THE THINGS Series - bag. 2_ep.1 : Hypnosis
Story Created by : Crypt14
Story Idea by : Cuming
Gemerisik dedaunan terdengar begitu jelas. Kaki jenjang itu menderap, mengambil langkah lebar-lebar. Keheningan masih menjadi hal yang terus melingkupi sekitarnya. "Wonwoo-ah." Telinganya samar mendapati namanya disebut oleh seseorang dari kejauhan. Ia masih melangkah, menyusuri tempat yang tidak pernah diketahui ujungnya. "Wonwoo-ah." Suara yang sama kembali menggema, manik matanya bergerak liar mencari sosok yang menimbulkan suara itu didalam kegelapan. "Jeon Wonwoo." Ia berhenti, menjatuhkan tubuhnya diatas tanah lembab, menekan kuat kedua telinganya, berusaha meredam suara yang terus memanggil namanya.
"Wonwoo."
Kedua mata itu terbuka lebar. Peluh tampak membasahi tubuh pria bersurai caramel itu. Deru nafasnya terdengar begitu memburu. Wonwoo, remaja muda itu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali, menyesuaikan retina matanya dari cahaya langit senja yang terpias dari dalam celah-celah pepohonan tinggi disekitarnya. Ia beranjak, mengubah posisinya menjadi bersandar pada badan pohon. Ketiga remaja pria lainnya menatap kearahnya dengan pandangan bertanya. "Kau baik-baik saja?" Ujar salah satunya yang memiliki kulit tan. Wonwoo hanya menatap kearah Mingyu sejenak sebelum pandangannya mengelilingi sekitarnya. "Dimana kita?" ucapnya tanpa membalas pertanyaan yang dilontarkan Mingyu. "Kau ini mengigau ya? Kita masih didalam hutan." balas Jihoon dengan dengusan malas. Helaan nafas kasar menguar dari bibir tipisnya. "Ah! Serius Seungcheol kemana?! Aku bosan menunggu disini." Pekik Jihoon kembali. Raut kekesalan tergambar jelas diwajah pria bertubuh mungil itu. "Iya mereka kemana langit sudah nyaris gelap." Gumam Soonyoung yang berada tepat disamping Jihoon. Wonwoo terdiam sejenak, pandangannya beralih menuju langit yang tertutupi oleh rerimbunan dedaunan dari pohon-pohon yang berada disekeliling mereka. Mingyu, remaja berkulit tan itu menatap dalam kearah sang kekasih. "Kau…"
"Dimana Junghan?" Mingyu menghentikan kata-katanya setelah mendengar ucapan tiba-tiba dari Wonwoo. Pria bersurai caramel itu menatap tak sabar kepada ketiga orang temannya. "Dia pergi dengan Seungcheol untuk mencari jalan keluar dari hutan." ujar Mingyu tenang. Wonwoo beranjak, menepuk belakang celananya. "Mereka pergi kearah mana?" ucapnya kembali dengan nada tak sabar yang membuat ketiga orang lainnya menatap bingung kearahnya. "Kau ini kenapa sih bangun tidur langsung heboh. Mimpi apa memangnya?" Desis Jihoon masih dengan nada jengkel. Wonwoo terdiam sejenak, mengangkat kedua tangannya keudara dan menatapnya kosong.
Wonwoo side
"Dimana Junghan?" Mingyu segera menghentikan kata-katanya sesaat setelah aku menyela ucapannya. Aku menatap tak sabar kearah Mingyu, Jihoon dan Soonyoung, meminta mereka untuk menjawab pertanyaan ku segera. "Dia pergi dengan Seungcheol untuk mencari jalan keluar dari hutan." ujar Mingyu tenang. Aku beranjak, menepuk belakang celana ku untuk sekedar membersihkannya dari tanah yang menempel. "Mereka pergi kearah mana?" ucap ku kembali dengan nada tak sabar yang membuat Mingyu, Jihoon dan Soonyoung kembali menatap ku dengan raut wajah bingung. "Kau ini kenapa sih bangun tidur langsung heboh. Mimpi apa memangnya?" Desis Jihoon masih dengan nada jengkelnya yang berhasil membuat ku terdiam. Mengangkat kedua tangan ku ke udara dan menatapnya. Tidak ada luka sedikit pun disana. Mimpi? Aku kembali menatap kearah mereka. "Kemana mereka pergi?" desakku. Soonyoung mengangkat tangannya ke udara, menunjukkan arah yang dituju oleh Seungcheol dan Junghan sebelumnya. Aku segera meraih ransel ku, mengambil langkah lebar menuju arah yang diberikan oleh Soonyoung. "Wonwoo-ah!" Mingyu memekik cukup keras, namun aku mengabaikannya dan tetap menyusuri jalan. Pikiran ku berkecamuk mengenai mimpi yang sebelumnya aku dapatkan. Aku masih tidak dapat mencerna situasi yang sebenarnya terjadi. Bukankah kami sudah keluar dari hutan ini, namun mengapa kami kembali berada ditempat ini? Aku semakin mempercepat langkah ku, mengabaikan semua panggilan yang diraungkan oleh Mingyu, Jihoon dan Soonyoung.
.
.
"Anak itu kenapa, sih." Desis Jihoon, pria bertubuh mungil itu masih melangkah cepat mencoba mensejajarkan dengan kedua temannya yang sudah berada didepan lebih dulu. Sesekali menarik naik tali ranselnya yang melorot turun. "Entah lah, mungkin Wonwoo mimpi buruk." Jihoon memutar mata malas masih menderapkan langkahnya cepat disamping sang kekasih. "Mimpi buruk terus dia merasa mimpi itu pertanda, bitch please. Aku rasa dia terlalu banyak nonton film Final Destination tau nggak." Gumamnya kesal. Soonyoung terkekeh ringan mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut sang kekasih.
"Wonwoo-ah, tunggu! Hey! Wonwoo-ah." Wonwoo menghentikan langkahnya tepat setelah Mingyu menarik pergelangan tangannya. Manik mata keduanya bertemu sejenak sebelum Wonwoo kembali menatap kearah jalur yang diambil oleh Seungcheol dan Junghan. "Lepaskan, Mingyu." Gumamnya pelan sambil mencoba melepaskan diri dari genggaman Mingyu. Namun tampaknya Mingyu tidak menggubris ucapannya, ia masih memegang pergelangan tangan pria bersurai caramel itu, mempererat genggamannya. "Mingyu-ah." Gumam Wonwoo kembali, arah pandangnya kini menuju Mingyu yang sedari tadi terus menatapnya dengan alis bertaut. "Aku lepaskan kalau kau beri tau ada apa sebenarnya."
"Hah, kalian keterlaluan! Kalian mengejek ku ya, kenapa langkah kalian lebar sekali!" Jihoon memekik frustasi, mengambil nafas panjang setelah kakinya menapaki tempat yang sama dimana Mingyu dan Wonwoo berada. Soonyoung yang sedari tadi berjalan disisinya terlihat sedikit megatur nafasnya juga. Mingyu dan Wonwoo menatap kearah dua orang itu sejenak sebelum kembali mengalihkan pandangannya menuju satu sama lain. Helaan nafas panjang menguar dari bibir Wonwoo. "Aku ceritakan, tapi tolong lepaskan dulu." Ucapnya pelan. Mingyu terdiam sejenak, setelahya melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Wonwoo.
"Aku mendapat mimpi yang berhubungan dengan kita dan hutan ini." Ujar Wonwoo pelan. Mingyu, Jihoon dan Sooyoung terdiam, ketiganya menatap serius kearah Wonwoo. "Maksud mu mimpi seperti apa?" Soonyoung berucap cukup keras, mata sipitnya memandang tak mengerti kearah Wonwoo. "Aku ceritakan di perjalanan nanti, yang terpenting kita harus menemukan Seungcheol dan Junghan dulu. Aku khawatir terjadi sesuatu dengan keduanya" Wonwoo kembali memandang kearah jalan yang tampak mulai menggelap. Desiran rasa takut mulai memenuhi rongga dadanya. Keempat remaja pria itu mulai kembali beranjak, menyusuri jalur yang dilalui oleh kedua temannya. Wonwoo menceritakan setiap detail mimpi yang di alaminya beberapa saat yang lalu, membuat Jihoon menelan salivanya sulit. "Kau, bercanda 'kan Wonwoo." gumamnya lirih. Keempatnya masih mengambil langkah lebar guna menyusul jarak mereka dengan Seungcheol. "Aku juga berharap semua ini hanya lelucon konyol. Tapi aku rasa nggak, semuanya kelihatan nyata bahkan rasa sakit dari luka yang ada di dalam mimpi ku pun terasa sangat nyata." Ucapnya. Mingyu tak berniat mengeluarkan suaranya, ia hanya terus melangkah ikut menyusuri jejak di dalam hutan itu. Manik matanya masih menatap kearah Wonwoo.
"Lalu kenapa kita harus mencari Junghan? Apa hubungannya dengan dia?" ujar Soonyoung, isi kepala pria itu masih begitu di pusingkan oleh pertanyaan mengenai mimpi Wonwoo. Ia memperlambat langkahnya, mensejajarkan dengan langkah yang diambil oleh Jihoon. "Karena Junghan mengatakan bahwa kita masih terjebak di dalam hutan ini."
.
.
"Junghan-ah, aku rasa ini bukan jalan yang tepat lebih baik kita kembali ketempat tadi." Seungcheol masih menatap kearah jarum kompasnya yang bergerak tak beraturan sejak tadi. Ia menghela nafas pelan. Hening, merasa tak di gubris pria bersurai hitam pekat itu membalikkan tubuhnya menatap tepat kearah Junghan yang sedari tadi berada dibelakangnya. "Junghan-ah, kau baik-baik saja?" Ia beranjak, mengambil langkah mendekat kearah pria bersurai kemerahan yang berdiri mematung ditempatnya. Pandangannya tampak kosong. Seungcheol menyentuh bahu Junghan pelan. "Junghan-ah, kau.."
"Jangan bergerak, Seungcheol-ah." Bisiknya pelan. Manik mata Junghan masih memandang lurus kearah belakang Seungcheol, tepatnya ke dalam hutan gelap itu. Pias ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Seungcheol terdiam, bingung dengan maksud ucapan Junghan sebelumnya. "Kau kenapa? Junghan-ah, katakan padaku kau kenap.."
"Jangan bergerak, Seungcheol-ah." Bisiknya kembali dengan nada yang cukup keras. Seungcheol kembali terdiam, menatap kearah Junghan. Perlahan ia menoleh, mengikuti arah pandang Junghan. Seketika Seungcheol merasakan sensasi perih di sekitar kulit lengannya. Pria itu meringis, menyentuh lengan kanannya. Rembesan darah menguar dari luka sobek akibat gesekkan dengan ujung ranting pohon. Ia segera mengalihkan pandangannya menuju Junghan yang masih berdiri mematung di tempatnya. "Junghan-ah.." desisnya lirih. Namun Junghan tampak tak bergeming, ia masih berdiri di tempatnya dengan arah pandangan yang sama. Sesaat Seungcheol tercekat oleh nafasnya sendiri. Rasa sakit yang sebelumnya bersarang di lengan kanannya seakan sirna saat manik matanya mendapati begitu banyak bayangan hitam yang berdiri mengelilingi Junghan. Suaranya seakan tertahan tepat di pangkal kerongkongannya membuat pria itu sulit untuk sekedar mengeluarkan satu kata saja.
Pias ketakutan masih tampak jelas di wajah pria bersurai kemerahan itu. Matanya memandang ke sekelilingnya. Ia menelan sulit salivanya sendiri. Setelahnya, pekikkan cukup keras keluar dari kerongkongan pria itu. Ia terjerembab, jatuh keatas tanah hutan yang mengeluarkan bau lembab. Setelahnya tubuhnya tak lagi bergerak. Seungcheol beranjak cepat menuju tubuh Junghan yang terjatuh tak jauh darinya. menepuk pelan pipi pria itu. "Junghan-ah, hey bangun! Junghan-ah." Gumamnya seraya terus menepuk pipi pria di pangkuannya kini. Namun Junghan tetap tak bergeming, kedua matanya terpejam. Seungcheol menatap penuh ketakutan kearah tubuh Junghan yang kini terlihat timbul begitu banyak memar. Suhu tubuhnya menurun drastis. Ia mengalihkan pandangannya ke sekeliling, mencoba mencari cara untuk membawa Junghan kembali ketempat dimana teman-temannya berada. Sensasi menyengat dari luka robek di lengannya membuat Seungcheol kesulitan mengangkat tubuh Junghan. Ia meringis, merasakan darah segar kembali merembes dari luka robek itu. Perlahan kakinya melangkah menyusuri jalan yang sebelumnya di laluinya. Langit tampak mulai menggelap di atas sana. Hawa dingin dari tubuh Junghan begitu kentara terasa di punggungnya. Seungcheol terus meringis merasakan perih yang bersarang di lengannya. Namun ia merasa harus bertahan dan menemukan kembali teman-temannya serta menyelamatkan Junghan.
.
.
"Wonwoo-ah." Pria bersurai caramel itu menoleh, setelahnya sebuah pukulan keras mengenai tepat bagian kepalanya membuat pandangannya mengabur sejenak sebelum semuanya menggelap.
"Mingyu.."
chit chat : hai haiiiiiiiii crypt balik lg bawa sequel dari series THE THINGS. Siapa yg masih inget sama ff ini hayo angkat bias lempar ke jurang abis itu wkwkw xD. Maaf yak baru bisa bawa sequel'a sekarang setelah janji" palsu /ahikk/ yg aku bikin k'kalian wkwk, sebenernya sih udh rampung sampe ep.3 cuma blm berani posting aja wkwkwk. curhat dikit ah, masih soal SR aka silent readers yg msh gk mau nunjukin diri x'D traffic dr ff aku itu tinggi tp anehnya reviewnya bisa d'hitung tangan itu kenapaaaa D': gk muna sih yak aku itu BUTUH loh review dr kalian baik itu berupa kritik, saran atau review yg cuma bilang lanjut thor krn review kalian itu berguna buat perbaikan dr ff ini, mana yg kurang mana yg gk sekaligus buat penyemangan ngetiknya. tp apalah daya sih yak justru para SR itu msh gk mau tinggalin jejak :( serius deh trafficnya tinggi tp lemes pasliat reviewnya jarang, klo ky gini jd pengen off nulis /mewek/ itu alesan jg sih knp aku jd jarang update ff & bnyak ff series aku yg gantung. udahlah curhatnya yg jelas series ini muncul lg tadaaaaa xD. semoga suka yaaa sama lanjutannya, stay tune and keep review dear. laff ya :*
salam,
Crypt14
