Desclaimer : Super Junior milik SMEnt.. Dan mereka semua milik tuhan dan orang tua.

Cast : Donghae, dll

Rate : K+ (aman kok buat anak dibawah umur :P)

Genre : Drama, Hurt/Comfort

Warning : semi BL/Yaoi, Typo's, OOC, dll.

Cerita di ambil dari perform SS4 Suju saat membawakan lagu Storm dan berdasarkan VCR sebelum lagu tersebut.

.

.

Don't Like Don't Read!

.

.

.

"WAE?" teriak seorang namja dari dalam kamarnya yang gelap.

"WAEEE?" teriaknya lagi.

Ditekuknya kedua kakinya dan memeluknya.

Air matanya kembali mengalir.

Dia merutuki kenapa persediaan air matanya tak juga habis.

Sekelebat bayangan melintas di otaknya.

"ARRGGGHHHH!"

Diremasnya helaian rambut coklat itu berusaha menahan sakit yang amat sangat.

Tidak. Bukan kepalanya yang sakit.

Melainkan hatinya.

Sakit. Sangat sakit.

Hingga dia ingin membenturkan kepalanya hingga pecah.

Agar semua memori yang sangat menyakitinya itu hilang.

HILANG!

.

Geuman malhae

Tes.

Geu ipsureul yeolgido jeone

Modeungeol

Air mata terjatuh dari kedua manik milik seorang namja yang tengah duduk di panggung dalam sebuah konser besar dan menikmati setiap makna dari lagu yang dibawakan oleh grupnya, Super Junior.

Arabeorin naega wonmangseureopda

Dipejamkan kedua mata yang telah meneteskan permatanya itu.

Geojitmallo domanggago shipjiman neoui

Ditengadahkan kepalanya ke atas mencoba mengembalikan kembali air matanya yang memaksa keluar.

du nuni ijen annyeongira mareul hane

Deg.

Bayangan itu kembali melintas di otaknya.

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

Rasa sakit kembali menyerangnya. Rasa sakit didadanya. Hatinya.

Machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

Sesak.

Sangat menyesakkan.

Serasa pasokan oksigen benar-benar habis di area yang sangat luas ini.

Ggaejin geoul wie maejeojin inyeonboda deouk apatgie

I georeumui ggeuteul bonaeneun maeumeul neon moreugettji

.

.

Suara dentingan piano semakin menyiksanya.

Ditatapnya serbuk putih yang kini sengaja di jatuhkan di atas para penonton.

Layaknya salju di musim dingin.

Mengingatkannya pada sebuah kenangan.

Geuman ureo geu nunmure jeotgido jeone modeungeol

Kenangan yang sangat indah. Namun kini menyakitkan.

Ingin sekali dia memutar waktu dan kembali pada keindahan saat itu.

arabeorin naega wonmangseureopda

Tapi waktu tetaplah berputar. Tidak dapat dimundurkan ataupun di hentikan.

Waktu pun turut menyiksanya.

Geojitmallo pihaeboryeo hajiman neoui du nuni ijen annyeongira mareul hane...

.

Digigit bibir bawahnya, mencoba menetralisir rasa sakit yang menyerang hatinya.

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

Ditariknya nafas dalam-dalam.

Mempersiapkan dirinya yang akan mengambil alih lagu itu sebentar lagi.

Machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

.

Ddeugeopdeon sarang yeolbyeongeul anhgo memalla beorin ipsul geu wiro

Heulleonaerineun nae nunmurui uimireul neon moreugettji...

.

.

Hatinya kembali mencelos saat lagu memasuki bagian klimaksnya.

Deo meoreojiryeogo neomu aesseujima imi nae momeun jogagna

Sungguh.

Dirinya sungguh tidak tahan.

Ingin sekali rasanya dia berteriak dan menghilangkan rasa sakit itu.

Ggaejyeobeoryeosseo nega wonhaettdeon daero

Namun apa dayanya.

Dirinya lemah. Sangat lemah.

Bahkan sudah hancur.

Nege han georeumdo deoneun gakkai gal su eobseo

Dan hanya tangis dalam diam yang mampu mewakili perasaannya.

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

Ditundukkan kepalanya dan menangis sejadi-jadinya.

Machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

Tangannya meraba dadanya yang terasa sangat sakit dan sesak.

Ggaejin geoul wie maejeojin inyeonboda deouk apatgie

I georeumui ggeuteul bonaeneun maeumeul neon moreugo

Kini tangannya mulai menghapus jejak tangisnya dan kembali menarik napas panjang.

Ddeugeopdeon sarang yeolbyeongeun anhgo memalla beorin ipsul geu wiro

Tidak sanggup.

Dirinya sudah tidak sanggup mengeluarkan suara untuk menyanyikan bagiannya.

Heulleonaerineun nae nunmurui uimireul neon moreugetji

Dan di baris terakhir, tangisnya kembali pecah.

.

"Donghae-ah, gwenchana?" tanya seorang namja titisan malaikat yang sangat khawatir melihat dongsaengnya.

"Aniya," jawabnya lemah.

Air mata kembali terjatuh.

Namun kali ini mengalir mulus di pipi Leeteuk.

Dipeluknya sosok rapuh yang telah kehilangan lebih dari separuh nyawanya itu.

Membelai rambut coklat milik dongsaengnya dengan sangat lembut.

Mencoba memberikan kekuatan dan ketenangan pada setiap setuhannya.

"Saeng-ah, jebal. Kembalilah menjadi Donghae yang dulu," bisik Leeteuk pelan.

"Wae, hyung?" tanya sosok rapuh Donghae yang membuat Leeteuk melepas pelukannya.

"Ne?" tanya Leeteuk bingung dan menatap Donghae dengan meminta penjelasan.

"Kenapa aku masih hidup?"

Sebuah pertanyaan yang kini membuat seluruh tubuh Leeteuk lemas.

"Kenapa aku tidak mati saja?"

Leeteuk menggeleng cepat dan kembali memeluk erat Donghae-nya.

"Aniya! Jangan katakan apapun lagi!"

"Aku ingin pergi, hyung."

"Cukup, Hae-ah!"

"Aku ingin pergi dari dunia ini."

"Hentikan, jangan di teruskan!"

"Aku ingin menyusulnya."

"Kubilang HENTIKAN!"

Sebuah teriakan yang keluar dari seorang titisan malaikat membuat Donghae terdiam.

.

Di lain tempat. Seorang berambut putih pemilik gummy smile menutup pintu dorm dengan keras.

"Ya! Eunhyuk-ah! Apa maksudmu membanting pintu begitu?" tanya lead vocal Super Junior yang menarik tangan dongsaengnya.

"Sudah kubilang kan, untuk tidak membuat VCR itu!" teriaknya hilang kendali.

Semua terdiam.

"Kau tidak bisa menyalahi kami. Itu kan bukan kehendak kami," ujar sang magnae dengan tenang seolah tak akan terjadi sesuatu.

Eunhyuk menjadi semakin emosi dan langsung menyerang Kyuhyun hingga memojokkannya ke dinding.

"Kau! Kau masih bisa bicara begitu, eoh? CHO KYUHYUN!"

"Lalu aku harus bilang bagaimana lagi? Sebelumnya juga Hae-hyung setuju-setuju saja. Salahnya sendiri tidak menolak dari awal. Sok kuat."

Bugh.

Pipi mulus Kyuhyun seketika membiru karena hantaman yang dilancarkan Eunhyuk padanya.

"Ya! Lee Hyukjae! Apa yang kau lakukan, eoh?" Yesung berteriak dan menarik Eunhyuk menjauh dari Kyuhyun.

"Cih. Aku memberi bocah ini sebuah pelajaran, hyung."

"Masuk ke kamarmu, sekarang!"

Eunhyuk masih memandang tajam ke arah Kyuhyun sebelum menuruti perintah hyungnya.

Yesung menghampiri Kyuhyun dan mengusap lebam di pipinya dengan pelan.

"Gwenchana?" tanya Yesung.

"Ne, hyung."

"Sini hyung obati dulu."

"Ah, aniya. Aku mau keluar sebentar, hyung."

Kyuhyun melangkah pergi meninggalkan Yesung.

"Kau mau kemana tengah malam begini, Kyu?"

"Ingin melihat Donghae-hyung."

Kyuhyun pun menghilang di balik pintu.

.

Sosok Donghae tengah berdiri pada pagar pembatas di atap dormnya dan yang lain.

Menikmati angin malam yang menusuk kulit juga langit malam yang terlihat sepi.

Tak ada bulan dan satu bintang pun yang menghiasi hamparan langit luas ini.

Hanya ada gumpalan awan yang menandakan akan turunnya hujan lebat.

"Chagiya, kalau aku jatuh dari sini. Aku pasti mati."

Dilihatnya ke bawah yang menunjukkan betapa tingginya tempatnya berpijak dengan dasar sana.

"Dan aku akan langsung bertemu denganmu, benarkan?"

.

"Tapi... Aku akan mati 12 kali kalau aku benar benar melakukannya."

Donghae tersenyum miris.

Ya, setelah mati untuk yang pertama kalinya kalau dia benar-benar mencoba bunuh diri.

Dirinya akan mati 12 kali lagi nkarena semua member akan kembali membunuhnya setelah mereka semua juga mati.

Kembali di lihatnya langit hitam yang kini mulai meneteskan permatanya.

Setetes demi setetes hingga menjedi guyuran yang deras.

Donghae tak berniat sedikit pun beranjak dari tempatnya.

Namun ditolehkan kepalanya dengan cepat saat tetesan itu tidak lagi mengguyur tubuhnya dan mendapati seseorang tengah memayunginya dengan wajah cemas.

"Kyuhyun-ah."

"Apa yang kau lakukan di tengah hujan begini, hyung?"

Donghae mendecak kesal saat melihat tubuh Kyuhyun yang kini basah kuyup.

Ditariknya tubuh dongsaengnya itu hingga mendekat padanya.

Dan mereka pun berlindung di satu payung.

"Payung ini tidak cukup untuk kau dan aku, hyung," ujar Kyuhyun yang mendorong tangannya lebih mendekat pada Donghae hingga payung itu benar-benar melindungi hyungnya, bukan dirinya.

"Aish."

Donghae menyambar payung dari tangan kyuhyun dengan cepat dan kembali menarik Kyuhyun mendekat padanya.

"Nanti kau sakit, pabo!" bentak Donghae.

Kyuhyun tersenyum. Namun bukan seringaian evil yang biasa dia perlihatkan.

Senyum tulus yang mengandung sebuah arti.

"Tak apa kalau itu bisa membuatku merasakan juga bagaimana rasa sakit yang dirasakan, Hae-hyung."

Kyuhyun memalingkan wajah saat air matanya mulai menetes.

Dirinya tidak sanggup melihat kedua manik Donghae yang menyiratkan kesedihan mendalam.

Tak ada lagi cahaya yang membuat manik itu bersinar disana.

Kyuhyun merindukan cahaya itu.

Donghae kembali memalingkan wajah Kyuhyun hingga berhadapan dengannya.

Di usapnya air mata yang mengalir di pipi mulus milik dongsaengnya itu.

"Hyung... berhentilah. Berhentilah bersedih. Berhentilah mengenangnya, hyung. Berhentilah menyiksa dirimu sendiri dan orang di sekitarmu."

Donghae hanya diam.

"Kau bersedih membuat kami pun sedih, hyung. Kau menyiksa dirimu, kami pun tersiksa melihatmu. Berhentilah, hyung. Sudah cukup kau buat kami tersiksa selama 3 bulan ini. Bukalah matamu. Relakan kepergiannya, hyung."

"Uljima."

Tangis Kyuhyun pecah dengan satu kata telak dari Donghae.

Donghae yang melihat dongsaengnya menangis makin jadi itupun memeluknya.

"Ck, rasanya sekarang keadaannya terbalik, ne?"

"..."

"Arasseo. Aku sudah tenang sekarang. Sebenarnya, aku sudah merelakannya sejak 1 bulan yang lalu. Tapi konser ini membuat pertahananku hancur. Aku tidak tahu apa aku sanggup melewati konser-konser selajutnya dengan tipe yang sama setiap kalinya."

"Kau pasti bisa, hyung. Kau itu kuat. Atau kau ingin aku bilang manager-hyung untuk menghapus bagian itu?"

"Aniya, aku akan coba sekali lagi. Kalau masih sama, kau boleh menghapusnya."

.

.

.

Lagi.

Dirinya kembali duduk di panggung yang megah ini setelah VCR yang begitu menyakiti hatinya selesai di putar.

Diliriknya seseorang yang duduk di bawah sebelah kanannya.

Dia –Kyuhyun- melihat dengan cemas seorang yang balik menatapnya yang malah menyunggingkan senyum.

Senyum palsu.

Senyum untuk menutupi hatinya yang terasa sangat sakit.

Namun, dia tidak boleh seperti ini.

Ditariknya napas dalam-dalam, mengarahkan microfon mendekat pada bibirnya dan mulai melantunkan lagu dengan suara indahnya.

Geuman malhae

Geu ipsureul yeolgido jeone

Modeungeol

Arabeorin naega wonmangseureopda

Dirinya berhenti dan kembali menarik napas.

Dinikmatinya lirik lagu yang dinyanyikan dengan indah oleh salah satu dongsaengnya itu.

Geojitmallo domanggago shipjiman neoui du nuni ijen annyeongira mareul hane

Diliriknya kembali dongsaengnya yang duduk di sebelah kanan bawahnya itu yang bersiap mengambil alih lagu.

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

Suaranya yang indah membuat dadanya kembali berdenyut sakit.

Kenangan itu kembali terngiang di otaknya.

Machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

Kenangan buruknya yang dijadikan dasar pembuatan VCR menyakitkan itu.

Ggaejin geoul wie maejeojin inyeonboda deouk apatgie

Membuatnya selalu hilang kendali tiap melakukan perform dengan lagu yang indah ini.

Dipejamkan kedua matanya dan menarik napas dalam.

I georeumui ggeuteul bonaeneun maeumeul neon moreugettji

Namun tidak untuk kali ini.

Kesedihan itu tidak boleh menguasai dirinya terus menerus.

Dia harus kuat.

Dia harus mampu menahan perasaan itu.

Geuman ureo geu nunmure jeotgido jeone modeungeol

arabeorin naega wonmangseureopda

Geojitmallo pihaeboryeo hajiman neoui du nuni ijen annyeongira mareul hane...

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

Ddeugeopdeon sarang yeolbyeongeul anhgo memalla beorin ipsul geu wiro

Heulleonaerineun nae nunmurui uimireul neon moreugettji ...

Deo meoreojiryeogo neomu aesseujima imi nae momeun jogagna

Kenapa?

Dia selalu tidak bisa menahan perasaannya begitu mendengar suara dongsaengnya ini.

Rasa sakit itu selalu muncul. Dan menyerangnya secara bertubi-tubi.

Ggaejyeobeoryeosseo nega wonhaettdeon daero

Tidak.

Nege han georeumdo deoneun gakkai gal su eobseo

Dia tidak ingin dirinya kalah.

Dia tidak ingin dirinya selalu terserang rasa sakit itu.

Dia pasti mampu.

Gyeou garyeogo maeumeul jaba geochin pokpungcheoreom millyeowatda

Machi Bitmulcheoreom jiwojil unmyeongigetjiman

Ggaejin geoul wie maejeojin inyeonboda deouk apatgie

I georeumui ggeuteul bonaeneun maeumeul neon moreugo

Dia harus mampu.

Ddeugeopdeon sarang yeolbyeongeun anhgo memalla beorin ipsul geu wiro

Heulleonaerineun nae nunmurui uimireul neon moreugetji

END

.

With HwiKa disini.

Kami author baru, mohon bimbingannya sunbaenim.

Adakah yang bersedia memberikan Review?

Saran dan Kritik diterima..