Cute Boy and Handsome Girl

A Gakuen Alice Fanfiction

Written By JuLie-Chii IchiRuki ChuBbY

Disclaimer : Gakuen Alice © Tachibana Higuchi

Warning : OOC, TYPO. DON'T LIKE, DON'T READ!

Let's Enjoy it!

Welcome to Gakuen Alice. Sebuah tempat dimana para manusia berkemampuan di luar kemampuan normal berkumpul. Tepatnya sih sebuah sekolah yang hanya berisi manusia-manusia aneh.

Dan pada sore hari di sebuah kelas, tepatnya kelas X-B gedung SMA, seorang pemuda berwajah manis sedang sibuk bermain dengan kelincinya, disamping pemuda itu duduk seorang perempuan yang sibuk sendiri dengan penelitiannya. Siapa lagi mereka kalau bukan Ruka Nogi dan Hotaru Imai? Dan sekarang, rupanya mereka sedang menunggu teman mereka yang belum juga datang, dan telah dipastikan tak akan datang karena sekarang sudah 3 jam berlalu semenjak waktu janjian.

"Apa kau masih mau disini, Ruka-pyon?" tanya Hotaru yang baru saja menyelesaikan kegiatannya, yang tahu-tahu sudah tercipta sebuah ramuan dalam botol kecil yang aneh.

"Ah, iya, tapi sebentar lagi aku akan kembali ke asrama kok. Dan kalau Imai-san memang mau pergi duluan, silahkan!" jawab Ruka sambil tersenyum.

"Percuma saja kau ngotot menunggu mereka, mereka pasti lupa kalau sudah janjian sama kita," kata Hotaru dengan wajah datar plus dingin andalannya.

Ruka tertawa. "Ah, kalau itu sih aku juga sudah tahu. Dan, emm,... apa yang dibuat Imai-san tadi?"

"Oh, ini? Entahlah, aku belum mengujinya, dan yang pasti hasilnya pasti luar biasa. Ruka-pyon mau coba?"

Ruka bergidik.

"Kau pasti berpikir obat ini bisa membunuhmu kan?" tanya Hotaru, sebuah senyum aneh tersungging di bibirnya, membuat Ruka semakin merinding.

Gadis yang wajah dan ekspresi bisa dibilang tak begitu berubah sejak dulu itu membuka tutup obat yang dibuatnya. "Aku memakai Alice Nono-chan saat membuatnya," jelasnya. "Kalau kau tak percaya, aku bisa mencobanya duluan." Hotaru meminum cairan itu sendiri.

Satu lirikan ke arah Ruka dan tiba-tiba,... GLEK. Hotaru berhasil memaksa Ruka meminum obat itu. Caranya? Itu rahasia.

Beberapa tegukan dan,... BOOM.

Asap berkumpul di sekitar kedua orang itu, dan ketika asap mulai menghilang,... WTF? Tubuh Ruka jadi tubuh anak perempuan, kecil dan manis. Dan tubuh Hotaru berubah jadi tubuh laki-laki, besar, gagah, tampan, dan tentunya semakin cakep dengan tampang cool-nya itu.

"Wah, ternyata jadi seperti ini ya?" gumam Hotaru sambil mencoba bangkit dari duduknya. "Dan Ruka-pyon, aku pinjam seragammu dong, tidak mungkin kan aku memakai pakaian perempuan dalam wujud seperti ini!" kata Hotaru lagi pada Ruka yang masih duduk di lantai dengan mata membelalak dan baju seragam yang kebesaran.

"Eh, tentu saja. Tapi, bukankah lebih baik lagi kalau kita meminum obat penawarnya?"

"Aku belum membuatnya," jawab Hotaru dengan tampang datar, sangat datar.

Hening,...

Hening,...

Dan masih saja hening.

Sampai tiba-tiba saja, Ruka bangkit dan menarik Hotaru ke kamar mandi.

"Apa maksudmu Imai-san?" tanya Ruka dengan wajah merah dan nada berteriak, tentunya ketika mereka sudah sampai di kamar mandi yang sepi.

Hotaru malah sibuk menjepret pemandangan di depannya itu.

"Tenanglah Ruka-pyon, nanti juga akan kubuatkan obat penawarnya. Sekarang, ayo ganti baju dulu dari pada terus berpenampilan aneh begini," kata Hotaru.

Mau tidak mau, Ruka menyadari bahwa kata-kata Hotaru itu benar.

"Tapi,..." Ruka memandangi tubuhnya, tapi langsung mengalihkan pandangan karena tidak sanggup melihat.

"Kau tak pernah melihat badan perempuan ya?" tanya Hotaru, yang sudah melepas blazernya, membuat Ruka merona.

"Tutup saja matamu ketika melepas pakaian. Nanti bajuku akan kuletakkan di pintu bilik kamar mandimu," kata Hotaru sambil memotret wajah Ruka.

"Umm,... baiklah."

Dan Ruka masuk ke bilik di belakangnya, sedangkan Hotaru tetap ganti baju di tempat itu. Masing-masing melepas pakaian dan menyampirkannya di pintu bilik tempat Ruka berganti pakaian. Keduanya berganti pakaian dalam hening.

"Aku sudah selesai, kau bisa memakainya Ruka-pyon?" tanya Hotaru.

"I,... iya, aku bisa kok," jawab Ruka. Dan pintu bilik terbuka mengikuti kalimat Ruka.

Hotaru memandang Ruka dari atas kebawah.

"Kau lebih cocok memakai seragam perempuan daripada perempuan manapun," komentar Hotaru.

"Kau juga lebih cocok memakai pakaian laki-laki daripada laki-laki manapun," balas Ruka tanpa sekalipun berani memandang Hotaru, dia malu sekali. Dan walaupun dia tak melihat sosok Hotaru yang tampan itu, dia tahu pasti bahwa pernyataannya memang benar.

"Hei, hei, kau bahkan tidak melihatku. Ayo lihat aku!" kata Hotaru sambil memegang dagu Ruka kemudian mendongakkannya.

BLUSH, Ruka blushing dan langsung menampar Hotaru hingga gadis, maksudnya pemuda, itu terjengkang ke lantai.

Hotaru memegangi pipinya yang di tampar Ruka, sambil memandangi Ruka yang berlari keluar toilet.

"Dia bahkan lebih cewek dari pada cewek," kata Hotaru sambil tersenyum senang. "Ngomong-ngomong, seragam yang sedikit kebesaran buat Ruka-pyon ternyata pas sekali dengan ukuranku sekarang ya."

Dan dia pun bangkit dari lantai, menuju kamarnya di asrama.

C.B.n.H.G

Hotaru berjalan di sepanjang jalan menuju kelasnya, disampingnya berjalan seorang Ruka Nogi yang manis.

Rambut panjang Ruka yang berwarna pirang sesekali tertiup angin ke arah depan, membuat pemuda yang menjadi perempuan itu kerepotan.

"Diiikat saja," kata Hotaru yang gemas melihat kelakuan Ruka.

"U-umm, iya, baiklah," katanya sedikit merona.

Ruka pun mencari-cari karet di dalam tas-nya.

Hotaru yang tak tahan melihat tingkah Ruka yang gasrak-gusruk dari tadi langsung saja mengambil karet dari dalam tasnya dan mengikat rambut Ruka tanpa persetujuan dari pemiliknya.

"Nah, begini kan lebih nyaman," kata Hotaru sambil melepaskan ekor rambut Ruka dari sentuhan tangannya.

Ruka semakin merona. "Oh ya ampun, apakah obat itu juga mempengaruhi psikologis ya?" batin Ruka.

Kembali keduanya berjalan dalam hening. Ruka sibuk dengan pikirannya, sedangkan Hotaru sibuk memperhatikan Ruka.

"Manis sekali," kata Hotaru, kemudian CKREK.

"Eh?" Ruka menoleh ke arah hotaru, mendapati pemuda itu sedang menyeringai sambil memamerkan sebuah kamera. Sadarlah Ruka kalau pemuda itu baru saja memotretnya. "Apa yang kau lakukan Imai-san?" tanyanya sambil berusaha merebut kamera Hotaru.

"Memotretmu nona cantik," jawab Hotaru. Hotaru kemudian menarik tangan Ruka, membuat jarak di antara keduanya memendek. "Panggil saja Hotaru, Ruka-pyon," kata Hotaru di telinga Ruka.

"Dasar mesuuuummm!" kata Ruka sambil memukul Hotaru dengan tasnya.

Ruka langsung lari secepat yang dia bisa, berada di dekat Hotaru membuatnya berdebar-debar dan demam. Jadi, Ruka pun mengubah arah larinya menuju rumah sakit.

T B C

A/N : Entah author satu ini kerasukan apa kok bisa bikin cerita seperti ini.

Oke, review?