"Kenapa aku harus ikut audisi ini, hyung?" tanya seorang anak SMP yang masih memakai seragam sekolah pada seorang pria berkuncir satu yang dia panggil 'Hyung'.

"Sasuke-ah, kau harus menyalurkan bakatmu ini! Aku yakin kau bisa menjadi bintang terkenal nanti," ucap lelaki itu sambil tersenyum.

"Nomor 578, Uchiha Sasuke!" panggil suara laki-laki yang duduk di depan sebuah meja panjang, sepertinya dia adalah panitia audisi saat ini.

"Sasuke-ah, kau sudah dipanggil. Cepat masuk sana dan tunjukkan bakatmu!" pria yang dipanggil 'Hyung' oleh bocah yang berusia kira-kira dua belas tahun itu mendorong si bocah sampai ke depan sebuah ruangan yang pintunya besar sekali.

"Itachi hyung! Aku gugup sekali," kata bocah itu sambil memasang muka panik.

"Kau pasti bisa, Sasuke-ah! Fighting!" seru Itachi sambil mengepalkan tangannya.

Seorang pria tinggi yang tampan membawa Sasuke masuk ke dalam ruangan audisi. Itachi mengatupkan tangannya medoakan agar adiknya lolos audisi pemilihan bintang boyband terbaru dari SM Entertainment.

Kim Geun Hyun Presents…

SHINee

A Fict That Inspirited By A Boyband From South Korea, SHINee And All About Their Facts

Disclaimer: Naruto is Masashi Kishimoto's

SHINee is SM ENTERTAINMENT's And Theirselves

I'm just borrow the name of boyband and the PH.

Warning: AU, OOC, OC, Typos, and many more.

This fict for you, shawols and readers ^o^

Gak suka? Gak usah dibaca. ^^v

.

.

Summary: Sebuah boyband digosipkan kehilangan kualitas vokalnya. Penampilan mereka tidak sebagus yang dulu-dulu. Untuk menghindari pertanyaan wartawan, mereka pun berlari menghindari wartawan-wartawan itu. Awal mula kesuksesan yang terhalang batu kerikil pun akan segera lahir lewat seorang wanita berkepribadian ganda dan akan segera dimulai kisah cinta seorang magnae dari SHINee.

읽어보시기바랍니! ^^

Selamat membaca! ^^

.

.

Chapter 1: Their Name are SHINee and Her Name is Sakura.

Enam tahun setelah Sasuke melakukan audisi, dia sekarang sudah menjadi bintang yang "shine" bersama empat orang temannya. Mereka berlima terbentuk dalam sebuah boyband yang memulai debut mereka pada tahun 2008. Boyband mereka diberi nama "SHINee".

Shinee atau biasa ditulis SHINee, berasal dari kata bahasa inggris yaitu, Shine. Sedangkan "ee" dibelakang kata Shine, dapat diartikan sebagai orang yang menerima cahaya atau dengan kata lain, orang yang ada di pusat perhatian dan juga pelabuhan ambisi besar untuk mendunia.

SM Entertainment berharap saat memberikan nama mereka dengan SHINee, mereka mampu menjadi bintang yang terus bersinar di dunia. Kehadiran SHINee juga diharapkan dapat memenuhi kehausan sejumlah penggemar musik di perbatasan dengan usia dan berbagai jenis musik akan gaya, dance dan fashion.

Dan terbukti dengan debutnya pertama saat membawakan hits promosi berjudul "Nunan Neomu Yeppeo (Replay)" yang berarti: kakak, kau sangat cantik sekali. Lewat hits promosi ini telah mampu membawa nama SHINee menjadi bintang baru yang terkenal, tidak hanya di Korea saja namun di sebagian Negara di dunia.

Itulah sekilas sejarah tentang awal debut dan terkenalnya SHINee. SHINee terdiri dari lima orang remaja yang kini berusia delapan belas hingga dua puluh dua tahun. Mereka adalah Sai, Naruto, Sasori, Gaara, dan Sasuke. Sai adalah yang tertua di SHINee, dia juga merupakan leader dari grup yang dibentuk oleh SM Entertainment tersebut.

Mereka berlima tinggal di sebuah apartemen, mereka tinggal satu atap di sana. Seperti biasa, Naruto yang bangun lebih pagi dari anggota SHINee yang lainnya. Disusul oleh Sasori karena Sasori seperti mempunyai sebuah kewajiban untuk membuatkan sarapan untuk teman-temannya.

Setelah cuci muka dan sikat gigi, lead vocal SHINee—Naruto, dan lead rapper—Sasori, melakukan rutinitas mereka sehari-hari. Naruto membangunkan anggota yang lainnya dan Sasori membuat sarapan untuk mereka semua, karena hobinya adalah memasak.

Naruto mengambil napas dalam saat berada di depan pintu kamar Gaara. Dia paling sebal jika harus membangunkan Gaara, mengingat kegiatan mereka semalam sangat melelahkan, pasti Gaara sangat sulit dibangunkan seperti kebiasaannya. Naruto menghembuskan napas panjang dan memutar kenop pintu kamar Gaara.

Membangunkan Sai dan Sasuke bukanlah hal yang sulit, tapi membangunkan Gaara sama saja dengan bicara pada batu. Sudah setengah jam Naruto mencoba membangunkan Gaara. Mulai dari cara halus dengan memanggilnya sampai cara kasar dengan memukul-mukulnya, Gaara tetap tidak mau bangun.

Sasori sudah selesai memasak sarapan. Sai dan Sasuke sudah duduk manis di depan meja makan sambil menunggu masakan matang dan menunggu kehadiran Naruto juga Gaara.

Sasori menuju meja makan sambil membawa semangkuk besar nasi goreng buatannya. Dia tidak melihat Gaara dan Naruto di sana.

"Gaara sepertinya belum bangun, ya?" tanya Sasori sambil meletakkan mangkuk besar itu di atas meja makan.

"Kau seperti tidak tahu kebiasaan buruk Gaara saja, umma," jawab Sai sambil menopang dagu, kepalanya terkantuk-kantuk menjawab pertanyaan Sasori.

"Jangan tidur di meja makan, hyung! Dan jangan panggil aku begitu!" seru Sasori mengomeli Sai. Sai memutar bola matanya, bosan setiap hari mendengar omelan Sasori.

"Hyung, mana susu buatku?" tanya Sasuke pada Sasori.

"Kau buat saja sendiri, Sasuke-ah. Aku akan membantu Naruto hyung membangunkan Gaara," jawab Sasori sambil mengambil nasi goreng dan menaruhnya di sebuah piring lalu membawanya ke kamar Gaara.

Sasuke menggerutu karena tidak dibuatkan susu oleh Sasori—yang paling pandai memasak di antara anggota SHINee yang lain, sehingga dia dipanggil "umma" SHINee karena selain pandai memasak, dia juga sangat cerewet. Bertentangan sekali dengan wajahnya yang imut-imut.

Sasori masuk ke dalam kamar Gaara dan melihat Naruto sedang menggoyang-goyangkan badan Gaara agar terbangun dari "hibernasi"nya.

"Hyung, biar aku saja yang membangunkannya. Cara ini pasti manjur!" seru Sasori.

"Arasseo. Kuserahkan padamu," sahut Naruto dan berdiri di ujung tempat tidur Gaara.

Sasori mendekatkan piring berisi nasi goreng spesial buatannya tepat di depan hidung Gaara. Perlahan tapi pasti hidung Gaara kembang kempis mencium aroma lezat dari nasi goreng ala chef Sasori. Gaara membuka matanya dan segera ingin mengambil nasi goreng dari tangan Sasori, namun Sasori dengan cepat mengamankan nasi goreng itu.

"Gaara-ah! Cepat bangun, cuci muka dan sikat gigi jika kau ingin makan nasi goreng spesial buatanku!" omel Sasori.

"Arayo," jawab Gaara dengan terhuyung-huyung berjalan ke luar kamarnya dan menuju kamar mandi.

Sasori mengerlingkan matanya ke Naruto. "Selalu berhasil 'kan, hyung?" tanyanya lalu kembali menuju ruang makan.

Naruto berdecak kagum dan menepuk tangannya sekali. "Aku harus mengingatnya!" serunya.

Setelah sarapan yang pastinya dengan pemenang utama dalam menghabiskan makanan adalah Gaara, mereka berlima segera bersiap-siap menuju perusahaan tempat mereka dibentuk. Mereka datang untuk latihan vokal dan latihan dance seperti biasa.

Mereka berlima berangkat dengan mobil yang dikendarai oleh Sai menuju SM Entertainment. Sampainya di sana, mereka langsung disambut oleh sang manajer, yaitu Iruka.

"Kenapa kalian terlambat?" tanya Iruka.

"Ajeossi, seperti biasa, Gaara hyung selalu susah dibangunkan!" jawab Sasuke sambil memasang muka sebal. Sedangkan Gaara tetap diam dengan ekspresi datar.

"Arasseo…" Iruka menghela napas panjang, "sudahlah, ayo kita ke ruang latihan vokal. Sonsaengnim sudah menunggu kalian sejak lima belas menit yang lalu," lanjutnya.

"Ye," jawab Sai mewakili anggota yang lain.

*SHINee World*

Di Negara adikuasa, Amerika, langit sudah berubah menjadi oranye. Burung-burung berkoak-koak kembali menuju sarangnya. Tapi disalahsatu sudut jalan di kota New York malah semakin ramai dengan dentuman musik dan hiruk pikuk manusia di sana.

Terlihat seorang gadis berambut merah muda yang diikat satu ke samping dan memakai topi fedora bulat berwarna hitam sedang menari ala poppin dance keahliannya. Dia menggerakkan tubuh bagian atas dengan begitu enerjik dan setiap gerakannya pas sekali dengan tempo dari iringan musik R&B dari sebuah tape di dekat kerumunan remaja itu.

Gadis itu menunjuk seorang pria tinggi berambut oranye dengan beberapa tindikan di telinganya, gadis itu tersenyum meremehkan si pria. Si pria tidak terima dengan senyum menyebalkan itu, lalu dia membalas tarian si cewek berambut aneh itu dengan gerakan breakdance-nya yang keren.

Riuh tepuk tangan mewarnai indahnya sore di salah satu sudut jalan kota New York. Si cewek berambut merah muda menaikkan sudut bibirnya dan mengangkat tangannya, lalu telapak tangannya disambut oleh si pria yang tadi dia tantang untuk battle, mereka 'tos' sebagai pengakuan bahwa lawannya sangat hebat.

"Kau sudah belajar banyak, oppa." Gadis itu berjalan keluar dari kerumunan diikuti oleh pria berambut oranye tadi.

"Semua berkat didikanmu selama enam bulan ini, seonsaengnim," katanya sambil merangkul si gadis. "ahahaha… lucu sekali ya kita bicara dengan embel-embel hanguk." Tawa si pria berambut oranye pecah menyadari kata-katanya yang sebelumnya.

"Bodoh. Kita ini orang Korea jadi tetap harus melestarikan budaya Bahasa Korea kita," jawab si cewek sambil melepaskan rangkulan cowok yang tingginya 184 cm itu, sedangkan tingginya hanya 168 cm.

Si cowok berdecih mendengar jawaban cewek bubble gum itu. "Kita ini di New York bukan di Seoul, nona cantik."

Mendengar jawaban si pria, si gadis memutar bola matanya dan tanpa terasa kakinya sudah membawanya sampai di samping mobilnya. Gadis itu membuka pintu mobil, namun sebuah suara menghentikannya sejenak.

"Sakura."

"Ya?" jawab gadis yang ternyata bernama Sakura itu.

"Kau benar akan kembali ke Korea besok?" tanya pria itu dengan wajah yang berubah menjadi sedih sekarang.

"Benar. Aku sudah lulus kuliah di sini dan appa sudah menyuruhku kembali ke Korea," jawab Sakura. "memangnya kenapa, Pein oppa?" sambungnya.

"Anio. Tidak kenapa-kenapa kok," jawab pria yang dipanggil Pein-oppa tadi dengan senyum masam.

"Ah, ya sudah. Aku pulang dulu. Annyeong!" Sakura masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sudut jalan yang makin ramai saat malam hari itu.

Pein menghembuskan napas berat. Sebenarnya dia ingin sekali melarang Sakura pulang kembali ke Korea, namun lidahnya tidak bisa berkompromi untuk mengatakan itu.

*SHINee World*

Kelima anggota SHINee sudah duduk di bangkunya masing-masing dan siap mendengarkan instruksi dari sang guru untuk latihan vokal. Guru mereka, Kurenai, sedang hamil anak pertama dan usia kandungannya sekarang menginjak tujuh bulan.

Selama masa kehamilan Kurenai dan kesibukan jadwal manggung SHINee, kelima personil SHINee tersebut jadi jarang latihan, akibatnya kualitas suara mereka menurun. Kurenai tidak mampu berbuat apa-apa lagi, dia menyerah untuk mengajar vokal mereka. Bukan karena mereka bodoh saat diajar, tapi karena dia sangat lelah jika mengajar dengan keadaan hamil besar seperti ini.

"Jadi, jika aku punya salah selama ini pada kalian, aku minta maaf," ucap Kurenai yang sedang berdiri di depan para murid terkenalnya.

"Kurenai-seonsaeng, seharusnya kami yang minta maaf. Mian hamnida," tutur Sai yang sudah berdiri sambil membungkukkan badannya.

"Anio, kalian adalah murid-muridku yang paling berbakat. Teruslah berlatih dan menjadi lebih hebat lagi. Baiklah, sudah waktunya aku pergi. Annyeong!"Kurenai tersenyum lalu keluar dari ruang latihan tersebut.

Para anggota SHINee berdiri dan membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan atas didikan yang diberikan oleh guru mereka selama tiga tahun ini.

"Aigo~ sekarang siapa yang akan mengajar kita?" tanya Naruto.

"Molayo," jawab Sasuke sambil mengangkat kedua bahunya.

Sasori menghembuskan napasnya. "Kalian sudah dengar gosip terhangat saat ini?" tanyanya. Ternyata selain cerewet Sasori sangat peka terhadap berita-berita maupun gosip di luar sana, apalagi menyangkut boyband mereka.

"Memangnya apa?" tanya Gaara.

Sasori menarik napas dalam, lalu berkata, "Kita digosipkan sudah tidak punya kualitas vokal yang bagus."

"MWO?" teriak Naruto tidak terima. Tentu saja dia tidak bisa terima gosip itu, Naruto itu adalah lead vokal SHINee dan dia rasa kualitas vokalnya tetap baik.

Sasori memandang keempat rekannya yang menunduk lemas. "Hey! Tenang saja, itu paling cuma gosip dan kita pasti akan mendapatkan guru yang terbaik nanti!" serunya menyemangati teman-temannya. Sasuke, Gaara dan Naruto mengangkat wajahnya dan memandang Sasori.

"Kita 'kan sudah biasa digosipkan. Jadi, gosip seperti ini anggap saja seperti kerikil kecil yang menghalangi langkah kita menuju kesuksesan!" seru Sasori sambil mengepalkan tangannya memotivasi yang lain dan itu berhasil membuat Naruto, Gaara dan Sasuke tersenyum.

"Haaah… tapi mencari guru vokal yang hebat itu tidak gampang, dan menurutku gosip itu ada benarnya juga, kalian lupa komentar seonsaengnim beberapa minggu yang lalu saat dia mengatakan kualitas vokal kita menurun?" tanya Sai dan membuat Naruto, Sasuke dan Gaara yang capek-capek dimotivasi oleh Sasori kembali down.

Sasori mengepalkan tangannya karena kesal pada Sai yang segampang itu menjatuhkan mood teman-temannya lagi. Sasori pun menjitak kepala Sai.

Bletak!

"Aduh, Sasori-ah. Kenapa kau menjitakku?" Sai meringis kesakitan.

"Itu karena kau membuat mereka kembali down, hyung!" sungut Sasori.

Sementara kedua orang itu bertengkar, Gaara, Naruto dan Sasuke sedang pundung di pojokkan dengan awan hitam sebagai background mereka.

*SHINee World*

Sakura masuk ke dalam apartemennya yang besar di dekat daerah kampusnya di Williamstown. Dia bisa tinggal di apartemen yang besar ini berkat ayahnya yang seorang Perdana Menteri Korea Selatan membayar sewanya selama Sakura kuliah di Negara Paman Sam.

Di usianya yang menginjak angka dua puluh itu, Sakura sudah menyelesaikan perkuliahannya yang mengambil jurusan seni di Williams College, sebuah Universitas Seni nomor satu di Amerika. Sejak SMP dan SMA, Sakura selalu masuk ke kelas akselerasi sehingga sekarang dia bisa lulus dengan usia yang masih muda sekali.

Walaupun dia adalah pendatang, Sakura tidak dikucilkan di lingkungan berbeda ras itu. Namanya justru melejit di dunia dancing dan dunia musik. Sakura adalah guru vokal yang ternama di sana, dia mengajar vokal ketika dia masih kuliah. Sakura juga menguasai permainan biola dan piano.

Dibalik sisi femininnya ini, Sakura adalah gadis yang dingin, bicara selalu to the point dan sangat pedas, dia juga seorang poppin dancer dan breakdancer dan dia juga terkenal sebagai handy girl di dunia dancer. Dia bisa menari apapun jenis tarian itu. Seperti mempunyai kepribadian ganda bukan?

Besoknya. Sakura sudah berangkat menuju Korea Selatan. Pein bangun terlalu siang sehingga tidak bisa mengantar Sakura ke Bandara Internasional New York. Dia sekarang berdiri di tengah-tengah keramaian bandara itu. Pein meremas rambutnya dan merutuki dirinya sendiri yang kebanyakan minum bir semalam karena terlalu sedih dengan rencana kepulangan Sakura yang mendadak.

Sekitar tiga hari yang lalu Sakura bilang pada Pein kalau dia akan kembali tinggal di Korea Selatan. Dan selama waktu itu, Pein menyiapkan dirinya untuk mengatakan sesuatu pada Sakura. Pein mengenal Sakura sejak tiga tahun yang lalu dan dia sempat menjalin hubungan khusus namun sayangnya harus kandas karena sesuatu hal.

Pein bisa menjadi breakdancer seperti sekarang ini karena dulu Sakuralah yang mengenalkannya pada dunia dance. Sakuralah yang mengajarinya tentang breakdance dan dari situ tumbuh benih-benih cinta di hati Pein. Kini semua terlambat bagi Pein untuk menyatakan perasaannya agar Sakura kembali ke sisinya. Love is pain, right?

*SHINee World*

Sakura dikawal beberapa bodyguard setelah sampai di Seoul. Dia sangat jengkel karena harus dikawal seperti ini. Tapi, mau melawan dengan karatenya juga tidak bisa karena bodyguard yang mengawalnya lumayan besar-besar dan Sakura sangat lelah melalui perjalanannya menuju Korea, walaupun hanya duduk manis saja di kursi pesawat.

Sakura sampai di sebuah rumah besar di kota Seoul. Dia segera turun dari mobilnya dan berjalan memasuki halaman rumah yang panjang itu. Beberapa pelayan menyambut kedatangannya, Sakura hanya menyunggingkan senyum tipis melihat pelayan-pelayan tersebut yang dengan hormatnya membungkukkan badan mereka.

Seorang wanita berambut yang sama dengan Sakura, berjalan menghampiri Sakura bersama pria berambut cokelat di sampingnya.

"Sakura-ya, umma kangen sekali denganmu!" seru wanita berambut pink sambil memeluk Sakura.

"Aku juga, umma," sahut Sakura yang masih dalam pelukan sang ibu tercinta.

"Reina-ya, jangan lama-lama memeluknya. Aku juga ingin memeluknya," ucap si pria berambut cokelat sambil pura-pura ngambek seperti anak kecil.

"Mianhae, Yamato-ah," kata ibu Sakura yang bernama Reina Haruno.

"Sakura, appa kangen sekali…" Yamato memeluk Sakura dengan erat.

"Aku juga, appa."

Yamato melepaskan pelukannya. "Ya sudah, kau istirahat sana. Besok kita akan pergi menemui teman appa."

"Mwo? Baru saja tiba sudah diajak pergi?" jawab Sakura tidak terima.

Yamato terkekeh geli melihat kelakuan putrinya yang jengkel. "Mianhae. Kau tau 'kan appa tidak enak kalau membatalkan janji yang sudah appa buat. Algeseumnikka?" tanyanya sambil menepuk puncuk kepala Sakura pelan.

"Arasseo…" jawab Sakura malas dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Yamato dan Reina melihat Sakura yang berjalan sambil tersenyum. Sudah tujuh tahun mereka tidak bertemu dengan putri mereka satu-satunya. Yamato adalah seorang Perdana Menteri di Korea Selatan, jadi dia sangat sibuk dan sulit mengunjungi Sakura ke New York. Sakura juga sibuk dengan kuliahnya sehingga dia tidak bisa kembali ke Korea.

*SHINee World*

SHINee baru saja tampil dalam sebuah acara musik di salah satu mall terbesar di Seoul. Saat mereka turun dari panggung dan hendak pergi dari sana, mereka dikejar oleh segerombolan wartawan. Para asisten SHINee dan Iruka segera membantu SHINee untuk menghindari wartawan yang terus bertanya tentang mengapa kualitas vokal mereka menurun?

Iruka dan para asisten kesulitan saat membawa kabur SHINee dari kejaran wartawan, hal itu disebabkan karena para shawol juga mengerumuni SHINee. Akhirnya Iruka memerintahkan agar mereka semua berpencar untuk keluar dari tengah kerumunan itu. Mereka berlima pun berpencar, Sasuke dibawa oleh asistennya yang seorang yeoja berambut cokelat dicepol dua, Tenten.

Puluhan wartawan dan shawol mengejar setiap anggota SHINee. Sasuke menutup kepalanya dengan kupluk hooded jaketnya. Sasuke dan Tenten berhenti sejenak di sebuah lorong mall yang sepi, mereka berhasil mengelabui wartawan dan shawol yang mengejar mereka.

"Sasuke-ah, ambil ini. Aku rasa nanti akan berguna." Tenten memberikan sebuah kacamata dan masker bergambar Patrick. Sasuke mengambil kedua benda itu.

"Sekarang kita harus ke mana, nuna?" tanya Sasuke.

"Kita harus—" belum sempat Tenten menyelesaikan kalimatnya, terlihat puluhan wartawan dan shawol yang berhasil menemukan mereka dan sekarang sedang berlari mengejar mereka. "—lariiiii!" teriak Tenten berlari diikuti oleh Sasuke.

*SHINee World*

Sakura sedang duduk gelisah di depan teman orangtuanya dan seorang pria yang dikenalkan sebagai anak teman ayahnya yang bernama Shikamaru Nara. Sakura mempunyai feeling tidak enak karena pembicaraan sedaritadi mengarah tentang dia dan Shikamaru.

Sakura memandang keempat orang tua yang sedang asik mengobrol sambil sesekali tertawa. 'Sepertinya mereka ingin menjodohkanku dengan…' Sakura melirik Shikamaru yang memejamkan matanya, sepertinya dia sedang tidur. '…cowok nanas pemalas ini.' Sakura membatin sebal.

"Mian hamnida, aku pamit mau ke toilet sebentar." Sakura membungkukkan badannya sedikit pada keempat orang tua yang duduk di sekitarnya.

"Ye, Sakura-ya," jawab Shikaku—ayah Shikamaru. Sakura tersenyum kecil lalu dia bangkit dari duduknya dan pergi menuju toilet. Terlihat beberapa bodyguard yang mengikutinya di belakang.

Sakura kesal diikuti terus oleh bodyguard itu. Sakura membalikkan badannya dan dengan dingin berkata, "Kalian ingin melakukan pelecehan seksual dengan terus mengikutiku ke toilet? Apa kalian tidak takut untuk dipenjara?" Mendengar perkataan Sakura membuat kedua bodyguard itu menelan ludahnya dan berhenti mengikuti Sakura.

Sakura membalikkan badannya lagi dan berjalan menuju toilet. "Tch. Dasar bodyguard-bodyguard bodoh!" gerutu Sakura.

Saat Sakura akan sampai ke toilet, dia melihat papan hijau menggantung di atas langit-langit dan setelah membaca satu kata dari papan itu Sakura tersenyum menyeringai. Satu kata itu adalah "Keluar" dengan tanda panah mengarah ke kiri. Sakura pun membelokkan langkahnya ke arah berlawanan dari toilet.

Setelah lima belas menit menunggu, Sakura tidak kunjung-kunjung kembali ke meja makan. Yamato terus-menerus melihat jam di tangannya dan tersenyum masam pada temannya, Shikaku. Para bodyguard yang tadi mengawal Sakura sampai setengah jalan pun mulai gelisah karena Sakura belum juga muncul dari toilet. Akhirnya mereka menuju toilet untuk memeriksanya.

Salah satu bodyguard mengetuk-ngetuk pintu toilet dan memanggil-manggil Sakura namun tidak ada yang menjawab. Akhirnya bodyguard yang satunya lagi membuka pintu toilet dan mencari Sakura di dalam sana tapi hasilnya nihil. Mereka berdua langsung lari menuju tempat Yamato.

Yamato yang melihat bodyguardnya berlari dengan panik langsung merasa bahwa mereka akan membawa kabar buruk. Salah satu bodyguard membisikkan sesuatu di telinga Yamato. Yamato sedikit terkejut lalu dia berkata dengan sangat pelan pada bodyguard itu.

"Cari dia, cepat!" perintah Yamato dengan suara bisikan. Shikaku memandang heran pada sahabatnya. Menyadari pandangan Shikaku, Yamato mencoba tersenyum menutupi kaburnya Sakura dari restoran mahal tersebut.

"Sakura ke mana, Yamato-ah?" tanya Shikaku. Istri Shikaku dan juga Reina memandang penuh tanda tanya pada Yamato. Sementara Shikamaru masih asik memejamkan matanya, tertidur, namun langsung disikut ibunya sehingga dia terbangun dan mendecih tidak suka.

"Mian hamnida, sunbae. Sakura mendadak sakit perut dan dia sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah kami. Dia juga memohon maaf kepada sunbae dan keluarga karena kelancangannya pergi tanpa bilang dulu." Yamato berbohong dengan tersenyum penuh keyakinan membuat Shikaku dan keluarga yang terkenal cerdas itupun percaya.

"Omo… Sakura-ya sakit perut? Semoga Sakura-ya cepat sembuh," ucap ibunya Shikamaru sambil menatap Reina yang terlihat cemas. Sementara Shikamaru yang duduk disebelahnya malah menguap.

'Ke mana anak itu?' batin Yamato cemas.

*SHINee World*

Sasuke berlari sangat cepat bersama asistennya, Tenten. Tenten kelihatan sudah kelelahan berlari mengelilingi mall yang besar itu. Tenten pun menghentikkan langkahnya yang berlari sambil terengah-engah. Sasuke yang melihat Tenten berhenti berlari juga ikut berhenti lari.

"Sasuke-ah… hosh… kau lari duluan… hosh… biar mereka aku yang menghadang," kata Tenten sambil ngos-ngosan.

Sasuke pun sama dengan Tenten, dia sudah cape berlari tapi lebih gawat lagi kalau tertangkap. Maka dari itu Sasuke mengangguk dan memakai kacamata juga masker dari Tenten tadi.

"Nuna, semoga kau berhasil!" seru Sasuke.

"Ye! Cepat kau lari dan hati-hati!" perintah Tenten dan mendapat anggukan oleh Sasuke.

Sasuke berlari menuju parkiran dan ketika dia sampai di dekat parkiran, dia melihat begitu banyak wartawan dan shawol di sana. Sebenarnya tidak masalah jika di parkiran itu dipenuhi oleh shawol, Sasuke bisa menjadi seperti ini berkat shawol juga, tapi lain ceritanya jika ada wartawan yang terus memburu berita tentang SHINee. Repot jadinya.

Sasuke berlari ke arah lain. Dia memutuskan untuk pulang naik kendaraan lain saja nanti, yang penting sekarang adalah keluar dari mall ini dan pergi sejauh mungkin dari sana. Saat Sasuke lari, seorang wartawan melihatnya, kemudian wartawan itu mengejar Sasuke.

"Bukankah itu Sasuke? Sebaiknya kuikuti saja untuk memastikan." Wartawan yang memakai masker hitam di mukanya mengikuti Sasuke sambil memegang erat kameranya.

"Kakuzu-ah! Mau ke mana?" tanya salah satu wartawan berambut klimis.

"Ah! Hidan-ah? Aku mau ke toilet," jawab Kakuzu berbohong.

"Oh…" sahut Hidan.

'Ck! Dasar bodoh! Mana mungkin aku mau membagi info ini denganmu! Aku yang akan menjadi wartawan pertama yang mendobrak berita dengan berita SHINee dan aku akan meraih keuntungan yang besar.' Kakuzu membatin dan berlari mengejar Sasuke.

Sasuke berlari sambil sesekali menengok ke belakang. Dia merasa ada yang mengikutinya namun ketika dilihat tidak pernah ada yang mengikutinya. Sasuke pun mempercepat larinya hingga dia sampai di tikungan yang sepi.

Di lain arah, Sakura berlari sambil dikejar-kejar oleh bodyguardnya. Dia sedikit kesulitan ketika berlari karena dia memakai sepatu hak tinggi. Sakura mempercepat larinya ketika menemui tikungan yang sepi. Para bodyguard Sakura agak kesulitan mengejar Sakura karena jalanan yang saat itu sedang ramai. Orang-orang di sekitar mereka memandang aneh ketiga orang yang memakai jas hitam itu karena berlari-lari mengejar seorang gadis berambut pink yang memakai dress hijau selutut.

Sasuke dan Sakura berlari sambil sesekali menengok ke belakang, takut orang-orang yang mengejarnya semakin mendekat. Ketika melihat ridak ada orang-orang yang mengejar mereka lagi, mereka pun menghadap ke depan namun mereka kaget karena melihat satu sama lain yang akan saling bertabrakan.

DUG! Sasuke dan Sakura jatuh terduduk akibat insiden tabrakan tadi. Sasuke meringis kesakitan sambil memegang pantatnya yang sakit. Sakura memegang bahunya yang tadi bertabrakan dengan Sasuke.

Sasuke segera melihat siapa orang yang bertabrakan dengannya. Dia melihat seorang gadis cantik berambut merah muda yang digerai sehingga rambutnya menyentuh punggung gadis itu. Sasuke memerhatikan gadis itu dari atas ke bawah. Gadis mempesona dengan mata hijau seindah batu zamrud, hidung mancung, kulit putih seperti susu vanilla kesukaannya, dan bibir pink yang sangat menggodanya.

Sasuke berdiri dan mengulurkan tangannya mencoba membantu gadis yang memakai gaun berwarna hijau tua itu berdiri. Kesan pertama yang Sasuke dapat untuk gadis itu adalah cantik dan anggun.

Sakura yang sedang terduduk melihat sebuah tangan terulur untuk membantunya berdiri. Sakura mendongakkan kepalanya melihat siapa orang yang tadi bertabrakan dengannya. Iris mata emerald Sakura bertemu dengan iris mata onyx.

Sakura memperhatikan orang di depannya yang memakai hooded jaket berwarna putih dengan campuran warna-warna cerah. Orang itu juga memakai celana hitam ketat dengan sepatu kets putih sampai mata kaki. Yang membuat Sakura aneh adalah orang tersebut memakai kacamata besar berframe putih dengan memakai masker bergambar Patrick yang ada di Spongebob Squarepants. Kesan pertama yang Sakura dapat adalah laki-laki di depannya ini begitu childish.

Sakura menerima uluran tangan Sasuke dan dia berdiri berhadapan dengan Sasuke. "Mian hamnida." Sasuke sedikit membungkukkan badannya. Begitu-begitu, Sasuke masih hapal betul cara bersikap sopan pada orang lain apalagi yang sudah bertabrakan dengannya.

"Hn," jawab Sakura dingin membuat Sasuke menautkan alisnya, sebal.

"Ya! Aku sudah minta maaf baik-baik kenapa kau membalasnya hanya satu kata saja?" tanya Sasuke dengan kesal.

Sakura memutar bola matanya. 'Benar 'kan tebakanku, laki-laki ini sangat childish,' batinnya. Sakura tidak memedulikan omelan Sasuke padanya. Dia malah mau berjalan meninggalkan Sasuke sendirian di sana. Sasuke yang melihat Sakura akan pergi segera menarik tangan Sakura sehingga membuat Sakura membalikkan badannya.

"Mwo?" tanya Sakura datar.

"Kau harus minta maaf padaku karena menabrakku tadi!" ucap Sasuke.

Sakura memutar bola matanya lagi. "Kita tadi bertabrakan bukannya ditabrak ataupun menabrak. Jadi tidak perlu meminta maaf," jawab Sakura.

Sasuke membulatkan matanya mendengar jawaban Sakura. 'Kutarik semua pemikiranku yang mengatakan gadis ini anggun! Dia benar-benar tidak sopan!' teriak Sasuke dalam hati.

"Kau! Apa kau—"

"—Sakura-yan!" teriak beberapa orang laki-laki memanggil Sakura sehingga memotong ucapan yang mau Sasuke sampaikan. Sontak Sakura membulatkan matanya ketika melihat para bodyguardnya berlari menuju tempatnya berdiri. Sasuke pun menengokkan kepalanya ke belakang, dan dia melihat tiga orang laki-laki berlari menuju arahnya.

Sakura ingin lari dari sana namun Sasuke tidak mau melepaskan tangannya. "Lepaskan tanganku!" perintah Sakura.

"Anio! Sebelum kau minta maaf padaku!" bentak Sasuke. Sakura makin panik ketika ketiga bodyguardnya semakin mendekat.

Sakura menatap Sasuke tajam. "Mwo? Kau pikir aku takut melihat tatapanmu?" tantang Sasuke, dia tidak tahu kalau Sakura sudah marah seperti apa rupanya.

Tepat saat para bodyguard akan sampai beberapa langkah lagi ke arah Sasuke dan Sakura, Sakura menyeringai menatap Sasuke dan dengan gerakan cepat Sakura memutar tangan Sasuke, menyengkat kakinya sehingga Sasuke terjatuh. Sasuke meringis kesakitan akibat ulah Sakura dan dia menatap Sakura dengan sengit.

"Dasar lemah!" Sakura tersenyum meremehkan Sasuke. Sasuke melotot ingin marah namun tidak jadi karena dia melihat Sakura maju menghadapi orang-orang berjas hitam yang tadi berlari ke arahnya.

"Sakura-yan, kami tidak mau menyakitimu. Jadi kami mohon, kembalilah ke restoran. Aboji anda sudah menunggu," bujuk salah seorang bodyguard berambut hitam.

'Jadi nama yang tadi diteriakkan itu nama cewek yang tidak sopan ini?' tanya Sasuke dalam hati.

"Kalau aku tidak mau?" tanya Sakura dengan datar.

'Dasar! Benar-benar emotionless!' batin Sasuke memaki Sakura.

"Kalau begitu, maafkan kami, nona." Bodyguard berambut hitam itu menyuruh temannya yang berambut cokelat untuk maju menghadapi Sakura. Sasuke yang terduduk memerhatikan mereka dengan serius dan sedikit tersentak melihat bodyguard itu hendak memukul Sakura.

"Hei! Jangan pukul wanita!" teriak Sasuke. Seingatnya, Naruto pernah berkata kalau laki-laki itu tidak boleh menyakiti hati apalagi jasmani seorang wanita.

Sayang seribu sayang, teriakan Sasuke tidak didengarkan oleh para bodyguard itu. Bodyguard itu maju menyerang Sakura dengan mengarahkan tinju kanannya, namun Sakura segera menarik lengan kanan tersebut, memutarnya dan menendang perut si bodyguard dengan kencang sehingga bodyguard itu terjengkang terkena tendangan darinya yang memakai sepatu berhak tujuh centi.

Sasuke menganga melihat Sakura merobohkan seorang laki-laki dengan begitu mudahnya. Sasuke melihat seorang bodyguard lagi yang memakai kacamata hitam berlari menyerang Sakura. Sakura menghindari tinju laki-laki tersebut dan pindah ke belakangnya. Bodyguard itu membalikkan badannya dan menyerang kembali, namun serangannya dipatahkan dengan mudah oleh Sakura, kemudian Sakura menarik kerah bodyguard itu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk meninju perut laki-laki itu, kemudian Sakura menyengkat belakang kaki laki-laki itu dan membantingnya dengan keras.

"Wow!" seru Sasuke melihat Sakura membanting orang tadi sampai orang tadi mengaduh kesakitan.

Yang terakhir bodyguard berambut hitam hendak menendang Sakura, Sakura yang menyadarinya segera menahan kaki kanan pria tersebut sehingga pria tersebut diam di tempat.

"Bilang pada ayahku kalau aku tidak akan kembali ke sana." Setelah mengatakan itu, Sakura menyengkat kaki kiri bodyguard tersebut sehingga membuat si bodyguard terjengkang, lalu Sakura memukul wajahnya hingga tak sadarkan diri.

"Omo!" Sasuke menunjuk-nunjuk Sakura yang baru saja memukul wajah pria berjas hitam tadi, lalu Sasuke melihat satu persatu pria yang sudah pingsan akibat serangan Sakura.

Sakura mengibaskan rambutnya dan menata poninya lagi hingga rapi. Dia berjalan mendekati Sasuke, Sasuke sedikit ketakutan melihat Sakura mendekat. Sakura berdiri tepat di depan Sasuke, kemudian dia menatap Sasuke dengan ekor matanya.

"Cepat pergi dari sini sebelum mereka yang lain ikut mengejarmu!" kata Sakura tegas dan meninggalkan Sasuke yang masih terduduk memandang takjub Sakura yang pergi meninggalkannya. Sasuke merasa seperti orang bodoh sekarang.

To Be Continue…

Terjemahan:

Hyung (dibaca: Hyong): Kakak (disebut oleh laki-laki ke laki-laki).

Nuna: Kakak (disebut oleh Laki-laki ke perempuan).

Oppa: Kakak (disebut oleh perempuan ke laki-laki).

Hanguk: Bahasa Korea.

Arayo/Arasseo: Tahu, Mengerti, Paham.

Molayo: Tidak tahu, tidak mengerti.

Algeseumnikka?: Mengertikah?

-ya, -ah: Sama seperti –chan dan –kun.

-ssi, -yan: Sama seperti –san. –ssi bisa digunakan untuk wanita dan pria, -yan digunakan untuk wanita.

Shawol: Sebutan fans SHINee.

Umma/eomma (dibaca: omma): Ibu.

Appa/Aboji: Ayah. Aboji lebih halus atau lebih formal.

Ajeossi: Paman.

Seonsaengnim: Guru.

Ye: Ya.

Anio: Tidak.

Ya: Hei

Mianhae: Maaf (diucapkan untuk yang seumuran atau pada yang lebih muda atau yang sudah akrab/informal).

Mianhamnida: Maaf (diucapkan untuk orang yang lebih tua/formal).

Omo: dari kata Omoni yang artinya astaga.

Aigo: aduh.

Mwo?: Apa?

Sunbae (dibaca: Sonbae): Senior.

Kamsa hamnida: Terima kasih (diucapkan pada orang yang lebih tua/formal).

Magnae: Orang yang termuda/bungsu.

Gomawoyo: Terima kasih (diucapkan pada orang yang lebih muda atau seumuran/informal).

Poppin dance: gerakan dance yang banyak menggunakan tubuh bagian atas.

A/N: Annyeong haseyo! Saya membuat fict ini khusus untuk Kurosaki Naruto Ni-chan yang request songfict Hello-SHINee dan Glee, tapi aku ganti sama fict ini aja. Mianhae, Kuro-ah kalau fict ini gak sesuai keinginanmu -.-'

Fict ini juga didedikasikan untuk para Shawol dan readers pastinya. Ayo yang Shawol coba tebak siapa Onew, Taemin, Key, Jonghyun sama Minho yang mana? Hehehe…

Review? Kamsa hamnida ^o^