Yay, Ansatsu tetep punya Matsui-sensei.
Ansatsu udah finish.
Kokoro aku retak. *wew, ini curhat*
But, tetep enjoy yaaa...
That Poison
.
.
.
Jam tujuh pagi. Remaja bersurai biru langit itu berkali-kali mengecek arlojinya. Harusnya, sahabat setannya itu ada disini sejak sepuluh menit yang lalu. Iya, harusnya. Tapi dia tahu, sahabatnya itu kadang suka molor.
"Yo, Nagisa-kun! Nagisa-kun!" suara panggilan yang sering mampir di indera pendengarannya, kali ini terdengar sangat menyenangkan. Penantiannya berakhir. "Ne, Nagisa-kun, aku terlambat sepuluh menit, desho? Gommen, listrik di perumahanku mati. Aku tidak bisa makan karena nasinya belum matang. Aku juga malas memasak nasi pakai kompor, jadi aku menunggu listriknya hidup." Nagisa facepalm mendengar penjelasan sahabatnya. Pemalas tingkat dewa.
"Daijobu, Karma-kun. Kita langsung ke supermarket saja ya? Daftar peralatan yang harus dibeli sudah kubawa kok. Ayo, Karma-kun." si setan merah kelas E hanya mengangguk setuju mendengar ajakan Nagisa.
Weekend mereka kali ini diisi dengan belanja kebutuhan kelas. Kebutuhan yang dimaksud seperti, sapu, pel, kapur warna, dan beberapa barang lainnya. Besok Senin akan diadakan cek kebersihan kelas oleh kepala sekolah dan anggota OSIS. Karena semua kelas akan dicek, kelas E yang di gunung pun ikut kalang kabut membenahi kelas. Karma dan Nagisa yang belum dapat bagian apapun, diputuskan untuk belanja kebutuhan kelas. Ya, anggap sajalah ini adalah rencana setan milik Nakamura Rio yang selalu menganggap Nagisa adalah perempuan. Intinya sih, dia ingin melihat Karma dan Nagisa belanja bareng.
"Karma-kun, barangnya sudah ada semua." lapor Nagisa setelah acara belanja mereka selesai tepat jam sepuluh pagi. "Bisa kita istirahat sebentar? Makan atau minum dulu mungkin?" tanya Nagisa lebih seperti memohon untuk istirahat.
"Ne, mungkin kita bisa istirahat di kafe tempat ketua kita bekerja." Nagisa setuju saja mendengar usulan Karma. Untung saja tempatnya tidak terlalu jauh dari supermarket tempat mereka belanja tadi.
Oke, kayaknya mereka lagi sial. Kafe tujuan mereka hari ini tutup. Opsi kedua, kafe tempat Karma sering menghabiskan uangnya demi makanan berbau strawberry.
"Kau mau apa, Nagisa-kun? Aku traktir kali ini. Kita beruntung loh, dompet Koro-sensei penuh dengan uang gajinya kemarin. Jadi, kita bisa makan enak kali ini." ujar Karma sambil menunjukkan senyum setannya. Nagisa pokerface melihat Karma tertawa bahagia sambil memainkan dompet Koro-sensei yang tampak gemuk kali ini.
Lapar dan haus jelas tidak bisa dikompromi, mereka berdua mulai memesan makanan serta minuman. Layanan yang cepat, mereka bisa langsung mengobati haus dan lapar mereka.
Dan disini lah segalanya dimulai.
"Nagisa-kun, daijobu desu ka?" Karma tampak sedikit panic melihat sahabatnya memegangi lehernya seperti orang dicekik. Tanpa bertanya lagi, Karma berusaha menegakkan tubuh sahabatnya lalu memanggil bantuan. Sembari memgangi sahabatnya yang masih kesakitan, manic mercury-nya bergulir ke arah makanan Nagisa. Tidak ada yang aneh. Ia gulirkan maniknya ke arah minuman Nagisa. Teh yang dipesannya agak keruh. Mungkin memang warnanya. Tidak, teh walaupun berwarna coklat tidak akan terlihat keruh seperti ini. Racun? Siapa? Sahabatnya ini termasuk anak yang tidak punya masalah yang serius dengan orang lain. Emang benar racun? Siapa tahu itu memang warna teh yang dipesannya. Iie, itu racun. Warnanya sama seperti racun yang pernah ia buat bersama Okuda dan Takebayashi untuk meracuni Koro-sensei. Kalau itu racun, kenapa Nagisa? Apa masalahnya?
.
.
.
.
Manik aquamarine itu terbuka. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadar diri. Yang ia ingat terakhir kali adalah ia meminum teh yang ia pesan dan tenggorokannya seperti terbakar. Sianida? Tidak. Kata Koro-sensei, sianida tidak membuat peminumnya merasa terbakar, tercekik, dan merasa tergerogoti tenggorokannya dalam satu waktu sekaligus. Lalu apa? Entahlah.
Remaja itu berusaha mendudukkan tubuhnya di atas ranjang putih, yang ia yakin ini di rumah sakit. Matanya membulat ketika melihat ayahnya dan sahabatnya yang bermarga Akabane itu sedang tertidur di sofa kamar ini.
Ayahnya tampak menggeliat dan matanya terbuka perlahan. "Nagisa, kau sudah bangun ya?" pertanyaan ayahnya ia jawab dengan sekali anggukan. Matanya pun kembali menjelajah ruangan itu. Ditemukannya kalender dan ia tersentak.
"Ne, Nagisa, kau tidak bosan ya tidur selama dua minggu?" tanya Karma sambil meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku karena tidur di sofa dalam keadaan duduk.
"Sudah dua minggu? Apa saja yang sudah terjadi selama itu?" Nagisa mulai panic menyadari lamanya ia tak sadar.
Karma dan ayah Nagisa hanya saling melempar pandangan. Akhirnya ayah Nagisa memutuskan untuk menceritakan semuanya. Ibunya sedang pergi ke luar negeri karena perintah perusahaannya dan akan kembali dua tahun lagi. Tentang pengecekan kelas, semua berlangsung lancar. Koro-sensei menyamar jadi hiasan kelas saat anggota OSIS datang bersama kepala sekolah. Lalu,…
"Matte, apa yang terjadi padaku? Apa yang aku minum? Apa efek sampingnya?" tanya Nagisa beruntun. Sedikit banyak ia khawatir dengan teh yang sudah ia minum. *semua juga akan khawatir kali*
"Kau yakin sudah siap mendengarnya?" ayahnya dan Karma menatapnya seakan meminta kepastian mental dari Nagisa. Yang ditatap hanya mengangguk pasrah.
"Kabar baiknya tadi, untung saja ibumu sedang di luar negeri." Karma menghentikan ucapannya dan menarik nafas seolah ia mempersiapkan selurh mentalnya untuk mengatakan ini semua. "Yang kau minum racun buatan. Tidak diketahui siapa pembuatnya. Efeknya adalah daya tahan tubuhmu agak turun. Lalu,.."
"Yokatta. Jika hanya daya tahan turun aku tidak masalah. Hanya itu kan, Karma-kun?" Karma mendecak kesal mendengar ucpannya dipotong oleh Nagisa dengan PDnya.
"Aku belum selesai. Kau ini sekarang perempuan, Nagisa-chan." Nagisa tersentak mendengar beberan Karma yang diberi penekanan pada kata tertentu.
Dia perempuan sekarang?
.
.
.
.
.
TBC
Yo minna, bertemu saya lagi, Misacchin-sama *ketawa kenceng*
BTW, aku bikinnya sambil inget-inget semua cerita yang pernah aku baca dulu.
Ung... bener ga sih yang tentang sianida itu? Ada yang mau kasih masukan tentang sianida?
Ok, sekian dan terimakasih. Mohon reviewnya yaaaaaa... ^^
