Love More

Disclaimer : I do not own Naruto. Naruto © Masashi Kishimoto

Story by ts the dj

Genre : Romance / Drama

Warning : . .Gajeness AKUT(?)

For my beloved pairing GaaIno moah moah:*

Happy Birthday Gaara-chan!

.

.

.

"Tokyo. Akhirnya aku bisa kesini juga. New town, new country, new life, and also.. new hope."

Love More

"Jadi untuk terakhir kalinya kalian bisa simpulkan sendiri kalau manusia bereproduksi dengan melahirkan, bukan bertelur! Understood?!" guru muda berambut cokelat itu mengerang frustasi sambil duduk di kursinya. Ia menatap anak muridnya satu persatu dengan prihatin.

'bagaimana bisa mereka berpikir kalau manusia bertelur?!'

Ia lalu menatap tajam kepada pemuda blondie yang sedang mangut - mangut sambil mengusap dagunya, layaknya seperti seorang rentenir pedo.

"Ada yang tidak kau pahami, Namikaze?" tanya Kurenai-sensei sambil memakai kembali kacamatanya. Yang ditanya hanya nyengir.

"Ya! Kenapa bisa manusia tidak bertelur? Padahal kan kalau kita bertelur tentu tidak memakan banyak biaya. Lagipula tidak terlalu sakit dan telurnya bisa dimakan bersama ramen, sensei!"

Bletak!

"Dasar bodoh! Untuk kesekian kalinya, manusia itu melahirkan kau mengerti?!" seru pemuda berambut cokelat jabrik yang mempunyai tato taring dikedua pipinya sambil menjitak kepala sang blonde dari arah belakang.

"HEI! Aku hanya bertanya!" bela sang blondie cemberut sok imut sambil berusaha membalas jitakannya.

"Mengapa kau itu sangat bodoh eh, dobe." Kata pemuda berambut raven dengan sinis.

"Hn… mendokusei."

"Naruto kau sangat bodoh!"

"KAU…"

BRAK..! BRAK!

"SEMUA DIAM!"

Krik…krik…

Kurenai mulai menarik nafas dalam-dalam. 'Kami-sama..'

"Cih.. Kalau kau tidak berulah dia tidak akan marah pada kita, bodoh." Sahut pemuda berambut merah bata yang sedari tadi diam saja.

"Sudah kubilang aku hanya bertanya, Gaara!" balas Naruto tidak terima.

"Uzumaki, Inuzuka, Uchiha, kita bertemu di detention class seusai sekolah!"

"APP….."

"No question ask." mata Kurenai menyipit saat Naruto membuka mulutnya untuk protes.

"Haah dasar bodoh! Kenapa aku juga dibawa?!"

"Sial kau, dobe."

Dan pemuda merah bata hanya berkata 'yes.' sambil menyeringai kejam penuh kemenangan.

"Kau juga ikut Sabaku."

'heck.'

Love More

"Haaah segarnya…!" katanya sambil tersenyum manis. "Kalau begini sih bakalan betah banget di Jepang!" lanjutnya sambil melangkahkan kaki menuju pintu gerbang KHS yang megah.

"Ruang kepala sekolah yang mana ya? Duh mana pake bahasa Jepang lagi! Haaaa.." dia menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Rambut kuncir kudanya pun ikut berantakan karena berlari-larian sepanjang koridor.

Ino Yamanaka. Seorang gadis berambut pirang platinum dengan tinggi 170cm, mempunyai bola mata aquamarine yang selalu bersinar dikala melihat diskon 70% di mall atau rancangan terbaru desainer-desainer favoritnya. Ia berdarah orient. Pindah dari sekolah lamanya di New York karena urusan pekerjaan Ayahnya. Ibunya, Kisaki Yamanaka adalah seorang pengacara dan Ayahnya, Inoichi Yamanaka adalah presdir Yamanaka Corp yang bergerak dibidang teknologi dan perhotelan. Menyukai SEGALA hal yang berbau ungu, penyuka bunga, fashion, ataupun bermain skateboard dan bulu tangkis ahlinya. Sangat membenci basket, kecoak, dan cicak disaat yang bersamaan. Gadis yang friendly, kadang cerewet, anak populer di sekolah lamanya, dan juga mantan kapten cheers.

"Fine, sepertinya aku sangat sial hari ini." Gerutunya sebal. Lalu ia duduk disalah satu kursi dekat taman sambil membaca kembali map denah sekolahnya. "Ini apaa lagi artinya? Haaa…" sahutnya putus asa sambil membanting mapnya ke kursi sebelah.

Angin semilir membelai rambutnya pagi itu. Ia melihat kelangit sambil tersenyum. "Mungkin aku memang harus belajar huruf Jepang disini," ia meraba kalung birunya yang masih tergantung manis di leher. "Apakah… apakah 'dia' juga bersekolah disini?" tanyanya kepada diri sendiri.

'Tuhan… aku ingin bertemu dengannya' gadis itu memejamkan matanya. 'Sejuk…'

'Dia sangat suka udara yang sejuk…'

'Sangat membenci orang yang lemah..'

'Lemah?'

'Apa aku lemah?'

'Aku.. tidak ingin terlihat lemah dimatanya. Aku.. hanya ingin mengembalikan kalung ini dan..'

'Menyatakan perasaanku'

'Padanya.'

Angin bertiup dengan lembut. Sesekali menerbangkan dedaunan yang terjatuh. Menyampaikan setiap pesan gadis itu pada 'dia'. Yang selalu mengejeknya. Yang selalu memarahinya. Yang selalu melindunginya. Dan yang selalu menghiburnya saat ia menangis. 'apa dia ingat kepadaku?'

"A-ano.. Ohayou"

Gadis itu membuka mata birunya dan menatap lawan bicaranya. Bingung.

Dia berambut lurus berwarna indigo dengan poni yang dipotong rata, memakai seragam yang sama sepertinya, dan tentunya badge KHS biru. Menandakan bahwa gadis itu kelas 11, sama sepertinya.

"Ya?" Ino memiringkan kepalanya.

"G-gomen telah mengganggumu, a-aku.. aku h-hanya i-i-ingin," jawab gadis itu terbata sambil memainkan jarinya.

"Apa?"

"I-it-itu.."

"Maaf bisa kau berbicara yang benar? Aku tidak mengerti apa yang kau maksud." Kata Ino sambil menegakkan posisi duduknya.

"G-gomenasai! Maksudku a-aku hanya ingin bertanya a-apa kau tersesat?" balas gadis itu menundukkan kepalanya.

"Ooh! Hehehe sepertinya iya. Aku anak baru disini, sebenarnya aku sedang mencari ruang kepala sekolah. Tapi aku tidak mengerti yang mana karena tulisan disini memakai huruf yang asing bagiku." Kata Ino tersenyum sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"R-ruang kepala s-sekolah ada diujung lorong! Ka-kalau kau m-mau aku bisa menemani mu kesana," ia mengangkat kepalanya menatap gadis blondie itu sambil tersenyum manis.

''AAH! Terima kasih! Wah coba dari tadi kau ada disini. Habis tadi aku sangat bingung, malahan terpikir untuk pulang saja." Balas Ino sambil berdiri sambil memakai tas selempangnya.

Gadis indigo itu tersenyum.

"Terima kasih sekali lagi ya…erm, Miss?"

"Hinata! Hinata Hyuuga. Dan kau?"

"Yamanaka Ino. Panggil saja Ino," katanya sambil mengulurkan tangan.

"Hai' Ino-chan selamat datang di Konoha HighSchool! Kuharap kita bisa menjadi teman" Hinata tersenyum sambil membalas uluran tangan Ino.

"Yosh! Ayo! Aku akan mengantarmu."

"Baiklah..!"

Not bad.

Love More

-Cafetaria-

"Apa?" tanya pemuda berambut merah datar karena merasa diperhatikan sedari tadi oleh sang blondie.

"Apa katamu?!" sewot Naruto sambil mencondongkan badannya kearah pemuda redhead.

"Baiklah. Kenapa?" balas Gaara the redhead cuek sambil mengunyah cream soupnya. Naruto mendengus.

"Berisik." Sahut pemuda berambut raven a.k.a Sasuke sambil meminum moccachino-nya. "Kalau kau tidak bersikeras bahwa manusia itu bertelur kita juga tidak akan begini, bodoh." Lanjutnya.

"Bisakah kita melupakan kalau Ibuku tidak bertelur? Oke aku capek memikirkannya," dengus Naruto sebal.

"Hn."

Hening..

"Kudengar Tomogichi School akan bertanding melawan kita, eh?" tanya Shikamaru sambil mencoba 'mencomot' sesuatu dari piring Gaara namun the redhead berhasil menepisnya di detik terakhir.

Plak!

"AUW!"

"Dat dango is belong to me!" katanya sambil melahapnya habis dengan satu gigitan kejam.

Shikamaru hanya bersungut. "Jangan mencariku kalau kau kesulitan dalam kimia eh, Panda."

Dan Gaara hanya menyeringai. "Jangan harap kau bisa modus dengan Temari lagi setelah ini lazyass."

Shikamaru melotot.

Sasuke hanya menatap datar. "Kapan kita latihan? Aku sibuk."

"Sore ini sehabis detention class. Kapan lagi?" jawab Naruto sambil mengendurkan dasinya.

"Kheh.. bagaimana kalau sehabis itu ke tempat biasa?" tawar Sasuke licik sambil menyeringai sinis.

Tempat biasa.

Naruto mendengus. "Boleh saja. Aku yang traktir."

"Well well rupanya kau sedang dermawan Naruto." Balas Gaara datar. Sinis.

"Melampiaskannya di tempat biasa? Sungguh logika yang aneh," komentar Shikamaru. "Tapi aku ikut."

"Kau tau? Dia tidak ada apa-apanya dibanding kita. Hahaha, aku menjamin bisa membuatnya bangkrut dan memohon sambil berlutut dihadapanku." Naruto menyeringai.

"Bad boy." Sahut Sasuke datar.

"Kau dan Panda jauh beribu kali lebih parah dariku. Kau tidak ingat Anko, hm?" balas Naruto sinis.

"Kau yang traktir. Itu sudah final." Kata Gaara sambil memainkan handphone-nya.

"Sudah kuduga, pasti kau tidak akan melewatkan ini Gaara. Hahaha!"

Love More

"Nah kalau ini ruang Karate! Neji-niisan adalah ketuanya Ino-chan!" kata Hinata bersemangat sambil menunjukan ruang bagi para Karateka berlatih. Ino hanya mangut-mangut.

"Neji-san itu kakakmu?" tanya Ino.

"Ya! Dia kelas 12A," jawab Hinata sambil tersenyum.

"Ooh.. ne, Hinata kalau perpustakaan itu dimana ya? Aku ingin meminjam beberapa buku."

"Aah ya! Ayo kita ke perpustakaan Ino-chan! Perpustakaan KHS adalah tempat kedua favoritku disini!" kata Hinata antusias, gadis Indigo menggandeng tangan teman barunya menyusuri koridor KHS yang siang itu lumayan sibuk. Banyak anak berlalu lalang karena ini adalah jam makan siang. Biasanya mereka makan di Cafetaria, taman, atau ruangan ruangan tertentu yang diperbolehkan membawa makanan.

"Oh ya! Ino-chan kau kan berjanji untuk menceritakanku tentang sekolahmu di New York kan?" ingat Hinata sambil memelankan laju jalannya.

"Eh? Iya yah aku lupa," kata Ino dengan muka gak berdosa.

"Jadi bagaimana rasanya bersekolah disana?" tanya Hinata dengan tampang innocent.

Ino tersenyum. "Tidak jauh beda kok! Kami berasrama. Tempat laki-laki dan perempuan dipisah, tetapi sekolah lamaku tidak seperti sekolah New York umum seperti biasanya karena disana lebih menekankan manners," cerita Ino.

Hinata mengangguk antusias.

"Disana kita diajarkan seperti menjadi seorang putri sejati. Yah itu membosankan. Cara berjalan yang benar, table manners, ballet, sampai modeling dan fashion pun ditekankan. Well fashion merupakan favoritku disana!" lanjut Ino exited karena itu menyangkut hobinya.

"Lalu bagaimana dengan teman-teman Ino-chan?"

"Well, aku punya 3 sahabat disana namanya Kate, Vanessa, and Jane. Cukup menarik karena kami sering menyelinap keluar asrama hanya untuk mencuri cokelat di dapur asrama dan berakhir dengan lari marathon."

"Huh! Aku berjanji akan menyiram Madam Mary dengan saus tomat begitu aku kembali!"

Hinata tertawa kecil.

"Apakah dia gurumu Ino-chan?"

"Tidak! Dia kepala asrama cewek! Dia menyebalkan bertubuh gemuk, tukang marah lagi aku sanga-…."

BRUK!

"I-INO-CHAAN!"

"Auuw.." lirih kedua manusia itu sambil mengusap jidatnya yang berbenturan.

"Hei kau punya mata tidak?! Kalau jalan lihat lihat dong! Sakit tau!" semprot Ino sambil mencoba berdiri. Pemuda yang ditabrak dan menabrak pun langsung sewot tak terima dibilang tidak punya mata.

"Kalau kau berjalan tidak sambil ngomong kepalaku tidak akan berbenturan dengan lantai juga, dasar bodoh." Balas pemuda itu sambil menggertakan giginya.

"Kau bilang apa aku bodoh?! Kau yang bodoh, bodoh!"

Dahi pemuda itu berkedut. Belum pernah ia berurusan dengan cewek galak macam gini. Tak terima dikata bego, bolot, ataupun bodoh ia menarik bahu cewek itu dengan kasar dan langsung menatap tajam kepada gadis blonde itu.

Dan Ino pun balas melayangkan deathglare terbaiknya.

Deg!

Jade bertemu aquamarine.

Love More

HEI! VANDANGAN VERTAMA AWAL AKU BERJUMPAH x x #iklanbekson /harlemshake/

Dj : HAII HAII! Perkenalkan om tante saya author baru disini!^^ gimana ceritanya?:*

Ino : heii aku jadi bule iww cucoo XD

Dj : anything for you beb:*

Ino : dj-san bukannya cewek?

Dj : oiya. Gajadi modus. #mblo #terjundarimonas X_X

Gaara : pagi.

Dj : . . . .

Ino : . . .

Dj : BEBSKIIII GUEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE! SINI CIUM OMAH DULU BEB! (tarik Gaara. Cipika cipiki)

Gaara : *pingsan

Dj : EEEH GAARA-CHAAAAAAAN! WAKE UPP WAKEE UP WAAAAAAKE AAAAAAAAP

Ino : *smile*berhubung Gaara-sama sedang pingsan dan dj-san sedang berusaha memberinya nafas buatan izinkan Ino untuk memberikan pesan terakhir dari dj-san.^^ PLEASE REVIEW!

xo dj-