The Patient
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : Sorry for typo , new author :)
Pairing : Naruto Namikaze Hinata Hyuuga
Slight : akan banyak karakter (maybe)
This is my story , so happy reading :)
Hinata POV
Aku ingat betul hari itu, hari yang paling menyesakkan dan menyempitkan rongga dadaku. Sesuatu telah terjadi , terjadi begitu saja dibus itu, kejadian yang membuatku hampir lupa bagaimana caranya bernafas. Untuk sedetik lamanya aku merasa dunia ini berhenti begitu saja. Pikiranku melayang jauh kembali pada hari itu
Flashback
Aku sedang duduk manis di bus sambil melihat keluar jendela, menikmati pemandangan yang disajikan diluar bus padaku . Aku tersenyum kecil, entah mengapa hari ini aku sangat bahagia . mobil berseliweran sedikit menghalangi pandanganku ,namun ah itu biasa toh ini jalan umum. Dari arah sebelah kananku ada sebuah bus berusaha mengimbangi bus yang aku tumpangi , aku perhatikan bus tersebut. Oh ternyata itu bus kedua berisi Naruto. Eh,Naruto? Ya benar itu dia, dia kekasihku. Si lelaki yang bermata sebiru langit, berambut pirang , berkulit sawo matang dan mempunyai senyum khas 5 jari , oh tidak mungkin sekarang pipiku telah memerah. Aku terus memandanginya ia duduk dibangku paling belakang, aku berharap dia pun memandangiku walaupun sepertinya ia tidak sadar . ku perhatikan setiap gerak-geriknya, ia sedang tertawa puas bersama teman-temannya. Ah andai saja aku satu bus dengannya. Tapi sayangnya nomer urut absen yang berjauhan membuatku terpisah dengannya. Ku perhatiakan lagi Naruto-kun. Kini ia sedang berdiri menghadap gadis berambut soft pink, oh itu Sakura-chan dulu ia mantan kekasih Naruto sebelum bersamaku, tapi entah mengapa aku tak yakin jika Naruto sudah benar-benar melupakannya pernah sekali ku tanyakan perasaannya pada sakura dan ia hanya mengatakan "aku memang menyayanginya, hinata. Namun kau yang lebih aku sayangi" mendengar itu aku bukannya bahagia,yang ada aku takut dan membuatku meragu, tapi aku mencoba memakluminya . Kembali lagi ke bus Naruto , aku melihat perlahan-lahan Naruto-kun mencondongkan tubuhnya . aku menegang melihatnya namun aku masih mencoba berpikir positif. Dan tiba-tiba sesuatu terjadi. Naruto-kun memajukan wajahnya dan dengan santainya mencium kening Sakura. Mataku seraya membulat tak percaya,jantungku berdegup tak karuan, waktu seakan berhenti, airmataku kini menetes lagi.
End flashback
" Hinata jangan melamun saja , hey Hinata"
Seseorang menepuk pundakku seraya memanggilku. Menyadarkanku dari kepergian pikiranku ke masa lalu itu.
"Ino, aku tidak sedang melamun. Sungguh." Ujarku namun dengan tidak menatapnya
"orang bodoh pun tau kau sedang melamun,Hinata. Katakan padaku ada apa?"
Aku hanya diam masih tanpa melihatnya
"huh." Ino menarik nafas panjang " apa ini tentang naruto-kun lagi,Hinata?" lanjutnya
"…" aku hanya diam tak merespon.
" Hinata bisa kita bicarakan ini ? ini semua sudah keterlaluan. Kau tau,mereka pergi diam-diam dibelakangmu. Kau tau,mereka sering pulang bersama tanpa sepengetahuanmu. Dan yang lebih parah bahkan kau tau Naruto mencium si pink itu didepan matamu. Dan kau hanya diam ? kau membuatku gila , Hinata !"
Ya yang dikatakan ino memang benar.
"tapi mereka hanya…"
"hanya teman baik atau menganggap itu sebuah tindakan kakak-adik?" ino memotongku sambil memutar bola matanya." Kau sudah membicarakan ini ribuan kali, oh ayolah Hinata apa kau hanya akan diam dan berpura-pura dungu ? ini menyedihkan ."nafas ino kini tak beraturan
"ino …." Aku hampir menangis
"ya Hinata , tapi maafkan aku . jika aku jadi kau aku akan memikirkannya ,Menyerah lebih baik Hinata-chan" ujar ino,kini suaranya melembut
"akan kupikirkan ino-chan terima kasih" aku memikirkannya berulang-ulang. Menyerah ? semuanya memang sulit.
:')
"Hinata-chan…" seseorang memanggilku dengan hangat dan ceria suara ini…
"Naruto-kun…." Senyumku mengembang , suara ini,orang ini yang membuatku candu akan segala yang ada padanya.
"apa kau tidak merindukanku,hime ?" ujarnya menggodaku
" tentu saja aku merindukanmu Naruto-kun, jadwal libur itu membuat kita berpisah lama dan kau jarang menghubungiku saat itu" ujarku sambil berpura-pura mengegembungkan pipiku tanda kesal,namun perasaan senang yang terlalu meluap-luap ini membuatnya tahu kalau aku hanya sekedar bercanda,.
" haha kemarilah hime-ku, duduklah" ujar naruto-kun merujuk tempat kosong disebelahnya.
Aku pun terduduk disana. Seperti biasa ia akan tidur dipangkuanku,dan seperti biasa pula aku akan membelai lembut rambut kuning jabriknya. Kami mengobrol santai sore itu , terkadang ia membuatku tertawa dengan guyonan orang-orang yang melihat kami tersenyum kecil dan memandang iri.
"harusnya seperti ini terus ya,Naruto-kun"ujarku lembut , angin bertiup seolah member efek lebih mempesona mendukung suasana kala itu
"ya semoga saja,hime" ujar Naruto yang maish menutup matanya menikmati semilir angin sore.
Drrrrrttt. Telepon genggam Naruto-kun berbunyi. Ia langsung terduduk dari tidurnya. Dan setelah melihat nama yang tertera dilayar itu wajahnya yang tenang seketika gelisah . "emm sebentar hime . aku mengangkat telepon dulu"ujarnya tersenyum kecil sembari menunjuk handphonenya. Dia pun bangkit dan pergi menjauh dari jarak jangkauan telingaku.
Aku tau itu pasti telepon dari sakura. saat Naruto merujuk hpnya sekilas aku melihat tertera nama Sakura dilayar itu. Miris . ku perhatikan gerak-geriknya,ia nampak gelisah saat tau aku sedang memperhatikannya. Naruto-kun apa kau akan pergi.
Naruto kembali ia segera memakai jaketnya dengan terburu-buru.
"maaf hime, tapi aku harus pergi. Aku disuruh menjemput emm ehm ibuku. Maaf juga aku tidak bisa mengantarmu pulang,hime " ujar Naruto tersenyum menyesal. Tangannya membelai rambutku halus, lalu seperti biasa ia menarik lenganku dan kemudian menciumnya
"ya,naruto-kun tidak apa-apa" jawabku tersenyum maklum
"aku pergi dulu,hime. Jangan nakal ingat!" ujar naruto-kun dengan senyum 5 jarinya
"ya Naruto-kun tentu saja hati-hati naruto-kun" balasku dengan senyum miris
Diapun hanya menggangguk dan tersenyum, sebelum akhirnya benar-benar pergi.
Aku tau dia hanya beralasan , yang akan dijemputnyaitu sebenarnya sakura. Aku terdiam dan mengehla nafasku,selalu begini Naruto-kun. lagi-lagi aku harus menahan air mataku . ini menyakitkan sungguh, bodohnya aku kau Naruto-kun hanya kau, aku selalu percaya "Kesabaran itu pahit,tetapi manis buahnya", ya semoga saja Hinata.
Chapter 1 selesai :) , mohon maaf maklum author baru hihi. silahkan tinggalkan kritik dan saran dengan me kalian akan sangat berguna.
read and review ya :)
