WARNING! TIDAK SUKA JANGAN DIBACA. Fiksi ini hanya hiburan saya semata yang coba saya bagikan hehe , asli karya saya kok jika ada kesamaan harap maklumin aja. Karaktenya milik Masashi Kisimoto saya Cuma pinjam.

.


Disclaimer : Naruto milik Masashi Kisimoto

PAIR: Sasuke Uchiha x Naruto Uzumaki

Genre: Romance (maybe)

Rating : T+

.

.

.

.

.

.


Seperti biasa pagi ini aku mengawali pagiku dengan berangkat ke sekolah. Berjalan kaki dari rumah ke sekolah karena jarak sekolah yang memang dekat hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai. Menikmati cuaca pagi hari yang masih sejuk membuatku memejamkan mata sambil merasakan angin yang membelai wajahku, menggoyangkan helaian rambutku sesuai dengan langkah kakiku ini hingga suara bising itu mengintrupsiku.

"Yo Teme" sapanya.

"Hn" balasku tanpa sedikitpun menatapnya.

Kulihat dia mencoba mengimbangi jalanku. Aku tau dia memang tidak setinggi diriku tapi aku tidak menyangka ternyata ada lelaki seperti dia yang menurutku lebih mirip seperti wanita. Tubuh pendeknya memang berisi –maksudku badannya tidak kurus dan juga tidak gemuk sedikit membentuk otot namun dengan bentuk tubuh yang mungil itu membuatnya lebih kelihatan manis daripada manly. Apalagi dengan warna rambutnya yang mencolok itu belum lagi rambutnya yang sedikit lebih panjang melebihi lehernya. Kuakui dia memang manis, namun aku tidak pernah sudi untuk mengatakan padanya. Aku Uchiha Sasuke tidak akan pernah memuji orang. Jangankan dia, Aniki ku saja tidak pernah kupuji –terutama ibuku dan marga Uchiha , ingat hanya marga Uchiha dan ibuku.

"Oy, Sas tungguin napa?" kulihat dia masih mengimbangi langkah kakiku.

"Hn" aku meliriknya, kini dia mulai bisa mengimbangi langkah kakiku. Terlihat dari nafasnya sepertinya dia habis berlari.

"Tumben berangkat pagi?" aku mencoba bertanya, biasanya aku lebih memilih menikmati perjalan kesekolah dengan diam namun entah mengapa tiba – tiba aku bertanya kepadanya.

"Haha.. iya dua minggu lagi akan ada pertandingan basket, jadinya aku harus berangkat pagi untuk latihan, hah menyebalkan sekali –ttebayo. Oh, kau jangan lupa untuk liat pertandingannya ya?" katanya sambil menunjukkan ekspresi bodohnya itu.

Ya. Dia Naruto, Naruto Namikaze. Tinggal tepat di samping rumahku, kami berteman cukup-sangat- lama, lahir di rumah sakit yang sama hingga bersekolah di tempat yang sama. Beruntung aku tidak tinggal satu rumah dengannya. Keluarganya begitu berbanding terbalik dengan keluargaku yang lebih menyukai ketenangan tapi akan berbeda jika ibuku sudah bertemu dengan ibunya, rasanya darah Uchiha yang ada pada ibuku lenyap sudah. Bahkan ayahku yang terkenal minim ekspresi bisa menunjukkan eksprsinya jika bersama keluarga Namikaze.

.

.


"Pagi Sasuke-kun, hoi Naruto" hah seperti biasa muncul satu lagi makhluk yang sebenarnya ingin sekali kuhindari.

"Ohayo Sakura-chan, wah tumben kamu pagi banget" sapa Naruto. ' dasar anak ini memang bodoh , kau saja yang selalu berangkat siang' batinku.

"Baka Naruto, aku memang selalu berangkat pagi , biar bisa bareng sama Sasuke-kun. Bukan seperti dirimu yang selau berangkat siang dan hampir terkena hukuman setiap paginya." Sudah kubilang Naruto itu memang bodoh, tapi tidak usah mengatakan sambil menempel padaku juga kan. Sakura, Sakura Haruno kami bertiga memang telah saling kenal dari SD , dia sangat mengagumiku bukannya aku terlalu percaya diri namun memang dia benar – benar mengagumiku bahkan dia membuat fans klub untukku. Aku tau bahwa dia membuat FC untukku bukan berarti aku peduli dengan Sakura. Bukan juga karena aku menstalker nya– tidak aku tidak sama sekali menstalker Sakura ataupun menanggapi perasaannya, aku tau dia membuat klub untukku karna aku dengar dari anak – anak kelasku yang ternyata ada juga salah satu dari anggota dari fans klub itu. Mereka menyebutnya SsFC 'Sasuke-sama Fans Club' apa – apaan nama itu apakah tidak ada yang lebih bagus dari itu hah, misalnya Prince Ice Sasuke juga boleh –hah apa – apaan dengan otakku ini rasanya aku mulai tertular virus bodoh milik Naruto.

"Benarkah? Hah… sebaiknya memang aku harus berangkat lebih pagi, biar bisa bareng Sakura-chan terus.. hahahaha." Cengirnya bodoh.. Dasar bodoh Naruto itu, dia itu sebenarnya bodoh atau dungu hah. Apa dia tidak lihat bahwa Sakura itu menyukaiku. Aku tidak tau orang tuanya dulu memberinya makan apa hingga dia tidak bisa melihat hah setidaknya peka sedikit. Si kuning itu menyukai orang yang jelas – jelas mengagumiku akan lebih susah mendapatkannya ketimbang saat dia berusaha mencetak point permainan basket dengan lawan yang badannya dua kali lebih besar dari tubuhnya. Apalagi dengan pesonaku ini kuyakin Sakura tidak akan mau dengan Naruto tapi apa peduliku toh dia yang akan sakit hati bukan diriku.

.

.

.

.

.


Kami telah sampai di sekolah perjalanan kali ini begitu amat sangat tidak tenang. Hah betapa tidak bakunya kata – kataku ini. Di perjalanan aku hanya mendengar adu mulut antara Sakura dan Naruto yang menurutku tidak penting itu. Aku ingin segera berada di kelas dan duduk di kursi nyamanku sambil menaruh kepalaku di atas tas dan menutupinya dengan jaket. Entah sejak kapan kebiasaan Shikamaru mulai tertular kepadaku. Kami berpisah di lantai pertama aku sekelas dengan Naruto di lantai atas dan Sakura berada di lantai bawah.

"Jaa ne Sasuke-kun" Sakura memasuki kelasnya dan aku menaiki lantai menuju kelasku tanpa menjawab Sakura karena kulihat Dobe telah menjawabnya.

"Jaa Sakura-chan" lalu Naruto ikut menyusulku. Kami berjalan menuju kelas kami, selama perjalanan tidak ada yang memulai percakapan rasanya sedikit sunyi aku tidak menyangka aku merasa pagi ini lorong kelas ini begitu terasa sepi. Aku tau ini memang masih pagi sehingga beberapa murid memang belum datang tapi berjalan dengan Naruto yang notabennya cerewet dan kini dia hanya diam membuatku kurang nyaman apalagi aku memang malas lebih tepatnya tidak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan Naruto hingga kami telas sampai pada kelas kami. 11-A tapi kulihat dia tidak memasuki kalas malah menuju ruang ganti yang ada pada setiap kelas.

"Mau kemana kau dobe." Ah sial kenapa akhir – akhir ini aku sering bertanya lebih dulu sih.

"Dasar bodoh, tentu saja ganti baju lah Teme, aku yakin kau tidak tuli kan ? Tadi pagi sudah kukatakan aku datang pagi karna akan latihan basket untuk dua minggu kedepan. Tidak mungkin kan aku latihan dengan menggunaka seragam. Aku yakin Uchiha tidak sebodoh itu kan. Baka Teme." Dia meninggalkanku sambil tertawa. Kami-sama demi apa dia mengataiku bodoh sebanyak tiga kali dalam satu kalimat bodohnya itu dan menambahkan kata bahwa Uchiha Sasuke Tuli atau tidak. Sungguh aku sangat yakin bahwa kali ini aku rasa benar – benar ingin membunuh orang. Aku tidak percaya bahwa Naruto yang notabennya bodoh mengataiku bodoh. Lihat saja kau Naruto aku Uchiha Sasuke pasti akan membalasmu.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aku niatnya mau buat tentang tokohnya satu persatu dulu jadi gimana itu sasuke, naruto dan sakura. Jadinya chapter kedepan nanti masih ada gimana itu naruto sama sakuranya. Untuk nentuin genre aku enggak tau ini itu termasuk genre apa, soalnya asal ngetik aja yang ada di otak.