Hai... Minna-san,

Aku lagi pengen bikin cerita bertema songfic ,ya.,. sedikit berantakan sih..

Atau mungkin ceritanya sedikit mengkhaya, ga pa-pa kan...

Segitu sajalah .. pembukaan dari ku.

Silahkan di baca dan di nikmati !

...

...

...

Wound My Heart

Disclamer by Masashi Kishimoto

Pairing: Sasuke x Sakura

Warning: Ooc, songfic dan lain sebagainya

...

...

Malam sunyi kuimpikanmu

Kulukiskan cita bersama

Namun s'lalu aku bertanya

Adakah aku di mimpimu

..

..

Angin malam berhembus cukup kencang malam ini, tapi entah kenapa gadis bersurai pink itu justru tetap bertahan di balkon kamarnya di lantai dua, hanya memakai gaun tidur tipis tanpa lengan, sama sekali tak mempedulikan hawa dingin yang menusuk kulit seputih porselen miliknya.

Suara helaan nafas keluar dari mulutnya, mata emeraldnya yang tadi memandangi langit malam kini tertuju ke ponsel pinknya, sejenak dia terlihat mengotak atik tombol di ponselnya dan langsung menempelkan di telinganya, sepertinya sedang menghubungi seseorang. Awalnya wajahnya tampak gelisah tapi sedetik kemudian tampak lega dan senang.

"Sasuke-kun, kau sudah tidur."

"Hn.''

"Gomen, aku ingin mendengar suaramu sebelum aku tidur."

"Ck, merepotkan." Gadis itu menggigit bibir bawahnya, wajah senang yang di tunjukannya kini hilang menguap setelah mendengar nada tidak suka dari orang yang di teleponnya.

"Gomen, tapi aku benar-benar ingin mendengar suaramu, supaya nanti malam aku bisa memimpikanmu." Suara gadis itu sedikit memelan.

"Aku mau tidur."

"I-iya, Sasuke-kun, apa kau pernah bermimpi tentang aku?"

"Aku tidak mau melakukan hal yang merepotkan seperti itu."

"T-tapi aku kan pacar-." Tuutt..tuut.. Belum sempat gadis itu meneruskan kata-katanya teleponnya sudah di putus secara sepihak, gadis itu berdiri mematung menghadap atas , tetes demi tetes kini mengalir di pipinya, menangis tanpa suara.

"Kenapa? Kenapa Sasuke-kun, kau jadi dingin kepadaku?" Gadis itu Sakura Haruno sedang menangisi kekasihnya, Uchiha Sasuke atas sikap dinginnya. Malam yang berat untuk gadis pink.

...

...

Di hatiku terukir namamu

Cinta rindu beradu satu

Namun s'lalu aku bertanya

Adakah aku di hatimu

...

...

...

Sudah satu minggu ini Sakura tidak bisa bertemu dengan Sasuke karena harus pergi ke rumah neneknya di Kyoto, sebenarnya bukan tak bisa menghubungi lewat ponsel tapi sejak seminggu yang lalu ponsel milik Sasuke tidak bisa di hubungi, jujur saja selama di rumah neneknya, Sakura selalu gelisah memikirkan Sasuke, takut jika terjadi sesuatu dengan kekasih emonya itu, dan sekarang setelah Sakura pulang semalam, pagi-pagi sekali dia langsung datang ke kampusnya untuk segera bertemu dengan Sasuke, perasaan rindu yang selama satu minggu ini di tahannya ingin segera di salurkannya kepada kekasih tersayangnya, dan beruntung bersamaan itu Sasuke juga baru datang dengan seorang gadis berambut merah berkacamata.

Siapa? Pikiran Sakura bertanya-tanya tentang siapa gadis yang berjalan di samping Sasuke , seingatnya gadis itu tidak satu fakultas hukum dengannya, karena Sakura dan Sasuke satu jurusan, tanpa sadar Sakura diam tak bergeming melihat dua orang itu yang berjalan memunggunginya, Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir pikiran anehnya, dia langsung berlari menghampiri Sasuke yang berjalan di depannya.

"Sasuke-kun." Sasuke yang merasa namanya di panggil pun berhenti saat tiba-tiba ada tangan kecil yang memeluknya dari belakang, dengan wajah datar Sasuke melepas kedua tangan yang memeluknya itu dan melihat kearah Sakura.

"Sakura, ada apa?." Sakura sedikit kecewa dengan perlakuan Sasuke yang melepas pelukannya, apa Sasuke tidak tahu kalau Sakura sudah sangat merindukannya.

"Kenapa nomor ponselmu tidak bisa ku hubungi kemarin waktu aku di rumah nenek." Sakura menampilkan senyum manisnya ke arah Sasuke.

"Hn, aku ganti nomor."

"Oh.. sejak kapan?"

"Lima hari yang lalu." Sasuke memandang datar ke arah Sakura.

"Sasuke-kun, apa masih lama? Aku ke kelas dulu ya." Gadis merah yang sejak tadi diam kini mulai bicara sambil memandang sinis ke arah Sakura.

"Hn, aku antar ke kelasmu. Sakura, kau kelas duluan saja." Sasuke langsung pergi sambil menggandeng tangan gadis merah tadi.

"Sasuke-kun, pacarmu sudah pulang tuh, kita jadi tidak bisa bersenang-senang lagi." Gadis itu bergelayut mesra pada lengan Sasuke, sama sekali tak peduli Sakura yang masih melihatnya serta pandangan dan cibiran dari sekelilingnya.

"Aku bisa mengaturnya." Sasuke mengelus tangan gadis yang bergelayut di lengannya, wajahnya masih datar seperti tadi.

Sakit. Sakura mencengkeram dadanya, bagaimana bisa Sasuke lebih mempedulikan gadis itu dari pada dirinya yang pacarnya, Sakura masih bisa mendengar percakapan keduanya tadi tanpa terasa Sakura menangis.

"Sasuke-kun, kenapa kau tidak peduli padaku. Apa kau tidak merindukanku lagi. Apa aku sudah tidak ada lagi di hatimu." Sakura semakin terisak, teman-temannya yang melihatnya hanya menatap iba.

...

...

T'lah kunyanyikan alunan-alunan senduku

T'lah kubisikkan cerita-cerita gelapku

T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

...

...

Sakura memandangi kekasihnya yang sedang berkutat dengan laptop di meja belajar kamar Sasuke. Sepulang dari kuliahnya tadi, Sakura bersikeras untuk ikut pulang Sasuke ke rumah keluar Uchiha, dan saat ini mereka berdua hanya berdua karena keluar Sasuke yang lain sedang ada di luar negri. Sakura berpikiran jika dia ikut Sasuke, maka Sakura bisa mengobrol banyak tapi ternyata hanya keheningan, Sasuke lebih memilih menyeleseikan tugasnya dari pada menanggapi Sakura.

"Sasuke-kun."

"..."

Sasuke sama sekali tak mempedulikan Sakura.

"Sasuke-kun.''

"Berhentilah menggangguku Sakura."

DEG. Sakura mencengkeram dadanya yang barusan seperti di hantam batu besar, dia sama sekali tak percaya akan ucapan pacarnya, kedua mata emeraldnya kini memanas tapi dia mencoba sekuat tenaga menahan perasaan kecewannya.

"Gomen. Aku cuma ingin bertanya? Apa hubunganmu dengan Karin-san." Sasuke mengalihkan pandangannya sejak tadi dari laptop ke arah Sakura, Sakura yang merasa di tatap tajam onyx hitam Sasuke hanya terdiam takut.

"Kenapa kau marah kalau aku jalan dengan Karin."

"Bukan begitu, aku cuma-."

"Berhentilah ikut campur urusanku, lebih baik kau kerjakan tugas dari dosen."

Sakura menunduk menahan air matanya yang ingin keluar, ingin sekali dia menampar wajah Sasuke saat ii, tapi dia terlalu sayang pada pemuda Uchiha itu. "A-aku akan mengerjakannya di rumah."

"Berhentilah bermain-main, jika kau tak suka jurusan hukum untuk apa kau memasukinya, cih.. merepotkan saja, sebaiknya kau ganti jurusan saja.'' Sasuke mendengus sebal. Andai Sasuke tahu, Sakura sebenarnya tidak berbakat di bidang hukum, Sakura lebih tertarik dengan kedokteran tapi karena Sakura ingin dekat dengan Sasuke, dia melepaskan cita-citanya dan memilih hukum yang sama sekali tidak dia sukai.

"Gomen, aku akan berusaha." Sakura masih menunduk, tapi tak berapa lama dia bangkit berdiri dan berpamitan pulang pada Sasuke.

'Sasuke-kun, aku hanya ingin dekat denganmu, tapi kenapa kau tega kepadaku' Sakura menyeetop taksi dan langsung menaikinya, air mata yang di tahanya sejak tadi kini mengalir di pipiya.

...

...

Bila saja kau di sisiku

'Kan ku beri kau segalanya

Namun tak henti aku bertanya

Adakah aku di rindumu

...

...

...

Sakura memandang jendela besar yang menghubungkan balkon dengan kamarnya, langit yang berwarna abu-abu sangat mirip dengan pikirannya yang sedang berputar-putar kejadian beberapa hari ini. Sikap Sasuke yang berubah dingin kepadanya, sebenarnya sudah banyak informasi yang di dapat Sakura soal Sasuke, banyak yang mengatakan kalau Sasuke berselingkuh dengan beberapa wanita termasuk KArin, gadis merah berkacamata yang menggelayut mesra di lengan Sasuke beberapa hari lalu.

Tapi entah kenapa sulit sekali Sakura untuk berbicara tegas dengan Sasuke, ya.., dia masih sangat mencintai pemuda itu, dia rela memberikan apapun untuk pemuda Uchiha itu bahkan jika Sasuke menyuruhnya untuk mati pun, mungkin dia akan rela. Suara helaan nafas keluar dari bibir tipis Sakura, sejak kejadian di rumah Sasuke waktu itu, Sakura sedikit kesulitan menemui Sasuke, mencoba menghubungi nomor barunya pun percuma, mendatangi kediaman Uchiha pun percuma, Sasuke selalu tidak ada di rumah, seolah-olah pemuda itu sedang menjauhi Sakura.

"Sasuke-kun, aku merindukanmu." Sakura memeluk ponselnya yang sedang menampilkan foto Sasuke di layarnya.

"Apa kau juga merindukanku." Mata emeral Sakura melihat ke luar jendela di mana hujan kini mulai turun.

...

...

Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku

Dengar simfoniku

Simfoni hanya untukmu...

...

...

...

Sakura saat ini sedang ada di salah satu cafe langganannya, dia menunuduk takut memandang ke arah depan di mana pemuda emo itu duduk. Kemari setelah tidak bertemu beberapa hari denagan Sasuke, Sakura meminta tolong NAruto yang sahabat dekat Sasuke untuk memberitahu Sasuke kalau dia ingin bertemu dan untungnya Sasuke setuju, dan di sinilah mereka berdua, tanpa bicara hanya keheningan.

"Silahkan di minum." Seorang pemuda berambut merah dengan wajah seperti anak kecil, meletakkan jus strawbery dan kopi hitam di depan mereka berdua, dan segera pergi ke arah dapur kembali.

"Sebenarnya ada urusan apa kau memanggilku ke sini, jika tidak ada keperluan aku pulang saja." Sasuke hendak bangkit berdiri saat tiba-tiba Sakura memintanya duduk kembali.

"Sebentar saja Sasuke-kun."

"Cepatlah." Sasuke mendengus sebal.

"Sebenarnya apa aku masih punya hubungan denganmu! Apa aku masih pacarmu." Sakura mencoba memandang ke arah Sasuke dan karena Sasuke masih terdiam Sakura pun melanjutkan kata-katanya.

"Aku sangat mencintai Sasuke-kun, sebenarnya teman-teman sering bilang kalau Sasuke sering berkencan dengan gadis-gadis termasuk juga Karin. Tapi aku tidak tahu harus menanggapi bagaimana?" Sakura sudah tidak bisa menahan airmatanya, dia mulai terisak.

...

...

T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku

Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

...

...

Sasuke masih mematung mendengar pembicaraan gadis di depannya, ya.. dia tak membantah sedikitpun karena semua yang di katakan Sakura benar semuanya.

Sasuke sendiri tidak yakin dengan hatinya, dulu dia memang sangat mencintai gadis pink di depannya, tapi entah sejak kapan perasaan itu berubah , dia mulai bosan dengan Sakura. Sebenarnya dia tidak ingin menyakiti Sakura, melepasnya pemikiran seperti itu juga pernah muncul tapi entah kenapa dia tidak bisa melepas Sakura.

"Jadi apa yang kau inginkan." Sasuke memandang datar kearah Sakura.

Sakura menhela nafas panjang dan menghapus air mata di pipinya, memandang ke arah Sasuke. " Apa kau pernah mencintaiku?"

"Entahlah." Sasuke memandang kearah lain, enggan melihat Sakura karena dia sedang berbohong.

"Begitu ya, terima kasih untuk selama ini dan maaf karena aku tidak bisa membuatmu bahagia." Sakura bangkit berdiri dan menghela nafas panjang kembali menatap onyx hitam yang juga menatapnya.

"Kita putus saja." Sakura melangkah pergi dan tak menoleh ke arah Sasuke, tanpa ingin tahu jawaban dari pemuda itu, karena jawabanya sudah dapat di pastikannya.

...

...

...

...

The End

...

...

MInna-san..,

GImana? ada yang suka gak.. maap ya kalo ada typo, dan maap juga kalo ceritanya pasaran..

Oh ya, lagu yang ku jadikan fict ini milik Sherina- Simfoni Hitam, ada yang tau gak,

aku lagi suka lagu ini...

yak cukup... akhir kata dariku review .. please...

*Selamat Tahun Baru 2014*

Semoga lebih baik dari tahun kemarin

Amien