Summary : Setelah Len dan Mikuo pindah ke sekolah Rin dan Teto. Len tiba-tiba menjauh dari Rin. Meski masih memegang status pacaran. Apa yang terjadi?/Sequel dari 'Can I?'/ RnR~.
Hy Minna-san~. Berhubung ada yang minta buat sequelnya *ngarep*. Saia buatin~. Gomen kalau mengecewakan. Okeh, ga banyak nulis yang ga penting lagi . . .
Go~
.
Disclaimer : Vocaloid bukan punya Saia. T.T
Warning : Typo (Smoga tidak ada.). Alur kecepetan. GaJe. Alur maksa. Dan masih banyak kesalahan lainnya.
.
I Believe You
Chapter 1
Ga suka? Ga usah baca!
.
.
.
Author PoV
Setelah Len dan Mikuo pindah ke Voca Gakuen, sekolah Rin dan Teto. Beberapa Minggu kemudian, Len menjauh dari Rin. Digossipkan juga Mirriam dekat dengan Len. Apa yang terjadi? Bagaimana perasaan Rin? Apa yang Teto dan Mikuo lakukan?
~Di Voca Gakuen~
Rin PoV
"Rin~! Ohayou~." sapa Teto. "Ohayou, Rin." sapa Mikuo. "Ohayou, Teto, Mikuo, . . . Len." balasku dengan senyum yang agak terpaksa.
Oh ya, bagi yang belum mengenalku. Perkenalkan, namaku Naegino Rin. Duduk di bangku 2 SMP Voca Gakuen.
Nah, kalau gadis yang bernama Teto itu temanku. Sekelas denganku. Lalu Mikuo, kakak kelasku. Pacarnya Teto. Dan yang terakhir, Len. Sekelas dengan Mikuo. Pacarku.
Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini Len menjauh dariku. Bahkan e-mailku sama sekali tidak dibalas. Aku jadi . . . Sedih.
TENG TENG~
"Eh? Udah masuk? Baiklah, Rin ayo! Jaa ne Mikuo!" kata Teto yang daritadi sibuk bicara dengan Mikuo. Sedangkan Len hanya memainkan hpnya.
"Jaa ne." balas Mikuo. Lalu kami memasuki kelas masing-masing.
"Um . . . Rin. Kau dan Len sedang ada masalah ya?" tanya Teto tiba-tiba. "Tidak ada kok." jawabku sambil berusaha tersenyum. Aku tidak ingin menyulitkan Teto dan Mikuo lagi.
"Oh, baiklah." jawabnya. Setelah itu sensei masuk dan memulai pelajaran.
Teto PoV
"Tidak ada kok." jawab Rin. Huh, aku tau Rin bohong. Tapi ya sudahlah kalau dia tidak ingin bercerita padaku. "Oh, baiklah."
Kulihat Rin hanya bengong selama pelajaran. Mukanya kusut. Ada yang punya setrika? Aku mau nyetrika muka Rin biar ga kusut lagi *dilempar Rin*.
Huft, alhasil aku juga ikut bengong karena memikirkan apa masalah Rin dan Len.
~Break Time~
Sekarang jam istirahat. Aku, Rin, Mikuo dan Len sedang berada di kantin. Aneh, biasanya Len (sejak minggu lalu.) bahkan tidak ikut kami saat istirahat.
Tapi dia juga diam saja. Aku duduk di sebelah Rin. Sementara Mikuo dan Len duduk bersampingan di hadapan kami.
Kulihat Rin hanya diam sambil melihat sekeliling. Sementara Len memainkan hpnya. Huh, mereka kenapa sih?
"Ada apa Teto?" tanya Mikuo. "Um . . . Mikuo, boleh temani aku sebentar? Aku ingin bicara." kataku setengah berbisik. Kurasa tidak terdengar oleh Rin dan Len.
Kemudian kami -Aku dan Mikuo. Pergi meninggalkan Rin dan Len yang sibuk sendiri.
"Ada apa?" tanya Mikuo. Sekarang kami duduk di belakang gedung sekolah. "Ada yang aneh dengan Rin dan Len? Kau tau mereka kenapa?" tanyaku to-the-point.
"Iya juga sih. Mereka akhir-akhir ini sering diam. Aku juga tidak tau." katanya. "Tapi yang ku tau, Len dekat dengan Mirriam. Anak tunggal dari perusahaan Crypton." lanjutnya.
Mirriam? Crypton? Crypton adalah perusahaan musik yang sangat sukses. Dengan kata lain pasti Mirriam termasuk golongan anak kaya.
"Jadi . . . Len selingkuh?" tanyaku. Kasihan Rin.
Mikuo menggeleng. "Kurasa tidak. Dia terlihat tersiksa(?) jika dekat dengan Mirriam." bantah Mikuo.
"Yang kutau Mirriam juga menyukai Len. Tapi Len menolaknya." lanjutnya lagi.
"Apa . . . " aku menggantung kalimatku.
"Len di paksa oleh Mirriam?" kataku dan Mikuo berbarengan.
"Mirriam itu anak kaya." kataku.
"Mirriam itu menyukai Len." lanjut Mikuo.
"Len dipaksa oleh Mirriam. Kalau tidak Rin akan dicelakai. Mirriam itu anak kaya, apa yang dia inginkan pasti terkabul." kata Mikuo.
"Betul juga!" kataku. "Tapi . . . Apa benar?" tanyaku. "Nanti akan kutanyakan pada Len." kata Mikuo.
Setelah itu kami kembali kekantin.
Len PoV
Argh! Mereka masih mengikutiku. Kau tanya apa yang terjadi? Baiklah, aku hanya akan cerita ke kau.
Sebenarnya, minggu lalu, Mirriam menyatakan cintanya kepadaku. Tapi karena aku sudah punya Rin dan aku mencintai Rin. Aku menolaknya.
Tapi Mirriam tetap memaksa dan mengancam akan mengganggu Rin. Awalnya aku tidak mempedulikannya.
Tapi dia memang benar ingin menganggu Rin. Waktu itu saja (sebelum aku menuruti perintahnya.) dia pernah melemparkan sebuah pisau ke arah Rin. Syukur saja tidak kena dan Rin tidak menyadarinya.
Tapi sebenarnya aku masih mencintai Rin. Sekarang, aku dan Rin duduk semeja. Kulihat dia hanya bengong. Memang hari ini Mirriam tidak masuk. Tapi kedua pengikutnya, Sonika dan Lola. Membuntutiku terus.
Rin juga kelihatan pucat. Aku jadi khawatir. Apa Rin jadi membenciku? Aku melakukan ini demi dia.
TENG TENG~
Bel masuk sudah berbunyi. Kulihat Rin langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi tanpa mengatakan apapun.
Sebenarnya aku ingin langsung memeluknya. Menjelaskan apa yang terjadi. Mengatakan aku masih sangat mencintainya. Tapi . . . Tidak bisa.
Akhirnya aku langsung masuk kelas. Setidaknya Mirriam tidak melukainya.
"Len!" panggil Mikuo sambil memegang pundakku. "Apa?" tanyaku. "Aku ingin bicara denganmu." katanya langsung menarikku.
"E-Eh? Sebentar lagi pelajaran dimulai lo." kataku. "Aku sudah minta ijin." katanya. Dia menarikku ke . . . WC cowok?
"Nah, kalau disini Lola dan Sonika tidak akan bisa tau 'kan?" katanya. E-Eh? D-Darimana dia tau?
"Kau sedang ada ma-.." "LEN!" teriak seorang perempuan sambil mendobrak pintu WC cowok tiba-tiba.
S-Sonika dan Lola? "Maaf, tapi Len. Kau tau apa yang akan terjadi 'kan?" tanya Sonika dengan nada mengancam. "Yaah, akan kulaporkan pada Mirriam-sama." ancamnya.
"Maaf Mikuo. Aku ada urusan." kataku langsung meninggalkan Mikuo dan keluar dari WC. Sonika dan Lola mengikutiku.
"Kalian puas?" tanyaku sambil menekankan kata 'puas'. Sonika dan Lola mengangguk. "Jika Mirriam-sama tau kau memberitau Mikuo. Apa yang akan terjadi yah~?" kata Sonika sambil berlalu dan Lola.
Argh! Sialan.
Rin PoV
'Apa . . . Len sudah tidak mencintaiku lagi?' tanyaku dalam hati. Len bahkan tidak melihatku lagi.
Ugh! Perutku tiba-tiba mual. Aku . . . Pusing. "Sensei. Saya mau ijin ke UKS." kataku.
"Silahkan." kata sensei memperbolehkanku ke UKS. Sementara Teto hanya memandangku. Aku berlari ke luar kelas. Air mataku tiba-tiba keluar.
Sekarang aku sedang berjalan ke UKS. Memang jarak antara UKS dan kelasku jauh.
"Kyaa." "Aw!" teriakku. Aku terjatuh karena menabrak seseorang.
"G-Gomen..." kataku sambil berdiri dan menghapus air mataku. Saat kulihat siapa dia . . .
"L-Len?" lirihku pelan. Ugh! Air mataku keluar lagi. Segera aku berlari pergi. Len juga tidak mengejarku. Dia . . . Sudah tidak mencintaiku lagi.
Aku . . . Makin pusing. Akhirnya aku minta ijin pulang saja. Hari ini aku juga tidak les. Aku akan ijin dengan Miss Luka.
Len PoV
"Kyaa." "Aw!" teriak seseorang yang menabrakku.
"G-Gomen..." katanya sambil berdiri lalu menatapku.
"L-Len?" lirihnya pelan. Rin? D-Dia menangis? Tiba-tiba dia berlari pergi. Rin . . . Pasti sudah membenciku sekarang.
Selama di sekolah aku berusaha menghindari Mikuo. Aku tidak ingin Rin kenapa-kenapa. Waktu les juga. Rin tidak datang. Dia . . . Pasti membenciku sekarang.
~Ke-esokan harinya~
"Len~" panggil Mirriam. Sial, ada Rin lagi. Aku hanya berjalan pergi. Ke tempat yang tidak terlihat oleh Rin.
"Apa?" tanyaku tajam. "Len~. Jangan kasar dong~." katanya sambil memeluk lenganku. Argh! Aku risih dengannya.
TENG TENG~
Aku langsung berjalan pergi tanpa mempedulikan Mirriam. Meski dia masih menggandeng tanganku. Aku hanya berusaha agar tidak terlihat oleh Rin.
BRAK
Aku membuka pintu kelas agak kasar karena sedang amarah. Mikuo melihatku sebentar dengan tatapan sedih. Apa . . . Mikuo tau apa yang terjadi?
Aku duduk di tempatku, Sebelumnya teman sebangkuku adalah Mikuo. Tapi karena Mirriam . . . Mikuo di pindahkan dan Mirriam yang duduk di sampingku.
"Ohayou minna." sapa Sensei sambil memasuki kelas kami. "Ohayou sensei." jawab kami serempak.
Setelah itu pelajaran di mulai. Aku hanya bengong tanpa mempedulikan pelajaran.
Mikuo PoV
BRAK
Pintu kelas kami di buka agak kasar. Len dan . . . Mirriam? Aku hanya menatap sedih ke Len. Kenapa dia seperti itu? Apa karna dia di ancam lagi? Bahkan kemarin ketika les saja dia tidak menceritakan apa-apa padaku. Padahal tidak ada Mirriam ataupun pengikutnya.
Aku hanya bisa diam memperhatikan mereka. Muka Len tampak kusut. Tapi Mirriam selalu nyangkut(?) dengan Len. Aku jadi susah untuk berbicara dengan Len. Apalagi tempat duduk kami sudah di pindahkan.
Pelajaran hari ini membosakan. Ugh.
BRAK
"Permisi." kata seorang gadis sambil memasuki ruang kelas kami. Itu . . . Rin'kan? Rin berjalan ke arah Sensei dan berbicara sebentar. Kalau di perhatikan . . . Rin kelihatan takut-takut?
"Kagamine Len. Dipanggil oleh Usee sensei." kata Sensei sambil melihat ke arah Len.
Len sepertinya kaget. Rin hanya menunduk. Len kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas. Disusul oleh Rin.
Normal PoV
"K-Kau di panggil ke kantor oleh Usee-sensei." kata Rin sambil menunduk dan terus berjalan.
Len hanya diam sebagai jawaban. Dia terus mengikuti Rin sambil menatap Rin dengan sedih dari belakang.
KREK
"Permisi." Rin berjalan masuk ke kantor guru dengan Len.
"Kagamine-san. Anda akan mengikuti turnamen basket lusa besok. Apa Anda bersedia?" tanya Sensei langsung kepada Len.
Yang di tanya hanya bengong sebentar. "M-Maaf. S-Siapa saja tim Saya?" tanya Len. Dia hanya bisa bekerja sama dengan orang tertentu. Apalagi turnamennya tiba-tiba.
Sensei mengambil selembar kertas. "Naegino Rin-san dari kelas 8b. Utatane Piko-san dari 8c. Dan . . . kau bisa cari 2 orang lagi sebagai pemain inti." jelas sensei.
'R-Rin juga ikut?' batin Len agak kaget. Sebenarnya dia ingin ikut. Tapi . . . Bisakah dia bekerja sama dengan Rin? Sementara Rin hanya diam. Meski dia tampak galau. (wess)
"Saya mohon. Saya kesusahan mencari pemain." pinta sang Sensei dengan puppy-eyes-no-jutsu(?). Meski tidak mempan bagi Len.
"B-Baiklah." jawab Len. Dia ingin bisa berbicara dengan Rin. Meski tidak menyangkut hubungan mereka.
"Terimakasih, Kagamine-san. 2 orangnya lagi akan Saya serahkan padamu. Soal jadwal latihannya. Saya harap kalian latihan sekarang juga. Karena pertandingannya akan di adakan lusa besok. Saya serahkan mereka padamu." jelas Sensei.
"Saya permisi." kata Len. Setelah itu dia berjalan keluar kantor guru. Di susul Rin.
Rin berjalan ke arah lapangan olah raga tanpa mengatakan apapun kepada Len. Len hanya bisa menatapnya sedih. 'Dia benci padaku'. Hanya itu lah yang Len pikirkan.
'Aku melakukan ini semua demi Rin. Tapi . . . Kenapa Rin malah membenciku?' katanya dalam hati.
Kemudian Len berjalan kembali ke kelasnya. Dia sudah memikirkan siapa saja yang akan di pilih untuk tim basketnya. Mikuo dan Leon.
BRAK
Len membuka pintu kelasnya. Dia berjalan masuk dengan pose coolnya.
"Sensei. Saya di suruh untuk memanggil beberapa orang untuk latihan basket." kata Len kepada Senseinya. Senseinya yang mengerti langsung mengangguk.
"Mikuo dan Leon. Harap ikut Saya." kata Len sedikit formal. Hal itu membuat Mirriam kaget. Itu berarti Len akan dekat dengan Mikuo.
Mikuo dan Leon mengikuti Len keluar kelas. "Aku meminta kalian untuk menjadi anggota tim basket init saat turnament basket besok lusa." kata Len tegas.
"Iya." jawab Mikuo dan Leon berbarengan. Berhubung mereka juga ada pelajaran olah raga.
Mereka pergi ke lapangan basket indoor yang terletak di belakang gedung sekolah. (A/N : Mana ajah boleh deh. Yang penting masih di lingkungan sekolah.)
Di situ sudah ada Rin dan Piko. Piko sedang sibuk melempar bola basket. Sementara Rin hanya duduk diam sambil memperhatikan Piko.
"Perhatian sebentar." kata Len. Dia berjalan ke arah tempat Rin. Disusul oleh Mikuo, Leon dan Piko yang mendekat.
"Kita akan latihan mulai hari ini dan sekarang. Aku harap kerja samanya." kata Len sebagai kapten tim mereka.
Meski hanya Rin yang perempuan. Dia tetap biasa saja. Mereka mulai latihan selama jam pelajaran sekolah.
TENG TENG~
Bunyi bel istirahat. Semua murid keluar kelas untuk istirahat. Ada yang ke kantin. Banyak juga yang menonton mereka latihan. Termasuk Mirriam. Tapi dia hanya berdiri di tepi lapangan.
"Rin~. Mikuo. Len." teriak Teto dari pinggir lapangan. Dia berlari ke tengah lapangan sambil membawa 4 kotak bekal. Membuat semua menoleh ke arah mereka.
"Istirahat dulu yuk! Aku buatin bento loh~" ajak Teto. "Iya~" jawab Rin dan Mikuo barengan. Sementara Len hanya diam. "Umm .. Maaf Teto. Aku . . . Masih kenyang." jawab Len akhirnya. Sebenarnya dia ingin. Tapi dia takut, jika dia dekat dengan Rin. Mirriam pasti akan melakukan sesuatu.
"Ya sudah." jawab Teto santai sambil menarik Rin dan Mikuo pergi. 'Apa . . . Kalian membenciku?' batin Len. Dia menatap kepergian ketiga teman dekatnya pergi tanpa mempedulikannya. Meski Teto mengajak Len. Tapi Len juga tepaksa menolak.
Akhirnya Len melanjutkan latihannya.
Di Tempat Teto, Mikuo dan Rin
Mereka memakan bento buatan Teto. Mikuo memakan bento bagiannya dengan lahap. Sementara Rin hanya murung tanpa menyentuh makanannya.
"Makan dong Rin~. Nanti 'kan masih mau latihan." kata Teto yang memperhatikan Rin dari tadi.
"G-Gomen Teto . . . Aku masih kenyang." kata Rin pelan. "... Iya deh. Tapi kalau lapar harus makan ya." kata Teto. Sementara Mikuo hanya diam sambil memakan bentonya.
"A-Aku mau keliling dulu ya. Sekali lagi gomen dan arigatou atas bentonya." kata Rin sambil berdiri. "Iya, ga apa apa~" jawab Teto sambil tersenyum.
Kemudian Rin pergi.
"Jadi? . . . Kasihan Rin." kata Teto sambil menunduk. "Tenanglah. Semua pasti akan baik-baik saja kok." kata Mikuo sambil berusaha menghibur pacarnya itu.
Rin PoV
Ugh.. Aku sedang pusing. Sebenarnya aku lapar. Tapi entah mengapa aku tidak mau makan. Aku kenapa ya?
Len juga . . . Cuek-cuek saja terhadapku. Tanpa kusadari aku menangis lagi. Semua murid memandangku heran. Tapi aku hanya diam saja dan terus berjalan tanpa tujuan.
TENG TENG
Bunyi bel istirahat selesai. Berarti latihan lagi. Huft ...
Aku berjalan ke arah tempat latihan lagi.
TUK
Aku terduduk di lanta begitu saja. Mataku menjadi buram. Tubuhku menjadi lemas. Aku tidak tau apa yang terjadi lagi.
.
.
.
~To Be Continue~
Chapter 1 selesai~. Oh ya, sekedar informasi, kira-kira fict ini akan ada 2 atau 3 chapter. Dan gomen kalau lama dan kurang memuaskan. Emm.. Ga banyak bacot lagi, review please~.. Menerima review dari siapa saja~.
