Honesty In Love
chapter 1
Disc © Masashi Kishimoto-Sensei
Pair : Naru... masih difikirkan :D bisa jadi NaruSaku
Genre : Drama, Romance, Adventure
Warning : OOC, abal, Typo, EYD tak beraturan.

(Naruto Pov)

Aku berjalan di kegelapan malam, Aku dapat melihat toko-toko disana satu per satu tutup. Kulangkahkan Kakiku ke Arah Gang gelap, ku rebahkan tubuhku di jalanan sana. Aku tak peduli dengan pakaianku yang akan Kotor. Aku tak peduli apapun sekarang.

Rintik-rintik hujan membasahi bumi. Seakan tau penderitaanku, seakan ikut menangisi kemalangan nasibku. Ku tertawa keras layaknya orang gila. HaHa... Ya Aku memang gila karna gadis itu. Gadis yang sangat kucintai ternyata hanya mempermainkanku. Aku kira dia gadis yang setia, namun ternyata, sifat aslinya, sangat jauuuuuh berbeda. Dia melakukan taruhan dengan teman-temannya untuk menjadikanku kekasihnya, dan Hasilnya, dia menang, Ya dia menang, Aku dapat melihat teman-temannya memberikan pujian padanya, dan bukan hanya itu saja, Ternyata Dia juga Kekasih Sahabat baikku, lalu Aku ini apa dimatanya?! Sempurna Sudah penderitaanku. Kumenutup kedua mataku berdo'a pada Kami-sama untuk segera menjemputku,

(Naruto pov end)

-Pagi Harinya-

"Kami-sama, Naruto-sama, Anda kenapa?" teriak seorang pria dengan garis luka di hidungnya, dia adalah Umino Iruka,

Dia menghampiri tubuh seorang pemuda berambut kuning sedikit lusuh, kulitnya coklat pucat, mungkin karna kedinginan karna semalaman hujan deras,

"Kotetsu, tolong angkat Naruto-sama ke dalam mobil, dia harus dibawa ke Rumah Sakit" ujar Iruka pada sopir yang sedari tadi terdiam,

"Ha-Ha'i Iruka-san," jawab Kotetsu seraya membantu membopong Naruto Kedalam mobil,

-Konoha Hospital-

"Iruka, bagaimana keadaan naru-chan?" tanya wanita berambut merah cerah a.k.a Uzumaki Kushina, Ibunda dari Naruto,

"Ah, Kushina-sama, Naruto-sama tengah diperiksa oleh dokter," jawab Iruka sopan,

"Lalu, kau menemukannya dimana?" tanya lagi kushina,

"Di daerah tak jauh dari kediaman Uzumaki, saat ditemukan, Naruto-sama tengah terbaring di dekat Gang kecil," jawab Iruka,

"Kami-sama, bagaimana bisa, kenapa bisa seperti itu? bukannya dia akan berkencan dengan kekasihnya semalam?" tanya kushina ntah pada siapa,

Iruka hanya menatap Kushina prihatin, pasalnya dia tau bahwa majikannya ini tengah sakit yang lumayan parah, dan sekarang fikirannya terbebani oleh putra semata wayangnya, "Kushina-sama, apa tidak sebaiknya Anda memberitahu Minato-sama tentang ini?" usul Iruka,

"Tidak Iruka. Naru-chan adalah putraku, Dia tanggung jawabku, Dan hak Asuh jatuh padaku, dia tak berhak tau apapun tentang Naru-chan" ujar Kushina dengan wajah merah karna menahan Amarah,

"Gomenasai Kushina-sama" ujar Iruka membugkuk meminta maaf,

"Lain kali, jangan sebut nama pria itu didepanku" ujar kushina.

Percakapan mereka terhenti saat dokter yang memeriksa Naruto keluar dari ruang pemeriksaan.

"Dokter, bagaimana keadaan putraku?" tanya Kushina khawatir,

"Apa Anda keluarganya?" tanya dokter itu,

"Ya, Saya Ibunya." jawab Kushina cepat,

"Dia tak apa-apa, Tak Ada luka yang serius, hanya demam karna kedinginan, mungkin semalaman Ia diguyur hujan, tapi kita akan memeriksanya lagi setelah putra Anda Sadar," jawab dokter itu,

"Syukurlah, Apa Saya sudah boleh menjenguknya sekarang?" tanya kushina,

"Oh tentu saja,"

"Arigatou," ujar kushina sebelum masuk ke dalam ruang inap Naruto,

"Itu sudah kewajiban saya," ujar sang Dokter tak lupa dengan senyuman ramahnya,

-******-

Kushina menatap putranya dengan tatapan sulit diartikan, "Apa yang akan terjadi padamu jika Kaa-chan pergi Naru?" gumam kushina sambil mengelus rambut pirang putranya,

Perlahan kesadaran Naruto kembali. Ia menengok ke Arah Kaa-sannya yang tengah tertidur di kursi sebelah ranjangnya, "Kaa-chan" bisik Naruto, suaranya kini sedikit serak,

"Naru-chan. Kau sudah bangun? Apa ada yang sakit?" tanya Kushina bertubi-tubi,

Naruto hanya menggelengkan kepalanya perlahan. Iya bersyukur masih memiliki Kaa-sannya di sampingnya,

"Kaa-chan, kenapa Aku ada disini?" tanya Naruto, Perlahan Ia mendudukan dirinya, karna Ia tak nyaman jika berbaring layaknya orang yang punya penyakit parah.

"Kau ditemukan Iruka di jalanan. Sebenarnya apa yang terjadi padamu Naru-chan?"

Naruto hanya menggelengkan kepalanya, "Kaa-chan. Bolehkah Aku meminta sesuatu dari Kaa-chan?" tanya naruto. Iris shapphirenya menagap Kushina penuh harap,

"Apa itu, Kaa-chan pasti akan mengabulkannya" ujar Kushina dengan senyum keibuannya,

"Aku tak Ingin melanjutkan sekolah di KHS lagi" ujar Naruto dengan suara mantap,

Kushina menatap putranya tak mengerti, namun hanya mengangguk, Ia tau, Ada alasan tersendiri kenapa putranya meminta hal itu, "Baiklah." jawab Kushina,

"Kaa-chan tidak menanyakan alasannya?" tanya Naruto menatap bingung kearah Ibunya,

"Hmm. Kau pasti punya alasan tersendiri, Kaa-chan akan selalu di didekatmu meski sudah tiada," ujar Kushina mengacak rambut pirang putranya,

"Maksud Kaa-chan?" tanya Naruto tak mengerti,

"Tak apa. Sudah kau Istirahat saja, Kaa-chan akan ada disini" ujar Kushina mengalihkan pembicaraan,

Naruto hanya menurut apa yang dikatakan Kaa-channya, Ia pun tertidur kembali,

-*****-

'uhuk. uhuk. uhuk.'

Kushina terbatuk-batuk, Ia dengan cepat berlari ke arah toilet, karna Ia sudah tau, jika Ia sudah terbatuk seperti itu, maka dari hidungnya akan mengeluarkan darah, bukan hanya dari hidung, dari mulutpun keluar darah.

'Kumohon bertahanlah sebentar lagi. Setidaknya biarkan Aku melihat Anakku mandiri' batin Kushina sambil memegang dadanya yang dirasa sakit.

( 3 bulan Kemudian)

Naruto kini sudah ceria kembali, meski tak seceria dulu, Ia juga masih tidak ingin bersekolah, Ya mungkin karna tekanan batinnya akibat 'tertipu' oleh seorang gadis yang sangat Ia cintai,

'tok. tok. tok.'

"Kaa-chan. Ayo kita sarapan bersama, Kaa-chan pasti lapar karna kemarin tak makan malam" ujar Naruto di depan pintu kamar Kushina,

'Hening'

"Kaa-chan. Naru masuk yaa" ujar Naruto sambil memutar knop pintu,

"KAA-CHAN!" teriak Naruto saat melihat Kushina tergeletak dilantai dengan darah yang keluar dari hidungnya,

"Iruka-san, Kotetsu-san, tolong" teriak Naruto. Ia menghampiri Ibunya, dan mengguncang-guncangkan tubuhnya,

"Brrtahanlah Kaa-chan" bisik Naruto. Tak terasa air matanya keluar dari maniak shappirenya,

"Ada Apa Naruto-sam... Ya Tuhan, Kushina-sama! Kotetsu panggilkan ambulance cepat" perintah Iruka dengan panik,

-*****-

Naruto terus mondar-mandir di depan ruang IGD, sampai akhirnya, Dokter yang menangani Kushina keluar dari ruangannya,

"Ba-bagaimana keadaan Kaa-chan dok?" tanya Naruto,

"Ibumu ingin bertemu denganmu Nak," ujar sang Dokter tanpa menjawab pertanyaan Naruto.

Mendengar itu naruto melesat ke arah ruang pemeriksaan, "Kaa-chan, Bagaimana keadaanmu? Kenapa Kaa-chan tak memberitahuku kalau Kaa-chan sakit?" tanya Naruto sambil mendekap dipelukan Kushina,

"Anak Kaa-chan tak cengeng seperti ini, Kaa-chan hanya berpesan, jaga baik-baik dirimu, Mandirilah. Dan jika kau ingin bertemu Tou-sanmu, temuilah dia, mungkin dia merindukanmu. Harusnya Kaa-chan tidak egois, harusnya Kaa-chan membiarkanmu bertemu Tou-sanmu. Gomen nee Naru-chan. Sayonara"

'Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitt'

Suara alat pendeteksi detak jantung berbunyi serasa memekikan telinga bagi orang-orang yang mendengarnya, membuktikan bahwa kematian sudah datang. Dan Begitulah Akhir dari riwayat Uzumaki Kushina. Wajahnya terlihat bahagia, dengan senyuman bertengger di bibir pucatnya,

"tidak. Jangan tinggalkan Naru Kaa-chan, tidak.q tidaaaaaaaakkkkkkk..." teriak Naruto. Ia mengguncang-guncangkan tubuh dingin Ibunya,

"Kenapa?! Kenapa Aku harus mengalami ini? Apa Kau membenciku Kami-sama?!" TBC

-******-

HaHaHa *tertawa nista* Nyari Inspirasi buat ff 'MISI' malah dapet yang kaya beginian :D Khem Oke. Chapter awal disini hanya menceritakan Narutonya dulu, sisanya nyusul di chapter berikutnya. Dan siapa gadis yang tega melakukan ini pada Naruto?! Saya juga belum kepikiran *dihajar readers* Yaa ikuti Alurnya ajalah.

Di chapter ini Naruto Umurnya 17 tahun kelas 3 SMA di Konoha High School. Yaa gitu ajalah, silahkan bertanya jika ada yang tidak dimengerti(?)

Reviewnya Minna-san :)