DC Pairing Drabble Collection

Detective Conan/Case Closed © Aoyama Gosho

AkaiAkemi. K+. Romance, Angst.

OOC mungkin, typo juga mungkin.

.

.

.

Pemuda itu sontak terbangun. Sepasang iris hitamnya membelalak. Napasnya terengah. Keringat dingin mengucur di dahinya, sebagian membasahi bajunya hingga kuyup.

Astaga, batinnya, mencengkeram sebagian rambut, mimpi itu lagi.

Usai mengatur napas, disibakkannya selimut. Beranjak dari kasur dan segera menuju meja tempat laptopnya berada, membiarkan selimut terserak begitu saja. Dinyalakannya laptop setelah mengempaskan diri di kursi.

Seraya menunggu laptop menyala, matanya melirik jam dinding di seberang pintu kamar. Jarum panjang menunjuk angka lima, sementara jarum pendek baru beberapa mili meninggalkan angka dua menuju angka tiga.

Desah meluncur.

Lagi-lagi.

Sejak beberapa bulan yang lalu, ia selalu terbangun di waktu-waktu dini hari seperti ini. Penyebabnya sama, seperti sebuah kebiasaan yang terulang, namun menghentikannya merupakan sesuatu di luar kuasanya—mimpi buruk.

Tidak buruk, sebenarnya, jika mimpinya hanya dihiasi senyum gadis itu. Senyum teduhnya. Senyum yang selalu pemuda itu rindukan. Senyum yang, sayangnya, berakhir dengan bunyi tembakan dan bau mesiu. Dan darah. Juga sebuah tubuh yang ambruk. Ya. Mimpinya pasti indah apabila semua kilasan pahit itu tidak ada, juga sirat sedih meski sebersit dalam lengkungan senyum sang gadis berambut panjang.

Laptop dihubungkan dengan jaringan internet, dan pemuda itu siap berselancar mencari berbagai informasi yang terserak di dunia maya. Hal-hal kecil namun tak terduga bisa dengan mudah ia temukan di sini. Hal-hal kecil yang sewaktu-waktu bisa berguna tanpa disangka.

Setidaknya ia bisa membunuh waktu dengan sesuatu yang cukup bermanfaat seraya menjelang sang pagi. Membunuh segala bayang mimpi buruk tentang gadis sulung Miyano itu. Menyingkirkan segala penyesalannya yang masih mengendap di sudut hatinya untuk sementara, melupakan segala dendam yang diam-diam tersimpan di sisi tergelap hatinya,...

Berhenti. Lebih baik ia lanjutkan mencari informasi.

Huh. Bagaimana bagian bawah matanya tidak menggelap kalau setiap hari dirinya terus-terusan seperti ini...?

Nyatanya, Akai tidak keberatan, jika dengan ini ia bisa menghancurkan organisasi busuk itu. Demi membalaskan dendam Akemi yang mereka bunuh. Demi gadis itu, Akai akan melakukan semuanya...

...meski di sisi lain ia juga tahu, setelah semuanya berakhir, Akemi tetap tidak akan pernah bisa kembali.

.

.

.

.

Maaf sebelumnya, saya nggak nerima request, orz. Pair di sini juga kebanyakan yang memang canon, kecuali beberapa yang bukan semacam nantinya. Karena kalo itu sih suka-suka saya sebagai author, nyahaha~ /dihajar

Ini fic pertama saya di fandom ini, btw. Berkenan menyambut saya? :")