A/N : Anyeonghaseyo... i'm coming for the first FF, oh yeah! Waahh... ternyata susah juga yah buat fanfic, banyak ide tapi ngga tau mau gimana nulisnya dan jadilah FF yang super the duper Gaje ini... yaaahh... ff ini juga adalah percobaan yang menurut author sedikit berhasil dari sekian banyaknya fanfic percobaan yang author buat. Tapi ngga apa-apa lah yang penting xiumin oppa selalu ada hanya untukku! *digorok fansnya Xiumin* (wadduuuuhh... mending aku kabur aja bareng kyungsoo *_*) #selamat membaca, moga aja berkenan dihati semua para readers tercinta ^_^

Warning : typo bertebaran, banyak kekurangan dan gaje? Entahlah. Kalo udah ngga tahan baca saking gajenya, silahkan tekan 'Back' atau 'Close'. NO BASH! NO PLAGIAT!

Desclaimer : EXO milik kita semua J(tapi Xiumin hanya milik daku seorang ^_^). "the story is original from me _ "

Summary : mengatakan "saranghae" itu sangatlah mudah dikatakan. Tetapi mengatakannya didepan orang yang kamu suka? Bagiku itu sangatlah sulit untuk ku lakukan...

CAST : "Kim Min Seok" a.k.a "Xiumin" (EXO/EXO-M)

"Park Jiyeon" a.k.a "You" (OC)

"Xi Luhan" a.k.a "Luhan" (EXO/EXO-M)

Cast lainnya akan bermunculan sesuai dengan jalannya cerita...

Gendre : Romance, Friendship

You Can Do That!

Chapter 1

AUTHOR's POV:

Seorang yeoja berlari menyusuri sungai Han di kegelapan malam, ia dikejar oleh beberapa namja. Ia terus berlari tanpa tujuan. Tak jauh dari tempat ia berlari, ada sebuah mobil yang bagasinya terbuka. Tanpa ragu-ragu, yeoja itu masuk ke dalam bagasi kemudian ia sedikit menutupnya. 'hah,, hah,,, hah,, kenapa appa ingin aku bertunangan dengan namja yang sama sekali tidak aku kenal? Tidak, wajahnya saja juga aku tidak pernah melihatnya' yeoja itu mengatur nafasnya sambil memikirkan penyebab kenapa ia dikejar-kejar oleh beberapa namja suruhan appanya.

*Flashback*

"ada apa appa memanggilku? Tidak biasanya, malam-malam begini" seorang yeoja datang dan duduk disamping seorang wanita paruh baya. "ada yang appa dan eomma ingin bicarakan kepadamu" seorang pria yang sudah tampak berumur terlihat sangat serius sedangkan wanita paruh baya yang duduk disamping yeoja itu hanya terdiam sambil mengusap kepala yeoja itu, 'ada apa ini?'. "appa ingin kamu sengera menikah" tanpa basa-basi pria yang sudah berumur itu dan tak lain adalah appa dari yeoja itu mengucapkan kata-kata yang begitu aneh terdengar oleh anaknya. "mwo? Aaahh~~~ aku baru lulus seniour high school dan sekarang appa ingin aku segera menikah? Jangan bercanda appa" yeoja itu mengibas-ibaskan tangannya didepan wajahnya sendiri. "appa serius, appa sudah menjodohkanmu dengan anak teman appa. Tapi appa tidak akan langsung menikahkan kamu, kamu bertunangan dulu dengan anak dari teman appa itu" mendengar pernyataan dari appanya sendiri, yeoja itu hanya melongo dengan tampang konyolnya karena kaget.

Tetapi dengan cepat, yeoja itu kembali tersadar dan saat ia ingin menolak dengan alasan ia sudah mempunyai namja chingu yang sebenarnya tidak ada, appanya memotongnya "besok malam, kau akan bertemu dengan calon tunanganmu" dan lagi-lagi perkataan dari appanya membuatnya kembali terbungkam. Appa dan eomma dari yeoja itu bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan anak semata wayang mereka yang masih terdiam berusaha mencerna perkataan dari appanya itu.

"waaahh... aku tidak menyangka anakmu secantik ini, tuan park" seorang namja yang kini juga tampak berumur seperti ayah dari yeoja itu menghampiri seorang yeoja yang kini berdiri disamping eommanya dan akan segera menjadi menantunya. "terima kasih tuan kim, anak-anakmu juga tampan-tampan" ayah dari yeoja itu melirik sekilas kearah beberapa namja yang sibuk dengan duanianya masing-masing. "aaahh... terimakasih tuan park" teman dari appa yeoja itu kemudian segera mempersilahkan keluarga kami untuk duduk.

"eomma, aku ingin ke toilet dulu" yeoja itu melangkah meninggalkan kedua orang tuanya yang sibuk dengan urusan masing-masing. Yeoja itu memasuki toilet dan ia mulai berpikir bagaimana cara agar dia bisa kabur, tiba-tiba mata yeoja itu terhenti kearah sebuah jendela yang tidak terlalu tinggi untuk dipanjatnya. Yeoja itu berhasil keluar, tetapi ia dilihat oleh beberapa namja suruhan appanya dan mengejarnya.

*flashback end*

Sementara namja yang memiliki mobil itu hanya terheran-heran, 'mengapa bagasinya tertutup? Ah, sepertinya aku sudah menutupnya sebelum menerima telpon tadi'. Tanpa memikirkan lebih lanjut lagi, ia pun masuk ke dalam mobil kemudian mengendarainya.

Belum sempat yeoja itu keluar dari bagasi mobil, tiba-tiba saja mobil itu bergerak dan bagasi mobil terkunci "cklik". 'omo! Kenapa mobil ini bergerak? Ottokhae?' yeoja itu meronta-ronta didalam bagasi mobil. Karena sia-sia saja atas apa yang dilakukannya, yeoja itu pun berhenti meronta-ronta. Karena pusing berada di dalam bagasi mobil, yeoja itu pun pingsan.

Namja yang mengendarai mobil itu merasa aneh, ia merasa ada sesuatu dibagasi mobilnya. Tetapi namja itu menepis pikiran-pikiran aneh yang terus menggelutinya. Beberapa menit kemudian ia sampai ditempat tujuannya. Namja itu keluar dari mobil, kemudian ia mendekati bagasinya. Ia bermaksud untuk mengambil barang-barangnya dan menepis pikiran-pikiran aneh yang kian muncul. saat ia membuka bagasi mobilnya, ia sangat terkejut. Ia menemukan seorang yeoja yang sedang tertidur *pingsan kalee* di dalam bagasi mobilnya. "k,,ke,,kenapa ada yeoja di b,,ba,,bagasi mobilku?" saking terkejutnya namja itu, ia malah sulit untuk berbicara.

Setelah berusaha mengendalikan rasa antara takut dan terkejutnya, namja itu membangunkan yeoja yang ada dalam bagasi mobilnya. Tetapi usahanya tidak berarti apa-apa, yeoja itu tidak bangun. Namja itu merasa takut, ia pun mengangkat yeoja itu lalu menutup pintu bagasi kemudian masuk kedalam apartemennya. Namja itu lalu membaringkan yeoja yang tengah tertidur itu *aiiissshh,,, dia itu pingsan!* dikamarnya.

Namja itu tidak tertidur sama sekali, ia sangat khawatir kepada yeoja yang tengah terbaring di atas ranjangnya. Namja itu merasa pusing setelah kejadian-kejadian yang ia alami, ia pun keluar dari kamar apartemennya lalu meminta tolong kepada seorang yeoja yang kebetulan lewat di depan kamarnya untuk memeriksa yeoja yang tertidur *pingsan!* itu, apakah ia membawa kartu identitasnya atau barang-barang lainnya. Yeoja yang dimintai tolong pun setuju, lalu memasuki tempat yeoja yang tertidur itu. Setelah yeoja itu masuk, namja itu lalu kembali ketempat ia memarkirkan mobilnya. Ia kembali membuka bagasi mobilnya bermaksud mencari apakah yeoja itu membawa barang masuk ke dalam bagasi mobilnya. Tetapi hasilnya nihil, ia pun kembali ke kamar apartemennya.

Saat masuk ke dalam kamar apartemennya, yeoja yang dimintai tolong olehnya memberikan handphone yang sepertinya milik yeoja yang tertidur itu. Namja itu pun berterima kasih dan yeoja yang dimintai tolong pun pamit.

Xiumin's POV:

"huh?! Dia masih belum bangun juga" aku pun mengaktifkan handphone yeoja itu dan,,,, "aiiisssh,,, yeoja ini benar-benar membuatku kesal!" aku pun menaruh handphone yeoja itu didalam saku ku. "palli ireona... jebal" aku merasa resah dan khawatir terhadap yeoja yang ada didepanku saat ini. setelah beberapa jam, akhirnya yeoja itu pun bangun. Aku merasa sangat lega.

AUTHOR's POV:

Yeoja itu pun terbangun dari tidur atau pingsan? Nya sambil memegang kepalanya yeoja itu berkata "aku dimana?" dan seketika dijawab oleh seseorang "kamu ada di apartemenku", yeoja itu terkejut melihat seorang namja yang duduk disamping tempat ia tidur. Yeoja itu ingin berteriak tetapi ia seketika terbungkam dan merasa kasihan terhadap Namja yang ada duduk disampingnya terlihat kacau. Bajunya yang kusut, rambut berantakan, dan tatapannya yang dingin membuat yeoja yang dipandanginya sekarang bergidik ngeri. Seketika namja itu pun berdiri dan mengambil sesuatu dalam sakunya lalu menyodorkannya kepada yeoja itu kemudian menarik benda itu lagi. "apa passwordnya? Aku akan menghubungi keluargamu" namja itu memperlihatkan handphone yeoja itu tepat dihadapan sang pemiliknya. Yeoja yang ditanya tidak menjawab apa-apa, ia hanya memandang benda miliknya di tangan seorang namja yang ia tidak kenal sama sekali. "aiiisshhh,,,, palli, beritahu aku apa passwordnya" namja itu pun mulai kesal terhadap yeoja yang masih saja tidak menjawab pertanyaannya.

Namja itu lalu menjauh dari yeoja itu karena ia berpikir 'mungkin saja ia masih takut'. "sekarang beritahu aku passwordnya, kau tidak perlu takut" namja itu berusaha menenangkan yeoja yang terduduk di ranjangnya. Tetapi sama saja, ia tetap tidak menjawab dan membuat namja itu merasa frustasi. "arasseo, aku akan membawamu ke kantor polisi sekarang" mendengar perkataan namja itu, yeoja yang terduduk diranjang akhirnya membuka suara. "khajima. Biarkan aku tetap disini dan jangan bawa aku kekantor polisi, jebal" pinta yeoja itu.

Namja yang hendak keluar dari kamar itu seketika berhenti mendengar suara dari yeoja yang dikirainya bisu itu, mungkin. "wae? Kenapa kau ingin tetap disini?" namja itu menjawabnya tanpa memalingkan wajahnya sekali pun kepada yeoja itu. "hmmm,,,, itu karena. Aisshhh,,, aku tidak bisa mengatakannya" yeoja itu menjawab dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan. "hmmm,,, sebaiknya kamu beristirahat saja dulu. Aku akan pergi membelikanmu makanan. Tunggulah disini, jangan kemana-mana. ne?" namja itu memalingkan wajahnya dan tetap berdiri menunggu jawaban, akhirnya hanya dijawab dengan anggukan dari yeoja itu lalu ia pun pergi.

Setelah beberapa menit, namja itu kembali dengan membawa bungkusan yang lumayan besar. Ia pun meletakkan bungkusan itu di atas meja lalu mengambil alat-alat makan, kemudian ia mengeluarkan isi dari bungkusan itu dan menghangatkannya lalu diberikannya kepada yeoja yang masih terdiam sambil menatapnya. "ini, makanlah" setelah memberikan makanan kepada yeoja itu, ia pun pergi. Tak lama kemudian, ia kembali dengan mengenakan setelan jas dan membawa tas kerja. "aku akan pergi, setelah makan dan membersihkan dirimu kau boleh pergi" setelah mengatakan itu, ia pun pergi.

Yeoja itu tidak menjawab, setelah namja itu keluar ia baru membuka suara. "aiiishh,,,, ottokhae? Mana mungkin aku kembali ke rumah, bisa-bisa appa akan memarahiku habis-habisan. Aha! Aku tidak akan kerumah, aku akan tinggal sementara di rumah jessica eonni dulu, ah" raut wajah yeoja itu yang semula terlihat lesu kini terlihat sangat bersemangat. Yeoja itu pun bangkit dari tempat tidur kemudian menaruh piring di atas meja lalu ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, yeoja itu keluar hanya mengenakan handuk yang dililitkan ke tubuhnya. Ia sangat bingung, ia tidak membawa pakaian selain yang tadi dipakainya. "aiisshh,,, kalau aku memakai kembali pakaian itu, orang-orang suruhan appaku mengenaliku dan mencoba membawaku kembali. Hmmm... aha! Aku akan menyamar saja, tapi aku menyamar dengan apa?" yeoja itu berpikir keras dan dengan ekspresi terlihat pasrah ia pun mendekati lemari yang ada di kamar itu. "hmmm... terpaksa aku mengenakan pakaian namja itu" yeoja itu pun dengan ragu-ragu membuka lemari yang ada dihadapannya sekarang. Ia lalu mengambil baju kaos, jaket, celana jeans, dan topi. "hmm, apa aku juga harus mengambil pakaian dalam?" yeoja itu masih tetap berpikir dan ia memutuskan untuk tidak mengambilnya.

Setelah memakai pakaian yang diambilnya dalam lemari, ia lalu keluar dari apartemen itu. Yeoja itu pun menyusuri jalan ke tempat tujuannya. Saat hendak memasuki rumah temannya, ia dihadang oleh beberapa namja yang ia pernah lihat saat ia dikejar. Yeoja itu lansung berlari kembali menuju ke apartemen milik namja yang pakaiannya ia pakai sekarang. Yeoja itu melihat mobil yang terparkir dan dengan pintu yang sedikit terbuka di parkiran sebuah gedung. Yeoja itu langsung masuk tanpa memperdulikan si pemilik mobil yang melihatnya dengan terheran-heran. Si pemilik mobil sedikit berteriak kepada yeoja itu "yaakkhh... apa yang kau lakukan lagi didalam mobilku eoh?". Yeoja itu seketika menoleh kepada kepada si pemilik mobil dan tersentak kaget melihat seorang namja yang ia pernah lihat. Namja itu tak kalah terkejutnya saat menyadari pakaian yang dikenakan yeoja itu adalah miliknya, lagi-lagi namja itu sedikit berteriak. "yaaakkhh... kenapa kamu memakai pakaianku?" dengan nada selidik.

Yeoja itu kembali sadar karena mendengar teriakan namja itu, ia lalu berbicara. "biarkan aku disini dulu, jebal. Aku akan menjelaskannya kepadamu" yeoja itu memohon dengan wajah memelas yang sebenarnya ia ingin muntah jika melihat dirinya sendiri dengan ekspresi itu. "arasseo, kau bisa disini tapi kau harus menjelaskannya kepadaku kenapa kau memakai pakaianku dan lagsung masuk ke dalam mobilku" namja itu berkata dengan nada penuh selidik. "ne, aku akan menjelaskannya kepadamu. Tapi aku mulai dari mana?" yeoja itu merasa bingung untuk menjelaskannya. "dimulai saat kamu ada dibagasi mobilku, dasar yeoja pabo!" namja itu hanya mendengus kesal melihat yeoja yang kini ada disampingnya. "yyaakhh... aku tidak pabo, kamu yang pabo!" yeoja itu menjawab dengan sedikit berteriak. "aiisshhh,,, terserah, sekarang jelaskan padaku dari saat kamu bisa ada didalam bagasi mobilku tadi malam" namja itu menjawabnya dengan kesal sambil mengacak rambutnya karena frustasi menghadapi yeoja disampingnya. "hh.. hmm.. ne" dengan sedikit gugup melihat namja yang kini melayangkan tatapan membunuhnya, yeoja itu berusaha bersikap tenang dan mulai menjelaskan.

Namja itu pun mendengarkan dengan penuh rasa penasaran "malam itu, aku dikejar oleh beberapa namja suruhan appaku. Aku tidak menemukan tempat untuk bersembunyi hingga aku melihat sebuah mobil yang bagasinya terbuka dan langsung bersembunyi didalamnya..." belum sempat yeoja itu melanjutkan ceritanya, namja itu lansung berbicara "pantas saja aku merasa dibagasiku ada sesuatu yang aneh" namja itu hanya manggut-manggut membayangkan kembali saat ia menemukan yeoja itu didalam bagasi mobilnya. "yaaakkkhhh,,,, jangan memotong seenaknya, aku masih belum selesai" yeoja itu lagi-lagi berteriak kepada namja yang ada disampingnya. "ne, lanjutkan" namja itu hanya memandang yeoja itu dengan tanpa ekspresi -_-. Yeoja itu terdiam begitu lama, namja yang ada disampingnya merasa aneh "ada apa?" namja itu bertanya dengan berusaha menghilangkan kekesalannya kepada yeoja yang ada disampingnya. Dengan senyum yang menyengir yeoja itu berkata dengan muka polosnya "eh? Hmmm... tadi aku bercerita sudah sampai dimana yah?". Namja itu hanya geleng-geleng kepala kemudian menanggapi yeoja itu "kamu bersembunyi didalam bagasi mobilku" namja itu merasa sangat-sangat kesal terhadap yeoja yang ada disampingnya.

"hehehh,,, baiklah aku akan melanjutkannya. Aku lalu bersembunyi, saat hendak keluar mobil itu bergerak dan pintu bagasinya tertutup. Aku meronta-ronta didalam mobil, tetapi tidak berhasil. Karena pusing aku pingsan atau tidur? Entahlah dan keesokan harinya aku ada di apartemenmu dan melihatmu. Lalu saat kau pergi, aku tidak memiliki pakaian ganti dan karena aku juga ingin menyamar jadi aku memakai pakaianmu. Aku pun pergi ke rumah temanku dan beberapa namja yang aku pernah lihat saat mengejarku, menghadangku kemudian menghajarku lagi. Aku pun berlari menjauhi beberapa namja yang terus mengejarku hingga aku melihat mobil yang pintunya sedikit terbuka lalu masuk dan akhirnya aku bertemu lagi denganmu" yeoja itu sedikit menekan pada kata 'bertemu lagi denganmu' dengan raut wajah yang menandakan sangat kesal kemudian mengatur napasnya. "sebaiknya kamu berhenti sejenak dulu saat bercerita" namja itu menatap yeoja yang kini sedang mengatur napasnya, "ne" balas yeoja itu.

Namja itu masih sangat penasaran dan mulai bertanya "kenapa kamu dikejar oleh beberapa namja suruhan appamu?". Yeoja itu merasa bingung memberi tahu kannya kepada namja asing yang ada disampingnya "hmmm... kurasa aku tidak perlu memberi tahukannya kepadamu tentang itu" yeoja itu menjawab dengan ragu-ragu. "kalau kau tidak mau menjawabnya, aku akan men-cap mu sebagai yeoja penguntit dan akan membawamu ke kantor polisi serta tidak mempercayai semua omonganmu dan juga sebagai yeoja pembohong " setelah mengatakan itu, namja itu tersenyum evil.

Karena tidak ingin di cap sebagai yeoja penguntit dan di bawa ke kantor polisi, akhirnya dengan pasrah yeoja itu memberi tahukannya "hufft,,, aku kabur dari acara makan malam bertemu dengan calon tunanganku". Namja yang ada disampingnya tersentak kaget dan segera memulihkan kembali kondisinya seperti sedia kala 'malam itu, aku juga kabur dari acara makan malam dengan yeoja yang dijodohkan oleh appa dan menerima telepon kalau yeoja pasanganku kabur, apakah yeoja ini... calon tunanganku? Ah, tidak mungkin! Banyak pasangan yang juga akan bertunangan, Cuma kebetulan saja aku bertemu dengannya' namja itu mengibas- ngibaskan tangannya di depan wajahnya seakan-akan menepis pikiran-pikiran aneh yang kian bermunculan dikepalanya. Yeoja yang ada disamping namja itu hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan namja yang ada disampingnya itu.

Yeoja itu kemudian berteriak "yyaakkhh... apa yang kamu lakukan eoh?". Namja itu lansung tersadar "ah? Ani". "mmhh... aku ingin bertanya sesuatu kepadamu" yeoja itu menatap namja yang ada disampingnya dengan ekspresi memohon. "hhmm... tanyakan saja" namja itu membalas menatap yeoja itu. "kenapa malam itu bagasimu terbuka? Dan barusan tadi pintu mobil kamu sedikit terbuka seakan-akan mau menerimaku" yeoja itu berkata dengan senyum yang tergambar di bibirnya. "malam itu aku memasukkan barang-barangku lalu aku menerima telepon dan lupa menutupnya. Terus yang barusan tadi, aku baru saja mengantar temanku. Saat aku baru saja mau menutupnya kamu langsung datang dan masuk" namja itu menjawab dengan sedikit kesal. "hmm... namamu siapa?" yeoja itu bertanya dengan wajah memelas seperti anak kecil yang minta dibelikan permen. "kamu tidak perlu tahu" namja itu hanya menjawab dengan ketus. "yaakkhh... aku hanya bertanya dengan baik" lagi-lagi yeoja itu berteriak. "aiisshh... arrasseo! Namaku xiumin, puas?" namja itu menjawab dengan terpaksa.

Yeoja yang ada disamping namja itu hanya mengangguk "namaku park jiyeon, bagaseuptaimnida". Xiumin memandang yeoja itu dengan kesal "rumahmu dimana? Aku akan mengantarkanmu". "kamu tidak perlu mengantarkanku. Hmm... sepertinya mereka sudah pergi, oh yah terima kasih. Annyeong xiumin" park jiyeon pun keluar dari mobil dan pergi. " Hmm... yeoja itu telah pergi. 'Kruyuuk' eh? Suara apa itu? Qharap bukan dari yeoja itu lagi yang bersembunyi di sekitar mobilku, ehm... kurasa bukan, ahhh... aku lapar. Lebih baik aku cari makan saja dulu" xiumin pun menjalankan mobilnya ke sebuah restoran yang tak jauh dari keberadaannya sekarang.

Di tengah jalan, xiumin melihat seseorang yang tengah meronta-ronta karena dibawah oleh beberapa namja yang berbadan kekar, seseorang itu ialah yang baru saja ia tahu namanya. Park jiyeon.

Xiumin's POV:

*FLASHBACK*

"hmm... namamu siapa?" yeoja itu bertanya dengan wajah memelas seperti anak kecil yang minta dibelikan permen. "kamu tidak perlu tahu". "yaakkhh... aku hanya bertanya dengan baik" lagi-lagi yeoja itu berteriak. "aiisshh... arrasseo! Namaku xiumin". "namaku park jiyeon, bagaseuptaimnida". Xiumin memandang yeoja itu dengan sinis "rumahmu dimana? Aku akan mengantarkanmu". "kamu tidak perlu mengantarkanku. Hmm... sepertinya mereka sudah pergi, oh yah gomawo. Annyeong xiumin"

*FLASHBACK END*

Dan itu kata-kata terakhirnya saat dia meninggalkanku, sekarang aku hanya membiarkannya dibawa oleh namja yang berbadan kekar itu? Huh... aku bukan orang seperti itu, apalagi dia seorang yeoja. Dan aku bukan seorang namja yang akan membiarkan seorang yeoja dibawa dengan paksa oleh namja-namja yang berbadan kekar itu. Aku pun meminggirkan mobilku kemudian keluar dari mobil lalu memukul salah seorang namja yang membawa yeoja itu dengan paksa. Satu persatu namja yang membawa yeoja itu maju menghadapiku, tetapi tetap saja aku bisa mengalahkan mereka. "hufft... jangan remehkan orang yang lebih kecil dari kalian" aku pun menarik tangan park jiyeon dan masuk kedalam mobil.

AUTHOR's POV:

"gwenchana?" jiyeon sangat mengkhawatirkan keadaan xiumin. Di sisi bibirnya mengucur darah yang segar dan pipinya lebam karena pukulan. "hmm... nan gwenchana" xiumin menjawab sambil tetap fokus mengemudi. "mian karena aku, kamu jadi seperti ini" Jiyeon tertunduk lesu. "aiisshh... aku yang terluka dan yang berkelahi, kamu? Kamu seperti melakukan pekerjaan yang sangat berat saja" xiumin menatap sekilas ji yeon. Tiba-tiba jiyeon mengambil tissu dan me-lap darah yang ada disisi bibir xiumin, xiumin sangat terkejut atas perlakuan yang ia terima dari Park Jiyeon "eh? Apa yang kamu lakukan?". "diam! Kalau kamu bicara aku tidak bisa membersihkannya!" lagi-lagi jiyeon berteriak. Xiumin hanya pasrah menerima perlakuan jiyeon kalau tidak, ia pasti akan diteriaki lagi. "ouch... kamu itu yeoja tapi kenapa kasar sekali?" xiumin meringis kesakitan. "aiisshh... begini saja kamu sudah meringis kesakitan, terus tadi saat kamu menyelamatkan aku, kamu berkata 'jangan remehkan orang yang lebih kecil dari kalian' seperti orang yang sudah hebat saja" jiyeon berkata dengan nada meremehkan.

Xiumin tak ingin dikalahkan oleh seorang yeoja, ia pun membalas perkataan jiyeon "cih, aku sudah menyelamatkanmu. Seharusnya kamu berterimakasih kepadaku, lagi pula kamu tadi tidak bisa melawan mereka" xiumin mengatakan dengan rasa bangga. "ey... kau melawannya satu lawan satu sedangkan aku harus melepaskan diri dari namja-namja yang bertubuh kekar itu secara bersamaan" jiyeon tak mau kalah. Xiumin mengingat kembali saat jiyeon dibawa dengan paksa oleh namja-namja yang besar itu dan namja-namja itu kewalahan menghadapi jiyeon dan itu membuat xiumin bergidik ngeri menatap seorang yeoja yang ada disampingnya begitu kuat, dirinya saja saat melawan namja-namja itu sangat kewalahan apalagi yeoja yang disampingnya hanya baik-baik saja? yeah sepertinya itu kata yang tepat untuk yeoja yang ada disampingnya itu.

Jiyeon mengalihkan pandangannya dari jendela mobil kearah xiumin "xiumin, kamu mau kemana?". Pertanyaan dari Jiyeon mengingatkan xiumin apa sebenarnya tujuannya yang sejenak ia lupakan "hmm... aku lapar, kita cari makan dulu" xiumin mengusap-usap perutnya yang kelaparan itu. Xiumin meminggirkan mobilnya didekat kedai makan dipinggir jalan. "kajja, aku sudah lapar. Kamu pasti juga laparkan?" xiumin menarik tangan Jiyeon masuk kedalam kedai.

"kwenapwa kamuw mwakan swedwikwit saja?" xiumin bertanya kepada Jiyeon dengan mulut masih penuh makanan. "kurasa aku sudah kenyang hanya karena melihatmu makan dengan lahap dan jangan berbicara saat kamu sedang makan" Jiyeon mengambil tissu dan me-lap bibir xiumin yang belepotan karena makan dengan lahap. Setelah xiumin menghabiskan makanannya, jiyeon bertanya "setelah ini kamu mau kemana?". "kamu akan tahu nanti" xiumin menjawabnya lalu tersenyum.

Jiyeon's POV:

Kemana namja ini membawaku? Kuharap dia tidak akan berbuat aneh-aneh kepadaku, atau hah?! Apa dia akan membawaku ke kantor polisi? "aaaahhhh... andwaeeee!" aku berteriak tepat didekat telinganya. "aiiissshhh... apa yang kamu lakukan?" xiumin mengusap-usap telinganya. "hmmm... berteriak, memangnya kenapa?". "yyaaakkkhhh... masih tanya kenapa lagi, kamu berteriak didekat telingakuuuuu!" xiumin balas berteriak dan aku hanya membalasnya dengan ber-o ria

AUTHOR's POV:

Apa yeoja ini hobinya berteriak? Aiiisshh... kalau seperti bisa-bisa aku jadi tuli dibuatnya, xiumin bergumam tetapi samar-samar didengar oleh jiyeon. "mwo? Apa yang kamu katakan?" jiyeon bertanya dengan menatap tajam kearah xiumin. "aku hanya bernyanyi, memangnya kenapa? Kamu suka dengar aku menyanyi?" xiumin menjawabnya sambil menatap jiyeon, melihat xiumin menatapnya ia langsung mengalihkan pandangannya. "cih, siapa juga yang mau mendengarkan suaramu yang seperti lolongan serigala itu. Kurasa aku masih waras untuk tidak mendengarnya" jiyeon tetap menatap pemandangan kota dari jendela mobil.

Tiba-tiba mobil berhenti didepan taman bermain. Jiyeon menatap heran kearah namja yang kini menariknya masuk kedalam kawasan taman bermain. "kenapa kamu membawaku kesini?" jiyeon melepaskan tangannya yang ditarik oleh xiumin. "aku hanya ingin kamu menemaniku untuk bermain di taman bermain ini" xiumin kemudian menghampiri anak-anak yang sedang bermain. "yyaaakkkhhh...?" jiyeon berteriak dan ditatap tajam oleh ibu-ibu yang sedang menunggui anaknya yang bermain, melihat itu jiyeon segera berlari menghampiri xiumin yang kini bermain jungkat-jungkit dengan beberapa anak.

Melihat jiyeon yang berlari tergopoh-gopoh xiumin ingin tertawa tetapi melihat kedatangan jiyeon ia menahannya. "aku kira kamu tidak akan kesini" xiumin ingin sekali kembali tertawa melihat jiyeon yang wajahnya memerah karena malu dan tidak tertahankan lagi xiumin dan anak-anak yang bermain dengannya menertawakan jiyeon. "kenapa kamu tertawa? Yyaakkhh... xiumin apa kamu membayar mereka untuk ikutan menertawaiku eoh?" jiyeon berteriak untuk mengalahkan suara tawa dari xiumin dan beberapa anak. Mendengar teriakan jiyeon semua anak berhenti tertawa, hanya xiumin yang masih tertawa sambil memegangi perutnya.

Jiyeon menghampiri xiumin dan menjitak kepalanya. "aahh... appo, kenapa kamu menjitak kepalaku?" xiumin berhenti tertawa sambil mengusap-usap kepalanya. Jiyeon tetap diam sambil berkacak pinggang dan menatap xiumin. "waeyo? kamu seperti mengintorigasiku dengan tatapanmu itu" xiumin balas memandang jiyeon dengan tatapan yang sama. "kenapa kamu mengajakku kesini?" jiyeon mengulangi pertanyaannya kembali. "aku hanya ingin kamu menemaniku, itu saja" xiumin kembali bermain dan tidak mempedulikan lagi jiyeon yang kini pergi entah kemana.

TBC

A/N : hehehhh... gomawo udah mau baca fanfic yang kepanjangan ini... kalo feelnya ngga dapet, yah kalian tau thendilikan? *ketularan cadelnya thehun* ff ini gaje banget, jadi "jeongmal mianhaeyo" atas kesalahan yang dilakukan oleh si author yang 'kece' ini... :D

Menurut readers gimana? Apanya yang kurang? Maklumlah, nih epep pertama caya jadi author minta bantuannya dengan... jreng jreng jreng "RCL" gitu. Kalo mau kritik atau ngasih ide gitu, bisa di fauziah_ifha. Mian klo authornya banyak celoteh and the last caya katakan "gomawo" buat readers semua J.

~~ppaiii...