A/N: Hai! selamat datang di FanFic Harvest Moon ku yang pertama! semoga kalian menikmatinya!
Harvest Moon : MFOMT (c) Natsume
Tapi ceritanya punyaku ^.^
Enjoy!
Chapter 1
The First Meeting
"Fuwaaa~ akhirnya selesai juga" aku pun melemparkan sabit ke tanah setelah membersihkan rumput yang tersisa diladang.
"Musim panas sudah di depan mata eh?" gumamku sambil merebahkan tubuhku di tanah, diakhir musim ini aku sibuk membersihkan ladang, siap untuk menanam tumbuhan baru, aku pun menerawang langit, hembusan angin musim semi begitu lembut menyapu setiap helai rambutku, ya.. musim semi sudah hampir berakhir, tapi.. Entah mengapa sepertinya aku mulai jenuh, kehidupan di sini memang begitu nyaman, Mineral Town adalah sebuah desa kecil dengan penduduknya yang ramah, namun tidak ada satupun di desa ini yang menarik perhatianku, maksudku.. Seorang yang bisa mengisi kekosongan hatiku, kau tau.. Bisa dibilang sebagai kekasih, aku telah menjalani hampir semusim di desa ini dan hidup sendirian memang tak menyenangkan, namun sejauh ini tak ada pria yang menarik perhatianku.
Gray si pandai besi? Dia tampan, namun.. Dia sangat tak bersahabat denganku, dia selalu terlihat pundung dan selalu menjawabku dengan dingin, akupun takut untuk mengajaknya berbincang lagi.
Rick sang pemilik Poultary Farm? Hmm.. Awalnya aku tertarik karena kemampuan dia yang hebat dalam berternak ayam, namun suatu hari dia pernah menyeramahiku habis- habisan karena aku tidak terlalu suka ayam, ya.. Kau tau? Ayam itu bisa jadi mahluk yang sangat jahat! Entah mengapa mereka selalu saja mematuki diriku ketika aku memberi makan mereka, lihatlah luka disekujur tanganku, penuh dengan bekas goresan paruh ayam ayam itu.. Mungkin aku belun terbiasa dengan ayam ayam itu.
Cliff? Ia pemuda yang manis dan pemalu.. Namun, kau tau? Ketika aku berbincang denganya aku selalu kehilangan topik pembicaraan, dia terlalu pendiam, sedangkan aku bukanlah orang yang bisa menjadi "Ice Breaker" payahnya aku dengan social-skill ku
Dokter Trent? Oh ayolah.. Wajahnya yang tampan dan mempesona memang memikat hatiku ketika pertama kali mengunjungi klinik, namun ia memaksaku meminun obat racikannya yang benar benar pahit, uh.. Jujur saja aku benci obat.
Aku terlalu pemilih? Haha bisa dibilang begitu, aku belum pernah merasakan cinta sebelumnya karena social-skill ku yang buruk dan sikapku yang pemilih, hey.. Aku tak mau salah memilih pasangan karena aku tak mau mengalami kepedihan yang mendalam karena ditinggalkan atau sebagainya, pengecut? Iya, aku memang terlalu takut untuk membuka hati. Ah tapi yasudahlah, lebih baik biarkan semua mengalir apa adanya, aku percaya suatu hari nanti aku bertemu pria yang bisa mencintaiku apa adanya.
Pasti ada.
Akupun menejamkan mata, terbuai oleh hembusan angin diakhir musim semi, begitu lembut..
"Hey Claire!"
Seseorang memanggilku, akupun menggeliat dan membuka mataku perlahan, melihat darimana suara itu berasal, oh.. Ternyata itu Zack, kulihat ia berjalan menghampiriku, akupun segera bangun, membersihkan overallku dari tanah yang menempel.
"Hei Zack, apa kabar? Ada apa gerangan?"
"Besok ada turnamen anjing tangkas dipantai, kau ikut?"
"Turnamen anjing tangkas, Huh? Tanyaku sembari memiringkan kepalaku, bingung.
"Oh ya Claire, maaf aku lupa bahwa kau baru di Mineral Town, hehehe" ujarnya sembari tertawa
"Itu adalah lomba ketangkasan anjing, anjingmu harus bisa menangkap frisbee sejauh jauhnya, anjing yang bisa menangkap frisbee terjauhlah yang menang"
"Wow! Sepertinya menyenangkan, hey Choco! *piwit* Kemarilah!" aku pun memanggilnya, dan dia menyalak sembari berlari kepadaku, Choco adalah anjing yang kutemukan dibalik kandang ayamku ketika aku baru pindah kesini, kuputuskan untuk memeliharanya dan tak kusangka ia sudah sebesar ini.
"Halo Choco! sepertinya kau siap untuk mengikuti kompetisi ini" ujar Zack sambil mengelus kepala Choco.
"Ya! Kami siap untuk mengikuti kompetisi ini, tak ada salahnya untuk mencoba, betul Choco?" Choco pun menyalak senang.
"Haha baiklah Claire, aku akan membawa Choco bersamaku, jangan lupa jam 10 pagi, di pantai Mineral." ujar Zack sembari membawa Choco pergi.
"Oke Zack! Sampai jumpa besok!" akupun melambaikan tangan pada Zack dan Choco.
*Gruble gruble gruble*
Aku mendengar suara perutku berbunyi, oh tidak! Sudah jam berapa ini? Pasti sudah jam makan siang, aku lapar sekali.
Akupun bergegas menuju Inn, disanalah aku biasanya makan siang, fyi, aku bukanlah seorang pemasak yang handal, terakhir aku memasak aku hampir membakar rumahku karena lupa mematikan kompor, sejak saat itu aku memutuskan untuk membeli makanan saja, daripada harus beresiko membakar seluruh rumahku.
Ketika aku beranjak keluar gerbang, aku mendengar ada suara anak anak perempuan memekik kegirangan, sepertinya aku kenal suaranya.. Popuri? May? Dan Mary? Ada apa mereka begitu ribut, seperti ada orang tampan datang kedesa saja.
Kulihat dari kejauhan seorang pria datang menghampiri kerumunan wanita itu.
"Sayangku! Selamat datang kembali!" teriak Popuri sembari memeluk pria itu.
"Yo, Poppy sayangku! lama tak berjumpa" ujar pria itu sembari mengelus rambut panjang Popuri.
"Tunggu dulu... Itu kekasihnya Popuri? Memanggilnya dengan panggilan 'Poppy'? Sejak kapan? Bagaimana bisa?" pikiranku penuh disesaki dengan berbagai pertanyaan lainnya.
"H-Hai Kai, senang melihatmu kembali" ujar Mary sambil tersenyum senang
"Senang bertemu denganmu Mary, bagaimana dengan Gray? Hubunganmu baik baik saja?" tanya pria itu
Mary? Dengan Gray? Pria yang selalu pundung itu? Sejak kapan? Oh Harvest Goddess betapa aku tertinggal banyak hal yang terjadi di desa ini.
"U-uhm.. K-kami baik baik saja, terimakasih sudah menanyakan" jawab Mary sembari tersipu malu.
"Bagus! Pertahankan itu nona! Temanku yang satu itu pasti sangat senang bisa memiliki kekasih yang baik dan cantik sepertimu Mary!" Pria itu tertawa senang, dan Mary hanya bisa menunduk, wajahnya memerah.
"Eh?! bagaimana denganku Kai?!" tanya Popuri, matanya mulai berkaca kaca, ia tak senang kekasihnya memuji wanita lain.
"Hahaha, tenang saja sayang, kau tetap menjadi wanita yang tercantik bagiku!" jawabnya sambil tertawa dan memainkan rambut Popuri
"Ouch. Smooth Talker eh?" Aku bergumam sembari menyipitkan mata.
"Kak Kai! Selamat datang kembali!" kali ini May berlari kepelukan pria itu.
"Hey May! Kau semakin besar sekarang!" dan ia mengendongnya sembari memutar-mutar May diudara untuk beberapa saat dan menurunkannya, May sangat senang.
"Kak Kai! Traktir aku dan Stu es serut lagi ya? Kumohon.." May menatap pria itu dengan tatapan memohon, imut sekali.
"Hahaha, tenang saja May, kakak siap mentraktir kalian kapanpun kalian berkunjung ke restoranku" ujar pria itu sambil tertawa.
"Asyiiiik!" terimakasih Kak Kai!" May memeluk pria itu lagi dan ia tertawa senang, ia sepertinya begitu ramah terhadap anak anak.
Aku memandanginya berbincang dengan para gadis itu lalu mereka membubarkan diri masing masing.
Aku memperhatikan semua detail pria itu, ia tinggi, berkulit gelap, sepertinya karena terbakar matahari, ia memakai bandana ungu, pria memakai bandana? Huh? Jarang aku temui seperti yang satu ini, setelah aku telusuri lebih lanjut caranya berpakaian sungguh... menarik, tshirt putih polos yang sedikit ketat menutupi dadanya yang bidang dan otot perutnya, dan ia memakai jaket coklat muda yang senada dengan warna kulitnya, lengan jaket yang digulung, semakin menunjukan badannya tegap, terlihat dari caranya berjalan menujuku.. Tunggu dulu... Berjalan menujuku?!
"Yo girl Apa kau anak baru didesa ini? Aku baru melihatmu, kau pemilik perternakan itu?" ia menyapaku dengan nada yang ramah.
" Er.. Uhm.. Y-ya! Aku anak baru didesa ini... D-dan aku pemilik perternakan itu... Ya! P-perternakan itu"
Aku kaget bukan main, aku terlalu fokus memandanginya, menelusuri tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala, aku tak sadar bahwa ia menghampiriku.
"Hahaha, tenanglah.. Jangan gugup begitu manis, aku tidak mengigit kok, hahaha" ia tertawa begitu keras, tawanya begitu.. Renyah, sepertinya ia bahagia sekali menertawakanku, hei apa katanya? Manis? Ukh.. Dasar penggombal!
Aku hanya bisa terdiam, menundukan kepalaku, aku merasakan wajahku sedikit panas, aku kesal namun aku juga sedikit senang.. Tunggu? Senang?! Aku senang dipanggil manis oleh orang ini?! Hei! Sadarlah Claire!
"Aku Kai, sang pelaut dan juga seorang koki handal, aku membuka restoran kecil di dekat pantai, kau pasti Claire kan? Senang bertemu denganmu!" ia menyeringai lebar, menunjukan deretan giginya yang putih dan terawat.
"Ia ternyata pelaut, pantas saja kulitnya terbakar begitu, itu membuatnya terlihat.. Mengaggumkan."
Aku menggumam lagi, aku tak sadar bahwa ternyata Kai mendengar gumamanku.
"Ahem, maaf nona apakah kau mengatakan sesuatu?" ia menaikan satu alisnya.
"Ah, T-tidak! Maaf! Aku hanya bergumam, eh.. Maksudku Aku hanya memikirkan sesuatu! Iya! Sesuatu" yeah Claire, bagus. Sekarang kau ketahuan sedang memikirkan pria ini, polos sekali kau Claire.
"Memikirkan sesuatu? Hmm.. Boleh aku tau apa itu nona?" kali ini ia memasang senyum dan mendekatkan wajahnya kearahku
"Eep!" aku memekik menghindar darinya yang begitu reflek mendekati wajahku,mukaku memerah seketika,aku belum pernah sedekat ini dengan pria manapun.
"M-maaf pak! Aku harus mengurusi ternakku! S-sampai jumpa" aku segera berlari menghindarinya.
"Uh, ya.. Tapi kau berlari menuju arah yang salah" ia mengingatkanku sembari menunjuk arah perternakanku, namun aku terus berlari menuju Inn, aku sadar aku memberikan ia alasan yang salah karena terlalu gugup
"Hei nona! Kapan kapan mampirlah kerestoranku, akan kutraktir apapun yang kau mau! Kutunggu kau disana!" pria itu berteriak sebelum aku mulai menghilang dari pandangannya.
"Y-ya! Terimakasih pak!" teriakku di persimpangan, huh? apa? Panggilan "Pak" lagi? Duh! Aku menepuk jidatku.
Ah, dasar aku Claire yang polos!
A/N: Hehehe, terlalu panjang ya? hehe, semoga kalian menyukainya ^.^
See ya on next chap!
