PLASTIC LOVE!
Chapter 1
Author : Anchovyyimutt a.k.a Shin Min Ni
Disclaimer : Eunhyuk dan Donghae punya diri mereka masing-masing (saya harap saling memiliki jugaXD), tapi cerita ini murni punya saya, maaf kalau ada kesamaan judul maupun isi karna ketidaksengajaan
Rating : T
Genre : Drama / romance / slight!Fluff / slight! Angst(?)
Warning : BL, YAOI, boyxboy, typos di mana-mana, EYD kacau, alur gaje, isi gak nyambung dengan judul, DLDR, dll. Mungkin nanti juga bakalan ada slight! Genderswitch(?)
Pairing(s) : HaeHyuk,WonHyuk, Kyuhyuk, JinHae, HaeEun, slight!YoonHae, slight!Haesica
Main Cast : Lee Hyukjae, Lee Donghae
Other Cast : Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Lee Haejin, Soo Eunseo, SNSD's Yoona, SNSD's Jessica
.
.
.
September, 03 2012
.
.
.
Anchovyyimutt presents
.
.
.
PLASTIC LOVE! © Anchovyyimutt
.
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ
.
.
.
I'VE WARNED YOU!
.
.
.
Seoul, September 1999, Hyukjae di SM Elementary School
"Yah Lee Hyukjae! Cepat serahkan medali itu! Yang pantas mendapatkannya adalah aku!"
Hyukjae terjungkal ke tanah dengan pantatnya sebagai bantal saat dua anak berbadan besar mendorongnya keras.
"Aww,appo…", ia hanya bisa bergumam lirih sambil berusaha berdiri, sementara kedua namja yang berbadan lebih besar di depannya hanya tertawa melihatnya kesakitan.
"Hahaha! Dasar kau namja lemah! Seharusnya namja sepertimu ini pantasnya diasingkan! Bukannya malah mendapat medali sebagai murid teladan, huh! Apalagi kau sampai mendapat kesempatan berpidato di hari perpisahan kita! Benar-benar menyebalkan!"
Hyukjae menangkupkan tangannya di depan wajahnya, sudah siap akan apapun yang terjadi saat dilihatnya satu dari dua namja tadi bersiap melayangkan tinju padanya.
Satu menit berlalu, dan Hyukjae tidak merasa kesakitan di bagian manapun dari tubuhnya.
'Eh?'
Ia memberanikan diri untuk menyingkirkan kedua tangannya dari wajahnya agar mendapat penglihatan yang lebih jelas akan apa yang sebenarnya terjadi.
"MWO?!"
Betapa kagetnya Hyukjae, saat dilihatnya kedua namja tadi sekarang sudah dalam posisi berlutut, ekspresi ketakutan terlihat jelas di wajah mereka. Dan yang lebih mengherankan lagi, sekarang di depan Hyukjae berdiri sosok seorang namja, yang entah kenapa terlihat begitu bercahaya dari sudut matanya.
Ahh, mungkin hanya efek dari sinar matahari, pikirnya.
"Yah, pergi sekarang juga dari hadapanku. Aish…anak-anak seperti kalian ini benar-benar menyebalkan. Jika sekali lagi kutemukan kalian membully anak yang lebih lemah….-"
Sosok di depan Hyukjae itu kini memberi jeda pada kalimatnya, berjalan mendekat kea rah dua anak tadi, yang kini semakin menundukkan kepalanya. Di tariknya kerah baju mereka tanpa ragu. "Aku tidak akan segan-segan memberi pelajaran pada kalian sampai badan gemuk kalian ini mengempis!"
Dan dengan kata terakhirnya, kedua anak besar itu lari terbirit-birit bagai seekor domba yang berusaha lari dari serigala.
"AAAAA! ampun D-Donghae! K-Kami tidak akan macam-macam lagiii!"
Dan sosok merekapun menghilang dari gerbang sekolah.
Sementara Hyukjae, ia masih terpaku di tempatnya, melihat sosok sang penyelamat yang kini berbalik menghadapnya. Sosoknya semakin terlihat bercahaya kala ia menyunggingkan senyumnya, diiringi langit sore yang perlahan berubah gelap.
"Gweanchana?"
Sang penyelamat mengulurkan tangannya pada Hyukjae, yang tanpa disangka, masih terpaku melihat sosok di depannya.
'Aku rasa aku sudah mati…ternyata begini ya sosok malaikat? Benar-benar keren…'
Begitulah isi pikiran Hyukjae kecil yang polos.
"Hei, kau baik-baik saja?"
Sang lawan bicara kembali bertanya, sementara Hyukjae tiba-tiba tersadar dari lamunan gilanya karna tepukan yang tiba-tiba pada pundaknya.
"E-eh? N-ne…Gweanchana…", ia berdiri, masih sambil setengah terpukau dengan keindahan 'malaikat' di depannya. Ia tersenyum kaku, masih tidak yakin apakah sekarang dia ini masih hidup atau sudah mati.
"Ne, lain kali hati-hati..okey? lagipula kau ini, pesta perpisahan sudah lewat daritadi, tapi kau masih betah sekali di sini…", Hyukjae membelalakkan matanya saat tiba-tiba sosok malaikatnya itu mengacak rambutnya lembut.
"Ya sudah, aku duluan yah…annyeong…"
Dan sosok 'malaikat' itupun meninggalkan Hyukjae yang masih berdiri terpaku.
"I-itu tadi…apa?"
Butuh beberapa saat bagi Hyukjae sampai akhirnya dia benar-benar mendapatkan kesadarannya kembali. Namun saying, saat ia tersadar, sosok 'malaikat'nya itu sudah menghilang dari pandangannya.
Dan semenit kemudian Hyukjae pun kembali tersadar, senyum lemah terukir di wajah manisnya.
Ini adalah hari terakhirnya di sekolah dasar. Dan mungkin hari pertama dan terakhirnya juga bertemu dengan malaikat pemyelamatnya itu.
"Namamu…Donghae ya…? Apa…kita bisa bertemu lagi…? Aku…belum mengucapkan terima kasih padamu…", ia memperbaiki letak kacamata tebalnya sambil berjalan keluar gerbang sekolah, masih bergumam pada diri sendiri. "Ne…aku harap kita bisa bertemu lagi…", senyum manis terukir di wajahnya.
Ya, itu adalah awal dari kisah cinta Lee Hyukjae, yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada sang penyelamat 'jiwanya', Lee Donghae.
Tapi…yang belum diketahui seorang Lee Hyukjae adalah, rasa cinta yang ia pendam tidak akan semanis susu strawberry yang sangat ia suka. Bahkan mungkin, akan sepahit rasa kopi yang sangat ia benci.
Seoul, Oktober 2002, Hyukjae di SJ Junior High school
'Aish…bagaimana ini? Ini sudah tahun ketigaku! Mungkin ini kesempatan terakhirku untuk menyatakan perasaanku padanya! Tapi…bagaimana dia akan bereaksi nantinya? Aish! Tidak mungkin dia akan menerimaku! Dia itu sangat popular di sekolah!', Hyukjae asik dengan pikirannya sendiri, sambil memandangi sosok yang sekarang tengah duduk di bangku taman sekolah dari kejauhan, di kelilingi yeoja yang berebut memberi hadiah ulang tahun padanya.
Hyukjae melirik bungkus kado yang ada di tangannya. "Aku ini…Cuma anak aneh berkacamata tebal yang kuper dan jerawatan…aku…aku pasti tidak pantas untuknya…", ia bergumam pada diri sendiri, sambil tersenyum miris dan berjalan lesu menuju loker sekolah, meratapi penampilannya, yang memang, err…tidak bisa dibilang tampan.
Terus dipandanginya kado itu, sambil mencari-cari sebuah loker yang sudah sangat dihafalnya. Ketika akhirnya ditemukan loker itu, Hyukjae melirik kanan kiri, melihat apakah ada orang di sekitarnya.
'Sepi…baguslah! Lebih baik aku selipkan saja kadoku di sini!'
Ia bergumam 'fighting!' sambil membuka loker di depannya, cepat-cepat memasukkan kado yang dibawanya tadi. Setelahnya, ia cepat-cepat berlari menjauh.
Tanpa Hyukjae sadari, sejak tadi gerak geriknya telah diawasi seorang yeoja yang bersembunyi di sudut ruangan. Yeoja itu berjalan mendekat menuju loker tempat Hyukjae meletakkan kadonya. Dibukanya loker itu, dan diambilnya kado Hyukjae tadi.
"Hmm…kau mau coba-coba mendekati Donghae oppa hah? Tidak akan kubiarkan! Dasar gay aneh!"
Sang yeoja merobek bungkusan kado Hyukjae dengan kasar, hingga isinya berserakan di lantai.
"Hahaha, apa ini? Foto-foto Donghae oppa? Dasar psikopat!", dipungutnya kado-kado berserakan tersebut yang ternyata adalah kumpulan foto Donghae. Keningnya berkerut saat ia melihat sebuah amplop biru terjatuh di antara foto-foto tersebut.
'Surat?'
Diambilnya isi amplop itu, dan ia buka perlahan.
'Annyeong…apa kabar, Donghae? Emm…sebelumnya aku ingin minta maaf padamu, telah mengambil gambarmu tanpa minta izin. Tapi aku ingin kau tau, aku sama sekali tidak ada maksud buruk. Malah sebaliknya…aku…merasakan sesuatu yang khusus padamu.
Oh ya,ngomong-ngomong, apa kau tau siapa aku? Aku…adalah anak yang kau selamatkan 3 tahun yang lalu. Biar kuberi kau clue lebih. Aku ini teman sekelasmu sejak kelas satu, yah, meskipun kita jarang sekali bercakap-cakap. Aku bahkan tidak yakin kau mengingatku di antara teman-teman yang lainnya. Mungkin karna sifat pendiamku.
Aku Cuma ingin kau tau, bahwa aku sudah memperhatikanmu sejak hari itu, hari di mana kau telah kuanggap sebagai penyelamatku. Bahkan, aku sampai ngotot mencari tujuanmu melanjutkan sekolah supaya aku bisa lebih dekat denganmu. Hehe, mungkin bagimu aku ini terlihat seperti orang yang terobsesi. Tapi percayalah, aku sama sekali tidak punya niatan buruk padamu.
Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika kau ingin tau siapa aku, datanglah ke taman sekolah sepulang sekolah nanti…'
Dan si yeoja hanya menyeringai membaca isi surat Hyukjae itu. Diremasnya surat itu, dan dibuangnya ke tempat sampah di dekatnya.
"Dasar gay menjijikkan…tidak akan kubiarkan kau mendekati Donghae oppa…"
-PlasticLove!-
Hyukjae berjalan lesu pulang ke rumahnya. Hari sudah beranjak malam, namun ia tidak terlalu peduli dengan hal itu sekarang. Ada hal penting yang lebih mengganggu pikirannya.
Donghae, tidak datang. Selama apapun Hyukjae menunggunya tadi, ia tidak dating. Pupus sudah harapannya.
'Apa dia…sudah tau siapa yang menulis surat itu dan merasa takut padaku?', batinnya pada diri sendiri. 'Atau mungkin…ia tidak membuka lokernya, dan petugas kebersihan sudah lebih dulu membersihkan loker Donghae?'
Ia menghela nafas berat, semakin merasa frustasi. Besok, adalah hari kelulusan, dan sekali lagi, ia akan gagal untuk bisa lebih dekat dengan 'malaikat penyelamat'nya.
"ARGGHHH!", ia berteriak frustasi, mengagetkan kucing yang sedang mencari makan di tempat sampah yang ia lalui. Semoga saja kucing itu tidak tersedak.
"Aku gagal lagi..", ia mengacak rambutnya lemah. Tapi kemudian, tenaganya kembali bertambah saat sebuah ide melintas dipikirannya.
'Baiklah, kalau saat SMP tidak bisa, aku akan mengejarnya sampai ke SMA! Sebelum ujian masuk, aku harus merubah diriku jadi lebih baik!'
Begitulah kira-kira isi pikirannya.
Ahh…sungguh Hyukjae yang malang. Kau tidak perlu sampai merubah penanmpilanmu, bukan? Jika ia memang menyukaimu, ia harusnya menyukaimu apa adanya.
Baiklah kalau begitu, Lee Hyukjae. Mari kita lihat, bagaimana usaha kerasmu akan terwujud saat SMA nanti.
Seoul, April 2005, Hyukjae di ELF Senior High School
"Yah Lee Donghae! Cepat oper bolanya padaku!"
Mata Hyukjae tidak pernah lepas dari lapangan basket yang ada di depannya. Ekspresinya terlihat sangat serius.
Bukan, tentu bukan karna pertandingan basket seru yang saat ini sedang berlangsung. Tapi, lebih kepada seseorang. Seseorang yang saat ini tengah mendribble bola di tengah lapangan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan sang pangeran penyelamat jiwanya, Lee Donghae?
Meskipun dari jarak yang cukup jauh dari tempatnya duduk sekarang, ia masih dapat melihat dengan jelas wajah bersinar Donghae yang sangat ia kagumi dari sudut kacamata tebalnya.
Tak lama kemudian, Hyukjae menghela nafas lesu. Ia teringat akan janjinya pada dirinya sendiri.
'Kalau aku tidak bisa mengejarnya saat SMP, akan kukejar dia saat SMA! Ya, dan aku akan merubah penampilanku dan membuatnya terkesan!'
Janjinya itu, selalu terngiang-ngiang di otaknya selama 3 tahun masa SMAnya. Janjinya untuk mendapatkan Donghae. Tapi seperti yang sudah bisa ditebak, janji hanya tinggal janji. Sampai saat inipun, Hyukjae berani bertaruh bahwa Donghae tidak mengenalinya, meskipun mereka selalu satu sekolah. Dan lagi-lagi, ini adalah tahun terakhirnya.
Yah, bagaimanapun Hyukjae memang sudah SEDIKIT berubah. Kulitnya tidak lagi berjerawat, malah sekarang menjadi putih bersih dan sangat halus. Satu-satunya perubahan baik yang ia dapatkan. Sisanya, masih sama seperti dulu. Sifat pendiamnya yang bertambah parah karna tekanan batin akan Donghae, ditambah lagi minus matanya yang semakin bertambah karna terlalu banyak membaca novel.
Lee Hyukjae masih tetap Lee Hyukjae, anak kuper yang lebih sering menghabiskan harinya dengan menyendiri dan memandangi Lee Donghae dari kejauhan.
Sedangkan Lee Donghae? Ya, tentu saja ia tetaplah anak populer idaman setiap yeoja di sekolah. Ia bahkan punya fansclub sendiri yang dijuluki elfish. Tidak heran jika Hyukjae yang terlampau pendiam tidak masuk dalam daftar teman akrabnya.
"Yah kau."
Hyukjae tersadar dari lamunannya saat tiba-tiba ia mendengar suara dingin di belakangnya.
"E-eh..? J-Jessica?". Hyukjae hanya dapat tersenyum kaku di tempatnya, mendapati yeoja yang penampilan luarnya berbeda seratus delapan puluh derajat dengannya.
Yah meskipun terkenal sombong, angkuh, dan judes, tidak bisa dipungkiri bahwa wajahnya memanglah rupawan.
'Pantas saja Donghae memilihnya sebagai yeojachingu, jika dipikir-pikir mereka berdua memang cocok. Sama-sama populer…sedangkan aku?'
Lagi-lagi Hyukjae sibuk dengan pikirannya sendiri, tidak sadar bahwa yeoja di depannya ini sudah seperti gunung berapi yang siap meletus.
"YAH APA KAU TIDAK MENDENGARKANKU?!"
Suara melengking yeoja bernama Jessica itu berhasil memecah lamunan Hyukjae seketika.
"N-ne?", Hyukjae bertanya gugup.
"Aku bertanya padamu, apa kau sedang memandangi Donghae oppa-Ku, hah?!"
Jessica mendorong bahu Hyukjae kasar dengan jari telunjuknya, membuat Hyukjae sedikit mundur ke belakang.
Ia tidak tau harus menjawab apa sekarang.
"Huh, bahkan sekarang kau hanya bisa diam.", Jessica berjalan perlahan memutari Hyukjae, membuatnya bertambah gugup.
"Dengar ya, Lee Hyukjae. Seharusnya kau ini tau derajatmu. Tidak seharusnya kau mendekati Donghae oppa. Asal kau tau, Donghae oppa itu bukan gay sepertimu!", Jessica menyenggol bahu Hyukjae kasar. "Sebaiknya kau hentikan aksimu itu, atau aku bisa melakukan yang lebih daripada surat cintamu di loker Donghae oppa itu."
Dan seketika itu juga, mata Hyukjae terbelalak.
'Jadi itukah sebabnya Donghae tidak pernah datang menemuiku di taman SMP dulu?'
"K-Kau…", pandangan Hyukjae berubah tajam.
"Ya, benar, memang aku yang membuang kado tidak pentingmu itu. Dan kau harus tau, biar aku tidak membuangnya sekalipun, Donghae oppa pasti tidak akan pernah menerimamu!"
Jessica tertawa mengejek, sedangkan Hyukjae hanya bisa tertunduk.
"T-tapi…kau tidak berhak melakukan itu! Kau itu-", Hyukjae tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Ia tau, lebih baik ia tidak membuat masalah dengan anak sang kepala sekolah.
"Hah, kau tidak bisa menjawab kan, dasar gay menjijikkan. Lihat saja, sampai kapanpun, Donghae oppa tidak akan pernah melirik orang jelek sepertimu!"
Jessica mendorong Hyukjae hingga terjatuh ke belakang, dan langsung pergi setelahnya.
Hyukjae hanya bisa terdiam, pasrah.
Ia benci, benci karna menjadi namja lemah seperti ini. Ia benci, benci karna tidak memiliki wajah yang rupawan, sehingga bisa disandingkan dengan pangeran penyelamatnya. Ia benci, benci karna harus memiliki perasaan cinta yang terlarang.
Tapi…apa yang bisa ia perbuat? Sejak hari itu, hari di mana Donghae menolongnya, ia telah menetapkan pada dirinya sendiri, bahwa hatinya hanyalah untuk seorang Lee Donghae, tidak ada yang lain.
Seoul, September 2005, hari kelulusan SMA
Hyukjae berjalan dengan ragu mendekati calon lawan bicaranya, berbagai pikiran menyelimuti otaknya.
Bagaimanapun, ini adalah hari kelulusannya, yang artinya juga mungkin kesempatan terakhirnya untuk menyatakan persaannya.
Meskipun masih ada kemungkinan saat kuliah nanti, tapi Hyukjae sudah memantapkan pikirannya untuk mengakhiri semua diamnya selama ini.
"M-maaf…", ia mencolek(?) tangan Donghae yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya.
"Eh, ne?", seketika itu juga Donghae berbalik saat ia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.
"i-itu..a-aku..mmm, b-begini-"
Semua keberanian Hyukjae yang telah ia kumpulkan di awal tadi, entah menghilang kemana semua sekarang. Ia benar-benar gugup, dan terkesima. Sudah sangat lama sejak terakhir Hyukjae melihat Donghae dari jarak sedekat ini. Dan dia tidak menyangka bahwa wajah Donghae dari dekat sanga tjauh lebih tampan.
"I-itu…n-namaku-"
"OPPA~", perkataan Hyukjae terputus, saat tiba-tiba saja seorang yeoja muncul dan menggelayutkan tangannya manja pada Donghae. Jessica menatap Hyukjae tajam, sedangkan yang ditatap hanya bisa menundukkan kepala.
"Oppa~, ayo kita foto-foto dengan yang lainnya..", ajaknya.
"Tunggu sebentar Jess, sepertinya anak ini ingin- Hei, mau kemana kau?"
Sebelum Donghae sempat menyelesaikan kata-katanya, Hyukjae sudah lebih dulu ambil langkah kaki seribu dan berlari meninggalkan Donghae yang kebingungan, bersama dengan Jessica yang menyeringai penuh kemenangan.
"Aneh sekali anak itu…tapi sepertinya aku mengenalnya.", gumam Donghae heran yang hanya ditanggapi acuh tak acuh oleh Jessica.
Hah…Lee Hyukjae…sepertinya kau memang harus kehilangan kesempatanmu lagi kali ini.
-to be continue(?)-
Teaser:
"Yah, kau, enyah dari hadapanku sekarang juga"
"T-tapi, H-hae, aku-"
"Jangan pernah panggil namaku seperti itu! Kau ini temanku juga bukan!"
"Rasakan dasar gay aneh!"
"LEE DONGHAE! AKU MEMBENCIMU! TUNGGU SAJA BALASANKU!"
.
.
.
Annyeong, ada yg masih inget saya? Vyy datang bawa ff baru XD
Yang nungguin It Hurts To Love You (emang ada?), bentar ya, saya belum dapet feelnya, jadi belum bisa apdet dulu #plak
seperti biasa, ini ff enaknya dilanjut ato nggak? Karna sebenernya ini ide iseng yang tiba-tiba muncul di kepala saya XD
mind to review please? J
