BSD © Asagiri Kafuka & Harukawa Sango

Aku tidak mengambil keuntungan apapun kecuali kesenangan jiwa semata (?)

Akuagawa Ryuunosuke, Dazai Osamu

.

0o0o0o0

Why

0o0o0o0

.

Sampai saat ini ada hal yang tidak pernah bisa Akutagawa terima tentang kehadiran Nakajima Atsushi sebagai bawahan baru Dazai. Secara kemampuan Akutagawa mengakui kalau Bocah Harimau itu memang pantas, tapi mentalnya, cara berpikir bocah itu, dan sikap bocah itu pada Dazai, Akutagawa tidak bisa terima.

Untuk anak yang besar di panti asuhan, mendapat perlakuan kasar dan diusir dari panti itu kemudian, Atsushi termasuk sangat beruntung jika dibandingkan dengan bagaimana Akutagawa sendiri saat kecil dulu. Bocah Harimau itu sendirian, tidak ada yang harus dilindungi, sedangkan Akutagawa memiliki Gin. Dia tinggal di sebuah panti yang memang seperti neraka, tapi Akutagawa dan Gin tinggal di neraka sungguhan—jangankan untuk makanan, untuk bertahan dari pergantian musim saja sudah sangat sulit karena memang tidak ada atap dan tembok yang bisa menjadi pelindung dari terik matahari dan hujan, tapi Bocah Harimau itu punya selimut dan kasur yang hangat untuk tidur setiap harinya.

Jika dibandingkan dengan Bocah Harimau itu, Akutagawa adalah orang yang lebih pantas untuk mengeluhkan hidupnya. Tapi kenapa, "...kenapa Dazai-san memilih dia?"

Tidak habis pikir, Akutagawa yang sepanjang tahun selalu menunduk di hadapan Dazai harus dibandingkan dengan bocah tidak tahu sopan santun yang sepanjang tahun terus menegur Dazai karena hobi bunuh dirinya. Akutagawa tahu betul seberapa hebat Dazai Osamu itu, seberapa mengerikan sosok yang selalu tersenyum seperti halnya iblis di hadapan siapapun, tapi apa yang Bocah Harimau itu lakukan berbanding terbalik dengan apa yang Akutagawa lakukan.

"Apa bagusnya dia?"

Mungkin benar, Dazai memang selalu bisa menebak jauh ke masa depan, siapa yang tahu kalau nanti bocah itu akan jadi orang hebat, tapi itupun jika dia bisa berusaha untuk hidup dengan alasannya sendiri. Untuk bocah yang bahkan tidak bisa menemukan arti hidup bagi dirinya sendiri, dia tidak pantas untuk dibandingkan dengan Akutagawa yang selalu berjuang untuk tetap hidup sekalipun duniannya (neraka tenpat tinggalnya) selalu memaksa Akutagawa untuk mati lebih cepat.

"Kenapa harus dia? Aku disini yang bisa mengerti arti kebaikan dari seorang iblis kau tinggalkan, tapi kenapa dia yang masih tidak paham dengan arti welas asih seorang malaikat kau kejar dengan kasih sayang?"

Kenapa bukan Akutagawa yang mendapat welas asih itu? Kenapa bukan Akutagawa yang mendapat pengakuan atas kerja kerasnya? Kenapa bukan Akutagawa yang menjadi bawahan Dazai selalu? Kenapa harus Bocah Harimau itu?

"Kenapa, Dazai-san?"

Sosok di hadapannya masih tidak menunjukan senyum yang selalu dia tunjukan pada si Bocah Harimau. Akutagawa tidak suka ini, rasa panas dan membakar yang membuat dadanya begemuruh marah karena perlakuan tidak adil Dazai pada dirinya. Akutagawa tidak suka ini, rasanya seperti ia adalah pecundang yang sok-sokan menantang raja iblis. Perasaan kalah bahkan sebelum bertarung.

"Karena biarpun dia tidak mengerti seberapa berharga hidupnya, dia paham betul seberapa berharga nyawa dan hidup orang lain. Orang seperti itulah yang lebih hebat ketimbang orang yang hanya tahu caranya menjadi kuat demi pengakuan." Jawaban itu kemudian diakhiri dengan ucapan selamat tinggal sebelum akhirnya Dazai menghilang di balik keramaian jalan.

Akutagawa masih tidak mengeti, apa bagusnya terus mempertahankan bocah penakut yang hanya tahu caranya berjuang untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Akutagawa tidak paham bagaimana cara Dazai menilai manusia sebenarnya.

"Lalu kapan kau akan benar-benar mengakui keberadaanku, Dazai-san?"

.

0o0o0o0

.


24/05/2018 07:39

Terima kasih untuk yang meninggalkan jejaknya.

Segitu aja dariku.

Bye~