Aku tak tau apa yang akan terjadi di masa depan…

Aku tak tahu benang apa yang menghubungkan kita…

Hanya takdir yang akan memberi tahu padamu dan juga padaku

Sedih atau senang, aku pun tak tahu

.

.

.

.

Ini fanfic pertama aku jadi mohon ampunilah author yang geje ini jika ada salah kata atau yang tidak berkenan bagi para readers.

Kurobas bukan milik saya tapi fanfic ini 100% ide author geje ini. Selamat membaca.

~ỸỮỮ~

Cahaya mentari mulai memancarkan sinarnya, menembus tirai putih yang menutupi jendela. "Te-chan… Ayo bangun, jangan sampai kau terlambat masuk sekolah di hari pertamamu!" teriakan itu seketika membuat kedua iris biru langit yang sedari tadi terpejam mendadak terbuka. Matanya mengerjab beberapa kali untuk mengembalikan kesadaran sang pemuda bersurai biru yang memiliki iris mata senada dengan rambutnya. Tiba-tiba... "Okaa-san…. Jam berapa sekarang?" teriak pemuda itu segera bangkit meninggalkan tempat tidurnya dan berlari keluar dari kamarnya, menuruni tangga dan mendapati ibunya yang sedang memasak di dapur. "tenanglah Te-chan. Ini masih jam 06.30. Te-chan masih memiliki waktu untuk bersiap-siap ke sekolah. Tapi tumben Te-Chan bangun terlambat seperti saat ini." Kata ibu Tetsuya sambil memandang putranya yang kelihatan mulai santai. "Ternyata jam weker-ku mati sehingga tidak berbunyi sesuai alarm yang aku pasang." Kata Tetsuya dengan wajah datar. Walaupun ekspresi wajahnya datar tapi ibunya dapat melihat kelegaan di tatapan mata putranya itu. "aku akan bersiap-siap sekarang." Kata Tetsuya lalu meninggalkan ruangan itu.

~ỸỮỮ~

"Aka-chin… kenapa Aka-chin berjalan di koridor seperti ini? Seharusnya Aka-chin bersiap-siap memberikan kata sambutan untuk penerimaan murid baru." Kata Murasakibara yang dengan setia mengikuti Akashi walaupun dia sibuk dengan cemilan yang sedari tadi dibawanya berjalan-jalan sesuai langkah Akashi. "aku hanya ingin melihat-lihat sekolah ini Atsushi. Lagipula aku juga merupakan murid baru disini, jadi aku ingin melakukan salah satu kegiatan murid baru." Kata Akashi. "Tapi Aka-chin pasti sudah mengenal seluruh sudut, Aka-chin kan putra pemilik sekolah ini. Lagi pula Aka-chin adalah ketua OSIS yang baru, Aka-chin harusnya bersiap-siap di ruang OSIS." Kata Murasakibara. Namun kata-kata itu tidak dihiraukan oleh Akashi. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Tepat di luar jendela dari lantai 2 itu, dia melihat seorang murid baru yang tidak seperti murid baru kebanyakan. Dia tidak sedang berjalan-jalan melihat sekolah ataupun mencari kelasnya. Namun dia hanya duduk sambil menatap langit. Akashi hanya diam menatap anak itu. Murasakibara yang penasaran tentang apa yang dilihat Akashi mulai memandang ke arah pandangan Akashi "Apa Aka-chin mengenalnya? Kenapa dia tidak mencari kelasnya?" kata Murasakibara. "Aku tidak mengenalnya. Dan jangan tanya aku mengapa ia tidak mencari kelasnya." Kata Akashi. "atau jangan-jangan dia anak kelas 2?" kata murasakibara tanpa berpikir. "dia murid baru." Kata Akashi dengan nada seperti biasa lalu melanjutkan perjalanannya menelusuri koridor. "dari mana Aka-chin tahu kalau dia anak baru?" tanya murasakibara. "karena aku tidak pernah salah." Kata Akashi.

~ỸỮỮ~

"Aku adalah ketua OSIS untuk tahun ajaran ini, namaku Akashi Seijuurou. Selama tahun ajaran ini aku mohon kerja sama kalian untuk meningkatkan mutu sekolah ini. Seperti yang kalian ketahui, sekolah kita ini unggul dalam hal akademik maupun dalam hal non akademik. Kami mengharapkan kalian semua mengikuti kegiatan tambahan sesuai dengan minat kalian. Untuk kelas satu, mengikuti kegiatan tambahan adalah hal yang wajib. Saya sebagai ketua OSIS mengharapkan hasil yang terbaik dari kalian semua." Kata seseorang berambut merah sambil ditutup oleh tepuk tangan dari semua siswa baru SMA Teiko. Bukan hanya tepuk tangan, namun juga suara siswa yang sedang berbisik-bisik membicarakan ketua OSIS mereka. Kuroko mengedarkan pandangannya dan menatap sekeliling yang baginya sangat mengganggu, namun saat tatapannya kembali ke arah panggung tempat sang surai merah berdiri didampingi beberapa orang, saat itulah tatapannya bertemu dengan manik berbeda warna milik sang ketua OSIS. Saat itu, kuroko merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah atmosfer yang seakan mengekangnya sehingga ia tidak dapat bergerak. Namun itu tidak berlangsung lama sebab sang ketua OSIS mereka, Akashi Seijuurou melangkahkan kakinya menuruni panggung. Tentu saja diikuti oleh 2 orang yang sedari tadi mendampinginya, yang satu berambut ungu namun terus ngemil di atas panggung dan yang satu berambut hijau dan menggunakan kaca mata.

~ỸỮỮ~

Akashi berjalan menuju ke ruang OSIS bersama dengan kedua budaknya, eh maksudnya kedua sahabatnya. Saat membuka pintu ruang OSIS, mata kedua sahabat Akashi yaitu Murasakibara Atsushi dan Midorima Shintaro langsung membulat namun itu hanya berlangsung beberapa detik. Sebuah seringai menakutkan terukir di wajah Akashi yang bagaikan boneka porselin yang sempurna. "sepertinya ada yang mau mencoba menentang-mu Akashi. Harusnya kau membawa lucky item yang aku sediakan." Kata Midorima. "ini tidak masalah Shintaro, lagipula jangan meremehkanku dengan menyuruhku membawa gunting berwarna pink yag kau katakana sebagai lucky itemku." Kata Akashi sambil melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang sangat berantakan itu. "tapi itu memang lucky itemmu hari ini, Oha-asa tidak pernah salah." Kata Midorima. Murasakibara hanya dia sambil memakan pocky yang sedari tadi dibawa nya. "dari pada kau mengeluh, bereskan ini semua." Kata Akashi dingin.

~ỸỮỮ~

"Aoumine-kun…" kata Kuroko sopan saat memanggil seseorang berkulit tan yang merupan tetangganya. "OI Tetsu, jangan muncul tiba-tiba! Kau mengagetkanku." Kata Aomine dengan suara agak tinggi karena kaget akan keberadaan Kuroko. "Gomen Aomine-kun, aku tidak bermaksud mengagetkanmu." Kata Kuroko dengan wajah datar seperti biasa. "tapi hawa keberadaanmu itu selalu membuatku kaget setiap kau menghampiriku. Lagipula, ada apa kau dating ke kelasku? Bukankah seharusnya kau siap-siap di kelasmu karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai?" kata Aomine. "aku hanya ingin tahu, Aomine-kun mengetahui semua anggota OSIS bukan?" kata Kuroko. "ia, ada apa?" kata Aomine sambil duduk dengan santainya di tempat duduknya. "apakah di OSIS ada siswa dengan ciri-ciri tinggi kurang lebih 180cm, dengan rambut orange menuju ke krem?" tanya kuroko masih dengan wajah datarnya. "hmmm, mengapa kau tiba-tiba menanyakan itu? Setahuku yang memiliki cirri-ciri itu cukup banyak di sekolah ini. Tapi kalau orang yang memiliki hubungan dengan OSIS, mungkin yang kau maksud adalah senpai kelas 3. Namanya Hayama Kotaro, mantan ketua OSIS. Memangnya kenapa?" tanya Aomine. "tidak ada apa-apa, hanya saja tadi aku melihat orang itu tadi mengacak-acak ruang OSIS saat aku lewat." Kata Kuroko. "hmmm, lebih baik jangan mencoba mencampuri urusan orang lain." Kata Aomine.

Kringggggg….

Bel berbunyi. "sampai jumpa Aomine-kun. Aku harus ke kelasku sekarang." Kata Kuroko sambil membungkuk dengan sopan. "baiklah Tetsu." Kata Aomine. Kuroko lalu berjalan dengan langkah cepat menuju kelasnya.

~ỸỮỮ~

Next chapter

"Aka-chin sudah menemukan orangnya?" tanya murasakibara. "tentu saja, apa kau meragukanku Atsushi?" kata Akashi.

"Gomen, aku hanya lewat. Tolong jangan pedulikan aku." Kata Kuroko.

.

.

.

.

Gomenasai kalau ceritanya geje dan nggak jelas. Soalnya Author nggak ada kerjaan ini baru coba-coba buat cerita. Maaf kalau ceritanya nggak jelas. Please review agar saya tahu kekurangan dalam cerita ini.

Terima kasih sudah membaca m(_ _)m