Naruto by Masashi Kishimoto
Exception by Hatake Hikari
Terinspirasi dari lagu Paramore – The Only Exception
Namaku Kurenai Yuhi, biasa dipanggil Kurenai. Aku hanyalah seorang perempuan biasa yang memiliki rambut panjang bergelombang berwarna hitam dan memiliki mata semerah darah. Usiaku kini sudah beranjak 28 tahun, usia yang sudah cukup matang untuk menikah. Namun sampai detik ini aku belum menikah. Aku adalah tipe orang yang sulit untuk jatuh cinta. Mungkin karena trauma akan perceraian yang dialami oleh kedua orang tuaku 15 tahun yang lalu. Sejak saat itu, aku tak pernah percaya akan sesuatu yang disebut 'cinta'. Bagiku, cinta hanyalah sebuah kata yang tak berarti. Kata orang, cinta itu indah, tetapi bagiku, cinta adalah awal dari sebuah kesedihan yang mendalam. Saat kau siap untuk jatuh cinta, maka saat itu juga kau harus siap kehilangan. Kehilangan orang yang kau cintai jauh lebih menyakitkan dari pada luka fisik. Luka fisik sangat mudah diobati, namun luka hati sangat sungkan untuk diobati.
Apa yang telah terjadi kepada oarang tuaku, telah menutup pintu hatiku. Aku tak pernah ingin mengalami hal yang serupa. Oleh karena itu, aku menjadi pribadi yang cuek dan tak peduli terhadap cinta. Pengecut? Ya, aku hanyalah seorang pengecut yang tak pernah berani untuk jatuh cinta.
Namun semenjak 5 tahun yang lalu, aku mulai merubah pemikiranku tentang cinta. Aku mulai merasakan yang namanya cinta dan memberanikan diri untuk jatuh cinta. Semua ini karena dia. Ya, dia. Dia yang mampu mencuri hatiku. Dia yang mengajariku apa artinya cinta. Dia yang membuatku tidak takut lagi untuk jatuh cinta. Dia yang aku cinta. Bagiku, dia adalah sebuah pengecualian. Hanya kepadanya aku berani untuk jatuh cinta.
Kakashi Hatake. Pria yang sangat aku cintai, kini ia tengah berdiri dengan gagah di atas Altar. Tuxedo putih yang ia kenakan membuatnya semakin terlihat tampan. Dia tersenyum kepadaku yang sedang berjalan menuju Altar yang didampingi oleh ayahku. Rasa gugu dan gelisahku seolah sirna ketika ku melihat senyumnya, aku pun membalas senyumnya dengan senyumku. 15 Januari 2011 merupakan tanggal pernikahanku dengan Kakashi, sekaligus merupakan hari jadi kami yang keempat tahun. Sesampainya di Altar, Kakashi mengulurkan tangan kananya untuk menymbutku. Kini kami berdiri di hadapan pendeta.
"Kakashi Hatake, apakah kau bersedia untuk memperistri Kurenai Yuhi dalam suka maupun duka, dalam miskin maupun kaya, dalam sehat maupun sakit?" ucap pendeta tersebut.
Dengan lantang dan tegas, Kakashimpun menjawab, "Saya bersedia".
Kini, pendeta tersebut beralih kepadaku. "Kurenai Yuhi, apakah kau bersedia untuk mempersuami Kakashi Hatake dalam suka maupun duka, dalam miskin maupun kaya, dalam sehat maupun sakit?"
"Ya, saya bersedia." Ya Tuhan, tak ku sangka aku dapat mengucapkan kalimat tersebut dengan jelas. Dapat ku rasakan Kakashi sedang tersenyum ke arahku.
"Baiklah, dengan ini kalian berdua telah resmi menjadi suami-istri," Kakashi memasangkan cincin pernikahan kami pada jari manis tangan kananku. Aku pun melakukan hal sama dengan Kakashi. "Hatake Kakashi, silahkan mencium istri Anda."
Setelah mendengar itu, dapat kurasakan wajahku mulai memanas. Ah, pasti wajahku sudah merah. Akhirnya kami pun berciuman. Hanya ciuman singkat yang kami lakukan, namun begitu dalam dan berarti.
Kakashi Hatake. Walaupun usia satu tahun lebih mud dari ku, namun dia dapat membuatku merasa sangat bahagia. Dia berbeda dari pria lain yang pernah kukenal. Dia sangat dewasa. Aku sangat beruntung dapat memilikinya. Bagaimana tidak? Pria dengan tubuh atletis, berkulih putih pucat, tingginya 187cm, berat badannya 67kg, dan wajah yang sangat mulus dan bebas dari bekas jerawat dan luka. Sungguh pria idaman semua wanita.
Kakashi, terima kasih karena kau selalu mencintaiku. Aku berjanji, selama aku masih bernafas, aku akan selalu mencintaimu dan tidak akan pernah melepaskanmu. Aku mencintaimu.
-End-
