What the…
Author : bubbletea88
Main cast : ChanBaek and other EXO cast
ONESHOT; but warning! there's nc scene, YAOI, etc ; jadi yang belum cukup umur close pagenya mending belajar okeii ? Tapi kalo maksa baca, tanggung sendiri akibatnya! :P
Annyeong Hasseo! Bubbletea kambek nih (?) FF ini sebagai tanda minta maafku untuk para readers karena 'The One and Only'nya telat update. Mianhamnida, aku ngerasa bersalah hiks hiks T^T #abaikan
Oiya, btw ada yang review di 'The One and Only' tentang beberapa hari/ mingggu Luhan balik ke China kan ? Tentang itu, sekali lagi maafkan saya - -"
Akibat saya ngebut dan nggak nge cek ulang, makasih udah ngingetin! ^0^
FF ini kubuat untuk memenuhi asupan (?) chanbaek shipper nih,
Happy Reading! And ENJOY IT
.
.
Park Chanyeol's POV
Beberapa minggu lagi, liburan musim panas dimulai. Jelas membosankan jika tidak ada kegiatan apapun di rumah untuk seorang anak kuliah. Ya— paling tidur, makan dan main ke rumah teman. Membosankan. "Ya! Kim Jongin— duduklah dulu!" pekik seseorang berpipi tembem, namanya Minseok, dia seniorku sekaligus ketua dalam kelas musik ini. Jika berteriak, seisi kelas bisa langsung tenang karenanya.
"Aku mengumumkan berita dari Han-saem, katanya kelas musik diperbolehkan berlibur bersama tahun ini!" kata Minseok sambil tersenyum lebar. Seisi kelas kembali gaduh karenanya. Aku hanya menopangkan daguku pada tanganku. Mataku masih asyik memandang seorang pemuda bertubuh kecil yang duduk di sebelah Kyungsoo, jelas Byun Baekhyun.
Pemuda itu larut dalam keceriaan anak-anak yang lain. Senyum khasnya seolah mampu membuatku ikut tersenyum, meski dia bukan sedang tersenyum padaku. "YA TENANG DULU!" Pekik Minseok membuatku harus mengalihkan pandanganku secepat mungkin.
"Hyung, lalu— kita akan pergi ke mana ?" tanya Jongin. Ya, dia Jongin, Kim Jongin— hoobaeku. Nama panggilannya Kai, tapi jarang sekali ada yang memanggilnya Kai di universitas.
"Hmm— ada yang ingin usul soal ini ?" tanya Minseok. Pandanganku menyapu seisi kelas, hanya satu orang yang mengangkat tangannya. Byun Baekhyun, ya itu namanya— dia anak kelas sebelah, setauku dia cukup pintar. "Em, silahkan Baekhyun-a"
"Bagaimana dengan pantai ?" usulnya. "Pilih saja hotel dekat pantai tapi yang murah, jadi kita lebih sering menghabiskan waktu di pantai daripada dihotel bagaimana ?"
Minseok terlihat mempertimbangkan usul Baekhyun. Baru saja Minseok membuka mulutnya, tapi langsung ia tutup kembali saat mendengar cerocosan Jongin. "Boleh, aku setuju dengan ide Baekhyun-hyung. Kau hebat Hyung" katanya.
"Baiklah, kita voting— siapa yang ingin ke pantai angkat tangan kalian!" pekik Minseok. Cukup banyak yang mengangkat tangan, dari seluruh 28 siswa yang ikut kelas musik kira-kira ada 19 orang yang mengangkat tangan termasuk aku.
"19 orang! Jadi kita putuskan akan ke pantai!" kata Minseok. "Lalu untuk bagian konsumsi, Kyungsoo dan Jongdae yang akan bertanggung jawab, bagaimana ?"
Kyungsoo dan Jongdae mengangguk. Aku hanya melihat mereka sekilas, kemudian kembali menatap Baekhyun yang dengan tenangnya membaca sebuah buku, entah buku apa itu. Sampulnya biru navy, cukup tebal. Terlihat seru untuk dibaca.
"PARK CHANYEOL!" pekik Minseok yang membuatku terkejut.
"Ah ne hyung ? wae ?" tanyaku sambil menatap Minseok yang terengah-engah napasnya.
"Kau yang bertugas koordinasi kamar, satu kamar hanya diisi oleh dua orang oke ?" kata Minseok sambil mengerling. Aku hanya tersenyum. Gomawo hyungiee—
"Jongin dan Sehun, kalian bertugas mengatur acara. Setidaknya lusa atau 3 hari kedepan sudah terkumpul catatan tentang koordinasi kamar, rangkaian acara, juga bahan-bahan untuk konsumsi arraseo ?" oceh Minseok sambil tersenyum. "Setelah ini, kelas musik boleh istirahat 20 menit"
.
Sore itu, kelas musik berakhir, tentu saja— aku membereskan buku-bukuku kemudian memasukkannya ke dalam tas, sampai aku merasakan pundakku ditepuk pelan oleh seseorang. "Hey, hyung" sapaku sambil tersenyum.
"Kau pulang sendiri kan, Yeol ?" Aku mengangguk atas pertanyaan Minseok-hyung. "Bareng denganku saja ya ?"
"Ne, hyung. Omong-omong terimakasih untuk memberiku tugas mengatur kamar" kataku kemudian terkekeh sambil menggendong tas ranselku. Minseok hanya tertawa. "Kau tau saja hyung hahaha"
"Aigoo, jelas aku tau, sepanjang aku menjelaskan kau selalu menatapnya, dan juga kau selalu tertawa saat ia juga tertawa" kata Minseok. "Kau kuberi tugas mengatur kamar, tapi ingat— awas kalau Baekkie tidak bisa berjalan besok paginya, kau yang kuhukum!"
"Aish, hyung— kau itu" rengekku.
"Kajja, kita pulang, sudah semakin sore—"
.
.
Author's POV
Chanyeol memang tergolong anak orang kaya, dan lagi ia adalah anak bungsu. Jelas ia paling dimanja dengan fasilitas-fasilitas yang cukup mewah. Tapi, Chanyeol tidak semanja itu. ia selalu membeli barang menggunakan uangnya sendiri. Bukan dari kakaknya ataupun orang tuanya.
"Selalu sepi" kata Chanyeol saat masuk ke rumahnya yang besar. Memang sepi, kakaknya bekerja sebagai pembawa berita disalah satu stasiun televisi yang ternama di Korea. Sedangkan orang tuanya, sedang ke luar negeri untuk bertemu dengan clien.
Chanyeol langsung masuk ke kamarnya. Ia meletakkan tasnya dan mengeluarkan isi bukunya. Chanyeol mulai mengerjakan tugas dari Minseok. Tangannya dengan cekatan menulis.
"Berarti kita perlu 14 kamar untuk 48 orang, tentu saja Baekhyun denganku— lalu, Jongin dengan Kyungsoo, Jongdae-hyung dengan Minseok-hyung, kemudian hoobae kurang ajar itu, siapa namanya— ah! Sehun dengan Luhan" gumam Chanyeol sambil menulis di satu kertas nama nama pasangan kamarnya. Chanyeol terkikik sendiri melihat Sehun yang ia sekamarkan dengan Luhan, pasalnya Luhan termasuk galak jika dengan Hoobae yang kurang ajar. Entah bagaimana nasib Luhan nanti.
Kamar Chanyeol-Baekhyun, berada di sebelah kiri kamar Sehun-Luhan, tapi di sebelah kanan kamar Jongin-Kyungsoo. "Selesai!" pekik Chanyeol senang. "Ini tugas mudah, tidak sesulit yang kukira"
Pemuda bertubuh tinggi itu kemudian melepas kancing kemejanya kemudian melesat masuk ke kamar mandi. Tubuh kekarnya semakin sexy karena air yang mengalir dari kepala sampai kakinya. "Membayangkanmu mendesah dibawahku saja sudah membuatku horny, Aish—"
.
.
Byun Baekhyun's POV
Besoknya, aku segera melesat pergi ke universitas. Entah aku yang salah lihat jam, atau bagaimana yang jelas universitas masih sepi sekarang. Kupikir aku hampir terlambat tadi— Aku berjalan mengitari universitas besar ini. Aku berjalan di dekat gudang tua yang sudah usang yang terletak di belakang universitas ini. Samar-samar aku bisa mendengar suara dari gedung tua itu. Seperti suara bola basket yang dilempar, dan orang yang berlari— entahlah.
Aku nekat masuk ke sana dan, eh ? Dia anak kelas sebelah kan, Park— siapa ? Chanyeol ? Entah, dia menatapku lekat sekarang. Ia tidak memakai atasan apapun sekarang, hanya celana panjang jeans. Tubuhnya basah karena keringat baik ditubuhnya juga wajahnya. Jelas aku malu dan aku baru saja ingin keluar saat pemuda tinggi itu memanggil nama lengkapku.
"Byun Baekhyun!"
"N-Ne?" Jawabku kikuk.
"Ke sini, temani aku sebentar— kenalkan, aku Park Chanyeol. Harusnya kau tau aku, aku juga di kelas musik" katanya sambil menepuk kursi kosong di sebelahnya. Ya pada akhirnyapun aku duduk di tempat itu.
Wangi maskulin dari tubuhnya menguar begitu saja. "Ah, ya— aku tau, kau anak kelas sebelah kan ? Byun Baekhyun imnida, senang berkenalan denganmu"
"Omong-omong, kenapa kau bisa ke sini ? maksudku ke gedung ini?" tanya Chanyeol sambil mengeluarkan makanan entah apa itu. "Kau mau ?"
Ah, roti coklat. "Aku sedang berjalan-jalan sampai aku mendengar dentuman bola basketmu juga derap orang berlari" Chanyeol hanya mendengarkan kemudian mengambil roti coklat itu dan meletakkannya di tanganku.
"Apa kau tidak berpikir ada hantu di sini ?" gurau Chanyeol. Aku menggeleng sambil memakan roti coklat di tanganku.
"Ani, aku tidak percaya" kataku. Tatapanku masih menyapu seisi ruangan ini, gedung usang dengan ring basket di dalamnya. Aku menoleh ke arah Chanyeol saat ia sedang memandangku lekat.
Jelas aku menunduk.
.
Park Chanyeol's POV
"Ani aku tidak percaya" kata Baekhyun. Senang sekali rasanya hari ini bisa mengobrol dengannya. Ia masih duduk diam di sebelahku sambil mengamati ruangan ini saat aku menatapnya lekat. Ia menoleh, jarak antara hidungnya dan hidungku tidak sampai 4 inci. Dekat, sangat dekat.
Aku menyeringai saat ia terdiam dan menunduk. Aku meraih dagunya. "Diamlah sebentar," kataku sambil melepaskan tanganku dari dagunya.
Perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Bibir kami menyatu. Aku tau Baekhyun tidak memejamkan matanya. Kami saling melumat— ah tidak, lebih tepatnya aku yang melumat bibirnya.
Cukup lama sampai akhirnya Baekhyun memukul pundakku pelan. Saat aku melepas ciuman kami— aku bisa melihat wajah Baekhyun semerah tomat. "Makanya, kalau makan jangan belepotan" kataku sambil memakai kemeja biruku.
"Ayo keluar, kau mau disini terus sepanjang hari ?" tanyaku melihat tubuhnya yang masih terpaku di tempatnya berdiri.
Aku menggandeng tangannya sambil berjalan ke kelasku dan ke kelasnya yang searah. Beberapa pasang mata seperti menatapku dan Baekhyun horror. Entahlah— aku jadi ngeri karenanya. "Sampai nanti di kelas musik, oke ?" kataku saat Baekhyun sudah masuk ke kelasnya.
Bibirnya manis. Bukan karena coklatnya, tapi bibir cherry itu memang manis jika kau cium. Ah—
.
Beberapa hari kemudian, kulihat Baekhyun masih dilapangan basket. Aku menyusulnya. Beruntung hari ini cukup mendung, jadi tidak kepanasan. O-oh, astaga— wajahnya yang berkeringat, mulutnya yang terbuka, juga lehernya yang basah, astaga— tangan lentiknya yang sedang memantulkan bola basket. Ahh— aku tidak tahan—
"Byun Baekhyun, kemari" kataku sambil menggandengnya dan mengajaknya ke gudang tua. Tempat itu jarang di datangi oleh orang.
"Mwo ?" katanya. Ya— memang, kami semakin akrab setelah insiden roti coklat itu. hahaha. Saat di gedung tua, itu hanya ada aku dan Baekhyun.
"Hei, kau tau— kau milikku setelah ini." Kataku. Baekhyun memiringkan kepalanya bingung. "I want you my Baekkie—"
"Mwo ap— hmphh!" aku segera membungkam mulutnya dengan bibirku. "Tenang aku akan bermain lembut kali ini" bisikku.
Seperti biasa, bibirnya manis— yeah— bibir itu sudah menjadi canduku. Aku melumatnya dan melesakkan lidahku saat mulutnya terbuka, lidah kami mulai bergulat didalam. Setelah ciuman itu kulepas, Aku mulai menjilat daun telinganya. "Ashhhhh…" desahnya kegelian.
Posisinya bersandar di dinding gudang tua itu. perlahan jilatan itu turun ke lehernya. Ada sedikit rasa asin karena keringatnya. Baekhyun mendesah keras saat aku jilat lehernya. "A-andwaehh, janganhhh leher jebalhh" katanya. Benar juga, tidak dengan leher.
Tanganku perlahan tapi pasti menyibak kaos olahraganya dan melepasnya. Dada putih itu juga perut bayi, lihat saja— kulitnya lembut bagaikan seorang bayi yang masih sensitif kulitnya. Aku mulai membuat tanda di dada itu, tanda bahwa Byun Baekhyun hanya milikku seorang. "Akh! Chanhh—" racaunya keras.
Aku masih bisa mendengar suara bel tanda masuk di bunyikan. Aku mengabaikannya. Tangan kananku asyik memilin nipplenya, juga sesekali mencubitnya. Sedangkan mulutku, mengulum nipple satunya. "Arghhh— Chanhh yeolhh" desahnya keras. Posisinya masih berdiri saat aku mulai turun. Lidahku mulai mengitari pusarnya.
Perlahan, aku memelorotkan celana olahraga yang dipakainya. Aku hanya menyisakan celana dalamnya saja. Aku bisa melihat penis yang masih tertutupi selembar kain itu. "Jangan Yeol, aku malu" katanya saat aku mulai membuka celana dalamnya. "Yeol!" pekiknya saat aku sudah membuka celana dalamnya. Penis imut itu sedikit menegang dengan precum di ujungnya.
Ia menyilangkan kakinya berusaha menutupi kejantanan mungilnya. Aku berdiri sebentar. "Kenapa kau tutupi ? Penismu itu imut" bisikku. Tanganku sudah menggerayangi tubuhnya sekarang.
Aku kembali berjongkok. "Annyeong little Baekkie, senang bertemu denganmu" kataku sambil meniup-niup penis mungil itu. Aku mulai mengurutnya.
"Ahhh! Yeolhh fast- faster!" pekiknya. Aku mulai mengulum penis mungil itu sambil meraba single holenya. "YEOLHH" pekiknya saat ia sampai. Cairan putih itu menyembur di mulutku.
Aku hanya membuka celana jeansku sebatas lutut, begitu juga dengan celana dalamku. "Y-eol" cicit Baekhyun saat melihat penisku. "Mwo ?"
"Apa- apa kau yakin ?"
"Kekeke, aku yakin Baekkie, tenang dan percayalah padaku arraseo?" tanyaku sambil mulai melingkarkan kakinya pada pinggangku. Aku mulai mengarahkan penisku masuk ke dalam hole Baekhyun.
"ARGH! APPO!" pekik Baekhyun keras. Aku mendiamkan penisku sebentar. Padahal baru kepalanya yang masuk. Saat pekikkannya mereda aku menghentakkan penisku masuk. "YEOL! APPO!"
"Ssh uljimayeo" kataku sambil menghapus air mata yang mulai menetes. Aku mulia menggerakkan penisku didalamnya. Pinggulku bergerak menekan penisku agar bisa menumbuk prostatnya. "Ahh" desahnya.
Aku mempercepat gerakan penisku. Menumbuk titik yang bisa membuatnya mendesah keras. "Ahh, yeolhhh, fasterhhh jebalhh ahh ahh ahh" Berkali-kali kutumbuk titik itu membuat Baekhyun mendesah keras. Lubang sempit itu juga seakan meremas dan memijat penisku. Ini nikmat.
"PARK CHANYEOL! ASTAGA APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" pekik seseorang yang membatalkan cumku juga Baekhyun.
TEBECE!^^
Hahahaha gimana ? Lanjut ga nih ? Atau delete aja ?
Maaf kalau NC nya gak hot, tapi janji deh kalau reviewnya banyak chapternya lanjut aku usahain NC nya lebih hot hahahaha. Sekian bubbletea! Review juseyo
GAMSAHAMNIDA READERS-deul~~~
