Lucky or Unlucky?

Author : twinklelittlestar00

Cast : Jeon Wonwoo

Kim Mingyu

And other SEVENTEEN's member

Genre : Romance, Fluff?

Leght : Chaptered?

Rating : T

Warning : Fanfic ini murni buatan saya tidak ada unsur plagiat. Jikalau memang ada kesamaan tokoh, latar, dan sebagainya itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Bahasa tidak sesuai EYD, berantakan, membosankan, pasaran, dan kawan-kawannya. Don't Like Don't Read Ya. Terimakasih ^^

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Cuaca di Seoul malam ini sedang tidak mendukung, karena dari siang sampai sore kota tersebut diguyur hujan yang sangat lebat. Cuaca dimalam haripun menjadi begitu dingin, sampai-sampai banyak yang memakai jaket tebal yang berlapis-lapis. Dan orang-orang pun memutuskan untuk mengendarai mobil saja, namun ada juga beberapa orang yang memutuskan berjalan kaki untuk sampai kerumah.

Jeon Wonwoo, atau panggil saja Wonwoo baru pulang pada pukul 9 P.M KST. Dia cukup senang karena mendapatkan uang yang lumayan banyak. Uang tersebut sudah dimasukkan kedalam kantung jacketnya.

"Kau yakin tidak mau ikut aku dengan Soonyoung?"tanya seorang namja yang lebih pendek dari Wonwoo dengan wajah khawatir,

"Tidak usah Jihun-ah, aku mau jalan kaki saja lagian rumahku tidak terlalu jauh"tolak Wonwoo dengan halus, Jihun masih memasang wajah khawatirnya,

"Kau serius? Kau tidak mau aku antar pulang?"tanya Jihun sekali lagi, Wonwoo memggeleng,

"Iya aku serius, kau pulang saja duluan. Lihat Soonyoung mu sudah datang"kata Wonwoo mendorong tubuh Jihun pelan, bermaksud agar Jihun cepat-cepat masuk kedalam mobil pacarnya itu karena udara sangat dingin,

"Ini kau pake syalku, aku tidak mau kau sakit"kata Jihun memberikan syal berwarna merah hitamnya kepada Wonwoo, "Tidak ada penolakan, kau harus pakai syal itu. Sampai jumpa"ucap Jihun sebelum meninggalkan Wonwoo sendiri. Namja itu cepat-cepat memakai syal pemberian sahabatnya itu.

"Aish, kenapa udara dingin sekali sih malam ini"gumamnya yang lebih tepat terdengar seperti gerutuan kesal. Wonwoo pun segera berjalan pulang, dia hanya ingin cepat-cepat pulang dan tidur.

Mobil Audi A3 itu melesat cepat dijalanan Seoul yang sedang ramai pengedara. Wajah si pengendara mobil Audi A3 itu terlihat jelas sekali sedang kesal. Bibirnya mengerucut lucu, membuatnya terlihat seperti anak kecil yang merajuk ketimbang seperti namja dewasa yang selalu memakai jas kemana-mana.

"Untuk apa coba si Hyujin itu datang kekantor, mengganggu saja"desisnya kesal, dia jadi teringat kejadian dikantor tadi,

"Yeoja itu benar-benar kepala batu, sudah kubilang aku tidak mau tetap saja memaksa"lanjutnya lagi menggerutu, kakinya menekan gas mobil semakin dalam(?), Kim Mingyu benar-benar kesal hari ini.

.

.

.

Wonwoo baru sampai dihome sweet homenya, namun dia heran melihat rumahnya tidak terkunci dan penerangan didalam sudah hidup. Segera saja Wonwoo membuka pintu utama rumahnya, dan seorang ahjumma menyambut kedatangannya dengan membawa sebuah buku.

"Ahn ahjumma ada apa kemari?"tanya Wonwoo, yeoja paruh baya itu membenarkan poninya yang tampak melengkung sempurna karena terlalu lama memakai roll rambut, ahjumma itu tersenyum,

"Kau tau sudah berapa lama kau menunggak Woonie sayang?"ucap Ahn ahjumma dengan senyumnya yang kentara sekali palsu, "Kau tau ini sudah berapa bulan kau tidak bayar?"lanjutnya lagi, Wonwoo menunduk dia lumayan takut dengan Ahn ahjumma,

"Emm sudah empat bulan?"jawab Wonwoo ragu-ragu, "Nah! Itu kau tau"kata Ahn ahjumma dengan senyumnya yang semakin lebar, "Jadi kapan kau mau bayar?".

Wonwoo langsung mengangkat kepalanya, wajahnya sudah melas sekali "Aku belum punya uang yang cukup, ahjumma tau kan aku tidak memiliki pekerjaan yang tetap"jawab Wonwoo dengan suara yang dibuat melas juga, Ahn ahjumma mendecih,

"Alasan sekali. Yasudah kau bisa pergi dari sini, masih banyak orang yang mau mengontrak dan tentunya rajin membayar uang bulanan"ucap Ahn ahjumma telak, Wonwoo langsung memegang tangan Ahn ahjumma,

"Kumohon ahjumma berikan aku waktu satu minggu lagi…."mohon Wonwoo dengan memasang wajah sedih, namun Ahn ahjumma malah menghempaskan tangan Wonwoo,

"Aku tidak mau tau, kau pergi sekarang dari sini kalau tidak aku akan menyuruh anak buahku untuk menyeretmu keluar dari rumah kontrakan ini"ancam Ahn ahjumma dengan memasang wajah sok antagonisnya. Wonwoo hanya bisa diam, dia langsung melangkah masuk kedalam kamarnya meninggalkan Ahn ahjumma sendiri,

"Semudah itukah? Kenapa tidak dari dulu saja aku mengusirnya"kata Ahn ahjumma menatap kepergian Wonwoo, lalu menepuk tangannya "Beres!"ujarnya dan pergi meninggalkan calon mantan rumah Wonwoo.

Dikamar, Wonwoo terlihat murung sekali, pakaiannya sudah masuk semua kedalam tas. Dia benar-benar bingung harus kemana.

"Harus minta tolong pada siapa? Masak pada Jihun lagi sih, aku tidak enak terlalu sering menyusahkannya"gumam Wonwoo, dia menghela nafas menyerah, akhirnya dia pergi meninggalkan rumah kontrakannya, walau sangat berat rasanya bagi Wonwoo.

.

.

.

Wonwoo terus berjalan tanpa arah, pundaknya sudah terasa sangat pegal membawa tas besar yang berisi barang-barangnya. Kakinya sudah lelah melangkah, mengantuk, dan kedinginan, semuanya menjadi satu. Wonwoo ingin menangis saja jadinya.

Akhirnya dia berhenti ditrotoar jalan yang lumayan sepi, dia meletakkan barang bawaannya disamping tubuhnya.

"Akhirnya duduk juga"ujarnya kelelahan, Wonwoo menatap sekitar dengan mata yang sudah terasa berat,

"Tuhan aku lelah, aku ingin tidur tolong aku"ucap Wonwoo memohon sembari menatap langit, berharap Tuhan mendengarnya,

"Kok tiba-tiba sepi begini ya"kata Wonwoo lagi sembari memperhatikan sekitar, tiba-tiba matanya menangkap siluet seseorang dari kejauhan,

"Siapa?"gumam Wonwoo pada dirinya sendiri, matanya membulat terkejut,

"Astaga itu bukan hanya satu orang, i..itu"

"Lihat dia membawa tas yang besar, kajja tangkap dia"ujar orang-orang tersebut dari kejauhan, namun cukup bisa terdengar sampai ke Wonwoo, namja itu segera meraih tasnya saat gerombolan bapak-bapak sangar itu semakin mendekat.

Dengan kecepatan maximum Wonwoo berlari sembari membawa tasnya, orang-orang itu malah ikut berlari mengejar Wonwoo.

"Tuhan kumohon selamatkan aku"batin Wonwoo, dia benar-benar merasa takut sekali. Bahkan kakinya bergetar karena takut, tapi Wonwoo tetap berusaha berlari dengan cepat.

Gerombolan bapak-bapak sangar yang tepatnya seperti perampok tersebut tetap mengejar Wonwoo dengan semangat. Wonwoo menambah kecepatan larinya, dia terus berlari tanpa arah. Sampai-sampai dia tidak sadar malah belari kejalanan yang sedang lampu hijau.

Titttt titt!

"Arghhh"

Wonwoo berteriak nyaring, dia sudah berpikir akan mati setelah ini.

Ckiiit!(anggap suara mobil berhenti tiba-tiba seperti itu)

Mobil tersebut berhenti mendadak, lagi beberapa centi saja mungkin Wonwoo akan membentur aspal karena tertabrak. Segera pemilik mobil itu turun dengan wajah yang marah, untungnya jalanan sepi sehingga tidak membuat kemacetan yang berarti saat mobil tersebut diam ditengah jalan.

"Kau gila! Kalau mau bunuh diri jangan menabrakkan dirimu dimobilku yang mahal ini!"marah namja itu, Wonwoo mendelik marah,

"Siapa juga yang mau bunuh diri! Dasar orang kaya tidak tau diri!"balas Wonwoo dengan kesal, namja itu balas mendelik Wonwoo gara-gara dikatai seperti itu,

"Kau yang tidak tau diri! Dasar namja gila!"

"Enak saja kau yang gila!"

"Yak! Dasar sinting!"

"Jaga mulutmu! Sinting teriak sinting!"

"Ka−"ucapan Wonwoo terhenti ketika dia melihat para perampok gila yang mengejarnya tadi berhasil menemukannya. Dengan cepat Wonwoo menarik namja itu masuk kedalam mobilnya, dan Wonwoo juga ikut masuk dibangku sebelah pengemudi.

"Hah?! Apa-apaan sekarang?! Setelah kau menghinaku karena kesalahanmu sendiri, sekarang kau malah masuk kedalam mobilku dengan tidak sopan!"teriak namja itu dengan geram, Wonwoo malah menatap keluar,

"Keluar kau sekarang?!"teriak namja itu lagi dengan mata melotot marah, Wonwoo malah tidak memperdulikannya, matanya melebar tatkala para perampok itu mendekat kearah mobil namja yang sempat diajak beradu mulut oleh Wonwoo,

"Kumohon jalankan mobilmu!"pinta Wonwoo yang terdengar seperti perintah ditelinga namja tersebut,

"A-apa? Berani sekali kau menyuruhku! Yak turun!"namja itu malah marah-marah, Wonwoo sudah gemetar takut karena perampok itu semakin dekat saja,

"Kumohon…. Kumohon"ujar Wonwoo dengan suara pelan, matanya memerah,

"Sekarang kau malah berakting sok sedih didepanku, cih dasar tidak tau ma−" "Hiks"

Wonwoo akhirnya menangis, katakan saja dia cengeng, Wonwoo tidak peduli sama sekali dia sudah benar-benar ketakutan sekarang. Namja itu terdiam melihat Wonwoo menangis, entah kenapa dia merasa iba jadinya, matanya mengikuti arah pandang Wonwoo. Langsung saja dia menancap gas, melesat dengan kecepatan yang lumayan tinggi dijalanan.

TBC?

A/N : Maaf saya nulis fanfic gaje kayak gini. Saya lagi bosen, tiba-tiba pengen bikin fanfic Meanie couple. Mungkin ceritanya pasaran, apakah ada yang masih mau kalau saya lanjutin fanfic aneh ini?

Kalau iya RnR please~