Suara langkah kakiku menemaniku berjalan menuju tempat tinggal Lumina. Ya, Lumina. Gadis super-kaya yang tinggal di mansion itu. Aku hanya ingin melihat rumah itu... yap, hanya melihat-lihat...

Angin makin kencang meniup. Aku merapatkan overall-ku ke tubuhku. Harusnya aku membawa jaketku... sial!

Di depan pagar mansion megah itu aku berhenti. Tempat tinggal yang sangat bagus, pikirku. Sangat bagus untuk targetku selanjutnya...

Kriet...

Suara pintu terbuka mengejutkanku. Begitu melihat siapa yang keluar, aku membatu. Seorang berambut perak melangkah keluar dengan santainya sambil membawa kantung hitam besar yang dibawanya di bahunya. Dia menyunggingkan senyum puas di bibirnya.

BRAK!

Aku lalu dikejutkan (lagi) oleh sebuah bantingan pintu yang suaranya sangat keras. Seorang perempuan berambut pendek dengan wajah yang murka datang berlari ke arah lelaki berambut perak itu. Dia pun berhenti.

"KEMBALIKAN BARANGKU, PENCURIIII!" teriaknya dengan suara yang sangat besar dan tinggi. Kurasa telingaku sempat berdenging akibat teriakannya.

Hah? Tunggu... pencuri?

"Hehe..." lelaki itu tertawa dengan suara pelan. Dia memegang dagu gadis itu dan berbisik di telinganya. "Tidak baik marah-marah begitu... Tidak baik untuk wajahmu yag menawan, loh..." dan seketika itu ekspresi wajah gadis itu berubah.

"Oooh, Phantom Skye..." dia tiba-tiba ambruk. Lelaki yang bernama 'Phantom Skye' itu tersenyum.

Aku segera menghampirinya. "Hei, 'Phantom Skye'" kataku dengan suara ringan sebisaku. "Tidak baik, lho, mencuri barang-barang orang lain."

"Hm?" Phantom tampak sedikit terkejut dengan keberadaanku ini. "Wah, wah... siapa namamu? Matamu secantik bintang-bintang..."

"Ya, ya. Hentikan rayuanmu itu. Berikan barang-barang anak itu kembali." Kataku sambil menunjuk perempuan tadi dengan jempolku.

"Tidak akan, Fair Maiden." Katanya sambil tertawa kecil. "Aku hanya mengambil apa yang tidak begitu mereka perlukan, bukan?" Sial, perkataannya ada benarnya juga...

"Tapi mengambil barang orang lain itu salah!" balasku. "Kembalikan barang anak itu."

"Maafkan aku, tapi tidak bisa..." katanya. "By the way, panggil aku Skye. Siapa namamu, Beautiful lady?"

Aku mendesah. "Claire," kataku pasrah, "Claire Westwood."

"Nama yang indah, cocok dengan wajahmu yang menawan." Begitu dia selesai mengatakan kalimat itu, aku pun memeluknya.

"Wow, maiden... jangan terburu-buru." Dia mendorongku dengan lembut kembali. "Lihatlah apakah kita akan bertemu lagi." Dan dengan satu kedipan mata, dia menghilang bersama angin.

Aku terdiam selama sesaat. Lalu aku berjalan kembaki ke gadis itu.

"Aku tidak bisa mengambil semuanya kembali, tapi..." aku mengeluarkan beberapa aksesoris emas, "aku berhasil mengambil kembali ini."

"Oh, terima kasih! Aku sangat bodoh untuk termakan kata-kata manis laki-laki itu!" Dia ragu-ragu sedikit. "Um, Claire, kan? Terima kasih!" dia pun berlari masuk ke dalam rumahnya kembali.

Dengan senyuman puas, aku berjalan kembali ke rumahku, beserta giwang berlian di dalam kantong overallku.


Rumahku adalah rumah biasa bertingkat dua dengan gaya gothic yang terletak beberapa puluh meter ke dalam hutan bekas peternakan dulu. Tidak ada yang mengurusnya, jadi, aku memesan bahan-bahan membangun dan membangun rumahku ini.

Begitu aku masuk, bau mawar lembut menyambut kedatanganku, beserta kucingku, Comet.

"Aku pulang", kataku. Kucingku pun bangun, menyambutku dengan menggesek-gesekkan badannya ke kakiku. "Oke," kataku sambil tertawa kecil,"waktunya makan malam."

Aku masuk ke dapur dan mengeluarkan satu ikan dari kulkas. Ikan itu kurebus dan kuhancurkan, diselesaikan dengan taburan bumbu. Kutuangkan makanan itu ke dalam mangkuk makanan Comet.

"Comet, makan malaam!" teriakku dengan pelan. Comet pun masuk. Kuletakkan makanannya ke lantai dan dia mulai makan dengan lahap.

Kukeluarkan lagi bahan makanan, nasi, kecap dan udang. Dengan bahan itu kumasak nasi goreng simpel untuk makan malamku. Kubawa makananku ke ruang tamu dan duduk di sofa ungu gelapku. Nasi hangat memasuki mulutku, otomatis menghangatkan perutku. Kureka kembali adegan tadi. Phantom Skye—bukan, Skye... kututup mataku dan menyerap hangat makananku sebanyak mungkin. Dia adalah seorang phantom ya...

Suara kucingku menyadarkanku kembali dari lamunanku. Comet datang dan lompat keatas sofaku, duduk di sampingku. Dia mengeong dan beberapa saat kemudian, jatuh tertidur.


Setelah selesai membereskan makan malam dan mandi, aku melompat naik keatas tempat tidurku. Terbaring di bawah selimut hitam, aku setengah tertidur. Comet melompat naik ke atas tempat tidurku, berbaring di dekat kakiku. Dengan tersenyum kecil, akupun jatuh tertidur.