Ini menceritakan seorang gadis remaja 17 tahun yang telah di jodohkan oleh orang tuanya. Kushina Uzumaki, terpaksa menerima pertunangan itu dikarenakan sang ayah yang sakit keras. Ia sendiri sudah tidak bisa melawan, karena kushina tidak ingin ayahnya kenapa-napa. Terpaksa ia harus pindah ke sekolah milik tunangannya. Tak disangka, tunangannya adalah pria tampan bernama Minato Namikaze. Banyak siswi yang mengidolakannya. Namun ternyata, Minato adalah sosok yang dingin,misterius, dan terkesan menjauh dari semua siswa(tukang menyendiri). Kushina mulai memasuki dunia tunangannya dengan sensasi yang berbeda dari pasangan pada umumnya. Tak disangka-sangka, seorang Minato Namikaze mempunyai kemampuan istimewa dan aneh. Di usianya itu, ia juga ternyata seorang anggota organisasi spiritual terbesar didunia. Minato, dapat melihat hantu maupun iblis dan memiliki kekuatan pemusnah. Namun dibalik itu semua, kushina juga mempunyai kekuatan, hanya saja tidak dapat melihat hantu. Kekuatannya justru tidak perna ia sadari. Kekuatan yang dapat memusnahkan 1benua dalam satu kali hempasan kekuatan. Kekuatan yang berasal dari salah satu peliharaan raja iblis yang tersegel dalam tubuhnya. Bagaimana akhirnya nanti?
Pagi hari adalah saat yang dapat membuat semua orang rileks dan tenang. Namun tidak untuk seorang gadis remaja berumur 17 tahun ini. Rambut merah panjangnya terkibar kibar, membuat siapa saja ketakutan melihatnya. Dari pakaian-nya, sepertinya gadis itu hendak pergi sekolah.
Keterangan:-poninya miring kearah kanan,dijepit dengan penjepit rambut berwarna putih.
-memakai kemeja putih dan dilapisi jas hitam dengan lambang di dada kirinya.
-terdapat pita merah sebagai pelengkap di kerak kemejanya.
-rok biru tua disertai dua garis hitam di bawah roknya.
-dan memakai kaus kaki hitam diatas lutut.
Gadis itu melihat kaleng bekas dan segera menendangnya hingga mengenai seorang pria. Gadis itu tidak memperdulikan kejadian itu, sepertinya dia sangat marah. Sedang pria tadi hanya mengusap kepalanya yang terkena kaleng bekas.
'uh! Kenapa jadi begini! Kenapa aku menerima perjodohan itu! Jika saja ayah sedang tidak sakit, aku pasti menolak hal ini mentah-mentah! Yang benar saja! Aku baru berumur 17 tahun dan sudah dijodohkan! Terlebih aku harus pindah ke sekolah rambut duren itu! Malah ujian-nya susah amat! Aku BENCI HAL INI!' gerutu gadis itu dalam hati.
Pairing: Minato Namikaze, Kushina Uzumaki
Disclaimer: Naruto from Masashi Kishimoto
Warning: ceritanya aneh, ancur, sulit dimengerti.
DON'T LIKE , DON'T READ
-Skip time-
Di Konoha Senior High School, tepatnya kelas 3-1(kelas unggulan) seorang guru masuk, semua murid memberi hormat.
"okeh! Yosh mari mulai pelajarannya dengan semangat muda kalian" semua murid hanya cengo menatap guru yang terkenal dengan semangat mudanya(padahal sudah tua) bernama Gai-sensei ini.
"eh! Tunggu dulu, aku lupa. Sebelum memulai pelajaran, kita kedatangan murid pindahan" kata Gai-sensei. hampir semua murid terjatuh dari kursinya, karena guru yang satu ini.
"baiklah! Kau silakan masuk!" tambah Gai-sensei sambil melihat ke arah pintu. Seorang gadis berambut merah panjang memasuki kelas itu. Mata violetnya melihat seisi kelas dan terpaku melihat siswa berambut kuning jabrik yang tempat duduknya berada di belakang sudut kiri(jika dilihat dari depan)
"nah! Silakan perkenalkan dirimu!"
Gadis itu sempat terkejut lalu menganggukan kepalanya.
"hai! Perkenalkan, namaku Kushina Uzumaki! Aku pindahan dari hokaido! Salam kenal!" kata gadis bernama Kushina itu dengan lantang.
-Skip time-
~jam istirahat~
Kushina berada di atap sekolah, berusaha menenangkan dirinya. Angin berhembus menggerakan rambut merahnya dengan gemulai.
'apa-apa'an ini! Apa semua ini sudah direncanakan oleh ayah! bagaimana bisa aku… berseblahan tempat duduk dengannya!' batin Kushina.
Kushina membalikkan badannya, menggerakan kakinya menuju kelas.
~kelas 3-1~
Saat Kushina memasuki kelas, ia terhenti setelah menangkap sosok pria berambut kuning yang sedang duduk sambil membaca buku. Saat ini kelas sedang sepi, jadi Kushina membranikan diri mendekatinya. Sejak bertemu dengan pria itu, dia terlihat berbeda. Dari awal, tatapannya selalu dingin dan dia juga tidak pernah mengatakan sepatah kata pun.
"hey kau! Jadi benar kau orangnya?" Tanya Kushina. Pria itu menatapnya kemudian membaca kembali bukunya.
"HEY! AKU BERBICARA DENGANMU! APA KAU MENDENGARKU" triak Kushina emosi. pria itu tetap membaca bukunya. Amarah Kushina ingin meledak-ledak, namun segera ia tahan. Kushina menghela nafas panjang.
"hah~ sudahlah, aku hanya ingin memberi tahu. Jika kau memang tidak menyukaiku, sebaiknya kau menolak perjodohan ini"
Pria itu menatap Kushina.
"apa maksudmu?" Tanya pria itu balik. Kushina kaget, akhirnya pria ini bersuara juga.
"kau… namamu Minato Namikaze-kan. Katakan saja pada ayah-mu untuk membatalkan perjodohan ini! Sudahlah, aku mau pergi dulu!" kata Kushina sambil beranjak pergi. Pria yang bernama Minato itu membaca bukunya lagi. Baru saja Kushina ingin keluar, 2 pria(brandalan sekolah) tiba-tiba muncul di depan pintu.
"jadi kau murid baru itu?" Tanya salah satu pria berambut biru.
"ya, benar! Maaf, aku mau lewat!"
"wow-wow, tenanglah… jangan secepat itu! Kau terlihat manis. Maukah kau ikut dengan kami?" Tanya yang satunya lagi.
"maaf! Aku tidak bisa! Aku punya urusan lain" jawab Kushina mulai berjalan lagi. Tiba tiba tangannya ditahan oleh mereka berdua.
"jangan takut! Kami hanya ingin bermain-main sedikit denganmu!"
"a-apa maksud kalian! Jangan macam-macam"
"ah~ ayolah ini tidak akan lama"
"LEPAS! AKU BILANG LEPASKAN!"
Bukannya melepaskan kushina, mereka malah menarik Kushina keluar kelas. Namun…
"wuusss, buaghh!" sebuah buku mendarat dengan mulus dikepala pria berambut biru. Menciptakan sebuah benjolan besar di kepalanya. Kushina tentu saja kaget, begitu pula pria yang satunya lagi. Dari jauh, Minato berdiri dan berjalan ke arah mereka. Kemudian ia mengambil buku yang sudah terlempar tadi.
"maaf! Buku ini sangat membuatku kesal. Jadi aku melemparnya. Oh ya! Uzumaki-san Bukankah kau bilang ingin menemaniku ke perpustakaan!" kata minato. Kushina terlihat bingung, sedang 2 brandalan tadi terlihat ketakutan.
"a-ano! Eto? Apa mak_" belum sempat Kushina menyelesaikan pertanyaannya, ia sudah ditarik Minato keluar kelas. Terkesan dipaksa, namun tangan kekar itu serasa sangat halus menariknya. Kushina sedikit merona.
-Skip time-
~perpustakaan~
"apa tadi itu! Kenapa kau menarikku paksa! Apa kau mendengarku, Namikaze-san?"
"diamlah, ini di perpustakaan"
Dari tadi, Kushina menggerutu tidak jelas. Sampai beberapa murid disana menyuruhnya untuk diam. Saat Kushina sibuk memarahi Minato, tiba-tiba hawa dingin melewati Kushina membuatnya terdiam. Kushina merasa sedikit merinding. Minato menatap gadis disebelahnya yang tiba-tiba terdiam itu.
'pe-perasaan apa ini?' batin Kushina.
"apa kau baik-baik saja?" Tanya Minato. Kushina menatap mata sapphire Minato, lalu menggeleng lemah kemudian menunduk. Minato kembali memilih milih buku.
'tolonglah~ tolong~ tolong~' terdengar suara halus di telinga Kushina yang meminta tolong berulang-ulang kali. Kushina melihat ke samping kanan-kiri, depan belakang berusaha mencari pemilik suara.
'Mungkin aku hanya berhalusinasi. Tapi, ini sangat menakutkan, serasa seperti dulu' batin Kushina. Tiba-tiba, bayangan putih terlihat diujung lorong. Kushina memegang roknya sedang Minato masih memilih-milih buku.
Perlahan-lahan, sosok itu semakin jelas. Mata Kushina membulat, ia langsung mencengkram roknya.
"aku sudah menemukan buku yang aku cari. Ayo pergi!" kata Minato, Kushina mengangguk. Mereka mulai berjalan kearah berlawanan dari sosok itu. Perlahan-lahan, hawa dingin mulai menyelimuti Kushina. Tiba-tiba sesuatu terasa menyentuh bahunya.
-skip time-
~kamar Kushina~
Untuk hari ke-3 dan ketiga kalinya Kushina hanya berdiam dalam kamar setelah pulang sekolah. Kushina duduk di pojok kasurnya sambil memeluk lutut mencoba mencerna keadaan.
'aku sangat yakin, ada yang meminta tolong kemarin lusa saat di perpustakaan dan itu bukan halusinasi. Ditambah saat sosok menyeramkan itu…' Kushina menggelengkan kepalanya.
"ya! Sangat menyeramkan walau terlihat dari jauh! Dan… saat akan pergi, aku juga sangat yakin kalau itu nyata. Ada tangan dingin yang menyentuh bahuku. Tapi… kenapa aku malah pingsan? Aneh! Pria duren itu tidak mengatakan apa-apa saat aku sadar selain 'kau pingsan, jadi aku membawamu ke UKS' hanya itu.. dasar pria aneh"
"pria aneh..aneh..aneh.." gerutu Kushina "dia sama saja dengan Mikoto.."
Beberapa menit terdiam tiba-tiba "tunggu dulu, jika dia memang sama dengan Mikoto.. MUNGKINKAH?"
-skip time-
~sekolah~
Kushina datang ke sekolah terlalu pagi, dia berencana pergi ke perpustakaan disaat tempat itu sepi, sama seperti saat ia kesana bersama Minato kemarin. Kushina ingin membuktikan bahwa semua itu -tama kushina memasuki kelas dan menaruh tasnya. Sepertinya ialah yang pertama datang.
Setelah itu Kushina berjalan menuju perpustakaan. Saat di depan pintu perpustakaan, kushina mengumpulkan keberaniannya lalu membuka pintu, memasukinya dan berjalan menuju tempat ia pingsan kemarin. Kushina berhenti di tempat tujuannya, lorong E.
Betapa terkejutnya Kushina saat melihat pemandangan di depan matanya itu. Buku berserakan dimana-mana. Beberapa rak tampak rusak, retak, bahkan ada yang patah. Di ujung lorong tampak sangat gelap. Angin berhembus kearah Kushina dari depan, padahal ruangan ini sangat padat, dan jendelanya belum terbuka. Mustahil angin dapat masuk disaat sepagi ini.
"apa yang terjadi di sini?" kata Kushina.
"biar kuberitahu apa yang terjadi" terdengar suara halus yang sama seperti kemarin lusa dari ujung lorong yang gelap. Hawa dingin mengelilingi Kushina membuatnya merinding. Kushina masih menatap lekat-lekat dari ujung lorong.
"siapa disana? Kau juga datang sepagi ini untuk ap_" Kushina tak dapat menyelasikan kata-katanya setelah melihat sosok yang muncul dari ujung lorong. Matanya membulat, dan jantungnya berdengup kencang karena ketakutan.
Sosok itu adalah sosok yang sama seperti ia lihat lalu. Sosok yang sangat menakutkan. Rambutnya hitam panjang dan menutupi sebagian mukanya. Matanya hitam keseluruhan, wajahnya hancur bersimbah darah. Dress putihnya pun sudah dipenuhi darah. Tangan kirinya hampir putus. Tampak kakinya tidak menyentuh lantai.
"hi-hi-hi-hi" tawa sosok itu.
"KYYAAAA….." triak Kushina dengan kencangnya, ia lalu berlari menuju pintu yang masih terbuka. Namun tiba tiba pintu itu tertutup. Kushina mencoba membukanya namun tidak bisa. 'terkunci' pikirnya.
"BUKA…BUKA.. KUMOHON.." triak Kushina sambil memukul-mukul pintu itu.
"hi-hi-hi-hi" terdengar lagi suara tawa keji yang dapat membuat siapapun ketakutan mendengarnya, seperti Kushina yang saat ini sangat ketakutan.
Kushina membalikan badannya, tubuhnya bergetar dengan hebatnya. Kakinya serasa lemas sehingga Kushina terduduk. Sosok itu semakin dekat dan dekat. Tubuhnya benar-benar pucat. Tenggorokan Kushina tercekat hingga tak dapat bersuara. Sekarang sosok itu sudah diahadapannya. Benar benar menakutkan melihatnya dari dekat. Tangan dingin itu hendak mencengkram leher Kushina, namun….
"Uzumaki-san"
Kushina melihat kebelakang. Seorang pria berambut jabrik kuning berdiri dibelakangnya masih memegang pintu. Wajahnya tampak khawatir, nafasnya tidak beraturan seperti habis lari.
"Nami~kaze-san~" panggil Kushina. Ya! Minato muncul disaat yang tepat. Minato lalu berjalan dan jongkok didepan Kushina.
"apa kau baik-baik saja?" Tanya Minato, sedang yang ditanya hanya diam. Kushina melihat ke balik punggung minato. Sosok itu telah hilang. Kushina menundukan kepalanya. Entah kenapa, melihat Minato didepannya membuat rasa takutnya berkurang.
"T-terima kasih, Minato-kun" balas Kushina. Minato langsung terkaget.
'dia memanggil nama depanku' batin Minato lalu berdiri.
"ayo! Kembali ke-kelas" ajak Minato. Kushina berdiri, lalu mereka pergi. Namun dalam perpustakaan, sosok itu muncul lagi dan matanya tiba-tiba berubah menjadi merah terang.
Di koridor, Minato dan Kushina berjalan berdampingan menuju kelas.
"dari mana kau tahu aku di perpustakaan?" Tanya Kushina memulai perbincangan.
"teriakanmu terdengar menggema diseluruh bagian sekolah" jawab Minato. Kushina menatapnya.
"jadi kau berlari ke perpustakaan. Kau bisa membuka pintu itu?"
"pintu itu sama skali tidak terkunci dan kau malah terus memukulnya"
"mustahil!"
"kenapa?"
"dari dalam, pintu itu tidak dapat di buka!"
"sedang apa kau di perpustakaan sepagi ini?"
"itu benar benar nyata! Ayo kita kembali ke perpustakaan"
Minato mengeryitkan dahinya 'dia masih ingin kesana walaupun sudah melihat hal yang menakutkan'batinnya. Kushina membalikan langkahnya disusul Minato. Mereka akhirnya kembali ke perpustakaan. Sesampainya mereka disana, lagi-lagi Kushina terkaget.
"APA! Bagaimana bisa? Tadi buku-buku disini berantakan!" kata Kushina sambil menunjuk rak yang tersusun buku didalam dengan rapinya. Minato hanya diam.
"rak buku di lorong ini sudah rusak, retak, bahkan ada yang patah! Dan diujung sana…" Kushina terdiam lalu membayangkan peristiwa tadi.
"ayo kita kesana.." ajak Kushina, baru saja ia akan pergi, Minato langsung menghadangnya.
"ada apa?" Tanya Kushina.
"disana berbahaya! Ini semua salahku! Sebaiknya kau jangan ke perpustakaan ini lagi. Kembalilah ke sekolah lamamu. Aku akan membatalkan perjodohan ini! Dan jangan pernah dekati aku lagi!" jawab Minato dengan nada menyesal.
"apa maksudmu? Tapi.. aku akan tetap_" kata Kushina bersikeras.
"Kushina" bentak Minato. Kushina tersentak kaget. Terdiam, lalu mengela nafas panjang.
"aku tidak mengerti! memangnya apa salahmu?" Tanya Kushina bingung.
"kau bisa melihat hantu perpustakaan karena aku" jawab Minato dan sukses membuat Kushina terkejut.
"Da-dari mana kau tahu?"
Minato memalingkan wajahnya "nanti juga kau akan tahu sendiri"
-skip time-
~jam istirahat~
Setelah kejadian pagi ini, Kushina masih bingung. Ia bahkan tidak mendapatkan jawaban dari Minato. Kushina bahkan tidak mengatakan hantu padanya dan dia sudah tahu.
"hantu perpustakaan ya~~" gumam Kushina.
"hah! Nani? Uzumaki-san! apa kau baru saja mengatakan hantu perpustakaan?"
"kyaa!" tiba tiba gadis berambut biru muda muncul didepan Kushina, dan membuatnya terlonjak kaget. Tentu saja Kushina mampu menghilangkan rasa takut dengan mudah, tapi jika dikejutkan, dia akan tetap berteriak.
"Se-sejak kapan kau disini?" Tanya Kushina.
"baru saja. Maaf, sudah mengagetkanmu. Oh ya, namaku Yanbi Azakagi, salam kenal!" kata gadis bernama Yanbi itu.
"salam kenal!" balas Kushina. Mereka sekarang sedang di kantin, duduk di depan meja panjang. semangkuk ramen tersedia di depan mereka berdua.
"wah.. ternyata kau juga suka ramen, Azakagi-san?" Tanya Kushina.
"um! Tentu! Oh ya, tadi kau mengatakan hantu? mengingatkanku pada Namikaze-san"
"memangnya kenapa?"
"dia itu.. orangnya sedikit aneh" gadis itu memajukan wajahnya "Ada yang mengatakan kalau dia bisa melihat hantu. Dan ada juga rumor bahwa siapapun yang dekat dengannya, pasti akan bisa melihat hantu juga"
Kushina kaget 'apa ini maksudnya' batin Kushina.
"memangnya itu benar?" Tanya Kushina memastikan. Yanbi mengangguk.
"iya! Namikaze-san itu sebenarnya banyak yang suka, loh! Hanya saja sejak wanita itu…"
"kenapa?"
"sewaktu dia kelas 11. Ada siswi bernama Nami Yukinari yang nekat mendekati Namikaze-san. Dia adalah gadis yang periang. tapi, sejak dia mendekati pria itu. Dia berubah, menjadi pendiam. Terkadang menangis sendiri." Yanbi terdiam kemudian melanjutkan kata-katanya lagi.
"Saat di perpustakaan, Nami pernah ketakutan sampai berteriak histeris. Katanya ada hantu di perpustakaan itu. Dan malang nasibnya, setelah 3 hari dari kejadian itu, Nami ditemukan tidak bernafas di depan pintu keluar perpustakaan"
Kushina terdiam, bayangan sosok itu muncul dikepalanya. Dengan cepat Kushina menggeleng. 'jadi hantu benar benar bisa membunuh manusia' pikir Kushina.
"hantu di perpustakaan?" Tanya Kushina lagi.
"Ya! Baris 10 lorong E. katanya di tempat itu terdapat hantu. Kami menyebutnya hantu perpustakaan. Tidak ada yang berani ke tempat itu. Kami sangat menghindari lorong E dan setiap baris 10 dari masing-masing lorong. Ah ya! Dan juga ada rumor kalau Namikaze-san sering meminjam buku dari lorong E"
'kemarin lusa dia meminjam buku dari lorong E. dia juga yang membawaku kesana. Dan disanalah aku melihat hantu perpustakaan. Jadi dia merasa bersalah karena hal itu'
"anu… Azakagi-san. sepertinya kau tahu segala rumor yang beredar di sekolah ini" kata Kushina.
"tentu saja! Aku adalah ratunya dari segala rumor dan gossip yang beredar disekolah" jawab Yanbi penuh semangat. Kushina hanya tertawa kecil. Setelah mereka makan, ponsel Kushina berdering. Kushina mengambil ponselnya dan ternyata ada pesan masuk.
"dari tou-san. sebentar pulang sekolah aku harus…. Haaa!.." wajah Kushina sedikit merona.
"ada apa?" Tanya Yanbi. Kushina mengibas-ibaskan tangannya kearah Yanbi
"tidak apa-apa! benar benar tidak ada apa-apa!" jawabnya dengan senyum (terpaksa).
Sementara Kushina makan, gadis berambut biru itu diam diam mengirim pesan pada seseorang yang bertuliskan 'aku sudah memberitahukannya sesuai permintaanmu, yellow flash'
-skip time-
~sepulang sekolah~
Kushina berjalan kearah yang berlawanan menuju rumahnya dan masih memakai seragam sekolah.
'apa-apa an ini! Kenapa tou-san menyuruhku pergi kerumah Minato!' batin Kushina
Berbagai perempatan dan pertigaan ia lewati. Kushina pernah kerumah itu sekali dan langsung menghafal jalannya. Saat kerumah itu, ia masih berumur 15thn dan tidak bertemu Minato karena ia sedang keluar.
Sesampainya Kushina didepan rumah yang pernah ia temui 2thn yang lalu itu, ia merasa ragu-ragu memencet bel. Perasaannya campur aduk sekarang, antara senang, takut, aneh deh untuk seorang Uzumaki Kushina. Sejak Minato datang menolongnya, sedikit demi sedikit perasaan aneh muncul di hati kecil milik Kushina. Apakah Minato juga sama?
Setelah berpikir panjang, akhirnya Kushina memencet tombol itu.
"NING NONG- NING NONG- NING NONG" terdengar suara bel sebanyak 3 kali.
Pintu terbuka dan menampakan wajah seorang wanita berambut pirang yang Kushina sangat kenal sebagi ibu dari Minato. Wanita itu tampak tersenyum lebar melihat Kushina.
"selamat siang, bibi Tsunade" sapa Kushina.
"siang, ayo masuk!" jawab Wanita bernama Tsunade itu. Kushina masuk dan duduk di sofa yang disediakan. Tsunade pergi kedapur mengambil secangkir teh dan menyajikannya di meja depan Kushina.
Kushina tampak malu-malu, tapi ia harus menerimanya mengingat betapa keras kepalanya wanita didepannya ini.
"aku dengar Hashirama sudah keluar Rumah Sakit?" Tanya Tsunade membuka pembicaraan.
"iya.. padahal ayah baru saja sembuh, dia langsung mengurus perusahaan.. pasti penyakitnya bakal kambuh lagi"
"haha.. itu memang dia, semoga ibumu tidak kewalahan mengurusnya" Tawa wanita berambut pirang itu.
"ano, eto.. tadi ayah suruh kesini, memangnya ada apa ya?" Tanya Kushina.
"begini… apa kau dan Minato bertengkar?" Tanya Tsunade balik dan dijawab dengan gelengan kepala Kushina.
"baguslah~ lalu.. kenapa Minato tadi mengatakan ingin membatalkan perjodohan ini?"
"tadi?" Tanya Kushina terkejut.
"ah! Benar juga. Minato itu jalannya cepat sekali. Sampai-sampai dia dijuluki yellow flash sewaktu SD dulu. Hah~ masa yang menyenangkan… sayang sekali…"
"memangnya apa yang terjadi?"
"Minato berubah menjadi pendiam sejak SMP. Dan sejak itu juga, dia sudah tidak mempunyai teman lagi"
"apa?"
"jadi kumohon, Kushina…. Sebagai ibunya Minato, tentu saja aku tidak tega melihat anak itu sendirian terus menerus. Terlalu banyak rumor negative tentangnya yang beredar di sekolah. Aku yakin, hal itu tidak benar. Minato sama skali tidak mempunyai satupun teman. Tidak ada juga yang berani mendekatinya karena rumor-rumor aneh itu" kata Tsunade dengan nada sedih. Kushina sedikit tersentuh.
'di jauhi dan akhirnya menjauhi tanpa alasan yang tepat. Sama skali tidak mempunyai teman, selama 6thn ini. Apa hidup Minato semenderita itu? Jika dilihat-lihat, dia hampir sama denganku dan Mikoto sewaktu dulu.' Batin Kushina.
"anu… Kushina, apa kau juga ingin membatalkan perjodohan ini? Aku dengar kau sangat menentang yang namanya perjodohan"
Kushina tersentak kaget. "ah, itu… bagaimana ya…" Kushina masih bingung menjawab. Logikanya ingin menolak namun hati kecilnya ingin bertahan. Dia sangat bimbang saat ini. Dari awal Kushina sangat ingin menolak, namun ia akan menyakiti perasaan ayahnya, dan orang tua Minato. Ditambah Minato akan sendirian lagi.
"kau tahu… Kushina… setelah kau pindah ke Konoha Senior High School, Minato menjadi sering khawatir padamu!"
"eh…!?" sontak pipi Kushina merona dan langsung menunduk, sedang Tsunade hanya tertawa kecil melihatnya.
"hehe, kau terlihat manis saat merona"
'aku.. merona? Kenapa? Kenapa aku jadi begini? Perasaan macam apa ini?' Tanya Kushina dalam hati.
"Minato sering bertanya tentang keadaanmu. Tapi hari ini dia terlihat sedih sekali? Kenapa ya..?"
Ponsel Kushina berdering "maaf, aku pemisi dulu bibi Tsunade! Sepertinya ayah menelfonku" pamit Kushina berdiri dan berjalan keluar. Beberapa menit kemudian Kushina masuk lagi dan pamit untuk pulang.
"maaf sekali, bibi! Aku harus pulang, ayah memanggilku" kata Kushina.
"tidak apa-apa! Titip salam buat ayah-mu yaa.." jawab Tsunade.
Sepulang Kushina dari sana, wanita itu meraih ponsel yang ada diatas meja. Ia menelfon seseorang "Jiraya, dia baik baik saja, tidak ada yang aneh. Sepertinya hantu yang Kushina lihat tidak mempengaruhi segel dalam tubuhnya. Apa kita perlu melanjutkan pertunangan ini?"
"ya, baiklah.. apa tidak apa apa seperti ini.. Minato tidak tahu apa apa tentang gadis itu"
-skip time-
~sekolah/jam pelajaran pertama~
Kushina pusing luar biasa hari ini. Semalaman dia harus mengikuti acara pertemuan antara pebisnis bersama ayahnya hingga tengah malam. Ditambah…
"oh.. tuhan… tolong jangan sampai Kakashi-sensei masuk kelas" Yap! Kushina berdoa agar guru matematika mereka tidak datang karena dia belum mengerjakan tugasnya. Ditambah, menurut yang Kushina dengar, Kakashi-sensei adalah salah satu guru killer dengan pemberian hukuman paling berat disekolah.
Namun ternyata hari ini adalah hari sial Kushina. Guru itu masuk, dan benar saja, hal pertama ia Tanya adalah tugas matematika mereka dan bukan hanya Kushina yang belum selesai, Yanbi juga belum dan segera maju. Baru saja Kushina ingin berdiri, Minato langsung menahannya. Kushina menatap Minato bingung.
"kenapa?" Tanya Kushina. Minato tampak mengambil buku matematika dari tas dan memberikannya pada Kushina.
"pakai bukuku"
"lalu…bagaimana dengan_"
"aku baik-baik saja!" kata Minato dan segera berdiri menuju depan kelas. Semua siswa menatapnya heran.
"kenapa si Namikaze-san itu tidak mengerjakan tugasnya. Memang pria aneh! Pantasan tidak ada yang mau berteman dengannya" kata seorang siswa didepan Kushina.
Kushina merasa marah mendengar perkataanya, segera 5 jarinya memukul kepala pria itu dengan keras.
"sakit!" rintih pria itu sambil mengusap-usap kepalanya dan melihat kebelakang menatap dengan amarah tepat kearah Kushina.
Sedang yang memukul terlihat tersenyum manis. "ah~ maaf, aku tidak bermaksud memukulmu. Hanya saja… tadi di atas kepalamu…. Ada nyamuk" kata Kushina dengan imutnya membuat pria di depannya itu tidak jadi memarahi Kushina.
"ah~ tidak apa-apa… ini juga tidak sakit" jawabnya dengan senyum lebar namun masih mengelus kepalanya. Pria itu membalikan badannya lagi mengahadap ke depan.
'hehehe! Rasakan itu! Makannya jangan sembarangan berbicara!' tawa keji Kushina dalam hati.
Dari jauh, Minato mendeathlagre pria itu. Sensei pun menyuruh siswa yang tidak mengerjakan pr keluar menghadap ke tiang bendera dan boleh masuk setelah pelajaran matematika selesai. Kushina merasa bersalah pada Minato. Minato sudah mengerjakan pr-nya dan justru memberikannya pada Kushina.
-skip time-
~jam istirahat~
Setelah jam pelajaran matematika selesai, Kushina masih belum tahu apa yang harus ia lakukan. Sedang Minato yang telah selesai dihukum hanya diam dan tidak melihat maupun berbicara dengan kushina sedikitpun. Saat ini, Kushina sedang mengikuti(menguntit) Minato yang entah pergi ke mana. Dan akhirnya Minato sampai pada tempat tujuannya, taman belakang sekolah yang sepi. Minato kemudian duduk bersandar pada salah satu pohon disana dan memejamkan matanya .
Dari balik semak-semak yang tidak jauh dari Minato, Kushina masih mengintip. 'apa yang dia lakukan disini?' batinnya.
"kenapa kau mengikutiku?" Tanya Minato yang masih memejamkan matanya tanpa melihat Kushina.
Kushina terkejut, 'bagaimana dia bisa tahu?'
Perlahan, mata Minato mulai terbuka dan melihat kearah samping kanan tepatnya ke arah semak-semak tempat Kushina bersembunyi.
"aku tahu kau dibalik semak-semak itu! Keluarlah Kushina!"
Kushina memberanikan diri untuk keluar, Minato terlihat menatap tajam kearahnya.
"anu.. itu..! aku…" Kushina bingung harus menjawab apa.
"jika tidak ada kepentingan, pergilah!"
'apa..!? dia mengusirku?' batin Kushina. Amarahnya terasa ingin meledak, namun segera ia tahan. Minato berdiri.
"untuk apa kau mengikutiku?" Tanya Minato, Kushina tersontak kaget.
"mengikutimu? Mana mungkin?" kata Kushina dengan nada tidak meyakinkan.
"jika tidak, lalu kenapa kau bersembunyi? sedang apa kau disini?"
Kushina berpikir dan berpikir. Sebuah ide muncul dikepalnya "aku ingin mengembalikan bukumu!"
Minato menatap tangan kosong Kushina "lalu.. dimana bukuku?" Kushina langsung drop lagi.
"hah! Aku lupa membawanya" kata Kushina melihat kesamping sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"pergilah!" usir Minato dingin. Kushina langsung menatapnya.
"memangnya kenapa kalau akau mau disini?"
"karena rumor itu! Kau sudah mendengarnya kan?"
"sudah! Lalu?"
"menjauhlah dariku"
"tidak mau! Kau adalah calon suamiku, bagaimana bisa aku menjauhimu"
"aku sudah membatalan perjodohan itu"
"kalau begitu kau harus menerimanya kembali!"
"untuk apa? Kau sudah mendengar rumor itu, seharusnya kau menjauhiku atau kau akan menjadi seperti gadis itu. Kau juga tidak mengenalku! Bukan temanku!"
"kalau begitu aku ingin mengenalmu" kata Kushina dengan nada tinggi. Sontak Minato terkejut.
"kenapa…?" Tanya Minato.
"karena aku ingin menjadi temanmu! Aku ingin mengenalmu! Aku tidak ingin kau sendirian lagi" Kushina menjeda kemudian melanjutkan katanya dengan lembut sambil tersenyum tulus.
"karena itulah… ayo berteman. Ini adalah awal pengenalan yang baik" Kushina langsung meraih tangan Minato dan tentu saja sang empu kaget dan merona.
"sebentar, jam 3 di depan Restourant Hazaki! Kita akan jalan-jalan di festival sore ini"
"tunggu dulu, apa mak_" belum selesai Minato menyelesaikan kata-katanya, Kushina langsung pergi sambil melambaikan tangannya.
"datang ya… aku menunggumu~" Minato terus melihat Kushina yang segera menghilang di pembelokan.
-skip time-
~sorenya di depan Restaurant Hazaki~
Tampak Kushina berdiri dengan pakaian sedehananya namun masih tetap membuatnya terlihat cantik. Beberapa detik kemudian Minato datang. Pipi Kushina merona melihat Minato dengan pakaian biasa yang membuatnya terlihat keren. Berbeda dengan saat memakai seragam. Segera Kushina menghilangkan rona di pipinya dan tersenyum lembut pada Minato. Minato sendiri tertegun.
"selamat sore.. akhirnya kau datang" kata Kushina dengan riangnya. Entah kenapa sejak Minato ada, sifat asli Kushina muncul.
"sore" jawab Minato datar.
"nah! Ayo pergi" kata Kushina.
"Kushina" tegur Minato.
"apa?"
"kenapa kau mau didekatku?"
"sudah kukatakan, aku ingin mengenalmu"
"kau akan terus-terusan melihat hantu menyeramkan. Dan bisa saja mereka menyerangmu"
"kalau begitu Minato kau harus datang menolongku"
"bagaimana jika aku tidak mau?"
"maka aku akan mati" jawab Kushina dengan riangnya.
"kenapa… kau mengatakan itu seakan-akan itu sangat mudah bagimu"
"ah.. kalau itu, aku mempunyai alasan sendiri. Ayo kita pergi" kata Kushina dan langsung menarik tangan Minato.
'alasan tersendiri? Apa itu?' batin Minato
TBC~
