Pattesiere

.

.

.

Park Jimin x Min Yoongi

slight Taekook/Vkook

BTS and other characters are belong to God, themselves.

.

Indonesian!AU

Yaoi / boyxboy

Pattesiere!Jimin

Composer!Yoongi

.

.

.

Tak perlu 'lidah' untuk mengecap rasa manis, hati saja sudah cukup 'mengecap'nya.

.

.

Part 1

.

.

Paris, 12 September 2016

Saat ini , Paris memasuki musim gugur. Warna dari batang pohon semakin menua. Lembaran daun yang menguning, mulai melepaskan dirinya dari ranting, berjatuhan, berserakan, menumpuk tebal, terasa empuk saat badan direbahkan di atasnya. Udara musim gugur pun terasa mengigit kulit. Tatkala, seorang pemuda berambut Grey Ash tetap melangkah menuju ke sebuah toko kue terkenal di kota itu, menghiraukan udara dingin di pagi hari. Pemuda itu merapatkan syal yang melingkar di sekitar lehernya. Dapat dilihat uap keluar dari mulut pemuda itu.

'dingin sekali' ujar pemuda itu dalam hati. Suasana jalanan di pagi hari itu sudah terlihat ramai. Banyak kendaraan yang melintasi jalan raya , anak-anak berseragam sekoah berangkat ke sekolah , pengantar koran yang terlihat terburu-buru , pemilik toko-toko di pinggir jalan yang sedang bersiap-siap membuka tokonya.

"Bonjour, Monsieur Park!" sapa salah seorang pegawai toko kue yang sedang mengepel lantai , saat pemuda grey ash itu masuk kedalam toko kue tujuannya.

"Bonjour , Hansol! Yang lain kemana? belum datangkah?" jawab pemuda grey ash itu. Ia melepas syal dan jaketnya , lalu menuju ke ruang karyawan di belakang toko kue .

"Belum. Oh ya , kalau tidak salah kemarin bos bilang hari ini akan ada pesanan kue dari salah satu model terkenal?" tanya pemuda yang dipanggil Hansol itu sambil berjalan masuk ke dalam ruang karyawan mengekor pemuda grey ash.

Si pemuda grey ash bergeming. Ia tidak ingat kalau ada pesanan kue untuk hari ini. Sembari memakai baju koki , pemuda grey ash itu melihat papan yang berisi pesanan-pesanan kue dalam seminggu ini di hadapannya.

Pintu toko tiba-tiba terbuka , menampilkan seorang pemuda bertubuh tinggi masuk kedalam toko. Membuka mantel yang dipakainya dan berjalan ke ruang karyawan.

"Jimin-ah"

Hansol dan pemuda grey ash yang dipanggil Jimin itu menengok ke arah pintu ruang karyawan.

"Oh, Bonjour Bos! Ada apa?" tanya Jimin sambil berjalan ke arah Bos nya.

"Temui aku di ruanganku."

Setelah itu , SI Bos berlalu keluar ruangan karyawan menuju ke ruang manajer diikuti oleh pemuda yang bernama Jimin itu. Saat sudah sampai ke dalam ruang manajer , bosnya mempersilahkan Jimin duduk di sofa di hadapannya.

"Ada apa, Chanyeol-ah?" tanya Jimin sembari duduk dihadapan bos sekaligus sepupunya itu.

"Apa kau sudah dengar , model terkenal bernama Min Chaerin memesan kue disini?"

"Belum. Kau belum memberitahu ku. Memang nya dalam rangka apa ia memesan kue disini?"tanya Jimin bingung . Min Chaerin , seorang model papan atas yang berkebangsaan korea selatan sama seperti dirinya.

"Manajer model tersebut menelpon kemarin , ia bilang model itu akan berulangtahun akhir pekan ini. Bisa kah kau menyelesaikan kue itu dalam 3 hari dari sekarang?" ujar Chanyeol dihadapan Jimin.

...

Park Jimin adalah seorang Pattesiere terkenal di Paris .Ia berumur 25 tahun. Dikenal sebagai God of Pastry karena kejeniusannya dalam membuat pastry-pastry dengan cita rasa yang menakjubkan. Jimin sendiri pria berkebangsaan korea. Saat Jimin berumur 21 tahun, ia merantau ke negeri Menara Eiffel untuk membantu toko kue milik sepupunya "Les Papilles", Park Chanyeol. Mungkin dewi fortuna pada waktu itu berpihak padanya. Saat itu, ia pertama kali membuat pastry di toko kue milik sepupunya, ada seorang ahli pastry terkenal yang sedang berkunjung ke toko kue tersebut. Ahli Pastry itu memesan Mocha Pots De Creme yang Jimin buat saat itu. Sang ahli pastry itu menyuap suapan pertama. Lalu tiba-tiba , sang ahli pastry itu bertanya kepada pelayan toko "coba panggilkan pasetiere yang mebuat dessert ini" . Sang pelayan pun memanggil Jimin yang sedang membuat dessert lainnya di dapur. Jimin pun berjalan ke meja Ahli pastry itu.

"Ada apa , monsieur?" tanya Jimin sambil membungkukan badannya.

"Apa kau yang membuat ini ?" tanya Ahli pastry itu sambil menunjuk Mocha Pots De Creme dihadapannya.

Jimin terdiam "Iya , Monsieur. Apa ada yang salah ?" tanya Jimin sambil menatap ke arah ahli pastry itu.

"kau membuat ini dengan coklat apa?" tanya ahli pastry dengan tatapan menyelidik itu. "ah .. saya hanya menggunakan coklat biasa." jawab Jimin "tapi saya sedikit menambahkan bubuk cocoa dari Indonesia kedalam campuran cokelatnya. Dan saya mengganti Whipped cream dengan lelehan coklat vanila, juga saya menaburkan irisan daun mint diatasnya" jawab Jimin.

Sang Ahli Pastry pun terdiam. "Siapa nama mu nak? Ini kartu undangan untuk menjadi salah satu pattesiere pameran pastry di Grand Palais bulan depan. Oh ya, perkenalkan nama saya Antonie De Qur." jawab sang ahli pastry itu sembari mengulurkan sebuah kartu undangan ke arah Jimin. "ah.. nama saya Park Jimin.. undangan? ke pameran pastry terbesar itu?! oh astaga! Mercie, Monsieur! Mercie!" ujar Jimin sambil membungkukan tubuhnya berkali-kali. Setelah pameran tersebut , namanya langsung dikenal oleh banyak orang karena rasa pastry yang dibawakannya sangat menakjubkan.

...

"Hei. Kau mendengarkanku tidak?" tanya Chanyeol ke Jimin yang sedari tadi memikirkan apakah ia bisa menyelesaikan pesanan sang model tepat waktu.

"ah iya. Kue apa yang dipesan?"

"Kue tart dengan hiasan macaron di sisi-sisinya"

Jimin sejenak terdiam.

"Baiklah , akan kubuat dalam waktu 3 hari" Ujar Jimin sembari menghela napas pelan.

"Oke . Kau yang terbaik , Jimin-ah"

Jimin pun melangkahkan kakinya keluar ruangan manajer. Ia harus menyiapkan beberapa bahan untuk kue pesanan itu. Jimin melihat Mingyu yang sedang melayani customer di belakang kasir. Matanya mengedarkan ke penjuru ruangan dimana sudah banyak pelanggan yang duduk sambil menikmati kue di siang hari. Lalu tanpa sengaja , ia melihat sesosok pemuda berambut hitam yang duduk di sudut ruangan dekat jendela sendirian sambil menopang wajahnya dengan tangan kirinya dan memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Pemuda itu selalu duduk disana beberapa hari terakhir ini. Hanya duduk tanpa menyentuh kue yang berada di hadapannya. Dan pemuda itu akan selalu pergi meninggalkan toko kue itu tanpa menyentuh atau memakan kue yang dipesannya.

Entah apa yang merasuki Jimin, Ia melangkahkan kakinya ke arah pemuda tersebut yang sedang melamun.

"Monsieur. Bolehkah saya duduk disini?" tanya Jimin saat berada di hadapan meja pemuda itu.

Pemuda itu sedikit tersentak , dan menghadapkan mukanya ke arah Jimin. Pemuda itu bergeming. lalu memasang ekspresi datarnya ke arah Jimin dan memalingkan mukanya ke arah jendela lagi. Jimin pun yang tidak mendapat respon apa-apa dari sang pemuda menarik kursi yang berada di hadapan sang pemuda tersebut.

Hening sejenak, "Saya memperhatikan beberapa hari ini, anda tidak pernah menyentuh pesanan anda sama sekali. Apa kue-kue yang ada di toko kue ini terasa tidak enak?" ucap Jimin tiba-tiba.

"Bukan urusanmu." jawab pemuda yang ada dihadapannya.

Jimin terdiam. Ia memperhatikan wajah pemuda di hadapannya. Wajah pemuda di hadapannya ini terasa familiar. Ia memiliki wajah manis, dengan mata sipit yang indah, bibir mungil berwarna cherry, hidung yang mancung, dan juga kulit seputih salju di musim dingin. Definisi dari suatu keindahan.

"Apa ini yang selalu kau lakukan kepada orang asing? Menatap wajah orang dengan tatapan mesum? Tak sopan sekali."

Jimin tersentak , tersadar dari pikirannya.

"ah.. maafkan aku. Perkenalkan namaku Park Jimin. Dan sepeertinya wajahmu familiar. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Jimin sambil menjulurkan tangannya ke sosok yang ada dihadapannya,

Pemuda dihadapan Jimin hanya menatap Jimin dengan tatapan datar. Tidak menjawab pertanyaan Jimin atau menerima jabat tangan dari Jimin . Jimin pun menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal.

Hening sejenak. Tiba-tiba , bunyi telepon berdering nyaring.

"Ya , Noona. Ada apa?"

"..."

"Baiklah. Noona ada dimana?"

"..."

"Oke. Aku akan segera kesana. Bye"

Pemuda di depan Jimin memutus sambungan teleponnya dan langsung menatap Jimin .

"Min Yoongi." ujar pemuda itu tiba-tiba. Lalu ia bangkit dari kursinya berjalan ke luar toko kue. Meninggalkan Jimin yang dalam mode terkejut sendirian beserta kue pesanan yang tak disentuh sama sekali.

'Min Yoongi ya?' ucap Jimin dalam hati sambil tersenyum tipis.


.


Malam harinya , Jimin masih berkutat di dapur. Mulai membuat kue pesanan sang model. Pikirannya pun masih melayang ke pemuda yang bernama Min Yoongi itu. 'Kenapa pemuda itu tidak pernah menghabiskan pesanannya setiap kali datang ke sana' pikir Jimin sambil menulis konsep kue pesanan di sebuah kertas.

Min Yoongi? Min? Seperti nama si model terkenal Min Chaeri. Muka mereka juga mirip kalau diperhatikan dengan seksama. Mungkinkah mereka kakak-beradik? Bukankah sang model hanya mempunyai seorang adik perempuan bernama Min Jennie yang merupakan seorang penyanyi? atau hanya kebetulan saja nama keluarga mereka mirip dan muka mirip? pikir Jimin sambil menaruh pulpen yang ia pakai di atas meja. Tiba-tiba ponsel nya bergetar pertanda ada pesan singkat yang masuk. Jimin mengambil ponselnya dan membaca siapa yang mengirim pesan kepadanya.

KimTae

Hei Jim, mau mampir ke apartemen ku tidak? Jungkook sedang memasak banyak makanan.

Jimin membaca isi pesannya. Tumben sekali Taehyung mengajak nya makan malam. Biasanya setiap Jimin berkunjung ke apartemennya , pasti Taehyung mengusirnya. Alasannya karena Jimin selalu mengganggu Quality time Taehyung dengan Jungkook, kekasih Taehyung.

Jimin pun membalas pesan tersebut

20 menit lagi aku sampai.

Jimin mengambil jaket dan syal nya yang ada di ruang karyawan . Toko sudah sepi , para karyawan sudah pulang lebih awal jadi tinggal dia sendirian di toko. Ia pun keluar dari toko dan tak lupa mengunci pintu toko.

Udara malam di musim gugur terasa menggigit kulit. Jimin berjalan sembari menggosokan kedua tangannya untuk mencari kehangatan. Walaupun sudah malam , kota Paris tidak pernah 'Tidur' . Masih banyak orang yang berlalu lalang di jalanan. Jimin melewati jembatan di atas sungai Seine. Dari atas jembatan itu ia bisa melihat jelas Menara Eiffel yang terlihat indah dimalam hari. Jimin sudah tinggal 4 tahun di Paris , tetapi tidak pernah bosan melihat pemandangan seperti ini.

Jimin sampai di apartemen Taehyung. Apartemen dengan gedung kecil tapi memiliki desain yang nyaman tepat berhadapan dengan sungai Seine. Jimin masuk dan langsung naik tangga ke lantai 2 tempat kamar Taehyung berada. Ia berhenti tepat di depan kamar bernomor 21. Membunyikan bel dan menunggu. Pintu tersebut terbuka sedikit, seorang pemuda berwajah manis menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Jimin hyung! Silahkan masuk!" si pemuda manis membuka lebar pintu dan memberi jalan untuk Jimin masuk.

Jimin masuk ke apartemen Taehyung. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan lalu menemukan Taehyung yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV.

"Yo!" Sapa Jimin. Taehyung yang mendengar suara Jimin memalingkan kepalanya dari TV. Ia melihat Jimin melepaskan syal dan jaketnya lalu ditaruh di pinggir sofa.

"Lama sekali kau. Dari tadi kami menunggu mu agar bisa makan bersama. Sedang kencan kah?" ujar Taehyung sambil beranjak dari sofa menuju dapur.

Jimin melempar bantal sofa kepada Taehyung. "Kencan dengan dapur. Tumben sekali kau mengajak ku makan malam? Biasanya setiap aku datang , pasti kau langsung mengusirku."

Taehyung dengan cekatan menangkap bantal sofa itu dan menaruhnya ke sofa lagi. "Jungkook yang menyuruhku untuk mengundangmu. Katanya kasihan kau seorang diri terus setiap malam." kata Taehyung acuh sambil berjalan ke belakang Jungkook yang sedang berdiri diatas kompor dan memeluknya dari belakang.

Jimin menarik salah satu kursi meja makan dan duduk.

"Terimakasih karena sudah menyuruh Taehyung untuk mengundang ku , Jungkook-ie. Enak sekali Taehyung memilikimu yang baik hati dan tidak suka mengusir orang lain dari apartemennya sendiri" kata Jimin sambil memasang muka terharu dan mendapat tatapan tajam dari Taehyung.

"Hahaha.. sama-sama, hyung" Kata Jungkook sambil tersenyum manis "Hei, Tae Hyung! lepaskan aku dan cepat duduk! aku tidak bisa bergerak !" lanjut Jungkook dengan menyikut perut Taehyung yang ada di belakangnya. Taehyung pun melepaskan pelukannya, tapi sebelum itu ia mencium bibir Jungkook sekilas.

"Cih. Mohon di kontrol hormonnya. Disini masih ada orang." kata Jimin dengan memutar matanya jengah.

"Makanya cepat-cepat cari pacar sana. Kau sudah mapan tapi belum punya pasangan. Apa kau mau jadi perawan tua?" jawab Taehyung sambil mendudukan diri di seberang Jimin.

"Kau menyumpahiku jadi perawan tua?" tanya Jimin dengan tatapn mendelik ke arah Taehyung.

"Bukan menyumpahi. Hanya saja , apa kau tidak kesepian karena terlalu lama melajang? Tidak butuh tambatan hatimu?" jawab Taehyung dengan tatapan tanya.

"Aku bahkan tidak memikirkan itu , Tae. Aku sendiri sudah cukup nyaman menyendiri. Tidak perlu repot-repot memikirkan hal semacam itu." jawab Jimin tenang.

"Wow.. Park Jiminie berencana untuk menjadi perawan tua!" ujar Taehyung sambil terbahak-bahak. Belakang kepala Taehyung dipukul keras oleh Jungkook yang sedang membawa mangkuk besar berisi soup.

"Berhenti tertawa, Tae Hyung. Suara mu bisa terdengar sampai ke tetangga sebelah."

Taehyung mengaduh. Jungkook menaruh mangkuk itu diatas meja makan. Mereka bertiga makan dengan hening.

"Jimin hyung, apa kau serius tidak ingin mencari pacar?" Jungkook memecah keheningan tiba-tiba.

Jimin yang hendak menyuap makanan ke dalam mulut terhenti. Ia sejenak terdiam.

"Bukannya tidak ingin mencari .. Hanya saja.. "

"Hanya saja apa , hyung?"

Jimin termenung sebelum menjawab , "Hanya saja aku belum menemukan yang tepat. Dan aku juga tidak pernah tahu rasanya jatuh cinta, kook."

Jungkook dan Taehyung diam memperhatikan Jimin yang menunduk. Suara helaan napas terdengar.

"Hei bro. apa kau pernah merasakan perutmu seperti terdapat banyak kupu-kupu berterbangan dan jantungmu berdetak kencang saat bersama seseorang? atau kau merasa nyaman dengan seseorang untuk pertama kalinya? atau juga merasa ingin melindungi seseorang tanpa tau sebabnya? Itulah tahap awal dimana kau merasa jatuh cinta." ujar Taehyung yang sambil melihat ke arah Jungkook dan tersenyum tipis.

Jimin terdiam . Selama ini ia hanya memikirkan tentang pastry. Tenggelam dalam kesibukannya sebagai seorang Parttesiere handal. Tak ada waktu untuk memikirkan hal berbau cinta-cintaan. Penuh dengan drama dan merepotkan pikir Jimin. Jimin sendiri merasa mampu melakukan apa pun sendirian tanpa pasangan.

"Hyung. Senyaman-nyamannya hyung sendirian, tapi hyung perlu tahu.. Setiap manusia membutuhkan Rumah yang menjadi tempat berteduh atau beristirahat dan menjadi alasan untuk tidak bisa berjauhan.." kata Jungkook "Tempat ternyaman untuk hati seseorang berlabuh." lanjutnya.

Kata-kata itu telak mengenai hati seorang Park Jimin. Jauh didalam hatinya , Jimin juga ingin merasakan rasanya jatuh cinta. Jimin menghela napas pelan.

'Apa aku juga bisa merasakan yang namanya jatuh cinta?'


.

.

.


Min Yoongi , pemuda berumur 26 tahun . Adik dari seorang model papan atas bernama Min Chaerin dan kakak dari seorang penyanyi terkenal bernama Min Jennie . Memiliki panggilan Suga atau Sugar karena memiliki wajah manis bak gula saat sedang tersenyum. Bekerja sebagai composer lagu di label musik ternama di Paris. Ayah dan Ibunya memiliki sebuah perusahaan kosmetik terbesar di Eropa , Lo'er Ent. Tak heran semua orang mengenal keluarga Min.

Perawakan tubuh Yoongi bisa dibilang lebih ideal dari tubuh seorang wanita. Memiliki mata sipit indah , bulu mata lentik , bibir mungil berwarna merah muda, kulit halus dan putih, rambut hitam yang terlihat lembut dan bersinar. Bahkan ia lebih menarik diantara kakak dan adiknya yang notabene adalah wanita asli.

Saat ini Yoongi sedang berada di agensi model tempat kakak nya bekerja . Ia duduk di ruang tunggu sembari membaca majalah hingga kakaknya selesai bekerja. 'lama sekali' ujar Yoongi dalam hati sambil melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 11 malam itu.

"Suga! sudah lama menunggu?" tanya Chaerin yang sudah berada di samping Yoongi.

"Kenapa noona tidak pulang sendiri? aku sedang banyak pekerjaan." jawab Yoongi sambil berdiri di hadapan kakaknya.

"Masa noona tidak boleh minta tolong pada adik sendiri ? kau tega melihat noona naik taxi malam-malam begini yang faktanya kakak-mu ini seorang model terkenal dan bisa saja dculik ? atau kau tega melihat kakak-mu yang cantik ini dikejar-kejar paparazi?" ucap Chaerin sambil memajukan mulutnya. Yoongi ingin muntah melihatnya.

Yoongi pun menghela napas kasar. "Kenapa tidak minta tolong Jennie?"

"Ya! Masa kau lupa !? Jennie kan sedang menggelar konser di Amerika dan baru pulang 2 hari lagi! Kakak macam apa dirimu melupakan jadwal adiknya sendiri?!" semprot Chaerin di depan Yoongi.

"Aku kan kakaknya. Bukan Manajernya. Jadi mana kutahu jadwal adik ku sendiri sedangkan aku sibuk berada di kantor." jawab Yoongi acuh. Kepala Yoongi di pukul oleh kakaknya.

"Jawaban macam apa itu!? Haaa.. sudah lah. Aku lelah berdebat dengan dirimu. Ayo pulang." Ujar Chaerin sambil berjalan mendahului Yoongi. Yoongi menghelas napas kesekian kalinya. Mereka sampai di Basement dan langsung naik mobil Yoongi.

Selama perjalanan , suasana di dalam mobil hening. Jalanan hanya dilewati beberapa kendaraan saja. Toko-toko dipinggir jalan sudah mulai tutup. Para pejalan kaki terlihat jarang di jam-jam ini.

"Suga , apa kau masih datang ke toko kue yang ku rekomendasikan minggu lalu?" tanya Chaerin.

Yoongi yang sedang mengemudi hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan di depannya.

"Apa kau makan sesuatu yang enak disana?"

"To be honest , untuk apa noona merekomendasikan toko kue kalau aku sendiri tidak bisa mengecap rasa makanan ?" kata Yoongi cepat.

Yoongi memiliki sebuah penyakit gangguan pada indra perasanya, bernama hypogeusia . Dimana sang penderita kurang bisa mengecap rasa makanan walaupun sudah menambahkan perasa ke dalam makanan tersebut. Penyakit ini Yoongi dapatkan 2 tahun lalu yang saat itu ia kecelakaan lalu lintas , bisa dibilang ia shock dan trauma sehingga mengakibatkan indra pengecapnya mengalami masalah. Dokter berkata ia bisa disembuhkan , tapi Yoongi menunggu keajaiban yang tak juga menghampirinya.

Chaerin menatap wajah Yoongi dengan sendu. "Suga.. kau tidak boleh terlarut dalam trauma itu.. bahkan kau sehat-sehat saja sampai sekarang.. apalagi yang kau takutkan?"

Yoongi hanya diam tanpa membalas pertanyaan kakaknya. Pikiran nya pun terlarut di kejadian 2 tahun yang lalu. Dimana saat itu ia habis selesai mengerjakan lagu dan ditelepon oleh sahabatnya sekaligus cinta pertamanya , Yoo Kihyun. Kihyun meminta Yoongi untuk bertemu nya di taman belakang dekat tempat kerja Yoongi. Yoongi pun dengan cepat menuju ke taman yang dimaksud. Sesampainya disana , ia melihat Kihyun duduk berduaan denga seorang wanita. Mereka berdua belum sadar Yoongi datang. Yang membuat Yoongi terkejut adalah ketika Kihyun dan wanita tersebut berciuman.

Shock , itu yang dirasakan Yoongi. Kihyun menengok kebelakang dan menyapa Yoongi. Tapi Yoongi malah berlari keluar taman dan saat ia hendak menyebrang jalan, ada sebuah mobil melintas kencang ke arahnya. Yoongi pun terlempar cukup jauh. Lukanya cukup serius , dan ia dirawat di ruang ICU dengan koma 3 bulan. Setelah bangun dari koma , ia kehilangan kemampuan indra pengecapnya.

Sejak saat itu , Yoongi menutup hatinya dari segala hal yang berbau cinta. Kenyataanya , ia sadar bahwa dirinyalah yang terlalu pengecut untuk berhadapan dengan cinta.

.

.

.

TBC


HAHAH saya buta tentang bahan-bahan makanan :v

walaupun buta , saya tetep suka makanan(?)

maapkeun kalo ada typo bertebaran:v

mind to review and fav?:)