Dini Hari Itu
by Lomiashi
BoBoiBoy © Animonsta Studio Sdn. Bhd.
Dedicated for #RamadhanChallenge
Warning!
AU, possible OOC and typo(s), BoBoiBoy three elemental siblings, dsb.
Penulis sama sekali tidak mengambil keuntungan materiil dari fanfiksi ini!
.
.
.
.
[Day 1: Sahur]
.
.
.
Bunyi berdering alarm mengisi kamar yang awalnya sunyi. Membangunkan Halilintar dari tidurnya. Desahan nafas panjang terdengar setelah alarm dimatikan.
Di hari pertama bulan Ramadan, Halilintar pun menjadi yang pertama menyiapkan makanan sahur. Membuatnya harus bangkit dan menyeret langkah ke dapur. Padahal dirinya masih merasa tak cukup tidur. Namun, mau bagaimana lagi? Tidak mungkin 'kan ia dengan teganya melempar tanggung jawab pada salah satu adiknya?
Di dapur, Halilintar disambut oleh bunyi berulang pisau yang bertemu talenan. Dengan salah satunya adiknya yang memakai apron. Dan sama sekali tak menyangka kalau itu Taufan setelah memerhatikan sejenak.
Taufan menoleh, mendapati Halilintar yang hanya diam di bibir 'pintu' dapur. "Eh? Kak Hali udah bangun yah... Biasanya dibangunin dulu."
Basa-basi Taufan sama sekali tak digubris. Halilintar melangkah masuk ke dalam dapur. Tak mendekati Taufan, tetapi menuju meja makan dan menarik kursi sebelum akhirnya duduk.
"Kamu ngapain? Ini 'kan harusnya giliranku."
"Oh, iya kah?" Taufan menepuk dahi seraya tertawa singkat. "Aku lupa. Tapi udah terlanjur. Kusambung aja yah, Kak?"
"Terserah."
Bunyi-bunyian sebelumnya kembali terdengar. Rasa kantuk masih dirasakan. Membuat Halilintar melipat tangan di atas meja. Menenggelamkan kepala.
"Aku tidur lagi sebentar."
"Oke, Kak!"
.
.
"Kak Hali! Kak Hali!"
Panggilan serta guncangan di pundak membangunkan. Diucek-ucek mata yang masih terasa berat. Sebelum menatap wajah Taufan yang tampak panik.
"Kak Hali bukannya masak malah tidur di sini. Tuh 'kan jadi Gempa yang masak. Mana bentar lagi imsak."
Dengan setengah sadar, Halilintar menoleh, melihat adiknya yang lain tengah memasak. Kembali ditatap Taufan yang tadi sedikit mengomel. "Kamu nyuruh Gempa nyambung masakmu tadi? Tadi katanya mau nyambung masaknya—"
"Hah?" Jeda sesaat, Taufan berusaha mencerna perkataan sang kakak. Membuat raut wajahnya semakin bingung. "Nyambung masak? Kapan aku masak, Kak? Aku baru bangun. Kak Hali ngigau yah?"
Seolah ada aliran listrik yang menyengat, Halilintar langsung kehilangan rasa kantuk. Berbagai pertanyaan Taufan membuatnya turut bertanya, 'Terus, yang tadi itu siapa?!' Membuatnya perlahan merapat ke sisi Gempa.
"Kak Hali kenapa?"
"Gem, itu kan tandanya Kak Hali lagi ketakutan. Kak Hali habis liat hantu?"
Tak ingin menjawab, Halilintar berlagak membantu Gempa. Sial. Masa bulan puasa begini ada hantu? Yang benar saja!
.
.
.
.
Fin
.
.
.
A/N: halooo (。・ω・。) jadi karena aku gabisa nulis full sebulan (yang disebabkan beberapa kendala), aku memutuskan untuk republish(?) ini ke sini. Mungkin sekalian lanjut beberapa day yang udah ada idenya atau republish yang udah ada di fb. Tergantung mood-ku gimana hue. So, enjoy muehehe~
Akhir kata, jangan lupa senyum dan bahagia! ( ^o^)/
~Lomiashi
