A/N : Well…Fanfic ini dibuat dengan penuh niat keisengan. Habis rata-rata fanfic di Persona 4 yang Indo humor semua sih, jadi pengen coba yang sedih-sedih dikit_
BUKAN PAIRING!!! Hubungan antara ayah dan anak. Huhuhu. Tadinya sih mau buat Naoto ama Kuma, tapi takut digetokin saking crack-nya…
Perhatian : Karena saya gak tau sebenarnya ibu Nanako itu mati ato gimana, disini saya buat mereka cerai aja deh-menentukan sendirinya. Jangan ditiru! Ingat! Namanya juga fanfic, gak mungkin terjadi beneran. Kalo disini saya buat orangtua Nanako cerai, bukan berarti di P4 asli mereka juga cerai.
Terus, disini ada semacam parody dari kartun Magical Doremi, sesaat pas orangtua Aiko mo cerai.
Disclaimer : Capek dah gue. P4 PUNYA ATLUS!! ADEGAN DARI KARTUN MAGICAL DOREMI PUNYA YANG BIKIN!! YADA YADAAAA!!!
Sebelum mulai…satu-satunya komik yang bisa membuat saya nangis beneran hanyalah Doraemon. Ya, komik jadul itu. Habis Doraemon tuh ceritanya simple…tapi pas-pas Nobita mo pisah ama Doraemon…Saya sadar ada air mengalir dari mata saya.
…………
"Nee…Otou-san."Doujima Nanako memulai pembicaraan.
"Pertama-tama, Nanako ingin minta maaf dulu kepada Otou-san. Selama ini, Nanako kira Otou-san selalu bekerja karena benci sama Nanako. Tapi ternyata, itu semua demi melindungi Nanako…"
"Masih ingat gak beberapa bulan lalu pas Nanako mau boneka kelinci itu?"
Nanako terpana melihat boneka Kelinci yang terpajang di Stand Toko Boneka.
"Otou-san…Nanako mau itu! Beliin! Beliin!!"Ujar Nanako sambil menunjuk kea rah boneka itu.
"Mana?"Doujima pun melihat boneka itu. Pas ngeliat harganya, dia langsung mikir '…Mahal…'
"Ya? Ayolah…"Rengek Nanako.
"Err…Ya, nanti kalau Nanako dapat nilai 100 di ujian berikutnya ayah beliin deh."Jawab Doujima, sweat dropped.
"Bener?! Horee!!!"Nanako berteriak kegirangan."Janji ya?"Nanako mengulurkan jari kelingkingnya, tanda janji.
"Papa janji."Doujima tersenyum sambil mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking anaknya yang kecil itu.
Beberapa hari setelah itu…
"Selamat datang…"Doujima yang hari ini pulang cepat menyapa Nanako yang baru pulang.
Tapi Nanako tidak menjawab. Dia langsung saja berjalan menuju kamarnya.
"…Nanako?"'
Tak lama kemudian Doujima mendengar suara isak tangis dari kamar anaknya. Tentu saja dia langsung memasuki kamar Nanako.
"Ada apa, Nanako?"Tanya Doujima dengan muka khawatir.
Nanako yang bersembunyi dibalik selimut masih menangis."Huu…Nanako…hanya bisa dapat…85…Uhh…Maaf…Otou-san…Maaaf…"
Doujima menghela nafas lalu menghampiri putrinya. Dengan lembut dia mengelus kepalanya."Tidak apa-apa, Nanako…Papa tidak marah."
"Hiks…Tapi…boneka kelincinya…"
"Tak apa-apa. Nanti Papa beliin…"
"Tapi…itu…gak sesuai dengan janji kita,kan…?"
"Papa sendiri juga sering melanggar janji dengan Nanako…waktu itu, pas papa janji ngajak Nanako jalan-jalan, tapi gak jadi karena ada kerjaan mendadak…masih banyak lagi…"Doujima melanjutkan."Kan gak adil kalau Cuma Papa yang dibolehkan melanggar janji."
"Huks…Beneran…?"Nanako mulai menunjukkan mukanya, penuh dengan ingus dan air mata.
"Iya…bener…"Doujima tersenyum."Nah, sekarang lap dulu tuh ingus…Masa anak Papa jorok begitu…"
"Terimakasih Otou-san!"
"Waktu itu…Otou-san baiiik sekali…Sampai sekarang boneka kelincinya masih Nanako simpen loh…"Nanako tertawa kecil.
"Lalu, setahun lalu…saat Otou-san dan Okaa-san mau cerai…"
Nanako(lagi-lagi) terpana. Tapi kali ini dia terpana melihat sebuah Seruling perak yang dipajang di sebuah toko…
"Paaa…Maaa…beli ini, yuk?"Ucap Nanako.
"Iya sebentar…liat harganya dulu…"Sahut Doujima.
"Kurasa cukup…biar aku saja yang bayar."Ibu Nanako berkata.
"Sudah, aku saja yang bayar."Sergah Doujima.
"Tidak! Aku saja."Ibu Nanako tidak mau kalah.
"Yaah…jangan bertengkar dong…"Rintih Nanako."Gimana kalau patungan saja…hehehe."
"Wah, benar juga kamu! Anak Papa memang pintar."Doujima mengelus kepala putrinya itu. Nanako hanya tersipu malu.
Akhirnya mereka membeli seruling itu.
Malamnya, tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba Ayah dan Ibu Nanako bertengkar hebat. Nanako hanya bisa bersembunyi di kamar sambil menangis.
Buntut-buntutnya, malam itu juga mereka cerai.
Setelah beberapa lama, Nanako keluar dari kamarnya. Yang dia lihat hanyalah Ayahnya yang duduk termenung."Nanako…tidurlah…ayah tidak apa-apa, kok…"
Nanako menghampiri ayahnya, lalu memberikannya Seruling yang baru dibeli tadi. Doujima kaget.
"Kalau ayah mainin, aku gak nangis lagi…"Isak Nanako.
"Nanako…"Doujima melihat anaknya dengan tatapan sedih."Baiklah, tapi karena ayah tidak begitu pandai main seruling, jadi agak jelek ya…"
Doujima pun memainkan seruling itu dengan Nanako di pangkuannya. Saat Nanako baru saja mau tertidur, tiba-tiba…
Dia merasa ada sesuatu yang membasahi pipinya.
"Papa?"Nanako melihat ke atas.
Saat itulah Nanako menyaksikan sosok ayahnya yang sedang menangis, air mata membasahi seruling baru itu.
"Pa…Serulingnya kan jadi…kotor, Pa…"Nanako mulai ikut menangis.
"M-Maaf ya…"Doujima pun memeluk anaknya."Nanako! Mulai sekarang kita hidup sendiri tanpa mama, karena itu…ukh…"
Mereka berdua pun menangis semalaman.
"Lalu masih banyak hal yang telah Otou-san berikan kepada Nanako…"
"Semua itu…Nanako terima dengan senang hati…"
"Sekarang bahkan ada Onii-chan yang senantiasa menghibur Nanako…"
"Terimakasih ya, Otou-san…"Nanako tersenyum.
"Semua kenangan itu sangatlah indah…"
Dan bisa jadi lebih indah lagi
Kalau sekarang Otou-san masih hidup
Dengan senyuman di wajah, Nanako meletakkan serangkai bunga di depan kuburan yang bertuliskan:
DOUJIMA RYOUTAROU
............
A/N : Weks…ending apaan tuh…-_-Gagal…gagaaal…Niatnya mau buat cerita sedih kok malah jadi kayak tulisan ngaco sekaligus parodi Doremi gini…
Ceritanya Doujima mati karena kecelakaan lalulintas. Pas baru mau pulang kerumah dengan membawa oleh-oleh untuk Nanako, tiba-tiba...JEGER. Ketabrak truk. Ya gitu deh.
Terus 'Kemana Souji?' Ya di rumah lah, masa di hongkong. Cuma gak dimention aja disini…
OMAKE!!
Arigatou…Otou-san…
-Lha ini kan salah satu bagian teks lagu KOKORO by Kagamine Rin. Well,emang saya demen tu lagu-
