Karena Love story udah End -dengan Absurd- jadi author bawa ff baru yeaaay *teriakPaketoa/dilempar.
-
Di sebuah rumah megah yang lumayan luas itu terdapat kakak beradik yang saling menyanyangi satu sama lain. Mereka tengah berkumpul di ruang keluarga.
Yang memakai baju hitam bercorak kuning adalah BoBoiBoy Gempa, kakak tertua dari 5 bersaudara. Ciri khasnya adalah Topi yang ia pasang terbalik.
Di sampingnya ada BoBoiBoy Halilintar, memakai baju yang dominan dengan warna merah dan hitam dengan topi yang di pasang menghadap kedepan selurus dengan alis. Kakak kedua setelah Gempa.
Di depannya terdapat pria memakai baju tanpa lengan dominan dengan warna oranye, dengan topi yang di pakainya menghadap kedepan namun agak keatas sehingga memperlihatkan sedikit rambutnya yang nampak lembut itu,ia adalah BoBoiBoy Api, kakak ketiga setelah Halilintar.
Di samping Api terlihat pria berbaju kecoklatan dengan rompi biru pudar dan topi yang menghadap kedepan namun agak kebawah sehingga menutupi wajahnya, ia adalah BoBoiBoy Air, kakak keempat setelah Api.
Yang terakhir adalah Pria bertampang unyu dan manis memakai baju biru tua bercorak angin dengan topi menghadap kesamping, ia adalah BoBoiBoy Taufan, si Bungsu yang sangat polos.
Keempat kakak Taufan tentu saja tak ingin adik kesayangan mereka di sentuh oleh siapapun. Sampai ada yang melukainya, maka esok kau akan hanya tinggal nama.
"Hiks...hiks...hiks." suara tangisan terdengar lirih dari bibir kecil pria itu. Ia memegangi lututnya yang berdarah.
"TAUFAN! KAU KENAPA?" Teriak Halilintar saat melihat adiknya menangis.
Taufan hanya menunduk takut, "hei taufan. Katakan pada kakak, siapa yang menyakitimu?" Ucap Halilintar dengan nada sedikit lembut.
Taufan menggeleng pelan, "Tidak ada kak, tadi Taufan terpleset karena... ada bekas kulit pisang di sini." Sahut Taufan sedikit gemetar.
Halilintar menghela nafas lega, "Kulit pisang?" Batin Halilintar mengingat sesuatu.
"GEMPAAAA!" Teriak Halilintar membuat siapapun akan segera menutup telinganya.
Gempa yang merasa di panggilpun segera menuju sumber suara, "Ya, Hali?" Tanya Gempa.
"Nah, kau obati Taufan. Aku harus memberi pelajaran kepada seseorang." Ucap Halilintar ketus.
Gempa mengangguk, "Baiklah. Ayo Taufan, kakak obati lukamu." Ucap Gempa menarik lembut tangan Taufan.
-***-***-
DESCLAIMER : BOBOIBOY MILIK MONSTA, TAPI ALUR CERITA MILIK CINDY YEAY!
PAIR : Masih di rahasiakan *ketawaJahat*
Genre : Drama dan Romance -maybe -,-
Warning: OOC,Typo,EYD ancur,BoBoiBoy elemental sibling, Gaje parah, etc.
Happy reading:")
***
Halilintar segera mendobrak pintu seseorang dengan sangat keras.
BRAAAKK...
"Hei, kau ini apa-apaan kak hali?" Ucap pemuda itu dengan nada tak suka.
Halilintar mendengus, "Kau yang apa-apaan! Kau kan makan pisang semalam, kenapa kulitnya kau buang sembarangan. Lihat! Taufan terjatuh dan lututnya berdarah." Ketus Halilintar.
Pemuda itu terkejut dan segera berlari keluar, "Hei Api! Aku belum selesai bicara." Teriak Halilintar. Namun sayang, Api tak mendengarkannya.
Sedangkan di ruang tengah, Gempa tengah membalut luka Taufan, "Bagaimana? Masih sakit?" Tanya Gempa khawatir.
Taufan tersenyum lebar, "Tidak, makasih ya kak Gempa." Ucap Taufan memeluk Gempa.
"Hei, aku juga mau di peluk Taufan!" Seru seseorang pria yang tak lain adalah Api, ia berlari mendekati Taufan.
Halilintar yang melihat hal itu segera mencegah Api, "Tidak boleh! Kau yang menyelakai Taufan. Jadi satu hari ini kau tidak boleh dekat dengan Taufan." Seru Halilintar tajam.
Api mendengus, "Taufan tolongin kakak dong." Rengek Api seperti anak kecil.
Taufan melepaskan pelukannya dari Gempa dan berjalan mendekati Api, "Kakak semalam kenapa ga di bersihin sehabis makan?" Tanya Taufan lembut membuat Api meleleh.
Api nyengir watados, "Maafin kakak ya Fan, kakak lupa." Sahut Api cengengesan.
Taufan terkekeh pelan, "Ya sudah nggak papa, tapi lain kali di bersihin ya. Soalnya kasihan nanti yang kena, nih lihat lutut Taufan aja berdarah." Ucap Taufan pada kakaknya.
"Oke adikku yang manis." Ucap Api mencium pipi adiknya membuat Gempa dan Halilintar menatapnya tajam. Api yang menyadari itu segera kabur.
"Berani sekali dia..." Batin kedua kakak Taufan itu.
Sedangkan Taufan hanya terdiam dengan rona merah menyebar di pipinya yang putih bersinar itu.
***
Keesokan paginya, Taufan dengan semangat membuat bekal untuk saudara-saudaranya. Ia akan marah jika saudaranya membeli di kantin karena hanya terdapat makanan ringan saja di sana dan itu tidak baik untuk tubuh.
khusus untuk Gempa, Taufan membuat Capcay dan Ikan bakar pedas kesukaannya yang telah Taufan bungkus rapi di kotak bekal berwarna kuning-hitam itu.
Khusus Halilintar, ia memasak Spaghetti yang sederhana tapi pedas dan di bungkus rapi di kotak bekal berwarna merah.
Khusus Api, ia memasakan Nasi goreng di tambah udang asam manis kesukaannya yang sudah di taruh dalam kotak bekal berwarna oranye.
khusus Air, ia memasakan Rendang dan sudah di bungkus di kotak bekal berwarna biru.
"Pagi kakak-kakakku tersayang." sapa Taufan ceria.
"Pagi Taufan." sahut mereka tersenyum lebar melihat senyum ceria adiknya.
Taufan segera duduk di samping Air, "Nah, ini bekal kak Air, ini kak Api, ini kak Halilin, dan ini kak Gempa." ujar Taufan.
"Terima kasih Taufan." Ucap mereka serempak.
"Sama-sama. Nah ayo berangkat, nanti telat lagi." Ucap Taufan.
Mereka berjalan kaki bersama menuju sekolah.
***
Sesampainya di sekolah...
"Sampai jumpa nanti Taufan." Ucap Api melambaikan tangannya. Taufan membalas lambaiannya.
"Belajar yang rajin." Ucap Gempa. Taufan mengangguk.
"Kalau ada yang menganggumu, bilang padaku." Ujar Halilintar datar. Taufan nyengir lalu mengangguk.
"Kalau kau bosan tidur saja." Ucap Air datar sedatar-datarnya.
Krik...krikk...
"Aku bukan kak Air wleekk..." ledek Taufan sembari berlari memasuki kelas. Air tersenyum tipis melihat hal itu.
Taufan duduk di belakang Ying, teman bermainnya sebelum Ying pindah ke komplek sebelah.
"Hei Taufan." Sapa Ying semangat.
Taufan membalasnya, "Hai juga Ying." Sapa Taufan.
"Kau bawa bekal Taufan?" Tanya Ying yang merasa mencium bau makanan.
Taufan nyengir, "Hehehe, iya nih! kalau kamu mau, nanti kita makan sama-sama ya, Ying!" Seru Taufan semangat.
Ying tersenyum lebar, "Tentu saja Taufan, makanan buatanmu lebih enak daripada buatan pembantuku." Cengir Ying . Taufan terkekeh ringan.
Skip time
Jam istirahat tiba, tentu saja membuat anak-anak merasa bahagia bisa mengisi perut mereka yang kosong.
"Ying, ayo!" Ajak Taufan tak sabar.
Ying menghela nafas, "Haiya, maaf wo, aku harus pulang duluan karena mamaku sakit. Ini barusan pembantuku sms." Ucap Ying merasa tak enak.
"Oke tak apa Ying, semoga ibumu cepat sembuh." Sahut Taufan tersenyum. Ying mengangguk lalu pamit.
Taufan memutuskan untuk membawa dua kotak bekal yang memang sengaja ia siapkan, biasanya ada kawannya yang meminta karena masakan Taufan yang terkenal enak. Taufan membawanya pergi menuju Kantin agar bisa memakannya bersama kakak-kakaknya.
Saat melewati Taman belakang, ia melihat seorang pria berambut raven sedang duduk menyandar di bawah pohon dan memegangi perutnya.
"Pasti pria itu lapar. Aku punya dua makanan, sebaiknya aku memberikannya satu." Batin Taufan. Ia menghampiri pemuda itu.
"Hai." sapa Taufan pelan. Pria itu terlonjak kaget.
"Siapa kau?" Ketus pria itu.
Taufan tersenyum polos, "Aku Taufan. Sepertinya kau lapar, nah aku bawa bekal lebih, mari makan." Ajak Taufan.
Pria itu mendengus dan membuang muka, tapi memang ia sedang lapar. Tadi uang sakunya ketinggalan di rumah.
"Ayolah, tak usah malu-malu. Lagian aku tak mungkin menghabiskan 2 kotak makanan sekaligus." Ucap Taufan membuat pria itu menatap Taufan ragu.
"Nah, kau suka ikan bakar pedas atau Udang saus pedas?" Tanya Taufan membuka kedua bekalnya.
Pria itu menatap takjub makanan yang beraroma sedap itu.
"eng- aku suka udang..." Sahut pria itu pelan.
Taufan terkekeh, "Baiklah. ini untukmu, makanlah..." Ujar Taufan sambil memakan bekalnya sendiri. Pria itu segera memakan bekal yang di beri Taufan.
TBC
review please!
