Disclaimer Naruto sejujurnya milik Kishimoto-sensei

Tapi "Pathway" milik saya pribadi

Rated : M, untuk jaga-jaga saja, bukan berarti ada adegan Lemonnya, karna author tidak sanggup menulisnya :p .

Warning : Kesamaan ide (maybe) , OOC, Alternative universe, dan pasti Typo bertebaran disini.

" sesungguhnya saya adalah orang yang hobi menulis, namun baru kali ini memiliki keberanian untuk mempublikasikan karya saya di dunia maya. Jadi , saya mengharapkan dukungannya dari pembaca"

…… so , RnR please ……

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Mitsuki mendesah frustasi. Seberapa besarnya kamar yang ia tempati sekarang, dia lebih suka berada di asramanya yang dulu. Walaupun harus berbagi kamar dengan 9 orang lainnya, dia merasa lebih baik. Setidaknya di tempatnya dulu, dia tidak mengalami masalah dengan bagaimana pendapat orang lain mengenai dirinya. Semuanya menyukainya, atau setidaknya dia merasa begitu.

Disini dengan segala perabotan yang luar biasa mahal, dan juga kemudahan melakukan apapun, harus dibayar mahal dengan adanya nyonya besar yang hampir selalu berjengit ketika memandangnya. Yah, Haruno Sakura membenci Mitsuki sebesar Mitsuki kurang menyukainya.

Ibu angkatnya tidak pernah ambil pusing untuk menyembunyikan rasa tidak sukanya terhadap Mitsuki. Jujur jika dia bisa memilih, maka dia akan memutuskan untuk tetap tinggal di desa Oto yang jauh dari keramaian pusat kota Konoha lalu melanjutkan kuliahnya di sebuah Institut yang ada di sana.

Permintaan ayah angkatnya lah, yang membuat Mitsuki menetap di rumah ini sekitar 2 hari yang lalu. Seperti yang dikatakan dengan jelas oleh ayah angkatnya, Perusahaan Haruno group mengalami krisis kepenerusan setelah satu-satunya cucu Haruno Kizashi diketahui tidak memiliki ambisi apapun selain membelah tubuh mayat, begitu kata Sasuke, ayah angkatnya.

Dan disinilah dia berada, dengan kemampuan analisis ditambah dengan intuisi yang sangat kuat merupakan sebuah modal yang sangat baik untuk menjadi seorang pengusaha yang baik. Jika dia diberi keputusan untuk memilih, maka dia lebih menginginkan untuk mewujudkan impian kecilnya, menjadi seorang petani, menjual hasil panennya dan tentu menciptakan varietas tanaman yang baru kalau bisa. Kemudian dia akan membeli rumah sederhana dan hidup bahagia dengan istri dan keluarga kecilnya yang bahagia.

Namun , dia tidak bisa egois. Kenyataanya, jika bukan karena kebaikan hati Sasuke dan istrinyalah, mungkin dia tidak tahu bagaimana roda nasib akan membawanya. Mungkin hidup terkatung-katung, putus sekolah dan harus bekerja keras hanya untuk menghidupi hari-harinya.

"Tuan Mitsuki, makan malam sudah siap. Anda diminta untuk segera turun oleh Sasuke-sama."

"Baiklah." Teriak Mitsuki dari balik pintu kamar.

Disinilah dia sekarang, menjadi satu-satunya orang yang bisa diharapkan oleh Sasuke untuk diberi didikan menjadi ahli waris keluarga yang bahkan tidak memiliki hubungan darah dengan dirinya.

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Makan malam berlangsung secanggu yang bisa dibayangkan oleh dirinya. Sejak dua hari yang lalu dia mendapatkan kesimpulan, bahwa ibu angkatnya memiliki kebiasaan untuk menceritakan semua kegiatan yang dilakukannya pada hari itu. Lalu ayah angkatnya hanya mendengarkan dan menjawab seperlunya ditengah kegiatannya memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Sementara dia akan tetap diam mendengarkan keduanya dengan canggung.

"Oh yah Mitsuki." Kata Sasuke yang seperti tersentak oleh pikirannya sendiri.

Mitsuki tidak menjawab, dan hanya memusatkan perhatiannya pada Pria yang matanya sehitam warna rambutnya. Dia juga tersentak oleh perkataan laki-laki itu kepadanya.

"Kami akan menjemput Sarada. Dia bilang perkemahan perpisahan eskul karatenya sudah selesai. Bagaimanapun juga, harusnya dia sudah berhenti dengan urusan SMAnya, 2 minggu lagi kalian akan mulai kuliah, tapi anak itu…. Aku tidak tahu dia menuruni sifat keras kepala dari siapa." Sasuke terkekeh kecil, dan Sakura terlihat sedikit cemberut.

"Jadi, kami harap kamu baik-baik saja disini." Sambung Sasuke.

"Baiklah Sasuke-san." Mitsuki tersenyum.

Terjadi perubahan raut wajah pada ayahnya. Lalu pria 40 tahun itu menghela nafas panjang.

"Sudah berapa kali kuperingatkan, kau bagian dari keluarga ini Mitsuki. Sejak 8 tahun yang lalu. Kau boleh memanggilku dan istriku layaknya seorang anak memanggil orang tuanya." Mitsuki dapat menangkap sedikit kesedihan dalam nada suara ayah angkatnya.

"Baiklah, Otou-san." Kata Mitsuki sambil menatap bergantian sepasang suami istri itu. Sudah ia prediksi bahwa ekspresi keberatan akan muncul pada wajah cantik ibu angkatnya.

Ah benar juga. Mungkin karna mereka jarang bertemu, dia jadi hamper lupa bahwa keluarga kecil ini memiliki sesorang putri yang seusia dengannya. Mereka hanya bertemu 2 atau 3 kali sebelumnya. Karna saat Mitsuki memilih untuk tetap bersekolah di Otto, tentu saja Sakura tidak mau repot-repot mengunjunginya bersama dengan putri kecilnya.

Dia hanya berharap bahwa saudara angkatnya itu bisa sedikit lebih ramah dibanding dengan ibunya.

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Mitsuki menatap langit-langit kamarnya. Dia meneteskan air matanya, merindukan sosok ayahnya yang sudah dipanggil Tuhan sekitar 8 tahun yang lalu. Dia jadi berlipat-lipat merindukan ayahnya akir-akhir ini, semenjak dia tersadar bahwa masa SMU nya hampir berakhir. Dia jauh lebih sering meratapi kepergian ayahnya akhir-akhir ini.

Ayahnya adalah laki-laki yang sangat baik. Petani sukses yang menyumbangkan hampir semua pendapatannya untuk menghidupi panti asuhan dengan 9 anak di sana. Dia tidak pernah mengenal bagaimankah ibunya, karna yang dia tahu ayahnya dan seorang wanita bernama Tsunade telah meninggal hanya beberapa bulan setelah dia dilahirkan.

Bagaimanapun pedihnya itu, dia tidak peduli. Dia merasa tidak memerlukan seorang ibu, karna ayahnya telah memerankan kedua peran orangtua dengan baik.

"Ayah, aitai…" Air mata menuruni pipi Mitsuki yang seputih salju. Pemuda itu benar-benar merasa putus asa.

Jika dia bisa, dia ingin tinggal dengan keluarga manapun, asal bukan keluarga yang saat ini dia tumpangi. Namun ironisnya, hanya keluarga ini lah yang mau menampungnya. Karna yang dia tahu, seperti yang diceritakan oleh ayah angkatnya, Uchiha Sasuke adalah salah satu anak malang yang pernah mendapat tempat tinggal dan diasuh oleh ayahnya dan ibunya. Dan kini setelah Orochimaru, ayah Mitsuki meninggal, Sasuke berusaha membalas kebaikan pasangan suami istri itu dengan mengangkat Mitsuki sebagai anak, sama seperti yang dilakukan oleh Orochimaru kepadanya bertahun-tahun lalu.

Meski sudah 8 tahun, Mitsuki merasakan bahwa ayahnya meninggal baru-baru ini. Yang jelas kesedihan merasuki dirinya, sama seperti pagi ketika dia menyadari bahwa ayah yang memeluknya sepanjang malam, telah meninggal dalam tidurnya. Entahlah, mungkin karena sekarang dia meninggalkan Otto, dan itu terasa seperti ia telah meninggalkan seluruh kenangan yang dimilikinya bersama dengan ayahnya disana.

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Hari ketiganya di Konoha, Mitsuki mengucek matanya yang masih sedikit terbuka. Dia menggulingkan tubuhnya mencari posisi yang nyaman, untuk kembali berbaring. Malam ini dia memimimpikan sesuatu yang sangat indah. Senang rasanya kembali merasakan sensasi memetik buah bersama dengan ayahnya, meskipun hanya sebatas mimpi.

Dia memejamkan matanya, seakan jika di membuka matanya, maka kenyataan akan melenyapkan semua ingatan tentang mimpinya semalam. Akhirnya dia menyerah, kemudian mendudukkan tubuhnya. Memandang cermin yang ada tepat di depan ranjangnya, lalu mendesah pelan.

"Ayah sudah meninggal. Tidak ada gunanya aku mengingkari itu."

Dia berjalan ke seberang dan kemudian mengambil handuk, untuk mandi pagi. Bagaimanapun dia merasa rendah diri di sini, dan tidak perlu menjadi lebih rendah lagi dengan membiarkan dirinya yang masih berantakana untuk turu, dan sarapan di bawah.

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Mitsuki menyiram tubuhnya dengan air dingin. Mungkin sedikit agak gila untuk mandi dipagi hari di akhir musim semi dengan air dingin. Tapi ini Konoha , cuacanya jauh lebih hangat dibandingkan dengan di Otto.

Butuh sekitar 10 menit baginya untuk membersihkan tubuhnya. Kini Mitsuki sedang menatap bayangan tubuhnya yang telanjang dada dengan hanya handuk yang melilit tubuhnya. Dia mematut diri di depan cermin di kamarnya dan mengamati rambutnya yang berwarna abu-abu pucat kebiruan, di lanjut pada matanya, yang memiliki iris berwarna aneh, dulu dia sering menertawakan warna bola matanya dengan teman-temannya, mirip dengan warna mata kucing pada umumnya. Kemudian pada otot di lengan dan otot perut hasil olahraga yang sering dilakukannya. Semenjak masuk SMP dia sadar bahwa warna kulitnya sedikit berlebihan, putih bersih dan sangat lembut. Satu hal yang mengherankan adalah, bulu kaki yang biasanya tumbuh lebat pada laki-laki, tidak ada sama sekali.

Dia memakai baju sambil tersenyum kecil, warna dan tekstur kulitnya lah yang membuat teman-teman perempuannya dulu sangat iri, bahkan mati-matian menanyakan skincare yang digunakannya. Sementara teman laki-lakinya mengatai dirinya "kurang jantan". Well, mereka tidak tahu bahwa ada satu bagian tubuhnya yang akan mengesankan mereka, betapa jantannya dirinya. Dan itu hanya dia, Tuhan, dan kelak istrinyalah yang tahu.

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Makan pagi ini terasa berbeda. Rupanya suami istri pemilik rumah ini bangun kesiangan, akibat menjemput putrinya hingga larut malam. Keduanya melupakan sarapan dan langsung menuju rumah sakit dan kantor tempatnya bekerja. Mitsuki duduk sendirian dan menikmati omurice dengan tenang.

Beberapa suap sebelum piringnya bersih, Mitsuki dikagetkan dengan suara seorang wanita yang tiba-tiba menyapanya.

"O hayou… Hoam…" Kata gadis itu sambil menguap.

"Ohayou…" Kata Mitsuki sambil menengguk ludahnya sendiri.

"Kau Mitsuki yah?" Kata gadis itu sampil memperhatikan dirinya dengan amat tertarik. Kemudian tersenyum.

"Aku Sarada." Gadis itu mengulurkan tangannya, yang diterima Mitsuki dengan ragu.

"Aku tidak tahu, kalau aku punya saudara angkat setampan dirimu."

Cess…. Keringat dingin menetes dari keningnya, saat tangan halus Sarada mencubit gemas pipinya yang seputih susu itu. Pantas Mitsuki merasa segugup itu karna gadis berkacamata itu mengejutkan dirinya cukup banyak. Inilah kali pertama Mitsuki melihat pemandangan seperti ini. Sarada yang duduk disebelahnya, hanya memakai tanktop dan hotpant yang keduanya sangat mini. Dan kenyataan bahwa Sarada yang memiliki wajah amat menawan, kulit yang halus, senyum manis dan sifat yang hangat membuatnya situasi ini berkali-kali lipat menjadi lebih menarik.

To Be Continue

…… Haruno Aozora : Pathway ……

Hallo minna…. Kali ini author kembali dengan cerita yang baru :p Bukan berarti Quenchless tidak akan dilanjutkan lagi,sih. Hanya saja Author lebih nyaman untuk menulis Fanfiction dari Anime Boruto, well karna author mengikutinya dari awal,sih.

Jadi, mohon dukungannya Yah, semuanya…..

Yoroshiku Onegai Shimasu……