Disclaimer : semua karakter milik J.K. Rowling. I don't own here.

Pairing : Draco Malfoy / Hermione Granger

Rated : T

Summary : Sekuel dari You're Not a Murderer. Hogwarts kembali dibuka. Trio Gryffindor kembali untuk tahun ketujuh mereka. Apakah akhirnya kehidupan normal menanti mereka?

A/N : Tepat pada tanggal ini dua tahun yang lalu, fic multichapter pertama saya, "You're Not A Murderer" di-publish di fanfiction dan ini adalah sekuel dari fic tersebut. Berkisah tentang tahun ketujuh Hermione dan Draco. Read and Review, please.


.

Better Life

.

The Burrow

Hermione Granger setengah berlari menaiki tangga The Burrow menuju kamar Ron. Dengan penuh semangat dia membuka pintu kamar Ron dan mendapati kedua sahabatnya masih tertidur lelap.

"Harry! Harry bangun! Ron!" Hermione menggoyang-goyangkan badan Harry, berusaha membuat pemuda itu bangun. "Harry!"

"Ugh—'da pa, Mione?" Tanya Harry yang masih tetap memejamkan matanya.

"Ada pelahap maut mengepung The Burrow!" Teriak Hermione.

Harry langsung melompat bangun dengan gelagapan dan berusaha mencari tongkatnya.

"APA? Pelahap maut? Mana? Dimana? Tongkatku—Apa yang?—Hermione—" Harry baru menyadari kalau dirinya dikerjain setelah melihat Hermione yang tersenyum-senyum geli dan kemudian tertawa.

"Hahahahaha…Harry—Harry—" Hermione tertawa sambil memegangi perutnya yang mulai sakit karena terlalu banyak tertawa. Tapi kalau kau melihat tampang Harry saat itu, kau juga pasti akan tertawa terbahak-bahak.

"Tidak lucu, Mione," kata Harry sewot. "Kau tidak tahu kan bagaimana kagetnya aku saat kau berkata seperti itu?"

"Hmph—Oke, Harry. Maafkan aku. Aku hanya berniat sedikit usil. Habis kau tidak mau bangun juga setelah aku bangunkan," ujar Hermione.

"Aku bangun sekarang," gerutu Harry.

"Bagus," cengir Hermione. "Dan cepat mandi lalu turun untuk sarapan. "

"Siap Ma'am," sahut Harry.

Hermione kemudian melangkah ke arah Ron yang rupanya sama sekali tidak bergeming walaupun Hermione sudah berteriak membangunkan Harry tadi. Hermione memposisikan diri di sebelah Ron dan berteriak tepat di telinga pemuda berambut merah itu.

"RONALD WEASLEY! Kau mau tidur sampai kapan?" Hermione menirukan Mrs. Weasley dengan sangat sempurna.

Sama seperti Harry, Ron juga bangun dengan gelagapan dan bingung.

"M—mum? Mum?" Ron memandangi seluruh kamar dengan mata melotot berusaha mencari tanda-tanda kehadiran ibunya. Tapi yang ditemukannya hanyalah Hermione yang tersenyum gelI dan Harry yang tertawa terbahak-bahak.

"Sialan kau!" Ron melemparkan bantalnya pada Harry, yang ditangkap dengan sangat mudah oleh Seeker Gryffindor itu. "Tadi itu kau kan, Mione? Kerja bagus," gerutu Ron.

Hermione hanya nyengir sebagai jawabannya.

"Oh ya, kapan kau sampai, Mione?" Tanya Harry mengalihkan pandangan Hermione dari Ron yang masih menggerutu sebal.

"Tadi pagi," jawab Hermione dengan suara riang. Sepertinya ada hal yang membuatnya tampak sangat bahagia. "Aku langsung kemari untuk membangunkan kalian begitu aku sampai."

"Pilihan bagus,"celetuk Ron.

"Well, cepat turun! Sebentar lagi waktunya sarapan!" Perintah Hermione. Kemudian dia keluar dari kamar Ron.

"Dia masih saja menyebalkan," gerutu Ron yang merasa sebal karena waktu tidurnya diganggu.

.

.

"Oh, akhirnya kalian bangun juga! Untung ada Hermione disini yang bersedia membantuku membangunkan kalian!" Sambut Mrs. Weasley ketika Harry dan Ron sampai dibawah.

"Nah, ini telur untuk kalian. Roti panggang ada di meja. Ginny! Apakah dia belum bangun? Oh—dimana dia?" Mrs. Weasley menyerahkan sepiring telur untuk Harry dan Ron kemudian berlalu untuk mencari anak bungsunya.

"Kalian tahu? Aku sudah tidak sabar kembali ke Hogwarts," celoteh Hermione riang ketika Harry dan Ron sudah duduk dimeja. "Aku sudah ingin sekali mempelajari Transfigurasi kelas tujuh. Benar-benar menakjubkan. Kurasa aku akan mencobanya dulu nanti setelah aku membeli bukunya."

Harry dan Ron diam saja mendengar semua celotehan Hermione. Mereka lebih memilih untuk berkonsentrasi pada roti panggang dan telur mereka.

"Kalian sudah mendapat surat dari Hogwarts kan?" Tanya Hermione, masih dengan semangatnya.

"Bwendu zadjhua," jawab Ron dengan mulut penuh roti. Hermione menatapnya jijik.

"Telan dulu makananmu!" Kata Hermione galak.

Kemudian Hermione berpaling ke arah Harry. "Maksud Ron, tentu saja, Mione."

"Bagus," kata Hermione puas. "Aku sangat senang sekali, Harry. Akhirnya kita bisa bertugas bersama. Kita akan memastikan peraturan tetaplah peraturan dan aku juga tidak akan membiarkanmu dan Ron melanggarnya tahun ini. Aku sudah tidak sabar untuk memulai tugas patroli denganmu. Yah, setidaknya aku tahu kau pasti bertanggung jawab pada tugasmu. Dan—"

"Tunggu, Mione," potong Harry. "Apa maksudmu dengan kita berpatroli bersama?"

Harry menatap bingung Hermione. Ron juga sudah berhenti menikmati rotinya dan menatap kedua sahabatnya dengan mulut sedikit terbuka.

"Apa maksudmu, Harry?" Hermione balas bertanya.

"Apa yang kalian bicarakan?" Ron ikut bersuara dengan bingung.

"Tentu saja aku bicara tentang tugas Ketua Murid. Harry dan aku!" Jawab Hermione.

"Memangnya siapa yang Ketua Murid?" Tanya Harry. Pemuda berkacamata itu menatap bingung pada Hermione kemudian Ron.

"Apa? Jadi—Jangan bilang kalau bukan kau—Lalu, siapa?" Gumam Hermione bingung.

"Kau Ketua Murid, Mione?" Potong Ron dan tampaknya itu langsung membuyarkan kebingungan Hermione.

"YA! Ya, tentu saja! Tentu saja! Oh—aku bahkan tidak bisa menduganya. Surat itu datang padaku dan membawa lencana ini untukku! Lihat!" Pekik Hermione girang sambil menunjukkan lencana Ketua Muridnya.

Ron memandang lencana itu dengan jijik. "Jadi kau Ketua Murid juga? Sangat Percy," sindirnya.

"Jadi bukan kau juga Ketua Muridnya, Ron?" Tanya Hermione.

"Tentu saja bukan. Aku tidak mau jadi saingan Percy. Dan aku juga malas dengan semua tugas Ketua Murid. Jabatan prefek saja sudah cukup menyita waktu," jawab Ron sekenanya.

"Yang ada dalam suratku hanyalah lencana Kapten Quidditch," Harry ikut nimbrung.

"Benarkah? Kok kau tidak mengatakannya padaku sih? Wah, kau jadi kaptenku lagi!" Seru Ron senang sambil merangkul pundak Harry. "Tapi kalau kau mengijinkanku masuk dalam tim lagi sih," lanjut Ron sok serius.

"Hei, aku percaya pada kemampuanmu, mate. Masalahmu hanya pada krisis percaya diri," kekeh Harry.

"Sialan kau!" Seru Ron sambil meninju bahu Harry dan mereka tertawa bersama.

"Err—Hermione?" Harry baru menyadari bahwa Hermione diam saja dan tampak seperti sedang berpikir.

"Ada apa, Mione?" Tanya Ron.

"Eh—Apa? Oh—Tidak ada apa-apa. Aku hanya berpikir, kalau bukan kalian, lalu siapa yang menjadi Ketua Murid Putra nya," jawab Hermione sambil mengangkat bahu.

"Mungkin saja Zacharias Smith dari Hufflepuff?" Usul Ron.

Hermione mengernyit jijik mendengar nama itu. "Kau pikir dia akan kembali tahun ini? Lagipula aku juga tidak akan mau bekerja sama dengannya. Dengan si congkak itu."

"Kalau begitu mungkin saja Ernie atau Anthony Goldstein dari Ravenclaw," Harry juga ikut mengusulkan nama-nama yang mungkin saja menjadi Ketua Murid. "Atau mungkin, Malfoy?"

Hermione hampir saja menjatuhkan roti panggangnya mendengar nama terakhir yang disebut Harry. Ron malah sudah menjatuhkan gelasnya.

"APA?" Teriak Ron.

"Ron, kecilkan suaramu!" Tegur Hermione.

"Apa?" Tanya Harry saat kedua sahabatnya sama-sama memandang ke arahnya. "Aku hanya menyebutkan nama-nama prefek yang mungkin saja bisa menjadi Ketua Murid kan?"

"Malfoy? Aku tidak pernah memikirkannya, Harry," kata Hermione tercenung.

"Memangnya kau mau bekerja sama dengannya, Mione?" Tanya Ron tidak percaya. "Dia seorang Malfoy."

"Lalu kenapa kalau dia seorang Malfoy?" Tanya Hermione.

"Dia seorang Slytherin!" Seru Ron.

"Memang kenapa kalau dia seorang Slytherin?" Tanya Hermione lagi.

"Merlin! Kalian ingat kan kalau semua Slytherin itu jahat, licik dan—"

"Severus Snape adalah seorang Slytherin dan memori terakhirku mengatakan dia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk melindungiku, Ron," potong Harry.

"Dia pelahap maut!" Desis Ron.

"Ron! Pelahap maut sudah tidak ada lagi sekarang! Aku bisa berdiri disini—dihadapanmu adalah juga karena jasa Narcissa Malfoy! Dan kuingatkan, barangkali kau lupa—dan aku yakin kau memang sudah melupakannya—yang menjatuhkan kakak-beradik Carrow adalah Draco Malfoy," ujar Harry.

"Oke. Oke. Baiklah," gumam Ron sambil mengangkat kedua tangannya.

"Lagipula kau mendengarnya sendiri berkata bahwa dia ada di pihak kita saat perang besar, Ron," lanjut Hermione.

"Hei…Hei…Baiklah, aku percaya dia sudah berubah, oke? Tapi aku tidak yakin aku bisa berteman dengannya. Aku masih saja merasa sebal padanya," kata Ron.

"Cobalah, Ron. Hermione saja bisa memaafkannya kan?"

Ron yang merasa kalah suara hanya mengangkat bahunya singkat dan memilih untuk melanjutkan memakan telurnya.

.

.

Hogwarts Express

"Aku masih merasa penasaran siapa yang terpilih menjadi ketua murid tahun ini," ujar Hermione.

Saat ini Harry, Ron dan Hermione sudah berada di peron 9 ¾ sambil mendorong koper masing-masing. Sejak masih dalam perjalanan tadi, Hermione sudah mengocehkan tentang rasa penasarannya terhadap siapa yang dipilih oleh McGonagall menjadi partner ketua muridnya tahun ini.

"Yeah, kau akan mengetahuinya sebentar lagi, Mione. Jadi berhenti mengoceh tentang hal itu terus," kata Ron yang tampaknya mulai merasa kesal.

Hermione mendelik ke arah Ron tetapi akhirnya dia tidak berkata apa-apa lagi.

"Harry—" Seperti ditahun-tahun sebelumnya, Hermione menatap Harry dengan pandangan menyesal karena harus meninggalkannya sendirian di Hogwarts Express karena dia dan Ron harus menjalankan tugas patroli. Biasanya Harry memang akan merasa kesepian. Tapi itu dulu, sebelum—

"Tidak apa-apa, Hermione. Aku mengerti. Lagipula Ginny pasti sudah mendapatkan kompartemen kosong sekarang," ujar Harry sambil nyengir. Tentu saja Harry tidak akan kesal ditinggal sendirian seperti sebelumnya karena kali ini ada Ginny yang akan menemaninya.

"Oi! Jangan macam-macam dengan adikku, Potter," seru Ron tiba-tiba sambil memberi tatapan peringatan pada Harry. Ron selalu berubah menjadi galak jika sudah menyangkut adik satu-satunya.

Harry hanya nyengir sambil melambaikan tangan dan kemudian berjalan pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Sampai kapan kau mau memelototi Harry seperti itu, Ron? Ayo kita ke gerbong prefek! Para prefek pasti sudah menunggu kita disana," ajak Hermione.

Benar saja, gerbong prefek sudah penuh dengan para prefek baik yang lama maupun yang baru. Ernie Macmillan—prefek Hufflepuff yang satu angkatan dengan Hermione dan Ron berdiri dan mengulurkan tangannya pada dua anggota trio emas Gryffindor itu.

"Hermione, Ron, senang bertemu dengan kalian lagi. Kalian juga memutuskan untuk kembali ke Hogwarts kalau begitu? Dan—wow! Hermione, kau ketua murid tahun ini?" Seru Ernie.

"Err—yeah, seperti yang kau lihat, Ernie," Jawab Hermione sambil sedikit menegakkan kepalanya dengan gayanya yang biasa.

"Wow! Selamat untukmu, Hermione! Dan apakah kau menjadi ketua murid juga, Ron?" Tanya Ernie pada Ron.

"Aku sudah cukup dengan menjadi prefek saja, Ernie. Jadi bukan kau juga yang mendapatkan lencana ketua murid putra?" Ron balas bertanya.

Ernie menggeleng, "Bagaimana dengan Harry Potter? Kupikir dia kandidat terkuat tahun ini."

"Kalau Harry mendapatkan lencana itu, tentunya dia akan berada disini kan?" Jawab Ron.

"Lalu siapa?"

"Mencari ketua murid putra?" Mendengar suara dingin yang sangat mereka kenal sontak membuat Hermione, Ron dan Ernie menatap ke arah sumber suara.

"No way!" Ron mendelik menatap si pemilik suara.

"Merlin!" Seru Ernie sambil menatap kaget lencana yang terpasang di jubah Hogwarts seorang pemuda berambut pirang yang baru saja mendatangi mereka.

"Malfoy?" Tidak seperti kedua partnernya dan mungkin juga seisi gerbong prefek yang saat ini sedang mengalami gelombang shock dengan kejutan yang dibawa oleh Draco Malfoy, Hermione bisa dengan cepat mengatasi rasa kagetnya dan kembali memasang senyumnya.

"Kau kembali juga tahun ini, Malfoy?" Sambut Hermione dengan senyum ramahnya.

"Ya. McGonagall khusus mendatangi keluargaku untuk menyampaikan surat dan lencanaku. Dia ingin memastikan aku akan kembali untuk tahun ketujuhku dan ayah juga mengijinkan aku untuk kembali," kata Draco.

"Dan kenapa McGonagall memilih memberikan lencana itu padamu, Malfoy?" Tanya Ron ketus –menyuarakan pertanyaan bisu semua orang dalam gerbong itu—sambil menatap Draco dengan tidak suka.

"Entahlah. Kau bisa bertanya sendiri padanya kalau kau mau, Weasley," jawab Draco ringan.

"Tentu saja! Akan kupastikan itu hal pertama yang akan kulakukan saat bertemu dengannya nanti!" Tukas Ron.

"Oke, cukup Ron! Kita harus memulai patroli diseluruh gerbong. Sebelumnya, aku akan memberikan sedikit pengarahan pada prefek-prefek baru,"Hermione menghentikan Ron sebelum pemuda bungsu Weasley itu memancing pertengkaran.

"Ayo, Malfoy! Kau tahu tugasmu kan?" Hermione menatap Draco dengan alis terangkat karena Draco belum juga beranjak dari tempatnya mematung.

Draco hanya tersenyum tipis dan bergerak ke samping Hermione dan membantunya memberikan pengarahan pada para prefek.

.

.


A/N: Pembuka singkat. Mungkin tidak sebanding bagi yang sudah menunggu-nunggu sekuel ini. Atau beberapa mungkin malah sudah lupa soal sekuel ini. Bagi yang belum pernah membaca prekuel fic ini, silahkan dibaca dulu. Bagi yang sudah pernah membaca teaser fic ini juga mungkin secara garis besar sudah mengetahui isi fic ini. Sedikit info, kalian tidak akan menemukan dark ataupun tragedy seperti dalam fic prekuelnya ataupun seceria Mission Impossible, tetapi semoga kalian tetap suka pada fic ini. Fic ini juga tidak akan menjadi terlalu panjang dan semoga saja tidak bertele-tele. Anyway, bagi pembaca "Our Love Story" dan yang menunggu-nunggu kelanjutannya, mohon maaf karena fic tersebut tidak akan dilanjutkan dulu sampai Better Life selesai di publish, tetapi tenang saja, tidak sampai akhir tahun, fic ini diperkirakan sudah akan selesai dan disusul dengan kelanjutan Our Love Story.

Saya sangat berterima kasih bagi yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca, mereview maupun memberikan kritik dan sarannya untuk fic ini.

Lewat fic ini, saya juga ingin mengucapkan terima kasih bagi yang sudah membaca, mereview, membantu dan mendukung saya dalam fic "You're Not A Murderer" dua tahun lalu.

Link You're Not A Murderer (Prekuel): s/6315672/1/Youre-Not-a-Murderer

Link Changes (Teaser): s/6689199/1/Changes