau kalau Chanyeol sudah di terima di perusahaan POSCO ?" ucap Mr. Park bertanya.

"Ne, Kemarin malam Baekkie membaca pesan dari Yeollie. Dia bilang dia akan langsung bekerja di POSCO dua hari setelah tiba disini. Baekkie tau Yeollie pasti berhasil dan Baekkie bangga pada Yeoliie". Baekhyun tersenyum mengingat kekasihnya itu.

"Kau benar, kami pun sangat bangga padanya benarkan Junsu ?" Ucap Mr. Park tersenyum bangga dan dibalas anggukan oleh Mrs. Park.

.

.

.

Sepulangnya orang tua Chanyeol dari kontrakan Baekhyun dan Kyungsoo. Kini kedua gadis itu tengah berada di kamar. Baekhyun memperhatikan Kyungsoo yang tengah bersiap-siap pergi ke Café tempatnya bekerja.

" Jadi setelah menikah nanti kau akan tinggal dengan Chanyeol di Pohang?". Kyungsoo bertanya sambil memasukan beberapa barang kedalam tasnya.

"Itu pertanyaan aneh, tentu saja karena kantor pusat POSCO kan ada di Pohang. Aku dan Yeollie menikah hari Sabtu dan Hari Minggunya kita harus pergi ke Pohang. Karena Yeollie bilang dia tidak akan meminta cuti kepada perusahaan , dia kan masih karyawan baru disana."

"Iya aku tau, tapi itu berarti kau akan meninggalkanku disini sendirian". Kyungsoo berkata dengan wajah sendunya. Baekhyun menghampiri Kyungsoo dan memeluknya.

"Kau pikir aku tidak akan merindukan madam pororoku yang menggemaskan ini ?. Dan hei aku pikir sepertinya kau juga akan menyusulku secepatnya. Bukankah kau memiliki hubungan khusus dengan seorang pelanggan di café itu hhm ?" Baekhyun tengah berusaha menggoda sahabatnya dengan menaik turunkan alisnya.

" Maksudmu Kim jong in ? Dia kan karyawan di tempat kau bekerja. Lagi pula dia duda. Memang sih dia tampan lagi dia selalu menunjukan rasa tertariknya padaku tapi ah sepertinya tidak mungkin".

"Hei, walaupun dia duda tapikan dia masih muda lagi pula dia kan tidak punya anak. Setauku dia duda karena ditinggal mati istrinya. Jadi kenapa tidak ?. Kulitnya hitam itu karena setauku dia sering sekali Suvey langsung ke lapangan untuk melihat poyek-proyek perusahaan".

"YA aku tidak mempermasalahkan warna kulitnya. Aku.. A..Aku hanya tidak tau saja". Kyungsoo berkata seraya menunduk dengan semburat merah dipipinya.

Baekhyun berdecak lalu berkata "Ck.. Kau tidak akan berangkat ke Café ? kau lihat sekarang jam berapa!"

" Oh My.. Kau sih mengajakku berbicara terus, Dah.. aku pergi dulu ya". Kyungsoo mengambil tasnya dengan terburu-buru dan berlari keluar kamar.

" Bukannya tadi dia sendiri yang memulai pembicaraan". Baekhyun bermonolog.

EMPAT HARI KEMUDIAN

Di Bandara

" Pesawatnya belum sampai juga". Tersirat kekhawatiran di wajah Baekhyun saat ini .

"Sebentar lagi, noona bersabarlah. Hyung pasti akan segera tiba" Ucap Sehun menenangkan.

"Tapi kita sudah menunggunya dua jam disini". Baekhyun berkata dengan ibu jari yang bertautan seolah menandakan bahwa dirinya benar-benar sangat cemas.

"Sudahlah lebih baik Hyung tunggu saja bersama yang lain disitu". Sehun menunjuk sebuah bangku panjang yang di duduki Orang tuanya, orang tua Chanyeol dan juga Kyungsoo.

Baekhyun menghela nafas lalu kemudian mengangguk, dia mulai berjalan menghampiri tempat dimana yang lainnya sedang menunggu. Namun langkah terhenti ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya, suara yang sangat di rindukannya. Suara Park Chanyeol.

"HELLO EVERYBODY, I'M HOME" Suara itu terdengar begitu lantang dan juga berat.

Baekhyun membalikan badannya, dia melihat seorang pria yang memakai kaos berwarna navy polos dengan jacket jeans biru muda, ditambah sepatu sneakers juga kacamata hitam dan jangan lupa koper besar ditangannya. Pria itu berjalan kearahnya. Namun sebelum pria itu semakin mendekat kearahnya, Sehun terlebih dahulu menghampiri pria tersebut dan langsung memeluknya.

"Hyung kau sampai ? kami menunggumu dari tadi dan aku sangat merindukanmu hyung". Kata-kata itulah yang Baekhyun dengar namun nyatanya gadis masih tak bergeming di tempatnya. Matanya hanya terpaku lurus pada sosok itu.

"Ne, Hyung juga sangat merindukanmu dan juga yang lainnya". Selepas mengatakan hal itu Chanyeol menghampiri yang lain memberi salam kepada orang tuanya dan menyapanya satu-satu orang yang telah menunggunya. Dan yang terakhir orang yang belum Chanyeol sapa saat ini masih tetap berdiri mematung menatap dirinya dengan mata yang berkaca-kaca.

Chanyeo melihat Baekhyun lalu mengulas senyumnya. Chanyeol berjalan menghampiri Baekhyun, menatap lekat kedua bola mata gadis itu. Di usapnya lembut pipi kanan Baekhyun.

"I'm Home Baby" Chanyeol berkata dengan masih menatap kedua bola mata itu.

"You're getting more beautiful hmm?".

"YeollHhhmmp" Belum selesai Baekhyun berucap tiba-tiba Chanyeol memotongnya dengan sebuah ciuman.

Semua orang yang ada disana memandang kaget dan juga tak percaya, tak terkecuali Baekhyun yang kini tengah merasakan ciuman dari kekasihnya itu. Mereka tak habis pikir Bagaimana Chanyeol bisa mencium Baekhyun di tempat umum seperti ini ? Bahkan dulu untuk sekedar Berpelukanpun Chanyeol sudah sungkan. 'INI SEPERTI BUKAN CHANYEOL' Ujar semuanya membatin.

#TBC#

Ahh.. Jadi gimana ?*ala the comment* maaf ya kalu ceritanya gak bagus trus buat penulisan bahasa inggrisnya kalau ancur ya maaf. Itu kimkha gak pake google translate sekemampuannya kimkha Kimkha ngejelasin keadaan para tokoh lewat dialog biar gak olok kata. (?) dan kayaknya ini FF masih panjang bgt walaupun kimkha pengennya ini FF pendek aja. Trus buat Defects Love itu lagi dalam proses soalnya kimkha udah lama gak lanjut itu FF jadi nya nge blank gini deh giliran mau ngelanjutin. Harus baca ulang trus dapetin feelnya lagi. Soalnya yang Chapter 3 kemarin di publish itu bikinnya sebenranya udah lama dan sebernya belum selesai. Kkk.. So so sorry yah readers.. tapi tetep kimkha mohon komennya, kesan, kritik sama sarannya juga.