MISSION IMPOSIBLE

© BluePrince14

Declaimer

The character isn't mine. But this fic is belongs to me.

Cast

Kyuhyun/Donghae

Warning!

Alternate Universe, Out of Characters, YAOI, Miss Typo.

DON'T LIKE DON'T READ!

.

.

Donghae meraih gelas dari meja di sampingnya sambil mengamati dalam diam. Ruangan itu penuh dengan berbagai manusia kelas atas; bangsawan, pejabat, pengusaha muda, entertain―dengan balutan pakaian bermerk dan mahal mereka. Bercakap mengenai sesuatu tentang investasi, bisnis dan hal lain dengan membentuk kerumunan kecil di berbagai sudut ruangan. Mengambil seteguk minumannya, ia mulai menyadarkan dirinya sendiri. Dia berada di sini karena pekerjaan. Ia tak punya waktu untuk mengamati hal lain. Ia harus fokus pada tanggung jawabnya.

Ia melihat kliennya berjalan melewati kerumunan orang untuk menyapa sekelompok orang lain yang baru tiba. Jessica Jung―adalah kliennya. Seorang penyanyi muda dan juga model cantik yang memperoleh banyak popularitas di tahun ini. Meski begitu, dengan bertambahnya popularitas sudah barang tentu akan datang berbagai ancaman dari para Antis yang merasa tidak puas. Dan untuk itulah dia akhirnya memutuskan untuk menyewa dirinya sebagai pengawal pribadi.

Donghae memang bekerja di salah satu perusahaan swasta yang mengkhususkan diri dalam penyewaan jasa pengawal pribadi. Pekerjaan yang berkisar dengan pemasangan kamera pengintai untuk keamanan rumah-rumah. Tapi tentu saja pekerjaannya tak sekedar itu, pelanggan yang menyewa jasa perusahannya kebanyakan adalah orang-orang kalangan atas yang kebanyakan adalah artis yang memiliki masalah dengan fan fanatik ataupun antis. Dan tentu saja mereka mengharapkan lebih dari sekedar pemasangan kamera pengintai di rumah mereka.

Terhitung sudah dua bulan Donghae bekerja pada Jessica dan ancaman-ancaman itu belum juga berhenti.

"Hhh," Donghae menghela napas dan kembali menaruh gelasnya. Ia tak begitu suka dengan minuman beralkohol semacam itu. Lagipula ia tak ingin dirinya terlalu mabuk saat menjalankan tugas seperti ini.

Ia membiarkan pandanganya berkelana jauh ke depan. Kliennya itu tampak tengah berbicara dengan sesama teman wanitanya sambil sesekali tertawa kecil. Tak berapa lama ia melihat seorang lelaki mendekati Jessica dan ia tahu ia harus lebih waspada. Ia mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang sedari tadi berada di sampingnya dan tersenyum, pamit untuk berada lebih dekat dengan sang klien agar bisa mendengar percakapannya dengan lelaki tadi.

"Jadi, kapan kau kembali? Aku dengar kau berada di New York untuk waktu lama."

"Aku tiba di sini beberapa hari lalu."

Samar-samar ia bisa mendengarkan percakapan mereka. Hanya percakapan biasa.

"Bagaimana kabarmu? Kudengar kau akan menjadi model salah satu majalah untuk musim semi tahun ini."

"Ah, ya. Aku masih memikirkan tentang itu. Kau sendiri?" pemuda itu memandang Jessica dengan lekat. Donghae tahu jika pemuda itu akan sadar dengan keadaan Jessica. Bagian bawah matanya memang tampak menghitam meski makeup menutupi itu, menunjukkan dia kurang tidur. Ancaman yang setiap hari ia dapat pasti menjadi alasan paling logis dari semua itu.

Meski begitu Donghae masih bisa melihat ia tersenyum sebagai jawaban. "Ah, aku baik. Aku sibuk akhir-akhir ini. Persiapan untuk album baru membuatku tidak punya waktu banyak untuk istirahat atau bahkan sekedar pergi shopping." Tangannya terangkat menutupi mulut saat ia tertawa kecil dengan ucapannya sendiri.

.

.

―o0o―

.

.

Kyuhyun terdiam di salah satu sudut ruangan, sendirian. Jessica pamit tak berselang lama tadi. Ia meneguk minumannya dan kembali terdiam. Jujur saja, dirinya mulai bosan dengan suasana pesta dan berbaur dengan orang-orang kalangan tinggi yang sibuk membicarakan serta membanggakan dirinya sendiri. Ia berfikir akan lebih baik ia ada di apartemennya saja dan bukannya di pesta ini, tapi berhubung Jessica sendirilah yang memintanya datang secara pribadi, membuatnya tak bisa menolak.

Wanita itu nampak jauh berbeda dengan dirinya setahun lalu, sebelum ia pergi ke New York. Beban yang ia pikul pasti sangat berat. Menjadi artis yang begitu popular di usia muda memang tak mudah.

Kyuhyun mengamati sekelilingnya dengan jenuh dan saat itulah ia melihat Jessica yang tadi meninggalkannya berajalan melewati kerumunan menuju tangga ke lantai atas. Ia mengerutkan kening saat menyadari sesuatu. Kenapa Jessica pergi ke atas disaat seperti ini? Sangat tidak etis bukan seorang penyelenggara pesta meninggalkan pestanya saat sedang berlangsung?

Selama sepersekian detik, ia ragu dengan keputusan untuk tetap tinggal atau mengejar temannya itu. Tapi setelah yakin, ia memaksa menerobos kerumunan orang dan mengejar Jessica. Wanita itu bergerak lebih cepat dari perkirannya, tapi ia berhasil mengejarnya sebelum ia sampai ke tangga dan berjalan naik.

Dengan segera Kyuhyun menarik tangannya, "Jess―"

Wanita itu berbalik dengan sorotan mata penuh ketakutan. Bisa ia rasakan tangan yang ia genggam bergetar.

"Ap―"

Kyuhyun membeku saat sesuatu yag dingin menekan tepat di punggung bawahnya. Sebuah suara terdengar oleh telinganya, berasal dari pria di belakangnya. "Jangan katakan apapun, terus berjalan."

Kyuhyun menegang saat sadar yang menekan punggungnya adalah sebilah pisau. Dan dengan otak pintarnya ia bisa dengan cepat menyimpulkan bahwa; dirinya kini dalam bahaya.

Kyuhyun memaki dalam hati saat ia berjalan menuju tangga dengan masih memegang tangan Jessica sesuai perintah orang di belakangnya. Menjauhi kerumunan dan kembali menyesali dirinya harus berada di situasi seperti ini. Karena pasti akan lebih baik jika dia berada di apartemennya saja dan bukannya di sini.

.

.

―o0o―

.

.

Donghae mengamati dari kejauhan―tiga orang pria asing berjas hitam berada di belakang kliennya, bersama lelaki tadi, menaiki tangga menuju lantai atas. Ia tahu sesuatu tengah terjadi dan ia kembali mengumpat. Sudah cukup buruk dia akan melindungi Jessica dan sekarang ia harus bertanggung jawab pada tamu kliennya yang entah kenapa bisa terlibat. Bagus sekali...

Ia merogoh sakunya cepat untuk mengambil ponsel dan melakukan sebuah panggilan.

"Hyuk, kau di sana?"

"Ah ya, Hae. Ada apa? Aku baru saja kembali berbelanja. Kau tahu? Aku lelah sekali setelah berkeliling mall untuk mencari sepatu idamanku itu."

Donghae memutar bola matanya saat mendapat sahutan dari seberang. Ia mengalihkan lagi pandangannya dan melihat kliennya itu sudah mencapai tangga teratas. Saat mereka berbelok dan mulai berjalan menyusuri lorong barulah ia meraih gelas sampanye dari pelayan dan mulai berjalan cepat menuju tangga untuk menyusul mereka. "Sesuatu terjadi, sepertinya ada orang yang mengancam Jessica sekarang," ujarnya.

"Begitukah? Di saat pesta begitu?"

Suara Eunhyuk duduk di kursi terdengar, Donghae sama sekali tak menanggapi kalimat kawannya itu sebelumnya. "Ada seorang tamu lain terlibat. Orang-orang itu sepertinya menodongkan pisau agar membuat keduanya tutup mulut dan menjauhi kerumunan." Donghae berbisik sambil mencoba mengintip dari kejauhan, kembali melangkah lebih dekat.

"Kau mengenali wajah mereka?"

"Tidak, aku tidak mengenali mereka dari daftar tamu."

Donghae, seperti perkiraan melihat mereka berhenti di salah satu pintu kamar. Salah satu dari mereka melihat ke sekeliling untuk memastikan tak ada yang mengikuti dan Donghae dengan cepat menyembunyikan sosoknya di balik tembok. Bisa dipastikan mereka masuk ke dalam. Setelah beberapa lama, ia mengintip dan melihat mereka sudah tak ada.

Ia berjalan cepat mendekati ruangan itu.

"Kau ingin aku mengirimkan bantuan, Hae?"

"Kau menghinaku, Hyuk?" Donghae berbisik dengan nada kesal dan mulai meminum sampanye miliknya―dan memuntahkannya kembali ke dalam gelas setelah berkumur dengan cairan itu. Donghae memasang tampak tak suka saat melakukannya. Ia memang benci alkohol... "Pastikan saja polisi sampai di sini saat aku selesai."

Donghae memutuskan sambungan tanpa menunggu jawaban lagi. Ia menyimpan kembali handphonenya di saku sebelum membuka pintu.

.

.

―o0o―

.

.

"Merapat ke dinding dan berbalik!"

Kyuhyun dengan tanpa bertanya menuruti apa yang diperintahkan, berputar perlahan-lahan bersama Jessica ke arah orang-orang yang menodongnya tadi. Ia melirik Jessica gemetaran takut di sampingnya saat melihat tiga orang asing berdiri di depannya dengan senjata tajam dan kini juga senjata api di tangan mereka.

Pria pertama berdiri paling dekat ke pintu dengan pistol yang tepat mengarah pada ia dan Jessica. Sementara yang dua lagi berdiri tak jauh dari mereka dengan memainkan pistol dan menodongkan pisau. Salah satu dari mereka, sepertinya pemimpin mereka, mengamati Jessica dari atas sampai bawah sebelum beralih mengamatinya.

Senyum berupa seringai mengerikan terpasang di wajahnya.

"Cho Kyuhyun; seorang penyanyi dan model terkenal. Sungguh merasa terhormat bisa berada di hadapan seseorang seperti anda," ujarnya dengan senyum meremehkan dan membungkukkan badannya sedikit, "Apa yang membuat anda kembali ke sini? Aku dengar anda di New York sejak setahun lalu."

Kyuhyun masih memasang tampang tenang di wajahnya. "Ini dan itu, banyak hal sebenarnya. Tapi aku sama sekali tak menyangka jika hal ini yang akan menyambutku saat kembali ke sini."

Pria itu mendengus mendengar jawabannya.

Tiba-tiba saja mata Jessica berkelebat dalam kemarahan. "Apa yang kau inginkan?!" Sepertinya wanita itu sudah tak tahan dengan semua ancaman yang ia terima selama ini.

Orang itu mengabaikannya dan kembali menatap Kyuhyun, berdiri tepat di hadapannya dengan angkuh. "Kau tahu? Ketika aku menerima tugas ini, aku begitu bersemangat," mata pria itu berkilat, "Menyingkirkan orang-orang berpengaruh seperti kalian itu sungguh suatu keberuntungan bagiku. Dan sekarang bukan hanya satu, tapi kau juga… bukankah ini akan menyenangkan?" Pria itu menyunggingkan senyum licik sebelum menghela napasnya dalam-dalam, menjaga tatapan untuk fokus pada Kyuhyun sebelum berjalan mundur.

Ia memberi isyarat orang di sampingnya dengan menunjuk Kyuhyun dengan jemarinya. "Tembak dia dulu."

Mata Jessica melebar. "Tunggu―!"

BRAK

Pintu tiba-tiba terbuka. Semua orang dalam ruangan itu berpaling. Pria dengan pistol yang hendak menembak Kyuhyun mengalihkan arah pistolnya ke ambang pintu, bersiaga. Dari sudut matanya Kyuhyun melihat mata Jessica membelalak kaget saat seseorang itu memasuki ruangan dengan terhuyung-huyung. Melihat orang itu, Kyuhyun merasa matanya sendiri melebar. Pria yang tak sengaja bertabrakan dengannya beberapa waktu lalu di lantai bawah itu terhuyung-huyung masuk ke ruangan dengan gelas sampanye di tangannya―tampak begitu mabuk.

Kyuhyun membeku, setidaknya mencoba untuk diam dan mengamati saja.

Sosok itu masih terhuyung saat ia melihat dua senjata api ditodongkan ke arahnya.

"Wah―hik!," ia mengangkat kedua tangannya bersama gelas yang digenggamannya ke udara, "Maaf, sepertinya aku menganggu acara kalian―hik!" ia membuat gerakan samar yang tampak linglung. Ia berbalik untuk keluar tapi seakan tersandung kakinya sendiri ia pun terjatuh tepat di pria dengan pistol yang berdiri di dekat pintu. Pria itu mengumpat dan mendorong sosok mabuk itu kasar.

Hebatnya, sosok itu hanya terhuyung dan tidak jatuh ke lantai.

"Sialan."

Pemimpin mereka memberi isyarat pada yang lainnya untuk mengurus orang mabuk itu. Dengan segera salah satu dengan mereka mengunci sebelah tangan orang yang mabuk dan menjatuhkannya di lantai dengan posisi berlutut. Menekankan pistolnya tepat di atas kepalanya.

"Hahaha―hik!" suara tawa terdengar lolos dari bibirnya. "Kalian―hik! Jangan tembak aku… Ayolah minum bersamaku―hik!," ujarnya sambil menyodorkan gelas sampanyenya. Masih tertawa seperti orang gila meski sebuah pistol siap menembakkan peluru tepat di kepala dan membunuhnya kapan saja. Detik itu juga.

Kyuhyun menatap pria itu takjub. Pria berambut brunet itu benar-benar bodoh. Ia mabuk dan itulah yang menjadikannya bodoh. Sementara Jessica menatap sosok itu dengan khawatir. Ia bergerak gelisah dan menggigit bibir bawahnya.

Pemimpin mereka berjalan ke arah sosok itu. Memukul sosok itu hingga jatuh tersungkur ke lantai. Tawa sosok itu terhenti saat sang pemimpin memegang rahangnya kuat. Siap melukai wajahnya dengan pisau yang ia pegang di tangan satunya.

Jessica yang melihat itu melotot kaget. "Donghae!" jeritnya, sukses membuat ketiga orang itu beralih menatapnya. Kyuhyun mengawasi semua itu dalam gerakan lambat. Saat pandangan ketiga beralih ia melihat sosok mabuk tadi menyeringai dan menendang kaki pemimpin itu hingga jatuh. Sebelum dua pria lain bisa bereaksi, ia sudah mendapatkan dua senjata dari balik jasnya.

Dor! Dor!

Melesatkan dua tembakan ke arah mereka sekaligus. Membuat pistol di tangan dua pria itu terlepas dan menendang salah satu pisau menjauh. Dengan gerakan cepat sang pemimpin bangkit dan mencoba menghunuskan pisaunya, tapi ia bisa menghindar dan melepaskan satu tembakan lain yang tepat mengenai tangan pria itu.

Pria kedua yang bisa kembali meraih pistolnya mengarahkan pistolnya pada Kyuhyun yang berdiri terdiam tak jauh dari situ. Donghae bergerak cepat mencapai orang itu dan memukulnya dengan pukulan keras.

Dor!

Namun rupanya tak cukup cepat untuk menghentikan pelurunya melesat.

"Ahhh!" Kyuhyun meringis mendapati tangan kanananya tertembak dan mengeluarkan darah. Ia melihat pria itu terkapar dilantai dan sosok pemuda mabuk itu menginjak punggung sosok itu hingga suara retak tulang terdengar. Pria lain yang datang dari belakangnya secepat kilat ia tembak di bahu, membuatnya ambruk.

"Awas!" Jessica kembali berteriak. Saat sang pemimpin yang belum menyerah, melemparkan pisaunya. Donghae dengan gerakan cepat Donghae menghindar dan melesatkan satu tembakan lagi yang tepat mengenai tangannya yang lain, membuatnya tergolek tak berdaya dengan kedua tangan terluka. Dengan cepat Donghae mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang, "Hyuk, beritahu polisi untuk ke lantai atas. Pintu keempat sebelah kanan."

Tak lama kemudian, polisi datang dan mengambil alih semuanya.

Butuh waktu bagi Donghae untuk berbicara pada kepala polisi sebelum mendekat ke arah Jessica yang kini terduduk lemas di lantai. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya. Tapi sosok itu tak menyahutinya―ia menangis dan terlihat gemetaran syok. Itu membuat Donghae meringis sambil membantunya berdiri. Donghae berbalik ke arah Kyuhyun. "Kau baik-baik saja?"

Kyuhyun mengangguk, masih memegangi tangan kanannya yang terluka, "Terlepas dari luka tembak. Aku yakin aku baik." Kyuhyun melepas jasnya. Jas mahalnya tidak hanya robek, melainkan terbanjiri darahnya. Donghae membuat dirinya lebih dekat untuk memeriksa luka itu, membuat Kyuhyun menegang sesaat.

Donghae berpindah secepat kilat, "Kau hanya tergores, biarkan para medis memerbannya."

Kyuhyun mengangguk patuh. Ia menatap Donghae lekat.

Pikirannya tiba-tiba kosong.

Suara berasal dari pintu membuat ketiganya menoleh. Para medis datang bersama salah satu inspektur yang mendekat ke arah mereka. "Kalian bertiga jangan kemana-mana. Kalian akan diminta kesaksian setelah ini." Dia berjalan lebih dekat, "Jessica-shi, Kyuhyun-shi, dan―" ia berhenti saat melihat Donghae, "Harusnya aku tahu ini akan melibatkanmu, Donghae-ah...," lanjutnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Donghae hanya tertawa menanggapinya. "Kau pasti bosan melihatku ya, Teuki hyung?"

Orang itu memukul kepala Donghae keras. Benar-benar keras hingga membuat Donghae meringis. "Panggil aku inspektur Park!" ujarnya.

Donghae kembali tertawa.

Kyuhyun menatapnya dengan tak percaya. Inikah orang yang telah menyelamatkannya tadi? Kenapa tadi ia terlihat begitu keren sementara sekarang... childish? Kyuhyun hanya bisa mengulum senyum tipis.

Inspektur Park menghela napas dan melambaikan tangannya tanda menyerah, "Yasudah, karena nanti aku akan mendapat laporan darimu, lebih baik kau urus mereka berdua untuk keluar dari sini." lanjutnya sambil beranjak pergi.

Donghae tak mengatakan apapun saat menunjukkan jalan pada Jessica dan Kyuhyun setelahnya. Begitu ketiganya sampai di puncak tangga ia menatap Jessica.

"Sepertinya aku harus mengurus beberapa hal. Anda istirahatlah setelah ini, aku yakin kau membutuhkannya. Cobalah untuk meminum beberapa obat tidur," ujarnya pada Jessica yang mengangguk patuh.

"Terimakasih."

Donghae berbalik untuk pergi tapi Jessica menyambar tangannya. "Tunggu, Donghae." Donghae berbalik kembali. "Aku ingin mengenalkan kalian dulu. Donghae, ini Cho Kyuhyun , temanku. Dan Kyuhyun, perkenalkan dia Lee Donghae, pengawal pribadiku."

Donghae mengamati orang di depannya dengan tatapan tak terbaca saat ia mengulurkan tangannya. "Senang bertemu denganmu."

Kyuhyun menerima uluran tangan itu dengan senyuman tipis. "Aku berhutang nyawa padamu," ujarnya.

"Tak usah dipikirkan."

Setelah kembali menyampaikan salam perpisahan sekali lagi, ia berbalik. Berjalan menuruni tangga.

Kyuhyun memperhatikan hingga sosok itu tak telihat. Sebuah seringai terpatri di wajahnya.

Senang bertemu denganmu, Donghae.

.

.

[―To be Continued―]

Ahhhh, kangen banget sama KyuHae~ Pengennya ngepost ini tanggal 13 September kemarin sekalian buat rayain KyuHae days. Tapi ga sempet...

Ya walau aneh sih ya? Iya aja deh... -_-

Review?