Kiruna : MINAAAA APA KABARRRR!

Kuroko : Kiruna-chan, elo terlalu berisik!

Kiruna : Hehehehe….maaf, terlalu bersemangat

Midorima : Eh, bukannya ngelanjutin fanfic malah bikin fic baru lagi !

Kiruna : Apa boleh buat, ini permintaan Anak gue! sebagai Bubu yang baik harus nururtin donkk…

Kise : HIEEEEE ? ELO UDAH PUNYA ANAK ?

Kiruna : Yap, namanya Akashi ummm..apa ya? lupa gue

Murasakibara ? Jadi Akashi anak elo !

Kiruna : Bukan Akashi, kapten elo-elo pada ! dia itu nyalonin diri jadi anak gue…

Kise : Gue juga mau ssu~ nantikan permintaan gue bakal dikabulin kalau gue jadi anak elo..

Kiruna : Hohoho…sorry ye, lowongan anak udah tutup yang ada sekarang lowongan babu khekhekhe…

Satsuki : Ngomong-ngomong Akashi-kun mana?

Kiruna : Dia lagi ngasah gunting-guntingnya tercinta untuk adegan, spesialnya..OKE DARI PADA LAMA-LAMA DISTUDIO LEBIH BAIK KALIAN CEPAT PERANKAN

All : HA'I


*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O

BAD DAY

By : Kuroko Neophilina Phantomhive

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi.

WARNING : Typo dimana-mana, EYD, OC, DLL.

*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O


"Akashi, pelatih mengikutsertakan Kise dan Kuroko dalam pertandingan," ucap Midorima Shintarou, sang shooter nomer 1 'Generasi Keajaiban' sambil menutup pintu ruang ekstrakulikuler shogi itu.

"Sebentar lagi Kise akand mendapatkan seragamnya, dan sudah saatnya untuk menunjukan kekuatan Kuroko padanya," balas Akashi Seijuuro sang kapten 'Generasi Keajaiban' itu, sambil memainkan pion-pion shoginya.

"Kau selalu berkata seperti kau sudah tahu semuanya," balas Midorima lagi sambil membetulkan letak kacamatanya yang merosot.

"Dari pada kau hanya berdiri saja disana, bagaimana kalau kita buktikan dengan tanding shogi?" tantang Akashi tanpa mengalihkan perhatiannya dari papan shoginya.

"Ramalan Oha-Asa bilang, hari ini cancer merupakan pringkat pertama dari segi keberuntungan,"

Midorima pun menerima tantangan Akashi, tak lama kemudian permainan itu dimenangkan sang kapten berwajah unyu kaya penyu .

"Terkadang ramalan, bodoh itu bisa saja salah," ucap Akashi mengakhiri permainan, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Kau memang jenius, dalam mengatur strategi tapi,…." balas Midorima, lalu mendorong Akashi hingga membentur dinding. Yang membuat Akashi terjebak oleh kedua tangan Midorima yang berada disamping kiri dan kanannya. "Kau tidak pintar soal 'itu' neh, Sei-chan…." lanjut Midorima lalu tangan kanannya mengambil gunting yang berada disaku celana Akashi. "Dengan begini kau tidak bisa mengancamku,"

Akashi hanya bisa membelalakan matanya, saat Midorima mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu ketelingannya yang sensitive itu.

"Mumpung tidak ada orang, ayo kita lakukan itu,"

Sementara itu, Kuroko dan Kise dalam perjalanan menuju ruangan ekstrakulikuler basket, menyampaikan kemenangannya. Atau sebenarnya hanya Kise saja yang ingin…

"Ah, kau sudah kembali Kise," ucap Aomine, yang melihat Kise dan Kuroko berdiri dipinggir lapangan basket.

Kise pun berjalan mendekati Aomine yang akan melakukan shooting. "Sekarang aku tahu apa maksudmu, tentang kekuatan Kuroko itu berbeda…" ucapnya dengan senyum seorang model.

"Yoshh! kalau begitu, baguslah.." balas Aomine senang.

"Aominecchi, bagaimana kalau kita sekarang latihan basktet?"tawar Kise.

"Kise-kun, sebaiknya kau menemui Akashi-kun dulu….hari ini kau akan mendapatkan seragam Teikou," ucap Sastuki sambil mencuri kesempatan berdiri disamping Kuroko.

"Baiklah…tapi, sekarang Akacchi dimana?"

"Biasanya, ada di ruang eskul shogi," jawab sang pemain keenam 'Generasi Keajaiban' itu, dengan ekpresi datar yang selalu menghiasi wajahnya.

Mereka semua pun berjalan menuju ruangan ekstrakulikuler shogi, dan Sastuki hendak membuka pintu itu. Namun kehendak itu ia batalkan setelah mendengar suara dibalik pintu….

"Jangan Midorima…."

"I,itu bukannya suara Akashi-kun?" tanya Satsuki sambil mendekatkan telinganya pada pintu.

"Itu memang suara Akachin," jawab Murasakibara yang diajak mereka, untuk ikut mencari Akashi.

"T,tapi yang bener aja ! suaranya memang mirip Akashi, tapi masa nadanya itu loh! terdengar manja!" ucap Aomine dengan volume suara yang tidak seharusnya dikeluarkan saat ini.

"Aomine-kun pelankan suaramu, kalau tidak ingin mati oleh hujan guntingnya Akashi-kun," ucap Kuroko yang sebenarnya penasaran juga.

"Jangan malu Sei-chan….tidak ada orang ini,"

"T,tapi aku malu…"

"K,kali ini suara Midorima-kun…tapi, kenapa dia memanggil Akashi dengan sebutan 'Sei-chan'? dan kenapa mereka berdua terdengar begitu mesra ? jangan-jangan…." ucap Sastuki yang udah mikir kemana-mana.

"Itu tidak mung-" bantahan Aomine berhenti setelah mendengar suara…

"Ayo, 'buka' saja tidak apa-apa kok…"

"Setelah mendengar suara Midorima, aku setujuh dengan Satsuki kalau mereka sedang melakukan 'itu'," ucap Aomine yang mulai merinding membayang Akashi yang sukanya 'nyuruh-nyuruh' dan Midorima yang suka 'disuruh-suruh' bertukar posisi.

"Aomine-kun apa maksudmu?" tanya Kuroko yang tidak mengerti, malkum kepolosan.

"Kurokocchi belum pantas, diberitahukan hal seperti 'itu'," jawab Kise ngawur.

"Shin-kun a,a…ku benar-benar malu…."

"Atau aku saja yang ngebukain 'punyamu',"

'JEGERRRRRRRRRR'

"MIDORIMA/MIDORIMACCHI/MIDOCHIN !" batin mereka semua, kecuali yang sama sekali tidak mengerti yaitu Kuroko hanya diam tanpa ekspresi, walau sebenarnya ia juga penasaran kenpa mukateman-temannya itu pada pucat.

"Hahahahahaha…..kaya anak SD tau gak,"

'JLEBBBBBB'

"Sebaiknya Kurochin, tidak usah melanjutkan mendengarnya," ucap Murasakibara yang menutup kedua telinga Kuroko itu, sedangkan yang ditutup telingan cuma masang ekpresi 'maksudnya?'.

"Minna, kita turut berduka pada Akashi yang mulai detik ini sudah tidak lagi peraw-eh maskudnya perjaka lagi," ucap Aomine yang pikirannya udah hentai dari sananya.

"Ck, coba aku lihat 'punyamu'!"

'DORRRRR'

"Lihat, 'punyaku' udah professionalkan!"

'DUARRRRRRRR'

"Mau aku ajarkan caranya?"

"AKASHI/AKACCHI/AKACHIN KAU HARUS MEOLAKNYA!" batin mereka semua dengan keringat dingin yang bercucuran dikulit mereka.

"Baiklah…"

'KJDCN HFICFJOSEIJRPO CRIOWJRIUHIUF'

"Caran-"

"JANGANNNNNNNNN!" teriak mereka semua sambil membanting pintu ruangan, namun mereka semua hanya bisa teridam seribu bahasa setelah melihat keadaan yang didepanya, tidak seperti apa yang ada dipikiran mereka.

Akashi dan Midorima sedang duduk berdua dengan keadaan pakaian rapih, dan kertas putih beserta pensil warna yang berada diantara mereka berdua. Beda jauh bukan?

"Apa yang kalian lakukan disana?" tanya Midorima yang heran melihat teman-temannya tampak begitu panic.

"Kalian menguping hah!" ucap Akashi dengan penekanan disetiap katanya.

"Harusnya kami yang bertanya! apa yang kalian berdua lakukan didalam?"

"Midochin apa maksudmu, dengan 'punya Akachin kaya anak SD?" tanya Murasakibara dengan tidak berdosanya.

"Ini.." jawab Midorima sambil menunjukan gambar anggota 'Generasi Keajaiban' plus Sastuki versi Akashi. "Gambarnya kaya anak SDkan,berbeda dengan gambarku yang sudah professional" lanjutnya sambil menujukan gambar yang sama tapi versi Midorima, lebih bagus dan rapih.

"Sudah kubilang, aku tidak bisa gambar!" bantah Akashi, sambil merebut gambarnya dari tangan Midorima. "Memang kamu kira apa?"

"Aku kira 'itu' Akachin memang kaya anak SD," jawab Murasakibara yang lagi-lagi dengan tanpa dosanya.

Akashi pun hendak mengambil gunting yang berada disebalahnya dan berniat melemparkan pada Murasakibara, namun niat itu batalakna setelah melihat Murasakibara sedang didekat Kuroko. Kalau sampai kena Kuroko yang ada malah dia yang kena hukuman sama authornya.

"Biar aku ulang pertanyaanku, sedang apa kalian tadi?" tanya Midorima.

"I,itu…."

"Um….."

"Mereka mendengarkan pembicaraan kalian, dan menganggap kalian sedang melakukan 'pipppp'," jelas Kuroko yang membantu teman-temannya menjawab pertanyaan dan ternyata KUROKO MENGERTI SAUDARA-SAUDARA #PLAKKKK

"Khehehehe…..kalian siap mati rupanya," ucap Akashi dengan nada mengancam. Tak lama kemudian hujan gunting menyerang meraka semua keucali Midorima dan Kuroko yang member tahu apa yang mereka lakukan.

TBC atau THE END?