FATAL FRAME X – THE CURSED TOWN

PART I : WELCOME

27 Februari 2013. 6 orang pemuda asal Jepang (yang bernama Miyuki Yukishiro, sifatnya paling dewasa, baik, dan tegas dari semua teman-temannya. Lalu ada juga Shimizu Tachibana yang super pemalu tapi super pintar dan bisa langsung memahami hampir segala macam hal-hal baru. Yuri Izumi, sang moodmaker yang periang, tomboy dan suka melawak. Ada juga kekasih Yuri yang bernama Ken Urashima, mereka ini bagaikan sepasang pelawak yang selalu menghibur pemirsanya di TV, silahkan bayangkan sendiri kalau dua orang seperti itu menjadi sepasang kekasih, hehehe... ^_^. Kemudian ada cowok blasteran Inggris-Jepang bernama George Kodama. Ayahnya seorang pengusaha sukses asal Jepang yang membuka kantor cabang di Inggris. Disanalah ayahnya bertemu ibunya. Tak heran kalau tubuh si George ini besar dan kekar karena dirumahnya punya tempat fitness sendiri, maklumlah, dia anak orang kaya gitu loh... Dan yang terakhir adalah Fuyuki Yukishiro, walaupun nama belakangnya sama seperti Miyuki, mereka sama sekali tak punya hubungan darah sedikitpun. Fuyuki menyukai Shimizu tapi gak PD untuk mengutarakan perasaannya. Padahal Fuyuki cukup ganteng dan jadi idola cewek-cewek di kampusnya. Mungkin karena Shimizu lebih pintar jadi Fuyuki agak minder. Meski ganteng tapi otaknya biasa-biasa aja... XD) sedang dalam perjalanan berlibur menuju rumah paman Miyuki yang bekerja di Jakarta. Mereka menaiki kapal laut agar Miyuki bisa membawa mobilnya sendiri, karena menurut pamannya angkutan di Jakarta agak rawan.

Mereka ber-6 adalah teman satu kampus yang tergabung dalam klub yang sama. Rencananya setelah tiba di rumah pamannya mereka akan mengunjungi tempat-tempat wisata di Indonesia. Seminggu kemudian, pada tanggal 6 Maret 2013 pukul 10:21 pagi, mereka pun tiba di pelabuhan Tanjung Priuk Jakarta. Tapi karena ada urusan mendadak, paman Miyuki jadi tidak bisa menjemput mereka di pelabuhan. Alhasil mereka pun harus mencari alamat rumah pamannya sendiri dengan bermodal secarik kertas yang berisi alamat rumah paman Miyuki. Meski mereka lumayan bisa berbahasa Indonesia karena sebelum ke sini mereka sempat belajar bahasa Indonesia dulu, namun karena ini pertama kalinya mereka datang ke Jakarta, mereka pun tersesat. Hingga sampai malam hari mereka nyasar sampai masuk ke kota Bekasi, dimana kota itu adalah kota angker yang tidak boleh dimasuki dalam kurun waktu 15 tahun. Setelah beberapa lama memasuki kota tersebut, kejanggalan mulai terasa...

Miyuki : " Ada apa dengan tempat ini? Kenapa sepi sekali? Hampir tak ada lampu yang menyala"

Yuri : " Mungkin sedang mati listrik?"

Ken : " Tapi masak sampe gak ada seekorpun orang sama sekali?"

Shimizu : " Ummm... kata "seekor" itu terdengar kejam..."

Fuyuki : " Biarkan saja dia mau bilang apa Shimizu-chan, mulutnya emang gak ada saringannya"

Ken : " Mulut pake saringan? Dah kaya knalpot kendaraan aja, hahaha..."

George : " Ssttt... Jangan bercanda terus. Miyuki, apa benar ini jalannya?"

Miyuki : " Hmmm... Kayanya kita nyasar deh."

Yuri : " APAAAA...?! Kenapa kau bisa nyasar ke tempat seram begini? Kenapa mobilmu gak pakai GPS?!"

Miyuki : " Bodo amat ah, mobil gue ini..."

Ken : " Nanti sampai di rumah pamanmu pasang GPS ya Miyuki."

Miyuki : " Ye..."

Shimizu : " Yah mau gimana lagi, kita putar balik saja."

Fuyuki : " Benar, putar balik sebelum ada hal-hal aneh..."

George : " Hal aneh seperti apa contohnya?

Ken : " Hantu mungkin, hehehe..."

George : " Hari gini masih percaya begituan? Cape deehhh... Miyuki, cepat balik arah"

Miyuki : " Okie-dokie"

Miyuki memutar arah mobilnya dan langsung tancap gas. Tapi saat jarum speedometer mencapai angka 70 km/jam tiba-tiba ada sesosok gadis yang menyebrang jalan. Miyuki langsung mengerem dan banting setir ke kiri dan sebatang pohon besar sudah siap untuk menghentikan laju mobil itu. BRAAKKK... mobil itu menabrak pohon dan semua orang didalamnya pingsan.

Tak lama kemudian Miyuki tersadar dan langsung melihat keadaan teman-temannya, tapi tak ada seorang pun di dalam mobil itu. Miyuki pun turun dari mobil dan berteriak memanggil nama mereka...

Miyuki : " Shimizuuu...!"

" Yuriii...!"

" Geooorge...!"

" Fuyukiii...!"

" Keeen...!"

" Kalian dimana? Kalau dengar jawab donk!"

Namun tak ada yang menjawab, hanya suara gaung dari teriakannyalah yang terdengar menembus kota sepi itu. Lalu Miyuki memeriksa HP-nya tapi sama sekali tak ada sinyal.

Miyuki : " Sial, kenapa gak ada sinyal sama sekali?"

Tiba-tiba Miyuki merasa sakit pada bagian dahinya, rupanya dahinya lecet gara-gara terbentuk roda kemudi.

Miyuki : " Wah lecet... Untung di bagasi ada kotak P3K"

Miyuki berjalan menuju bagasi mobilnya dan dia melihat kalau kerusakan mobilnya tak terlalu parah, Cuma sedikit penyok di bagian depan. Mungkin karena tadi dia sempat ngerem.

Setelah menutup lukanya dengan perban, Miyuki lalu mencoba menyalakan mobilnya. Namun Nissan X-Trail itu menolak untuk menyala. Pasti ada komponen yang terlepas saat benturan tadi, pikir Miyuki dalam hati. Meski punya mobil, Miyuki sama sekali tak tahu menahu mengenai mesin mobil.

Miyuki : " Sial, tar kalau udah keluar dari sini belajar otomotif dah..." Gerutunya.

Setelah berulang kali mencoba menyalakan mobilnya Miyuki pun menyerah dan mengambil senter dari bagasi mobilnya. Tak lupa tas slempang yang selalu dibawanya kemana saja. Miyuki memberanikan diri menembus kegelapan mencari teman-temannya.

Miyuki : " Kurasa seharusnya mereka tidak akan jauh-jauh... Semoga saja mereka tidak diculik orang jahat yang bersembunyi di dalam kegelapan ini."

" Oh iya, gadis tadi bagaimana ya? Sepertinya dia tadi berjalan kearah jalan setapak itu, coba kuikuti siapa tahu aku mendapat petunjuk "

Miyuki mengikuti jalan setapak yang tampaknya mau dituju oleh gadis tadi, dia berjalan sambil melihat-lihat sekeliling dan menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi sampai membuat kota ini menjadi suram begini. Suara hembusan angin yang meniup dedaunan menimbulkan suara yang membuat suasana jadi tambah seram. Namun setelah hampir 15 menit berjalan dia tak menemukan siapapun. Tapi dia malah menemukan benda yang tampak seperti kamera tua.

Miyuki : " Apa ini? Kamera? Tapi kenapa bentuknya aneh begini? Tak bisa menyala pula. Sudah rusak ya?"

Miyuki membolak-balik kamera itu dan menekan semua tombol yang ada namun kameranya tetap tak menyala juga. Merasa bisa dijadikan cinderamata, Miyuki membawanya dan mengaitkan kamera itu dengan gantungan HP dan melingkarkannya di leher dan membiarkan kameranya menggantung di dadanya. Dia pun melanjutklan perjalanannya. Baru sekitar 5 menit berjalan, dia dikagetkan oleh suara langkah kaki disertai nafas yang terengah-engah yang berasal dari arah depan.

Miyuki : " Siapa itu!?"

" Jawab aku!" Teriaknya.

Tapi sama sekali tak ada jawaban. Suara langkah kaki itu makin lama makin dekat, suaranya seperti seseorang berjalan melewati semak-semak. Sreeek...Sreekk... seperti suara ilalang yang dilewati oleh seseorang. Miyuki panik sambil melihat sekeliling tapi tetap tak ada siapapun di sana. Dari suaranya seharusnya dia sudah bisa melihat kalau ada orang yang datang. Lalu tiba-tiba suara itu menghilang dan suasana menjadi hening. Miyuki merinding hebat hingga kakinya lemas. Saat berbalik arah tiba-tiba sesosok hantu berwajah pucat berpenampilan seperti petani dengan pakaian compang-camping disertai noda darah muncul entah dari mana. Miyuki langsung menjerit amat keras saking kaget dan takutnya.

Miyuki : " KYAAAAAAAAA~~~!" Jeritnya.

Miyuki langsung berlari secepatnya kearah mobilnya berada namun hantu itu mengejarnya. Hantu yang terlihat transparan itu berjalan melayang melewati jalan stapak yang sedikit berlumpur itu. Miyuki tersandung gundukan tanah kecil dan jatuh terjelembab ke arah rerumputan yang agak basah. Dia menengok ke arah hantu itu tapi dia sudah menghilang. Saat menengok ke depan tiba-tiba hantu itu muncul tepat di depan wajahnya. Miyuki menjerit keras sekali lagi. Hantu itu menyentuhnya dan Miyuki langsung merasa seolah rohnya hendak ditarik lepas dari tubunya. Namun Miyuki berhasil berguling ke samping dan terlepas dari genggaman si hantu. Miyuki terengah-engah kehabisan napas seolah dia habis selesai lari marathon. Si hantu mulai mendekat untuk menyentuhnya lagi. Kali ini Miyuki melompat kebelakang menghindarinya dan langsung berdiri. Saat itulah dia baru sadar kalau ada yang bergetar-getar di dadanya. Saat dilihat ternyata kamera itu bergetar dengan kencang dan sudah menyala disertai cahaya warna merah terang dari lampu kecil di samping kiri kamera. Kebingungan, Miyuki tak menyadari kalau si hantu sudah berada di depannya bersiap untuk menyerangnya lagi. Saking paniknya Miyuki tak sengaja menekan tombol shutter kamera itu. Cahaya blitz yang keluar dari kamera itu seakan memukul si hantu hingga membuatnya mengaduh kesakitan. Miyuki menggunakan kesempatan itu untuk menghindar dan berpikir.

Miyuki : " Loh, apa yang terjadi barusan? Apa kamera ini yang melakukannya?" Tanyanya kebingungan.

" Jangan-jangan kamera ini bisa untuk melawan hantu? Baiklah akan kucoba..."

Miyuki lalu membidik hantu itu dengan jari telunjuk yang sudah bersiap untuk menekan tombol shutter, menunggu hantu itu mendekatinya. Jarak hantu dan dirinya kini kurang dari 2 meter, Miyuki menekan tombol shutter dan hantu itu kembali mengaduh kesakitan. Miyuki menjauh menjaga jarak dan menembaknya lagi dari jarak sekitar 4 meter, namun hantu itu tak bergeming. Miyuki pun langsung mendapat teorinya sendiri " Jangan-jangan semakin dekat maka efeknya semakin kuat?" Dia menebak-nebak, meski meragukan dia akan mencobanya.

Miyuki : " Masih belum, masih belum. Ayo mendekat lagi..."

Makin dekat hantu itu makin terlihat mengerikan, mata putih yang terbelalak dan suara rintihannya itu membuat seluruh bulu kuduk Miyuki berdiri. Miyuki berpikir untuk lari tapi di dalam hatinya seolah ada yang menjerit "Kau sudah tahu cara melawan hantu itu. Kalau kau lari hantu itu akan terus mengejar dan membunuhmu. Hajar dia sekarang juga!" Jarak hantu yang kurang dari 1 meter itu membuatnya makin ketakutan, namun Miyuki masih belum menekan tombol shutternya. Dia masih menunggu hantu itu agar jaraknya lebih dekat. Kakinya bergetar sangat hebat hingga bisa membuatnya terjatuh akibat tak kuat menopang tubuhnya. " Ayo sedikit lagi" Jerit Miyuki dalam hati.

Miyuki langsung menekan tombol shutter kuat-kuat saat jarak hantu itu kurang dari sejengkal.

Miyuki : " Rasakan ini!" Teriaknya.

BLAASSTTT! Kilatan cahaya lampu blitz yang amat terang bagaikan sambaran petir langsung mementalkan si hantu. Hantu itu terpental sambil berteriak seolah-olah dia habis ditinju oleh seorang petinju kelas dunia yang meninjunya tanpa sarung tinju. Hantu itu menggeliat-geliat ditanah seperti sapi yang disembelih dan perlahan menghilang. Lalu dari tempatnya menghilang muncul sebuah bola cahaya berwarna kebiruan terbang masuk ke dalam kamera. Di layar kiri bawah kamera itu kini muncul sebuah bola cahaya kebiruan kecil. Kamera itu pun mati dengan sendirinya. Namun Miyuki tak terlalu memperdulikannya karena masih merasa aneh apa yang barusan dialaminya.

Miyuki : " Apa dia sudah mati"? Miyuki tersenyum kecil karena mananyakan "apa dia sudah mati?" pada makhluk yang memang sudah mati. Miyuki melihat sebuah buku catatan tua bersampul coklat di tempat hantu tadi menghilang. Dia mengambil dan terkejut karena di dalam buku itu ada gambar kamera serupa seperti yang dimilikinya dan ditulis dalam bahasa Jepang, dan dia mulai membacanya.

"Dr. Asou Journal 01"

"Namaku Kunihiko Asou, aku adalah seorang peneliti hal-hal gaib yang baru-baru ini berhasil menciptakan kamera yang bisa melihat yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Kamera ini juga dapat "menyucikan" arwah penasaran agar dapat kembali ke dunianya dengan tenang."

Catatan itu berakhir sampai disitu, Miyuki sejenak berpikir.

Miyuki : " Kunihiko Asou? Jadi kamera ini di buat olehnya? Tapi kenapa bisa ada di negara ini?" Tanya Miyuki yang makin bingung.

" Dan kenapa catatan ini baru muncul begitu aku sudah tidak memerlukannya? Kalau saja catatan ini ada dari tadi aku tak perlu panik seperti tadi, kan?" Gerutunya kesal.

Miyuki lalu melanjutkan perjalanan kembali ke mobilnya, sesampainya di sana dia kebingungan.

Miyuki : " Bagaimana ini? Apa kutunggu mereka di sini saja? Atau kembali ke pintu masuk kota dan menunggu mereka disana?"

Tiba-tiba muncul sesosok gadis yang hampir ditabraknya tadi. Hantu itu menunjuk ke arah kota sambil berkata lirih " Temanmu disana " dan langsung menghilang. Miyuki tak percaya apa yang dilihatnya, sesosok hantu menunjukkan jalan? Mencurigakan sekali, pikirnya dalam hati. Tapi bagaimana kalau hantu itu benar-benar ingin membantunya menemukan teman-temannya? Karena sangat mengkhawatirkan keadaan teman-temannya, Miyuki menghela napas panjang mengumpulkan keberanian dan langsung berjalan menuju ke arah yang tadi ditunjukkan si hantu.

Di saat yang sama, 45 KM dari tempat Miyuki berada, Yuri terbangun di sebuah gedung tua...

End of part 1...