CHOCOLATE

Kepada seorang anak kecil, Akashi harus rela berbagi.

Kuroko no Basket (c) Fujimaki Tadatoshi

AT. OOC. Chibi!Murasakibara

Enjoy!


Akashi menatap sekotak coklat kecil di hadapannya. Sudah lama remaja berambut merah itu menginginkan kotak kecil tersebut, dengan isi enam potong coklat dan saus di atasnya. Siapa yang tidak tergoda untuk membelinya-buktinya sang Emperor yang tak terkalahkan pun menginginkannya. Kebetulan sekali, di kesempatan jalan-jalan tim reguler klub basket Rakuzan ini, ia membawa uang untuk membeli coklat tersebut. Setelah membayar, kotak kecil berwarna merah tersebut berada di tangannya. Akashi membuka tutup kotak tersebut dan mengambil sebutir coklat dari situ. Ah, baunya begitu menggoda im-

SREK. Entah kenapa, Akashi merasa ada yang menarik jaket hitam yang tengah dikenakannya. Ia menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Melihat ke bawah-ah! Ada seorang anak kecil yang sedang memegang ujung jaketnya.

Lha, itu anak siapa?!

"Kenapa, Dik?" Akashi bertanya lembut dengan harapan pemuda cilik itu melepas pegangannya. GREET. Pegangannya malah mengerat. Malu-malu, anak itu mengangkat tangan dan menunjuk coklat yang dipegang Akashi dengan gaya centil.

"Mau coklat?" tanya Akashi. Si rambut ungu mengangguk pelan, dan sang Emperor memberinya sepotong, "Nih."

Anak itu menggeleng malu-malu. Kembali menunjuk, kali ini ke arah kotak coklat yang tengah digenggam kapten Rakuzan itu. Akashi menghela napas, tahu kalau anak itu minta lagi. "Nih, dua, ya." ujarnya sambil menyodorkan potongan coklat kedua. Anak itu menerimanya dengan senang hati, mengangguk-angguk riang sambil menghabiskan coklatnya.

"Atsushi, ayo pergi..." seorang wanita menarik tangan si ungu, sementara pemuda cilik itu masih terus mengunyah coklatnya. Akashi menghela napas lega. Coklatnya terselamatkan empat butir.

"Akashi-kun, ayo masuk!" seseorang memanggil si rambut merah. Akashi bergegas menyusul sumber suara-masuk ke dalam bioskop bersama anggota reguler klub basket lainnya.

"Seichaaan, duduk sini ya!" Mibuchi Reo menepuk-nepuk kursi di sebelah kirinya. Tanpa basa-basi, Akashi duduk di situ dan film yang akan mereka tonton mulai.


Gerakan tangan. Akashi melihat sekelebat gerakan tangan dari sebelah kirinya. Itu bukan tangan Mibuchi yang duduk di sebelah kanannya. Lantas, siapa? Tangan itu kini mendekati kotak coklat yang tengah dipangkunya, dan mencolek isinya.

KAMI-SAMA ITU KAN ANAK TADI KOK DIA BISA ADA DI SINI AH COKLATKU COKLATKU DICOLEKNYA YA AMPUN!

Sepertinya, aku tidak bisa makan coklat ini lagi, Akashi membatin miris. Terpaksa ia menyerahkan sekotak coklat yang tersisa empat butir pada anak kecil di sampingnya kalau tidak mau diteror.


Berakhir dengan tidak elit -_-

Sekian! Makasih udah baca! Maaf kalo aneh! Betewe, ini based true story lho, dialami kwnnya author XD #seretVancebik

Bye bye, jumpa lagi~!