Sudah berapa permintaanmu yang terkabul ketika memohon kepada bintang jatuh?

Apakah sebanyak jumlah taburan bintang di angkasa?

Bagaimana bila semuanya—semua permintaanmu—menjadi kenyataan dengan hanya menjentikkan jarimu?


./.\.

Reach Many Wishes as the Number of the Stars

[—one, be your lovers.]

pairing: Hiruma Y. / Suzuna T.

Eyeshield 21 belongs with Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata

Reach Many Wishes as the Number of the Stars © Depapepe

warning: OOCness, misstypo(s), short, bukan songfic—lagunya instrumental kok, kumpulan drabble—jadi diantara chapter satu dengan chapter lainnya tidak ada hubungannya, fluff gagal?, future AU, etc—just wait and see.

summary: Sudah berapa permintaanmu yang terkabul ketika memohon kepada bintang jatuh? Apakah sebanyak jumlah taburan bintang di angkasa? Bagaimana bila semuanya—semua permintaanmu—menjadi kenyataan dengan hanya menjentikkan jarimu? — HirumaSuzuna

genre: romance

.

don't like? don't read!

RnR, please?

.

S T A R T !

.

[ —berminat untuk memohon kepada bintang jatuh, Kak Yo? ]

.


Gadis mungil beriris azure itu beberapa kali melihat langit dengan euforia senang menyeruak di dada. Surai dark blue miliknya beberapa kali bergoyang mengikuti angin. Beberapa kali ia menunjuk bintang dengan telunjuk jarinya dan bersorak kesenangan sembari beberapa kali melompat dengan kakinya yang terbungkus inline skate biru kehitaman itu.

"Bintang jatuh!" ia kembali bersorak kesenangan. Dengan cepat, ia mulai mengucapkan permohonannya di dalam hatinya. Semoga aku bisa terus menjadi orang yang ia cintai dan tetap seperti itu untuk seterusnya, ia berharap dengan mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan matanya, berdoa.

Tapi sepertinya sang pemilik apartemen terganggu dengan tingkahnya.

"Khe, Cheer Sialan. Berhentilah bertingkah seperti orang yang terlalu fanatik! Berisik, tahu!" Sang Komandan Dari Neraka itu mengingatkan gadis itu beberapa kali sembari terkadang menebakkan riffle AK-47 miliknya ke udara.

Gadis itu tidak memperdulikannya. Ia melanjutkan 'aktivitas'nya tanpa memperdulikan temperameter si pemuda itu yang semakin meninggi.

Ctak!

Sebuah senapan tertodong di pelipis kanan gadis itu. "Diamlah, Brengsek. Apa kau tidak tahu kalau kau sangat menganggu?"

Sebutir keringat dingin meluncur dari gadis itu. Ia menganggguk dengan gugup sembari menutup bibirnya rapat-rapat. Ia perlahan menjauhi senapan itu darinya dan mulai angkat bicara. "Kak Yo, kalau tidak ingin aku berteriak seperti itu, jangan bawa aku ke apartemenmu, dan menunjukkan pemandangan sebagus ini di balkonmu, dong!"

Hiruma hanya melirik ke gadis itu dengan tatapan remeh dan bibir berbentuk seperti garis miring, "yeah, yeah, whatsoever." dan menyeret gadis itu masuk ke ruangan dan menutup pintu balkon.

Gadis itu—Suzuna—hanya bisa menggembungkan pipinya dan membuang muka. Bah, untuk apa meladeni setan satu ini? Ia sudah kebal dengan segala macam jenis kemarahannya! Untuk apa takut padanya? Ha. Tidak berguna.

Hiruma pun menyeretnya ke kursi ruang teve, dan menyuruhnya duduk. Suzuna tidak memperdulikannya, ia tetap menggembungkan pipinya dengan angkuh dan menyilakan tangannya.

Heck, ternyata ada yang lebih berani lagi dengan setan itu setelah Mamori, ya?

Yah. Setelah Universitas Enma-lah yang memenangkan Rice Bowl, sifat Hiruma berubah menjadi lebih 'brutal'—bagi Suzuna, tentu karena hanya kepada Suzuna lah ia menunjukkan ke'brutal'annya.

But he doesn't wanna admit that.

"Argh, bisa tidak sih kau berhenti bertingkah menjijikan seperti itu dan duduk?" Hiruma menyembur—membentak—Suzuna yang semakin menjadi-jadi. Yah, yah. Berteriak saja sana. Dasar setan.

Suzuna hanya membuang muka, "tidak mau."

Hiruma mengerang frustasi. Ia hanya berdecak sembari mengabaikan gadis itu dan mulai merebahkan tubuhnya di sofa ber-luxury itu dan memejamkan matanya sembari menopang kepalanya dengan menyilakan kedua tangannya.

"Well, terserah. Yang jelas aku tidak akan mau menciummu lagi kalau mimik wajahmu menjijikan seperti itu." Hiruma mengucapkannya dengan santai, dan menyeringai kecil sembari membalikkan tubuhnya.

Suzuna hanya bisa memerah sembari menghampiri Hiruma sembari mencubit lengannya keras-keras.

"Tidak lucu!"


.

mind to review?

.


next›››