Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto
Rated : T
Genre : Horror, Romance
Warning! : AU, OOC, typo, gaje, dll.
Based on a horror movie, Posession.
Not really similar :)
BRUK!
"Nii-san! Aku capek nih! Aku istirahat dulu yah!" seru seorang cewek berambut kuning cerah bermata blue sapphire serta tiga garis kelahiran di pipinya. Meletakkan beberapa box kardus di depan pintu.
"Naruko-chan, jangan begitu! Barang-barangmu masih ada di mobil!" teriak seorang pria yang mempunyai rupa yang sama dengan Naruko, nama cewek tadi.
"Tapi Naruto-nii, aku capek…" Naruko menduduki dirinya di sofa teras sambil mengelap peluhnya.
"sudahlah, Naruto-nii, aku saja yang mengangkat barang-barangnya Naruko-chan." Seorang cewek berambut pirang pucat yang bermata aquamarine mulai angkat bicara.
"Terserah lah, aku mau megangkat barang-barangku kekamar baruku dulu." Naruto mengangkat beberapa kardus dan membawanya masuk ke rumah baru mereka.
"Arigatou, Ino-nee! Nee-chan baik deh!" Naruko melepaskan sepatu kets teal-putih nya lalu berbaring di sofa yang dia duduki tadi.
Mereka baru sampai di rumah baru yang dibelikan mendiang orang tua mereka. Mereka mencantumkan di surat wasiatnya bahwa rumah yang kini akan di tempati Naruko, Naruto, dan Ino adalah milik mereka bertiga. Rumah tingkat 2 bercatkan biru tua minimalis itu akan mereka huni seumur hidup mereka.
Ino membawa 3 box di tangannya dengan hati-hati, mengingat dia sedang menaiki tangga. Perlahan dia langkahi anak tangga, terkadang beberapa kali ia hampir jatuh.
"Huh! Kenapa aku sendiri yang tinggal di kamar lantai dua itu?! mereka hobi sekali membuatku menderita!" keluh Ino.
Beberapa langkah lagi, Ino akan sampai di kamar barunya. Letaknya jauh berada di pojok kanan koridor. Ino melihat-lihat situasi koridor yang sempit itu. Sepertinya, orangtua mereka membeli rumah yang sudah lama tak dihuni. Lihatlah, bingkai-bingkai yang bertengger di dinding bercatkan ungu itu letaknya miring dan berdebu. Bahkan, diantara bingkai-bingkai itu ada yang kacanya pecah dan gambar nya begitu mengerikan. Cat dindingnya kusam dan terkelupas-kelupas. Mengerikan.
BRUK!
Ino meletakkan box tadi di samping pintu kamarnya. Sebelum mengambil kunci kamar barunya, di tatapnya sebentar sebuah bingkai foto besar di dinding sebelah kamarnya, dan juga sepertinya dibawah bingkai foto itu ada meja yang beralaskan taplak berwarna biru gelap. Disana, terlihat seorang wanita cantik berambut pirang bergelombang, bermata coklat, dan berkulit coklat eksotis memakai dress pink sepaha sambil memeluk boneka berbentuk buah blueberry. Cukup lama Ino menatap foto itu. Seakan jiwa Ino ditarik kedalamnya. Tersadar, Ino langsung menggelengkan kepalanya dan membuka kamarnya.
Ketika ia memasuki kamarnya, dia merasakan hawa yang tidak enak di kamar ini. Seperti ada hawa negatif di dalamnya. Tapi, Ino hanya menganggap dia belum bisa beradaptasi kamar ini. Kalau membicarakan keadaan, kamar ini lumayan untuk rumah yang lama tidak dihuni. Dindingnya yang bercatkan indigo masih tetap utuh, tidak ada yang terkelupas. Sama sekali tidak ada. Lemari bajunya juga masih disini. Hanya saja, kaca yang terdapat di pintu lemari itu sudah berkarat di pinggirnya. Tempat tidurnya juga rapih sekali. Coba bayangkan dengan keadaan di koridor tadi. Aneh sekali, bukan? Kamar ini berbanding terbalik dengan keadaan di koridor tadi. Pernyataan tersebut sempat terlintas di pikiran Ino saat dia memasuki kamar ini. Tapi sudah saya bilang, dia mengabaikan pernyataan itu. Setelah itu, Ino langsung membereskan barang-barangnya.
"Ino-chan! Ayo kita makan siang!" teriak Naruto dari bawah.
Ino yang baru saja meletakkan beberapa novelnya di atas meja tersebut langsung berjalan keluar kamar dan turun dari tangga lalu menuju ruang makan.
SREEKK SREEKKK
Buku yang Ino letakkan tiba-tiba terbuka karena terjangan angin. Dari mana asal angin itu? padahal semua jendela dalam keadaan tertutup rapat.
.
Sinar pagi yang hangat sedang berusaha membangun kan gadis berambut pirang ini. Memasuki celah kecil di gorden kamar sang gadis. Seperti alarm yang berdering untuk membangunkannya. Ino membuka matanya dengan perlahan. Menampakkan sepasang manik aquamarine cerahnya. Tapi, ada suara yang bisa membuatnya tersentak.
"Ino-nee, Naruto-nii! Ayo kita jalan-jalan!"
'Huh! Dasar adik sialan! Aku ini baru bangun tidur tau!' Ino membatin kesal. "Iya, sebentar!" Ino membalasnya dengan teriakan juga.
Dengan segera Ino melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang ada di kamarnya. Setelah selesai, dia berjalan menuju lemari bajunya. Dibukanya lemari itu, dia memilih-milih baju apa yang akan di kenakannya. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah dress pink sepaha di lemarinya. Dia menatap dress itu dengan heran.
"Baju siapa ini? Sepertinya ini bukan punya ku. Tapi, aku pernah melihatnya."
Ino berpikir keras. Hingga akhirnya dia teringat sesuatu. Dia keluar dari kamarnya dengan keadaan maasih dibalut handuk merah maroon-nya.
Sekarang, didepannya ada sebuah foto yang ia lihat semalam. Dibanding-bandingkan dress yang di foto itu dengan dress yang ada di tangannya. Sama persis! Dress pink sepaha dengan aksen bunga yang di ukir diatas kayu di bagian dada kirinya. Berkali-kali dia melihat kedua objek itu. Pertamanya, Ino merasakan ada hal aneh disini, tapi dia langsung mengabaikannya.
"Not bad. Kupakai sajalah!"
Dia berbalik memasuki kamarnya dan memakai dress itu lalu pergi meninggalkan kamarnya.
Tak lama setelah kepergian Ino, taplak meja tersebut berkibar-kibar pelan oleh angin. Padahal, di sekitar koridor sana, tidak ada jendela atau ventilasi satupun.
.
"Konnichiwa minna-san! Kita hari ini mau jalan-jalan kemana?" teriak Naruko. Ino langsung mengambil tempat duduk di sebelah Naruto dengan tidak semangat.
"Hanya berkeliling. Menyapa tetangga-tetangga sekitar sini" kata Naruto sambil melahap sereal coklatnya.
"Naruto-nii, kau tau? Tadi tetangga sebelah nyapa aku lho! Ganteng lagi!" Naruko menceritakannya dengan antusias. Sedangkan Ino, dia hanya memotong pancake-nya dengan agak kasar dan kuat. Naruto tidak memperdulikan hal itu dan memusatkan perhatiannya ke Naruko.
"Namanya bagus, Menma! Cocok sekali dengannya yang memiliki tampang bagus." Selain antusias, matanya juga berbinar-binar senang. Tetapi, disertai dengan suara dentingan pisau dan piring dari Ino. Lama-lama kuat, semakin kuat, benar-benar kuat, kuat sekali, dan…
"Ino-chan beris-"
TUK!
PRAANG!
Piringnya telah terbagi dua.
"Ino-nee, sepertinya nee-chan kekamar saja. Nampaknya nee-chan ada masalah. Nanti kalau sudah tenang, nee-chan susul kami, ok?" Naruko membawa gelas susunya menuju dapur.
Ino kembali kekamarnya dengan wajah yang bercampur kaget dan heran. Dia tidak pernah seperti ini. Bahkan tadi dia merasa jiwanya hilang. Kalau dia sedih atau galau, dia tidak akan berlaku separah tadi. Ketika dia berhadapan dengan cermin lemarinya. Dia menatap pantulann dirinya di cermin itu dengan teliti.
"Ini, bukan seperti aku yang biasanya."
TBC
Haah~~ selesai juga fic ini. Kemungkinan, Sai akan tampil di chapter 2 atau 3. Gomen ne kalau ada salah dan fic ini pendek *kebiasaannih! Jangan lupa di review yaa!
