~~~~~~~~~~~~~~~~ After His Marriage ~~~~~~~~~~~~~~~~

Chapter 1

Cast : Ryeowook and Kyuhyun feat Zhou Mi and Henry

Genre : Romance, Family, Tragedy, Hurt/Comfort

Disclaimer : 1jt% asli buatan author

Warning : Ini FF yang saya edit dari FF pertama saya yang gak laku n udah saya remove.. Moga2 setelah di edit jadi lebih OK! Happy Reading!

.

Namaku Ryeowook, manusia yang super duper imut. Papaku Zhou Mi, mamaku Henry Lau. Papaku GANTENG! Mamaku APALAGI! Papaku yang memasak (meski cuma bisa sedikit), mamaku pergi nge-gym, dan tentunya mereka berdua sibuk dengan pekerjaannya dalam Suju M. Bisa kubayangkan seberapa tak terurusnya diriku jika mereka tak memperkerjakan pembantu. Untung saja mereka tak melakukannya, karena itu semua bisa MEMBUNUHKU secara perlahan! Semenjak ada pembantu, hidupku jadi lebih teratur dan aku tambah imut plus ganteng.

Sebenarnya mereka tidak menikah. Lalu kenapa mereka merawatku? Semua ini karena appaku Shin Dong yang terkenal dengan kegemukannya dan ummaku. Mereka telah tiada, musnah ditelan tragedi yang mengenaskan yaitu tsunami berkekuatan 9 skala ritcher saat mereka berbulan madu di Indonesia. Kurasa mereka 'KUALAT' karena tidak mengajakku berlibur di sana. Aku mengerti bahwa setelah mereka menikah dan memiliki diriku dalam hidup mereka, itulah pertama kalinya mereka bisa berbulan madu (sayangnya, itu juga menjadi yang terakhir kalinya).

Awalnya aku tak merelakan kepergian mereka. Namun berkat papa Zhou Mi dan mama Henry yang merawatku, akhirnya aku pun sanggup merelakan kepergian mereka. Aku bahkan sangat bersyukur karena Tuhan telah mengambil nyawa mereka terlalu cepat. Berkat itulah, aku bisa hidup bersama '2 namja ganteng' yang kini menjadi orang tuaku. Sebenarnya papa Zhou Mi dan mama Henry bukanlah orang tua yang mengangkatku sebagai anaknya. Mereka hanya memungut dan mengasuhku karena kasihan padaku. Secara! Siapa Shindong and his wife sih bagi ZhouRy? Cuma sebagai teman biasa. Cuma karena sesama member Super Junior. Tapi papa Zhou Mi dan mama Henry lah yang mengusulkanku tuk memanggil mereka papa dan mama. Alasannya sih, biar aku merasa kalau aku masih memiliki sosok ayah dan ibu.

Sudah 2 tahun aku hidup bersama mereka, hingga kini usiaku 13 tahun, kelas 2 SMP. Aku sudah sebesar ini karena appa dan ummaku menikah muda.

Mari kita lihat, bagaimana kehidupanku sekarang…

"Waah, kerjaanmu udah kelar Mimi-ge? Tumben cepat" sapa Henry. (pake nama ajah ya, daripada aku sebutin mereka pake kata papa dan mama, gak keren donk haha)

"Nae, mana si bocah? Udah pulang sekolah belum tuh anak?" sahut Zhou Mi.

"Tuh, jelas-jelas ada lagi duduk di sana! Ckckck," jawab Henry sebal. 'Bocah? Panggilan macam apa itu! Dasar hidung panjang kemancungan!' batinku sambil mengunyah keripik singkong yang muantab banget.

"Henry, aku ingin bicara denganmu. Bocah, ayo ke sini. Ada yang ingin papa bicarakan," panggil Zhou Mi.

"Iya, pa!" jawabku sebal, udah cukup bete aku sama si mancung yang selalu panggil aku bocah.

Tapi akhirnya aku menurut saja dan kami pun merapat, entah mengapa papa terlihat tidak tenang.

"Mian, aku ingin menikah…" Zhou Mi berkata pelan, merasa tak enak hati.

Seketika itu juga aku syok berat, bagai terkena serangan jantung mendadak. Apa? Menikah? Bagaimana denganku? Bagaimana dengan kehidupan kami semua? Alhasil, suasana hening berlangsung selama 2 menit.

"Siapa calonnya? Kenapa gege tak pernah cerita sebelumnya kalau gege punya pacar?" kata Henry, berusaha menyembunyikan kekagetannya.

"Sekitar 2 tahun terakhir ini. Benar nih? Tak apa-apa jika aku menikah dalam waktu dekat ini? Kau bersedia mengurus Wookie?"

"Of course. Wookie, kau baik-baik saja?" tanya Henry, memperhatikanku yang diam tak bergeming.

"Iya, aku akan coba mengerti. Toh kenyataan bahwa kalian namja yang masih normal tidak akan berubah. Asalkan papa bahagia aku juga bahagia. Jangan pikirkan aku…" jawabku sambil menunduk, tak berani menatap mereka. Sungguh… Aku sangat syok.

"Papa merasa tak enak hati padamu. Maafkan papa yang egois…" kata Zhou Mi dan langsung memelukku erat. Akupun menangis sekencang-kencangnya dalam pelukannya. Henry hanya bisa terus mengusap kepalaku dan berkata, "Don't sad. Everything's gonna be alright…"

Setelah 1 jam mereka menenangkanku, aku berusaha memasang senyum dan berkata, "Papa, ah bukan ahjussi. Semoga berbahagia, jangan pedulikan aku. Aku menyayangimu selalu."

"Nae, papa juga sangat menyayangimu bocahku tersayang, tak peduli siapapun dirimu." balas Zhou Mi dengan senyum menawan yang penuh kasih sayang. Huwaaaaa, papaaaaaaa!

"Berbahagialah gege. Jangan lupa kenalkan pada kami. Wookie, apa kau ingin bertemu dengan calon istri papa?" tanya Henry yang kini menggembungkan pipinya, selalu terlihat imut dibalik kekesalannya (kalian bayangkan sendiri ya betapa imutnya Henry hehehe). Aku geregetan sama mama! Jelas-jelas mama terlihat kesal! Tapi malah ngajak aku ketemu calon istri papa. Mama nih, huwaaaaaaaa!

"Tentu saja aku harus bertemu. Weeeq!" jawabku meledek.

Hari-haripun berlalu. Tak terasa 1 minggu lagi akan diselenggarakan pernikahan antara Zhou Mi dan kekasih yang amat DICINTAINYA itu! Jelas saja ia mencintainya! Hingga mampu menelantarkan aku dan Henry.

"Ahjussi, bagaimana pun juga ikhlaskanlah dia," kataku pada Henry yang sedang duduk di sofa, terperangkap dalam kegalauannya.

"Aku hanya sedih karena aku belum menikah. Sepertinya kau sudah terbiasa memanggilku ahjussi sekarang," balasnya tanpa memandangku.

"Bohong! Aku tahu kau mencintainya!"

"Please SILENT! Kalau gak tahu apa-apa gak usah banyak omong deh! Emangnya tahu apa kau Wookie!" Henry membentakku dan seketika itu juga aku menangis.

Henry segera memeluk dan mengusap kepalaku sembari berkata, "Sorry… Aku terlalu sensitif. Aku tahu kalau aku sangat mencintainya. Tapi aku harus melepaskannya…"

Aku tidak berkata apapun lagi dan hanya menangis. Mereka berdua bukanlah orang yang bisa kupanggil papa dan mama lagi. Kuingat masa dimana Zhou Mi dan Henry untuk pertama kalinya mengulurkan tangannya padaku. Semenjak kepergian appa dan ummaku, aku seperti orang bodoh yang hanya bisa menangis sepanjang hari. Namun mereka berhasil merubah kebiasaanku.

Inilah kejadian yang terjadi saat itu. Di suatu malam 2 tahun yang lalu, masa setelah aku kehilangan kedua orang tuaku.

"Wookie, kau harus makan. Appa dan ummamu akan sedih melihatmu seperti ini," bujuk Henry.

"Tidak mau! Pokoknya aku gak mau!" bentakku. Aku pun segera berlari keluar dari rumah yang kami bertiga tinggali bersama.

"Wookie! Kembali!" teriak Henry.

Aku tak menurutinya, hanya terus berlari sampai akhirnya aku baru sadar kalo aku sudah berlari hingga ke jalan raya. Entah mengapa, saat itu aku hanya bisa terdiam, tak mampu bergerak. Tiba-tiba ada sorot lampu menyilaukan mataku, sebuah truk yang melaju tepat ke arahku. Aku kaget dan sangat takut, semuanya terjadi begitu cepat, dan mengira ajal segera datang menjemputku. Namun dengan cepat Henry menangkapku, kami berhasil menghindar dan terjatuh bersama. Tapi ZHOU MI! Saat itu, aku kaget melihat Zhou Mi yang tergeletak di sana, tak sadarkan diri, bergelimang darah, tepat di depan mataku dan Henry! Tanpa berkata apa-apa lagi, Henry segera mengeluarkan HP-nya dan memanggil ambulance.

"Sorry, aku bodoh… Setelah menangkapmu, aku malah membatu… Andai Zhou Mi tidak mendorong kita, dia pasti tak akan mengalami hal ini…." Henry berkata dengan suara yang bercampur aduk dengan tangisan. Aku pun hanya membisu.

"Don't be sad. It's not your fault…." Henry berusaha menenangkanku dengan pelukannya. Saat itu, dia pasti tahu kalau aku sangat syok hingga tak sanggup berbicara, bahkan seperempat tetes air mata pun tak mampu mengalir dari mataku.

Setelah 2 hari, Zhou Mi akhirnya sadar. Ditemani Henry, kuberanikan diriku untuk mengunjunginya di rumah sakit.

"Kau sudah makan?" itulah kalimat yang pertama kali dilontarkan Zhou Mi setelah aku masuk ke kamarnya dan berdiri tepat di samping ranjangnya bersama Henry, bahkan aku belum mengatakan sepatah kata pun. Aku hanya mengangguk.

"Mulai sekarang, panggil saja aku papa, dan panggilah Henry mama. Anggap saja kami berdua sebagai pengganti ayah dan ibumu. Tapi jangan kau pikir kami homo ya haha," candanya diikuti tawa kecil.

"Jangan tangisi mereka terus menerus. Ayah dan ibumu akan sedih melihatmu seperti ini. Hiduplah dengan baik demi mereka," sambungnya.

Tiba-tiba aku menangis, air mataku tumpah bagaikan banjir bandang (siapkan perahu karet!). Henry pun memelukku. Kata-kata dan pengorbanan Zhou Mi serta pelukan Henry sungguh menguatkanku. Berkat serangkaian kejadian itulah, aku masih hidup sampai sekarang ini. ~Flash Back End!~

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Are you ready, Wookie?"

"Tentu saja! Let's Go!"

Hari ini, aku dan Henry akan menghadiri pernikahan Zhou Mi. Secepat kilat, secepat petir yang menyambar, kami sampai di sana. Tak lama, pesta pernikahan pun dimulai. Mereka memasuki ruangan dengan perlahan, terlihat sangat bahagia. Aku jadi mengingat appa dan ummaku. Aku yakin appa dan ummaku pasti dulu sebahagia itu.

"Selamat ya," ucap Henry pada Zhou Mi saat menyalaminya.

"Selamat ya ahjussi," ucapku juga.

"Aku masih belum terbiasa mendengarmu memanggilku ahjussi haha," kata Zhou Mi membalas ucapan selamat yang kuberikan.

"Istri ahjussi cantik kok," kataku memuji. Tapi memang beneran cantik kok, aku saja terpana melihatnya hahaha.

"Gomawo, kau juga imut," balas istri Zhou Mi sambil tersenyum.

Setelah berjam-jam lamanya. Pesta pernikahan pun berakhir. Rasanya kalau aku sudah masuk surga nanti, aku ingin menuntut appa dan ummaku yang membuatku jadi anak yatim piatu!

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Sabtu pagi yang begitu cerah ini kulalui dengan berjalan-jalan di dalam taman. Sudah setengah tahun berlalu semenjak Zhou Mi menikah. Henry sudah terbiasa hanya hidup berdua denganku, meski masih mencintai Zhou Mi di dalam hatinya. Kapan yah Zhou Mi dan Henry akan bersatu? Aku akan request sama author tuk nyatuin mereka! Lihat ajah nanti hohoho! Aku senang sekali karena Henry lebih memperhatikanku sekarang. Siapa sih yang gak mau diperhatiin sama namja seganteng dan seimut Henry hehehe. Tapi sayangnya, aku gak bisa dapat perhatian dari namja yang ganteng, mancung, dan berkaki panjang seperti Zhou Mi lagi, huwaaaaaaaa!

"Wookie!"

Aku pun menghentikan langkahku mencari tahu siapa yang memanggilku. Ternyata itu adalah Kyuhyun, teman sekelasku. Tampan sekali! Uwaaw! So HANDSOME!

"Ada hal penting yang ingin kukatakan!" ucap Kyuhyun dengan wajah gelisah.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanyaku padanya. Aduuh, rasanya seperti mimpi bisa ketemu lagi sama namja seganteng Kyuhyun.

"Ada sesuatu yang harus kuberitahu. Tapi ingat! Ini hanya boleh menjadi rahasia kita berdua." Tiba-tiba Kyuhyun menggenggam tanganku, lalu ia melanjutkan kembali perkataannya.

"Wookie, saranghae. Do you want to be my boyfriend?"

"Haaaaaaaaaaaaa!" responku spontan.

Apakah ini akan menjadi awal dari kisah percintaan KyuWook? Kita tunggu saja di chapter berikutnya!

-_TBC_-

Salam kenal yah semuanya =D

Karena saya masih termasuk baru, mian ya atas segala kekurangan yang ada…

Mohon reviewnya ya ^^~