Arunasachi

Proudly Present

"Say I Love You"

Fairytail © Hiro Mashima

Warning : OOC, typo

~Happy Reading~

"So beautiful…." Click.

"Just like that.." Click.

"One more pose…" Click.

Yeah, seorang gadis bersurai pirang bermanik karamel yang memabukkan tengah sibuk berpose mengikuti arahan sang fotografer, senyuman yang dapat membuat setiap lelaki mabuk kepayang itu tak pernah luntur dari wajahnya. Dapat dilihat setiap kru yang membantu proses pengambilan gambar itu terus mengagumi kecantikan alami yang dimiliki gadis ini. Tak sia-sia Loke Leo bersedia menjadi manager seorang Lucy Heartfilia.

Mengapa tidak? setiap fotografer, sutradara, maupun manager artis lainnya mengucapkan kata memuji pada artis besutan Fairytail Entertainment ini. Fairytail Ent. Memang terkenal akan produsen artis-artis berbakat, salah satunya tentu saja Lucy Heartfilia yang baru melakukan debut nya di dunia keartisan tahun lalu, namun telah meraup kesuksesan besar padahal baru satu tahun karirnya berlangsung.

Walaupun Lucy masih murid SMA, dia telah mencuri hati banyak orang dengan senyumannya. Dan juga hati seorang Hibiki Lates yang memiliki hubungan yang tak jelas dengan Jenny Realight. Banyak yang mengatakan bahwa Lucy heartfilia sedang dekat dengan pria-yang-paling-ingin-dikencani banyak gadis itu, namun masih belum ada konfirmasi oleh kedua pihak tentang rumor tersebut.

Tapi ada satu hal yang tak diketahui banyak orang bahwa, Lucy si gadis pujaan menaruh rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap seorang pemuda di sekolahnya. Ini juga belum bisa dikatakan sebagai rasa suka karna Lucy hanya merasa penasaran karena pemuda itu sangat misterius baginya. Pemuda itu bernama Natsu, pemuda yang benar-benar telah mengalihkan pandangan Lucy sepenuhnya padanya kalau di sekolah.

.

.

.

"Good job, Lucy." ucap Loke senang, sambil memberikan sebotol minuman dingin pada Lucy yang baru saja menyelesaikan pengambilan gambarnya.

"Terima kasih Loke." ucap Lucy sambil membuka minuman itu lalu meneguknya.

"Oh iya, aku telah mengosongkan jadwal mu seminggu kedepan. Kau bilang kau ada ujian di sekolah kan ?" Ucap Loke.

"Benar, aku harus belajar untuk itu. Setelah ini apa ?" Tanya Lucy sambil mengikat rambutnya yang tergerai sejak tadi.

"Tidak ada, kau bisa langsung pulang dan beristirahat." Jawab Loke.

"Haaah, itu sangat melegakan sekali." Ucap Lucy sambil pergi untuk mengganti pakaiannya.

Tak lama kemudian Lucy kembali dengan mengenakan pakaian biasa nya, sepertinya ia telah siap untuk pulang.

"Eve telah menunggu di parkir. Kau pasti langsung menemukannya nanti." Ujar Loke

"Lalu bagaimana dengan mu ?" Tanya Lucy, karena biasanya pria ini akan selalu mengantarkan Lucy ke rumahnya.

"Aku punya janji dengan seorang fotografer, seorang teman lama." Loke terkekeh ketika dia mengucapkan kata "teman lama", karena pada dasarnya mereka bukan teman lama yang seolah-olah sudah lama tak bertemu, tetapi mereka memang telah berteman sejak lama sampai sekarang.

Lucy hanya ikut tertawa melihat Loke yang merasa geli dengan ucapannya sendiri. Merasa sudah saat nya baginya untuk pulang, Lucy pamit pada Loke. Benar apa yang dikatakan Loke, dia bisa langsung menemukan Eve di parkiran.

Eve dengan senyum ramahnya membukakan pintu mobil untuk Lucy. Lucy membalas senyum Eve, lalu masuk kedalam mobil. Dan mobil itu melesat menuju Apartemen Lucy.

.

.

.

Gadis bersurai pirang itu melangkah dengan tenang di sepanjang koridor Fairytail High School. Yap, Lucy Heartfilia. Gadis itu di sepanjang langkahnya terus di berikan tatapan kagum dan ucapan selamat pagi dari teman-teman sekolahnya. Lucy dengan senang hati membalas sapaan mereka, Lucy bukanlah gadis yang sombong meskipun dia telah menjadi seorang artis terkenal tapi dia tetap menjadi Lucy yang baik dan ceria di sekolah.

Lucy membuka pintu kelasnya dengan sedikit keras dan mengucapkan " Ohayou Minna !" dengan suara keras yang penuh semangat, sehingga membuat semua kepala tertuju padanya dan juga membalas sapaannya dengan tak kalah semangat.

Lucy berjalan menuju bangku nya, dan mata karamelnya tertuju pada seseorang yang duduk di belakang bangkunya. Nama nya Natsu, hanya Natsu. Laki-laki pendiam yang hanya bicara sepatah dua patah saja jika ditanya. Lucy sebenarnya sangat penasaran dengan sosok Natsu ini, Lucy tak pernah melihat matanya secara langsung karena dia selalu saja memakai kacamata nya yang tebal dengan frame yang juga tak kalah tebal.

Penasaran, sangat penasaran sekali.

"Cy.."

"Lucy…"

"LUCY !" Gray berteriak tepat di telinga Lucy yang sedang berdiri dengan bola mata yang tertuju pada sosok Natsu yang sedang membaca dengan tenang.

Lucy tersentak kaget. Menyadari dia sedang melamunkan Natsu, dan Gray yang berteriak dengan keras di telinganya.

"A-ada apa Gray?" tanya Lucy sedikit gugup karena Natsu sedikit melirik padanya, namun hanya sebentar dan ia kembali mambaca buku tebalnya itu.

"Aku sudah berteriak di telingamu sejak tadi! kau melamun ya? aku Cuma mau pinjam pr mu, aku belum selesai mengerjakannya." Gray sedikit gemas karena Lucy tidak mengindahkan panggilannya tadi, tapi mau gimana lagi dia kan mau pinjam pr nya Lucy.

"Oh? Pr? Ini." Lucy menyerahkan buku pr nya pada Gray, dan langsung menduduki bangkunya sambil menghela nafas.

"Ada apa Lu-chan? Kau ada masalah?" Tanya Levy yang berada di samping bangkunya.

"Tidak, aku baik-baik saja kok." Jawab Lucy sambil tersenyum.

"Baguslah kalau begitu." Ucap Levy membalas senyuman Lucy

.

.

.

"Lu-chan, ayo ke kantin." Ajak Levy saat bel istirahat telah berbunyi.

"Gomen Levy-chan. Sepertinya kali ini aku tak bisa, aku harus mengembalikan buku yang ku pinjam dua minggu yang lalu ke perpustakaan. " Jelas Lucy sambil memperlihatkan beberapa buku tebal di tangannya.

"Um baiklah, kalau begitu aku akan mengajak Gajeel saja." Ucap Levy semburat merah tampak muncul di wajahnya ketika mengucapkan nama Gajeel. Lucy mengangguk tanda setuju, dan Levy pun segera pergi menemui Gajeel.

Lucy pergi menuju perpustakaan sambil membawa beberapa buku tebal itu di tangannya, yah walaupun tadi ada beberapa temannya yang ingin membantu Lucy membawakan buku itu, namun Lucy menolaknya dengan halus.

Yap, sekarang disini lah dia, salah satu tempat favorite nya Perpustakaan Sekolah. Well, Lucy memang bisa dikatakan sangat menyukai buku. Dia baru saja selesai mengembalikan bukunya, dan memutuskan untuk mencari buku lain untuk dipinjamnya kembali.

Lucy tengah mencari buku yang menurutnya menarik di rak-rak buku tersebut, hingga mata nya tertuju pada seseorang yang duduk di meja paling sudut di dekat jendela dengan buku tebal di atas meja nya.

Natsu.

Lucy mengambil salah satu buku dengan asal, lalu memutuskan untuk duduk didepan Natsu. Natsu yang menyadari ada yang duduk didepannya, mengangkat kepala nya perlahan untuk melihat siapa gerangan seseorang yang duduk didepannya.

Lucy tersenyum ke arah Natsu, namun Natsu tak membalas senyuman Lucy. Dia hanya menatap sebentar Lucy lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Lucy menghela nafas karena Natsu tak membalas senyuman nya, lagi pula memang mustahil untuk berharap Natsu membalas senyumannya.

Lucy merasa bosan karena buku yang diambilnya dengan asal itu kurang menarik baginya. Lucy mengalihkan pandangannya ke arah Natsu yang masih menatap keluar jendela. Lucy mulai memperhatikan Natsu, Natsu selalu menyisir rapi rambut nya yang berwarna Pink yang menurut Lucy cukup unik, apalagi dia laki-laki. Dia memiliki rahang yang tegas, dan bibirnya….bibirnya sexy.

'Uh-Oh ? Apa yang ku pikirkan ?' wajah Lucy memerah karena pikirannya sendiri.

"Kenapa kau terus menatap ku sejak tadi?" Tanya Natsu datar sambil menatap Lucy.

Lucy tersentak kaget, ternyata dia ketahuan sedang menatapnya diam-diam sejak tadi.

"T-tidak, tak ada apa-apa. A-aku hanya ingin berteman dengan m-mu." Ucap Lucy gugup, sangat gugup malahan karena pria itu berbicara padanya.

"Maaf, tapi aku tak tertarik untuk berteman dengan mu" ucap Natsu masih dengan nada datarnya.

"Tapi aku sangat ingin berteman dengan mu." Ucap Lucy menatap Natsu dengan harap.

"Sudah ku katakan, kalau aku tak tertarik untuk berteman dengan mu." Ucap Natsu lagi.

"Kalau begitu, akan ku buat kau mau berteman dengan ku." Ujar Lucy dengan mata berkilat-kilat karena menurutnya pria di depannya ini cukup keras kepala.

Ini Lucy yang salah liat atau memang Natsu tadi tersenyum sangat tipis, namun Lucy masih dapat melihatnya, ia yakin kalau dia tak salah lihat. Natsu itu tersenyum walaupun sangat tipis dan hanya sekejap mata.

"Terserah." Ucap nya berdiri lalu menutup buku nya dan melangkah pergi meninggalkan Lucy sendirian.

.

.

Lucy membuka kulkas nya untuk mencek persediannya, karena ia harus memasak makan malamnya sebentar lagi. Lucy menghela nafas karena kulkas nya bisa dibilang kosong. Maka itu Lucy memutuskan untuk pergi ke supermarket yang lumayan tidak dekat dari rumahnya.

Lucy memakai jaketnya, lalu menggulung rambutnya dan langsung memakai topi. Sehingga rambut pirangnya terbungkus seluruhnya oleh topi, tak lupa pula kaca mata berframe merah bertengger di hidungnya. Dengan begini dia bisa keluar dengan tenang.

.

.

Lucy memeluk belanjaannya yang terbungkus kertas dan membawa yang satunya lagi dengan kantong plastik, kenapa lucy tak meminta untuk plastik keduanya? yah karena menurut Lucy jika membawa kantong plastik besar di kedua tangannya, ia akan terlihat seperti tukang sampah. Sungguh pemikiran yang aneh.

Lucy melewati sebuah lapangan basket yang biasa digunakan oleh orang untuk streetball. Terdengar bunyi dentuman bola dari lapangan itu yang mau tak mau menyita perhatian Lucy. Lucy dapat melihat seseorang sedang bermain disana sendirian. Dia mengenakan hoodie merah yang menutup kepala nya.

Lucy berhenti sejenak untuk melihat permainan orang itu. Orang itu men-dribble bolanya, lalu dengan gerakan yang terlatih dia melakukan Dunk yang sangat mengagumkan. Membuat hoodie yang menutup kepala nya terbuka menampakkan rambut Spike yang berwarna pink. Tunggu dulu, Pink? eh? PINK?

Lucy menajamkan penglihatannya dan apa yang dia lihat benar rambut orang itu Spike berwarna Pink, Seperti rambut Natsu. Orang itu dengan nafas yang memburu karena habis bermain, mengalihkan pandangannya ke arah Lucy.

Betapa terkejutnya dia melihat Lucy yang sama menunjukkan ekpresi terkejut.

"Natsu ?" hanya kata itu lah yang keluar dari bibir Lucy.

Pemuda yang berada di tengah lapangan itu menelan ludahnya.

.

.

To Be Continued…..