Seharusnya, Kapten Price sudah mati.

Warning: Spoiler berat


The Rise of Captain Price (c) bruderup

Call of Duty: Modern Warfare (c) Activision


Seharusnya, Price sudah mati, saat moncong senjata milik Zakhaev terarah lurus padanya.

Tubuh itu sudah terlalu sakit untuk digerakkan: Terlempar, terseret, tertimpa, dan terakhir, terarah senjata yang tak segan memuntahkan peluru, Price bernapas kuat-kuat, sementara sepasang kehitaman milik Zakhaev dipenuhi rasa benci.

Sialan ini yang memutuskan tangannya. Sialan ini pula yang membunuh Imran.

Ah, barangkali sekarang saatnya untuk mati, dipejamkan matanya lamat-lamat.

Tapi belum saatnya, Price tidak mati juga, menunggu satu, dua, tiga, empat dan tidak ada yang terjadi, dengan sedikit bingung, suara tubuh jatuh malah memasuki pendengarannya.

Selamat kah?

Fucking New Guy tersenyum lalu terlelap, ditangannya tergenggam handgun, menyebalkan, Price terpaksa berterima kasih padanya.


Seharusnya, Price sudah mati, saat pukulan itu belum mau berhenti meninju tubuhnya.

"Shepherd!"

"10.000 orang-orangku tewas didepan mataku, Price!"

Sial. Kuat juga Old Man ini, Price memuntahkan darah, satu pukulan kembali menghantam rahangnya, rasanya sungguh sakit, segenggam tangan yang terarah ke pimpinan Task Force ditahan. Meski berumur cukup tua, Shepherd benar-benar masih bugar dan kuat.

Huft!

Kakinya menginjak dada Price, sesak napas!

Badai pasir yang mengerikan, Price dan anak yang tak lagi baru itu mengejar sang jenderal dengan sebuah boat, tapi anak buahnya Shepherd balik mengejar dan berjumlah banyak sekali, tak segan melemparkan RPG dan peluru-peluru mini dari helikopter, bahkan sampai terjatuh dari sebuah air terjun dan tersesat entah di mana, mereka masih belum mau menghentikan serangan.

Sementara, di sisi lain, Soap menarik pisau itu kuat-kuat.

Sakit!

Darah mengalir. Soap mencabutnya.

Ini kesempatan terakhir untuk menyerang, ujarnya dalam hati, sebentuk lengkung tajam menghiasi wajah manisnya, darah pelan-pelan menuruni dagu.

Tepat.

Pisau itu menembus otaknya. Shepherd limbung dengan darah dan rasa sakit.

Lagi-lagi, Price harus berterima kasih padanya, kali ini tanpa terpaksa.


Seharusnya, Price sudah mati, saat moncong senjata milik Makarov terarah kepadanya.

"Ini semua untuk Soap." Ujarnya, saat mengetahui posisi sang ultranasionalis ada di hotel salah satu negara di Timur Tengah, dengan pakaian lengkap seolah angkasawan, Price melangkah, membunuh tiap-tiap mereka yang menghalangi jalannya.

"Selamat tinggal, Kapten Price!"

Price menatapnya dengan horor.

Suara tembakan memasuki telinga, Price mengalihkan pandangan sedikit ke kiri. Yuri? Kenapa dia ada di sini? Makarov membalas tembakannya, lebih parah, sampai pria itu benar-benar tak lagi bernapas.

Sialan!

Dengan penuh kemarahan, Kapten mendorongnya, memukulnya, ada begitu banyak kebencian, dan kini, tinggal mereka berdua, tersisa satu lawan satu.

"Sampah!"

Pukul sekali lagi, Price mengambil satu tali panjang, melilitkan sampai tak bisa bernapas, menghancurkan kaca di bawahnya.

Yah.

Makarov tergantung. Kurang setimpal sama perbuatannya yang telah menyebabkan banyak kematian, sih. Tapi dirinya bersyukur, haram jadah itu mati ditangannya. Tujuannya kemari hanya satu, dan kini telah selesai.

Price menghisap rokoknya begitu nikmat.

"Ah, di sini kau!"

Nikolai?

"Turunlah, kita harus membawa Price ke rumah sakit."


END


Akhhh! Spoiler berat ini, tapi gapapa lah~

Oh ya, maaf ya kalau kurang sesuai sama gamenya, sedikit diubah biar masuk cerita~ terus aku udah lama gak main Modern Warfare, jadi lupa deh ama kisahnya Price yang tercinta~

Terimakasih yang sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan jejak~ biar aku makin semangat nulisnya #plak :p