Disclaimer © : Mamashi Kishimoto

By : wf

Pairing : naruto x ?, sasuruko, slight narusaku

Rate : T

Genre : hurt/comfort, romance, drama, , friendship, , little bit humor

Warning : smart!naru, cool!naru, maaf kalau cerita ini masih abal, gaje, dan masih banyak typo karena saya masih baru,, x_x,, gomennasai,, dan juga kalau ada kesamaan cerita dengan author lain, saya sungguh minta maaf, tapi sungguh ini murni dari pikiran saya sendiri, I hope you can enjoy reading this story guys,,

Inspired from Kuch kuch hota hei,

Capther 1

Di depan sebuah ruang Icu, nampak ada beberapa orang yang duduk tenang. Namun kalau di lihat lebih jauh akan terlihat raut wajah gelisah, gugup dan khawatir. Seorang pemuda berambut pirang tengah memandang ke arah pintu ruang Icu itu dengan tatapan datar. Dia masih mengingat dengan jelas apa yang di terangkan dokter beberapa jam yang lalu padanya dan perdebatan kecil antara ia dan seseorang yang tengah di tangani di dalam ruang icu itu.

Flashback start

Di sebuah ruangan rawat di salah satu rumah sakit, terbaring seorang gadis yang berusia sekitar 18 tahun, tapi yang harus di perhatikan. bukan karena sakit ia berbaring disitu, tapi, karena ia tengah menunggu waktu bersalin, tidak, dia bukan hamil karena kecelakaan, tapi ia memang menikah muda. Ia menikah dengan seorang pemuda yang seumuran dengannya.

That girl pov

Sungguh, kalau di tanya apa yang membuatku bahagia.? aku akan menjawab dengan tegas, aku bahagia menjadi wanita bagi pemuda yang sangat ku cintai bahkan terlalu mencintainya. Namaku Haruno Sakura, eeh, bukan sekarang namaku, Namikaze Sakura. Yah, aku menikahi pemuda dari keluarga Namikaze, salah satu keluarga yang tersukses di Jepang bahkan sampai ke benua eropa dan amerika. Namikaze Naruto adalah nama pemuda itu, pemuda yang luar biasa. Aku jatuh cinta padanya ketika ia menjadi salah satu murid pindahan ke sekolah ku. Tapi, dari yang ku tahu, ia adalah dokter paling terkenal di dunia ini. Kenapa aku berkata seperti itu, memang ia adalah seorang dokter. Aku saja pertama mendengar itu, terkejut.

Informasi yang aku dapat dari kaa-sama, ia ikut ujian akhir sekolah dasar umur 4 tahun, kata kaa-sama, di umur dua tahun, ia minta guru privat untuknya. Karena, ia ingin seperti kakaknya yang waktu itu berumur 5 tahun sedang belajar bersama dengan seorang guru privat, sejak itu ia mulai belajar baca tulis dengan guru privatnya. Di tahun ke limanya ia menamatkan smp, ke enamnya sma, dan ke delapannya s1 kedokteran, tahun ke 10, ia menamatkan master ahli bedahnya, tahun ke 12 ia menamatkan doktor ahli bedahnya. Sulit di percaya memang, tapi memang itulah kenyataannya, itu semua di luar akal manusia, tapi, ia memang genius, bukan terlalu genius.

Dan juga dia di usianya yang sekarang, ia sudah banyak memiliki rumah sakit yang berkualitas dan terkenal di mana-mana. Sekarang pun aku berada di rumah sakitnya. O iya, ia mempunyai ciri-ciri rambut pirang cerah, berkulit tan, beriris biru seperti langit musim panas yang tajam. Mempunyai sifat dingin dan berwajah datar, berwajah tampan, malahan menurutku dia lebih tampan dari sasuke, kekasih adik iparku. Aku tahu, aku tidak ada dalam hatinya. Hanya ada gadis itu, aku selalu iri padanya, dia bukan gadis dari keluarga kaya, tidak pintar, lumayan cantik, dia hanya gadis biasa yang mempunyai keberuntungan bisa masuk ke sekolahku melalui beasiswa. Namun, apa yang ia lakukan, sehingga ia bisa memenangkan hati suamiku. sedangkan aku, aku sudah melakukan semua yang aku bisa untuk mendapatkan hatinya. Namun, tidak pernah bisa.

Kami-sama, aku hanya ingin bisa mencintai dan memilikinya. Aku hanya ingin menjadi miliknya, tidak mau dengan laki-laki lain selain dirinya. Aku merasa sangat terpuruk melihat ia seperti mayat hidup, ketika gadis itu pergi. Aku merasa semakin membenci gadis itu, setelah tahu apa yang ia lakukan terhadap suamiku.

The end of sakura pov

Seorang pemuda berambut pirang, memasuki ruangan sang gadis dengan langkah pelan, dapat dilihatnya gadis itu sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit. Sejujurnya, gadis itu adalah gadis yang cantik, dengan rambut merah mudanya yang alami, iris emarald, kulit putihnya dan juga sifat ramah serta cukup lembut bagi seorang wanita. Namun, tetap saja, ia tidak bisa menghilang sosok yang telah menguasai pikiran dan juga hatinya. Sosok yang pergi dari hidupnya, yang pergi tanpa alasan jelas. Ia sudah mengerahkan semua orang-orang yang ia punya untuk mencari gadis itu, tapi gadis itu seperti di telan bumi, ia tidak dapat menemukan di mana sosok itu berada. Saat ia, sedang merasa terpuruk gadis yang tengah terbaring di atas kasur itu, datang dan memberi sebuah dorongan untuk kembali semangat hidup. ia mulai bisa mencintai gadis yang bernama sakura itu. Tapi, tetap saja, rasa cintanya pada sosok itu mengalahkan rasa cintanya pada sakura.

"bagaimana keadaanmu?" tanya naruto pada sakura masih dengan nada dan wajah datar. "sejauh ini, masih sama dengan yang tadi. Tapi, aku merasa tendangan mereka semakin aktif" jawabnya. "syukurlah, sekarang istirahat saja dulu, sampai dokter menyampaikan kapan kamu akan siap melahirkan" kata naruto sambil tersenyum tipis dan mengusap pelan rambut sakura. 'gyaaaa,, naruto-kun, tersenyum,,, aku senang sekalii,, sayang kaa-sama senang sekalii' batin sakura sambil mengelus perutnya pelan.

Mereka kembali hening, sakura kembali tidur, dan naruto kembali fokus melihat laporan tentang rumah sakit miliknya pada laptop kerjanya. 'Tok tok' setelah itu, seorang dokter memasuki ruang rawat tersebut, "permisi, dokter naruto, bisa bicara dengan anda sebentar" tanya sang dokter. Naruto kemudian mengangguk pelan, sambil keluar mengikuti sang dokter yang menangani istrinya itu. Tapi, sebelum itu, ia mengatakan sesuatu pada istri, ibu dan adik perempuannya.

"kaa-sama, sakura, naruko, aku keluar sebentar" sahut naruto pada mereka. "oke, naruto onii-san, tapi, jangan lama-lama ya, sebentar lagi kan sakura butuh kamu" balas adik naruto, Namikaze Naruko. "iya, naru-chan, jangan lama ya" tambah kushina. "hn" balas naruto sambil mendengus pelan dan keluar dari ruangan, dari luar ia masih bisa mendengar kekikan pelan dari istri dan adik perempuannya.

Di ruangan dokter yang menangani istrinya itu, sang dokter mempersilahkan naruto duduk di kursi depan meja kerjanya. Sambil menatap serius wajah naruto, "dokter, saya akan mengatakan sesuatu yang penting" kata dokter itu. "istri anda tidak akan bisa melahirkan dengan selamat, jika ia tetap bersikeras melahirkan dengan normal, akan ada komplikasi" kata sang dokter dengan mimik wajah serius. Naruto yang mendengar itu sedikit terkejut, tapi ia kembali ke wajah datarnya sesaat kemudian. "apa tidak ada cara lain dok, seperti ceasar misalnya" tanya naruto. "memang benar ada, misalnya ceasar, tapi selama pengecekan berlangsung ia bersikeras untuk melahirkan normal, makanya saya memanggil anda kemari untuk meminta anda membujuk ibu sakura, supaya mau melakukan operasi ceasar dan juga saya meminta anda menandatangani surat persetujuan ini" jelas dokter kandungan tersebut, sambil menyerahkan surat persetujuan. "baiklah saya setuju dengan operasi ceasar itu" jawab naruto sambil menanda tangani surat itu.

Naruto memasuki ruang rawat sakura, kemudian melangkah menuju sakura terbaring. "sakura, aku ingin kamu melakukan operasi ceasar" tegas naruto. "tapii,, naruto-kun, aku mau melahirkan dengan normal, aku tidak ingin operasi, karena semua wanita akan merasa menjadi wanita sempurna, apabila bisa merasakan melahirkan dengan normal" balas sakura dengan mata yang mulai menitikkan air mata. "tapi, jika kamu melahirkan secara normal, itu akan terjadi komplikasi, sakura aku mohon untuk sekarang turuti apa kata dokter" kata naruto sambil memenggang tangan sakura. "kamu tidak maukan, ketika anak kita lahir, mereka tidak mengenal sosok ibunya" tambah naruto. "tapii, kamu tidak mencintaiku naruto-kun, kamu hanya mencintai gadis itu, kamu hanya ingin dia yang menjadi ibu dari anak-anak kamu. Iya kan naruto-kun" teriak sakura. "aku.." "lihat, kamu tidak bisa menjawabnya" lirih sakura. "aku mencintaimu haruno sakura, walau belum sebesar cintaku padanya, tapi apa bisa itu menjadi alasan supaya kamu mau menuruti ku kali ini" lirih naruto. Sakura terdiam, belum pernah ia melihat suaminya, menjadi seperti ini sebelumnya.

Kushina dan Naruko yang juga berada di ruangan itu, hanya terdiam melihat kedua sosok yang mereka kasihi. Tanpa, mereka sadari ada sosok lain yang melihat adegan itu, 'naruto-kun, maafkan aku, aku.. aku tidak mengaku bahwa aku juga terlibat dalam skenario penyebab gadis itu pergi, aku sungguh minta maaf' batinnya sambil melangkah pergi dari depan ruangan itu.

"etto, aku.. aku. Baiklah, aku mau di operasi ceasar" kata sakura membuka pembicaraan, setelah lama terdiam. "baiklah kalau begitu, aku akan memberitahu dokter dulu" balas naruto sambil berjalan keluar dari ruangan sakura.

Flashback end

"wajahmu terlihat sama seperti dobe ini, jika sedang stres. Naruto" kata sasuke sambil menepuk pundak naruto pelan dan melirik naruko. "yaakk, apa kamu bilang, aku dobe, dasar teme sialan" sahut naruko sambil meninju pelan bahu kekasihnya itu.

"memang benar kan, kamu dobe"

"pantat ayam"

"ekor kuda"

"tinggi"

"pendek"

"narsis"

"hey, siapa juga yang narsis, yang ada kamu, 'dobe'"

"teme, kamu yang narsis, buktinya..." mulailah naruko mengoceh semua hal narsis dan kejelekkan sasuke. "ck, diam naruko, sekarang ini, kita sedang berada di rumah sakit" balas sasuke sambil membekap mulut naruko agar bisa diam.

Naruto yang melihat itu, terkekeh pelan. "koi, kenapa anak perempuan kita yang satu ini, sangat dominan akan gen mu" kata kepala keluarga Namikaze ini dengan nada datar aka Minato. "apaa, kamu tidak senang jika anak kita terlihat seperti ku begitu" amuk kushina. Sebelum semuanya terlambat, dan semua akan panjang jika kushina mengamuk, tsunade selaku ibu mertua dari Kushina, berkata "sudahlah kushina, kamu kan tahu, kalau keluarga kita penuh dengan makhluk es, jadi jangan di hiraukan, lagian kita sedang berada di rumah sakit" tegas Tsunade. Mendengar itu, kushina tersadar.

Setelah 3 jam berlalu, dokter yang menangani sakura, akhirnya keluar dari ruang icu. "bagaimana dengan operasinya dok" tanya Tsunade. Yang kemudian di anggukan setuju oleh para perempuan yang ada di depan ruangan itu. "operasinya berjalan lancar, kalian sudah bisa melihatnya, tapi hanya bisa satu per satu saja yang melihatnya" jelas sang dokter. "selamat dokter naruto, anda mempunyai bayi kembar yang tampan dan juga cantik" ucap sang dokter sambil menjabat tangan naruto. "sama-sama dok, terima kasih banyak" balas naruto.

Dokter itu, hanya mengangguk kemudian berlalu dari hadapan keluarga besar tersebut. Keluarga itu kembali tersenyum bahagia aka Cuma para perempuan saja ditambah dengan haruno hiaszhi, ayah Sakura.

Sakura yang baru saja selesai di operasi, kemudian di pindahkan ke ruang rawat. Tidak beberapa lama kemudian sakura terbangun dari pengaruh biusnya. "kamu sudah bangun, sebentar akan ku panggilkan dokter" kata naruto sambil berdiri dari tempat duduknya kemudian melangkah menuju keluar ruangan itu.

Beberapa saat setelah Naruto keluar dari ruang rawat itu, "kaa-sama" panggil sakura pelan pada Kushina. "ya sakura, apa yang kamu butuhkan?" tanya kushina. "kaa-sama, aku merasa umurku tidak akan panjang lagi, waktu ku tinggal sedikit, walau aku melahirkan ceasar pun, aku merasa, aku tetap akan pergi. Mungkin ini balasan atas dosa ku, pada gadis itu. Aku akan menceritakan yang sebenarnya pada kaa-sama" jelas sakura. setelah, sakura menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada kushina. Kushina hanya terpaku mendengar itu, sambil mengelus pundak sakura. "sungguh, kaa-sama dan semua orang boleh marah padaku, kalian boleh membenciku. Pada awalnya, aku ingin mengatakan yang sebenarnya pada kalian semua, tapi, tidak dapat ku pungkiri aku juga bahagia saat dia pergi. Aku akan bisa memilikinya seutuhnya tanpa ada yang menggangu. Tapi, aku merasa masih mempunyai hati, bagaimanapun ia tetap salah satu temanku. Saat, aku ingin memberitahukannya pada pertemuan keluarga kita. Mulut ku seolah bungkam, dapat aku lihat raut wajah bahagia kalian, tou-sama, kaa-sama, tou-san. Saat sepakat menjodohkanku dengan naruto-kun. Kaa-sama bisa bayangkan, memilih mengatakannya atau merahasiakan. Lihat, selangkah lagi, pemuda yang amat aku cintai akan menjadi suamiku. Tapi, di sisi lain aku tidak tega melihat ia menjadi seperti itu, aku ingin mengatakannya, namun tetap saja, aku tidak bisa. Kaa-sama tahu, saat kami melakukan itu pertama kali pun, ia masih mengumamkan nama gadis itu. Aku hanya bisa menangis dalam diam. Ia memang dingin, tapi menjadi sangat dingin saat tahu gadis itu menghilang. Aku tahu ia telah mengerahkan semua orang-orang yang ia punya hanya untuk mencarinya. Walau kami sudah menikah, dua minggu setelah pernikahan itu, aku mengatakan aku hamil padanya. Aku bisa merasakan ia mulai bisa menerimaku dan calon bayi kami, dia sudah tidak berusaha mencari gadis itu lagi. Dia mulai perhatian padaku, saat itu aku mulai berharap lagi, apakah hatinya bisa ku miliki. Aku bisa sakit itu, baru kemarin, aku menumpahkan semua sakitku, jujur aku senang sekali ia mengatakan mencintaiku. Kaa-sama, aku sungguh minta maaf padamu dan semua, aku tahu aku berdosa, makanya kami-sama memanggilku sekarang. Kaa-sama aku ada permintaan padamu, ini ada dua paket dvd, yang di dalamnya masing-masing ada delapan buah dvd. Aku ingin kaa-sama, memberikan ini pada mereka setiap ulang tahun mereka, paket yang pink untuk putriku, satunya lagi untuk putraku. Aku ingin mereka tahu siapa mereka, siapa ibu mereka, semua yang ingin aku katakan ada di dalam dvd itu." Jelas sakura dengan air mata yang mengalir dan memberikan dua paket cd itu pada kushina. "baiklah, akan kaa-sama kabulkan, sudahlah kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu sakura, bagi kaa-sama kamu tetap menantu kesayangan kaa-sama" hibur kushina sambil mengelus pundak sakura.

Sementara di ruang dokter.

Naruto duduk di kursi didepan meja kerja sang dokter dengan tenang sambil men deadglare sang dokter. "apa maksudmu dengan akan tetap terjadi komplikasi" tanya naruto dengan nada tajam. "maafkan saya dokter, awalnya saya mengira itu akan menjadi cara yang bisa di gunakan. Namun tetep saja, saat kami mulai mengoperasi darahnya sudah pendarahan, kalau tidak segera kami keluarkan bayi kembar itu, mereka tidak akan selamat. Ibu sakura, sebelum memasuki ruangan operasi mengatakan pada kami, bahwa ia merasa ada sesuatu yang salah dengannya, benar saja ia sudah pendarahan. Bagian tempat keluar sang bayi sudah tidak bisa di gunakan, maka dari itu kami segera melakukan operasi. Maafkan kami dokter, sungguh kami minta maaf, ibu sakura tidak akan mempunyai waktu yang lebih lama lagi" jelas dokter kandungan itu.

Naruto terdiam mendengar itu, ia sungguh syok dengan berita yang baru di dengarnya itu. Tanpa ia sadari ia sudah melangkah memasuki ruang rawat sang istri. "hey, kamu kenapa naruto-kun" tanya sakura dengan raut wajah khawatir. "apa kamu akan pergi" tanya naruto ambigu. Sakura terdiam mendengar pertanyaan ambigu sang suami. "kenapa pada saat, aku sudah mulai mencintaimu kamu malah akan pergi, kenapa sakura" "hey, kenapa naruto-kun menjadi seperti ini, bukan seperti yang biasanya. Tapi, naruto-kun, aku akan tetap pergi, berjanjilah pada ku bahwa, kamu akan memberikan nama lily pada putri kita, setidaknya aku akan merasa ada dengan kalian. Karena lily adalah bunga kesukaanku, karena lily melambangkan cinta yang setia, sama seperti cintaku padamu dan anak kita" pinta sakura. naruto hanya terdiam sambil merengkuh sosok lemah itu.

Keesokkan harinya, keluarga mereka berduka atas meninggalnya sosok yang mereka cintai.

RIP

Namikaze Sakura

8 maret 1989 – 12 januari 2007

We always love you. Our daugther, my wife (NN), our mommy..

Sesampainya, Naruto di rumah, setelah proses pemakaman berlangsung. Dapat ia lihat ibunya tengah menyuapi anak kembarnya makan. Naruto melangkah pelan menuju mereka, seakan tahu bahwa sang ayah datang, kedua bayi kembar itu, tersenyum kearahnya. Senyum, yang mirip dengan sang ibu. Ia memandang mereka berdua satu persatu, anak laki-lakinya sangat mirip dengannya, yang membedakannya hanya matanya saja. Karena ia mewarisi mata sang ibu emarald menyejukkan. Sedangkan putrinya, semuanya mengikut pada sakura kecuali matanya yang di warisi dari naruto.

Tokyo, 11 januari 2015

Someone pov

Hei, namaku Namikaze Lily, umurku 7 tahun, besok genap 8 tahun. Aku kelas 4 sd. Kenapa aku bisa seperti itu, aku ikut kelas akselerasi. Aku mempunyai saudara laki-laki bernama Namikaze Suzune. Hmm,, sifatnya sih sama seperti ayah, kakek dan kakek buyut. Mereka dingin, bermuka datar. Tapi, mereka sayang sekali sama lily. O iya, ciri-ciri lily. Lily mempunyai rambut berwarna merah muda, jangan mengatakan itu, karena di cat ya, itu asli. Mata lily berwarna biru seperti tou-san. Hobby lily, membaca, menganggu nenek dan berbicara dengan foto ibu.

Astaga ! dua jam lagi, lily ada janji dengan tou-san, sampai bertemu besok pagi di jam yang sama, sampai jumpa. Klik !

Aku turun ke lantai bawah rumahku, dapat aku lihat di meja makan sudah ada Tsunade-baachan, Jiraya-jiichan, baa-chan dan kakakku yang paling menyebalkan sedunia tengah menatapku dengan tajam. "konichiwa, Tsunade-baa-sama, jiraya-baa-sama, baa-sama, baka-nii-san" sapa ku pada mereka. "konichiwa mo, lily-chan/hn" balas mereka.

"wah, kamu cantik sekali dengan dress itu, lily-chan" pekik baa-sama. "iya, betul, mau kemana lily-chan" tanya Tsunade-baasama. "lily, ada janji dengan tou-san baa-sama, ee iya, kenapa kamu belum bersiap baka-niichan" jawabku dan juga seruku pada nii-sanku. Yang di balas hanya gumaman tidak jelas dari kakakku.

Di sinilah kami, kami sekarang berada di taman tempat perjanjian dengan ayah. Sudah dua jam kami berada disini. "tou-san telat" seruku padanya ketika dia sampai disini. Kakakku hanya diam, tapi aku bisa pastikan kalau ia juga kesal dengan ayah. "maaf, tou-san sungguh minta maaf, ayah banyak sekali kerjaan di rumah sakit, banyak operasi yang harus ayah lakukan, ayolah tou-san minta maaf" jelasnya sambil memberikan aku boneka dan buku anatomi manusia pada kakakku. "tou-san, kalau kaa-san ada di sini kami tidak akan seperti ini, kami ini anak tou-san, bukan istri tou-san" sahutku. Dapat aku lihat wajah ayah menjadi sendu. "apa tou-san tidak bisa menjadi tou-san, sekaligus kaa-san kalian" ucap ayah. "apa tou-san, tersinggung" tanyaku. "sedikit" jawabnya. "maaf" kataku sambil memeluk ayah diikuti oleh kakak ku. "kami mencintaimu tou-san" seruku dan kakak. "tou-san juga mencintai kalian sangat" balasnya.

Sesampainya di rumah setelah jalan-jalan dengan ayah, aku menemukan nenek sedang menonton televisi. "baa-sama" sahutku sambil memeluknya dari belakang. "baa-sama, minta dvdnya dong" pintaku. "kapan ulang tahunmu" tanyanya "besok" "ya sudah tunggu sampai besok" ucap nenek. Setelah mendengar itu, aku pergi menuju kamarku untuk istirahat sambil menunggu hari esok.

Skip time

Kriiingg-kriiinggg... jam waker berbunyi tepat pukul 12:00 am waktu tokyo. Happy birthday lily, ucapku pada diriku sendiri. Kemudian aku berlalu ke lantai bawah mencari kado ulang tahunku yang ke delapan dari ibu.

Huft, akhirnya ketemu. Aku kemudian menuju lantai atas, melangkah ke sebuah ruangan khusus tempat kami sekeluarga biasa menonton dvd, semacam bioskop mini. Dengan tidak sabar aku, memutar dvd itu. Menunggu beberapa saat sampai akhirnya cd itu berputar menampilkan sosok yang selalu aku rindukan.

"selamat ulang tahun, putri ibu tersayang, kamu pasti mirip sekali dengan ibu sekarang kan?"

Iya bu, aku mirip denganmu.

"apa ayahmu masih suka lembur pada pekerjaannya? Kapan kebiasaannya itu akan hilang, karena sekarang umurmu sudah 8 tahun, kamu pasti akan mengerti dengan baik apa yang akan ibu ceritakan, o iya, ibu tidak menceritakan ini pada kakakmu, karena ibu tahu kakakmu pasti duplikatnya ayahmu, benarkan ?"

Yah ibu benar sekali.

"tidak peka pada hal sensitif seperti cinta misalnya. Tapi, mereka akan mau melakukan apapun demi orang yang dia cintai, baiklah, ibu akan menceritakan sebuah kisah tentang ayah, ibu dan hinata"

Hinata ?

TBC

Hei hei,, ketemu lagi dengan author yang kece badai, dengan fic barunya, yang fic dua sebelumnya belum siap malah bikin cerita baru. Tapi, jujur author kehabisan inspirasi untuk kedua cerita itu, namun, reader tenang aja, cerita itu akan tetap lanjut kok.

Karena dapat ide baru makanya, author publish cerita ini,, maaf ya kalau banyak typo, jangan segan-segan tegur author kalau ada yang salah..

Arigatou gozaimasu, minna-san

Wf out