Helooooo...! *teriak pake toa*
Ini fic pertamaku jadi dibutuhkan reviewnya!
Menerima flame dalam bentuk apapun. Tapi bagi yang mau ngeflame harus PUNYA AKUN. Ga punya akun FFn? Flame TIDAK DIPERSILAHKAN!
Karena ini fic pertamaku... Jika ada kesalahan tolong di kritik ya ^^
WARNING: OOC, baal, gaje, alur cepat, dll.
A/N: Kakashi dan Anko dibuat 5 tahun lebih muda dari yang sebenarnya, alias jadi anak-anak SMA :P

HAPPY READING~


NARUTO

Disclaimer: Masashi Kishimoto

My Close Friend, My Loved Ones by Yoshioka Himawari


Di sebuah pagi yang cerah pada hari Senin, seorang gadis berusia 16 tahun menguap dan mengucek-ngucek matanya.

"Oaaaahhh... Sudah jam 6 ya?" gumam gadis itu.

Dia segera mengambil handuk yang dicantel (?) dekat lemari bajunya yang terletak di sudut kamarnya, lalu menuju ke kamar mandi yang berada tepat di sebelah kamarnya. Dia pun segera mencuci muka lalu mandi. 5 menit kemudian ia selesai mandi, ia pun memakai seragam sekolahnya, memakai dasi motif kotak-kotak dan rok selutut bermotif kotak-kotak seperti dasinya, menguncir rambutnya dan memakai jam tangan hitamnya di tangan kirinya. Ia pun memasukkan kotak pensil kedalam tasnya, lalu membawa tasnya ke sofa ruang keluarga

"Eh Anko, ayo sini sarapan," sapa ibunya.

"Lho, kemana Tou-san?" tanya Anko.

"Dia berangkat kerja dari jam setengah 6, katanya ada meeting mendadak," jawab ibunya.

"Oooooohhh... Kaa-san masak apa buat sarapan?" tanya Anko lagi.

"Kaa-san bikin roti bakar selai stroberi, itu makanan kesukaanmu 'kan? Oh iya ini ada susu cokelat hangat juga buatmu," jawab ibu Anko.

"Nyeeemmm... Sankyuu Kaa-san," gumam Anko sambil duduk di kursi ruang makannya lalu melahap roti bakarnya.

"Anko hari ini semangat sekali ya... Ada apa? Hari ini kelasmu ada pelajaran fisika 'kan? Ibu tau kamu sangat benci pelajaran itu..." tanya ibu Anko.

"Gini lho, sahabatku ada yang berulang tahun hari ini! Makanya, nanti pas istirahat teman-teman sekelas akan ditraktir olehnya," jawab Anko sambil tersenyum gembira.

Sahabat? Ya... Sahabatnya sejak SMP kelas 1. Namanya Kakashi Hatake. Mereka berkenalan saat baru masuk SMP, lama kelamaan menjadi sangat akrab dan akhirnya mereka satu SMA. Apakah kalian berpikir Anko menyukainya? XD

"Ooooohh... Oke sekarang kamu habiskan sarapanmu ya! Hari ini 'kan kamu dapat giliran tugas piket.. Ayo cepat!" seru ibunya mengingatkan.

"Oh iya!" seru Anko sambil menepuk dahinya, lalu dengan cepat melahap roti bakarnya dan meminum susu cokelatnya.

"Jaa~ aku berangkat dulu yaaa!" seru Anko pamit pada ibunya.

"Iya... Hati-hati ya nak," kata ibunya.

~~~~~~ooo000ooo~~~~~~

Akhirnya sampai juga Anko di Sekolah Swasta Konoha High School (panjang banget ya). Sekolah tempat dimana dia mendapatkan ilmu. Back to story!

Setelah 2 kali menaiki sekitar 23 anak tangga ia pun berjalan ke kelas paling pojok. Kelas XI-B. Kelas paling ribut yang berisi murid-murid paling badung satu angkatan. Tapi entah mengapa Anko sangat betah di kelas ini. Yah, mungkin karena sudah cocok dengan habitat Anko yang bersifat kasar *ditampar Anko FC*.

Back to story, Anko pun mulai memasuki kelas ini. Sudah biasa matanya melihat pemandangan seperti ini. Ino CS yang terdiri dari Ino, Sakura, Tenten, dan Temari si tukang gosip yang selalu mojok di belakang, anak cowok yang lempar-lemparan kertas yang dikucel-kucel, Sasuke dan Shino yang berduaan di pojok depan -?-, Shikamaru yang tidur melulu, Neji yang ngebacot tanpa dipedulikan berusaha menenangkan suasana kelas, dan Hinata si kutu buku yang selalu membaca buku. Anko memutar bola matanya dan menaruh tasnya di bangku sebelah bangku Kakashi.

"Ohayou, Anko!" sapa Kakashi.

"Ohayou juga Kakashi. Eh selamat ulang tahun ya. Wish you all the best," sapa Anko balik sambil menyunggingkan senyum manis.

Wajah bahagianya menekuk seketika saat mendengar kata-kata Sakura "Eh, eh, si Anko sama Kakashi lagi pacaran tuh," yang disambut cekikikan Ino, Tenten, dan Temari. Anko hanya menggeram kesal.

"Eh Anko, udah ngerjain PR Matematika belom?" tanya Kakashi.

"Sudah. Mau nge-copy? Silakan, udah siap sedia, ambil aja di tas," jawab Anko santai sambil main game di handphone-nya.

"Hehehe, tau aja," Kakashi tertawa kecil sambil mengambil buku tulis Matematika milik Anko.

Tiba-tiba, Guy-sensei masuk ke kelas.

"YOO-HOOOOO!" serunya seperti orang gila *Yo-chan dijitak Guy FC*.

"EEEE COPOT COPOTT!" semua murid langsung berlarian duduk ke tempat masing-masing.

"Apaan reaksi kalian ini? Kalian ribut lagi hah? Ini sedang pelajaran apa, siapa gurunya?" tanya Guy-sensei.

"I-Ini pelajaran fisika pak, gu-gurunya Kurenai-sensei," jawab Hinata.

"Kurenai-sensei sedang cuti karena hamil. Asuma-sensei juga cuti untuk menjaga Kurenai-sensei. Jadi, untuk 1 bulan ke depan, pelajaran fisika dan matematika ditiadakan dulu!" jelas Guy.

"HOREEEEEEEEE!" semua anak berjingkrak-jingkrak kecuali Shikamaru yang masih tidur, Hinata yang melanjutkan membaca novelnya (entah novel apaan itu), Neji yang terduduk pasrah karena dia gagal sebagai ketua kelas XI-B, Sasuke dan Shino yang masih berduaan -!-. Lalu Guy pun meninggalkan ruangan kelas XI-B.

~~~~~~ooo000ooo~~~~~~

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING! Bel berbunyi tandanya kegiatan ekskul futsal telah dimulai. Siswa laki-laki berhamburan keluar kelas, sehingga hanya ada siswa perempuan saja yang ada di kelas itu.

Ino, Sakura, Tenten, dan Temari kembali berkumpul di pojokan. Siswa perempuan yang lain ada yang ke perpustakaan, ada pula yang ke kantin. Anko pun menghampiri Hinata.

"Hey, Hinata!" seru Anko menyapa Hinata.

"E-eh... Ha-halo Mitarashi-san.." sapa Hinata balik.

"Anko saja! Eh, aku duduk disebelahmu ya?" tanya Anko.

"Ee—eeee—duduk saja," jawab Hinata.

"Hinata, kamu sudah pacaran dengan Naruto ya?" tanya Anko, dan seketika itu juga muka Hinata memerah seperti kepiting rebus.

"Bu—bukan begitu.. I—Itu semua hanya go-gosip saja.." jawab Hinata.

"Gosip tapi benar kaaaan?" sindir Tenten dan Temari sambil menengok ke Hinata. Anko mengangkat bahu. Itu cewek denger aja ya, gumam Anko.

"A-Anko-san sendiri... Su—sudah pacaran dengan Hatake-san kan?" tanya Hinata hati-hati. Wajah Anko memerah.

"A—ano, kami hanya sahabat, nggak lebih! Tapi—"

"Tapi apa?" tanya Hinata.

"Enggak, abaikan yang barusan!" seru Anko sambil memalingkan wajahnya yang merah padam. Hinata menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu meneruskan membaca novelnya. Tiba-tiba Ino CS datang menghampiri mereka berdua.

"Kalau saling suka, jadian saja. Daripada mendem-mendem? Jadi berabe lho," kata Sakura sambil berkacak pinggang.

"Kakashi tuh sukanya sama Rin dari kelas XI-D, yang pintar dan manis itu! Sayangnya, Rin sakit-sakitan. Kalau aku sih, hanya sahabat saja," jelas Anko.

"Alaaah, cemburu tuh!" seru Tenten sambil memainkan cepolnya.

Anko blushing, "Si—siapa yang cemburu? Kurang kerjaan banget cemburu sama orang macam Kakashi!" seru Anko memalingkan wajahnya.

"Jangan bohongi perasaan sendiri. Sahabat cowok-cewek kalau terlalu dekat seperti kalian sih, bisa saja saling suka lho," kata Ino melirik Anko, memberikan senyuman yang menurut Anko.. euh... Minta disepak.

~~~~~~ooo000ooo~~~~~~

Rumah Anko, jam 7 malam.

Kata-kata Ino menari-nari di kepala Anko. Anko yang tadinya mengerjakan PR IPS dengan lancar, jadi memutar-mutar pensil mekaniknya sambil mengingat kembali kata-kata Ino.

"Jangan bohongi perasaan sendiri. Sahabat cowok-cewek kalau terlalu dekat seperti kalian sih, bisa saja saling suka lho."

AAAAAAAAAAARRRGGH! Anko menjambak rambutnya. Masa' hanya karena kata-kata bullshit itu membuat Anko menjadi stress begini ya?

Jangan-jangan kata-kata Sakura itu benar! Gumam Anko. Sekarang, kata-kata Sakura yang mengiang-ngiang di kepalanya.

"Kalau saling suka, jadian saja. Daripada mendem-mendem? Jadi berabe lho."

DUAAAAAAAKK!

Anko memukul meja belajarnya saking stressnya.

"HAAAAAAAAHHH! KENAPA SIH AKU HARUS MEMIKIRKAN KATA-KATA INO DAN SAKURA YANG SEBENARNYA HANYA OMONG KOSONG YANG TAK BERGUNA!" seru Anko sambil menjambak rambutnya lebih kencang dari yang barusan.

'Tuit tuit!' Handphone Anko berbunyi dan bergetar mengagetkannya.

"Siapa sih, malam-malam begini? Nggak tau orang lagi ngerjain PR apa!" dengus Anko. Dia segera mengambil Hpnya.

"Ka—Kakashi?" Jantung Anko berdetak kencang melihat nama pengirim SMS yang baru saja sampai di handphone-nya itu.

Anko pun membuka SMS dari Kakashi.

Anko, udah ngerjain PR IPS belom?

"Haaah, kirain apaan. Ternyata tanya PR. Pasti mau copy," desah Anko.

Anko pun menjawab.

Sedikit lagi selesai. Pasti mau copy.

Tak lama kemudian, datanglah SMS dari Kakashi.

Heheheh, tau aja sih Anko w

Entah kenapa jantung Anko berdetak bagaikan drum yang sedang dimainkan oleh drummer dengan lagu rock saat menantikan balasan dari Kakashi. Mungkin... Yang dikatakan Ino CS benar!

~~~~~~ooo000ooo~~~~~~

Keesokan harinya, Sekolah Swasta Konoha High School kelas XI-B jam 7 lewat 10 menit.

KRIIIIIIIIIIING!

"Alah, bel masuk. Pelajaran pertama itu apa sih, Anko?" tanya Kakashi.

"IPS. Sukurin lo," ledek Anko.

"Waduh, belom selesai nih!" dengan cepat Kakashi menyalin pekerjaan Anko. Tinggal 1 kata lagi yang harus Kakashi tulis, tapi...—

"Ohayou, minna! Kemarin saya memberikan PR di buku LKS kan? Kumpulkan sekarang!" seru Iruka-sensei, guru IPS kelas XI di Konoha High School.

"Aduuuuhh! 1 kata lagiii!" gerutu Kakashi.

"Cepetan, baka! Keburu dikumpulin bukunya!" seru Anko.

Dengan terburu-buru Kakashi pun menulis 1 kata yang tertinggal itu.

"Fuuuh, akhirnya," Kakashi mengusap peluhnya. "Anko, pinjam saputangan dong."

"Nih," jawab Anko.

"Oh iya Anko, pas jam ekskul bulutangkis nanti kelas kan kosong, Cuma kita kan yang nggak ikut ekskul bulutangkis. Aku ingin bicara denganmu. Berdua saja, jangan ajak siapapun," kata Kakashi.

Detak jantung Anko berubah menjadi sangat cepat. Ia pun pura-pura batuk untuk menutupi wajahnya yang memerah.

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!

Dan akhirnya... JAM EKSKUL BULUTANGKIS!

Anko merinding.

~~~~~~ooo000ooo~~~~~~

"Ka—Kakashi, mau ngapain disini?" tanya Anko. Ya, mereka berdua berjongkok di pojok belakang. Posisi yang tidak PW.

"Aku mau nanya nih. Bukannya GR lho, kata anak-anak kelas XI-B, kamu suka padaku ya?" tanya Kakashi.

Seketika, jantung Anko serasa mau meledak "A—Apaaaaa?" jerit Anko. "Mana mungkin?" serunya.

"Mungkin saja," kata Kakashi, lalu dia pun mencium pipi Anko. Wajah Anko merah bagai kepiting rebus, jantungnya berdetak dengan cepat.

"Tuh, kan," gumam Kakashi.

Anko memalingkan wajahnya.

"Anko," gumam Kakashi. "Lihat mataku baik-baik."

"..."

To Be Continued ^^


Gimana ficnya? #PastiJelek TTATT *meringkuk di pojok ruangan*

Reviewnya kutunggu! ^^

Menerima flame dalam bentuk apapun tapi harus LOG-IN. Flamer yang tidak punya akun, akan kuhapus reviewnya.

Terutama buat para senpai... Aku menanti kritikan kalian 8D

Yo-chan nggak mau banyak bacot lagi... Klik "REVIEW" segera! XDDDD

§ª©¨¶iah