Disclaimer: TRC milik CLAMP.


Karena Sakura adalah orang yang terpenting bagiku dan ia akan selalu menjadi orang yang terpenting bagiku. Oleh karena itu…

---

"Syaoran!!"

Yang dipanggil menoleh pada yang memanggil. Tersenyum, ia membalas panggilan gadis jelita berambut sewarna karamel yang kini berada di hadapannya. "Tuan putri?"

"Syaoran! Main, yuk!!"

"Heh? Tu, tuan putri," Syaoran tergagap melihat tuan putrinya yang tertawa-tawa dan menari-nari di tempat. Menoleh ke arah lain, ia menemukan Kurogane si ninja menegak anggur langsung dari botolnya dan Fye si penyihir tertawa-tawa dalam lomba minum. Di antara mereka, makhluk kecil berwarna putih yang bulat dan bertelinga kelinci melompat-lompat riang dengan sebotol anggur di tangannya yang mungil. "Anggur manis! Anggur manis! Sakura dan Syaoran minum juga, ya!!" ucapnya riang.

Secepat kilat Syaoran kembali menoleh ke arah Sakura yang kini sedang mencoba melakukan gerakan grand fouettes en tournant, gerakan berputar 32 kali peran Odil dari Swan lake. Syaoran sweatdropped. Baru berputar 18 kali, Sakura yang matanya sudah berspiral, oleng.

Dan dengan sigapnya Syaoran kembali ke sisi Sakura, menangkapnya sebelum mencapai tanah. Membuang napas lega, Syaoran kembali menatap tuan putrinya. Wajah yang dilihatnya adalah wajah yang puas dengan senyum kecil terkembang. Mata gadis di dekapannya yang sewarna permata jade menatap lurus mata karamelnya.

"Syaoran," senyum Sakura. Lalu gadis itu terlelap dalam tidurnya yang damai.

Syaoran menggenggam erat tangan tuan putrinya lalu tersenyum kecil.

"Selamat tidur, tuan putri. Semoga mimpi anda indah."

---

"Nee, nee, Yukito-niisan! Hari ini dia sudah pulang, kan?"

Yukito tersenyum lembut dan mengangguk. "Saat ini ia sedang melapor pada kakakmu di ruang kerjanya."

"Kakak?! Aaah!! Pasti kakak mau mengerjai dia lagi!" teriak Sakura pada dirinya sendiri. Ia lalu berlari ke arah ruang kerja kakaknya, tak lupa ia berbalik pada Yukito. "Terima kasih, Yukito-niisan!"

"Hati-hati tersandung!"

Terlambat, Sakura sudah tersandung dan terjatuh di atas seseorang. Yukito sweatdropped.

Sakura merasa orang yang dijatuhinya itu memanggilnya. Ditatapnya wajah buram milik orang yang ditindihinya. Segera Sakura melompat ke samping, pindah dari atas tubuh teman sepermainannya yang menjadi 'korban' kecerobohannya.

"Sudah kubilang, panggil aku Sa-ku-ra!!" teriak Sakura berkacak pinggang dan menunjukkan jari telunjuk tangan kanannya ke depan. Sedetik kemudian, senyum lebar terpampang di wajahnya. "Selamat datang kembali!"

---

Sakura terbangun dengan kepala berdenyut-denyut. Rasanya ia mengingat sesuatu yang sangat lama dilupakannya. Namun ia tetap tak mampu mengingatnya. Yang ia ingat adalah ia jatuh menindih seseorang, namun orang itu tak jelas seperti apa. Padahal seharusnya ia mengenalnya, namun ia tak dapat mengingatnya. Setiap kali memikirkan orang itu, kepalanya berdenyut-denyut kesakitan.

"Tuan putri? Anda tak apa-apa?" tanya sebuah suara dari samping tempat tidur di mana Sakura berbaring. Syaoran mengambil sebuah gelas berisi air mineral dan memberikannya pada Sakura. "Minumlah."

Sakura mengambil posisi duduk di atas kasur, dengan bantuan Syaoran tentu saja. Perlahan Sakura mengambil gelas berisi air yang disodorkan padanya dan mulai meminumnya setelah mengucapkan "terima kasih" dengan suara kecil dan lirih karena ia baru saja bangun tidur.

"Sudah bangun?" tanya sebuah suara di ambang pintu. Sakura dan Syaoran menoleh ke arah suara itu dan mengangguk bersama. "Bagaimana keadaanmu?" tanya suara itu lagi.

"Uum, aku tak begitu ingat apa yang terjadi…" ucap Sakura memegangi kepalanya dengan tangan kiri. Masih berdenyut-denyut rupanya.

"Kemarin saat aku lengah, kau diberi anggur sama si bakpau putih," kata Kurogane dari depan pintu. Nadanya jelas-jelas menyalahkan, entah pada dirinya sendiri yang lengah atau pada si bakpau putih.

"Oh," ucap Sakura, masih memegangi kepalanya. "Maaf, aku pasti banyak merepotkan kalian."

"Itu tidak benar. Tuan putri lebih baik kembali beristirahat bila masih pusing," ucap Syaoran lalu perlahan-lahan membantu Sakura berbaring lagi. Dalam lima detik, Sakura sudah terlelap.

"Kau juga beristirahatlah," ucap Kurogane setelah Sakura tertidur. Syaoran menoleh padanya. "Kau juga belum beristirahat sejak kemarin malam, kan? Putri itu tidak akan apa-apa. Tidur sana."

"Baik," Syaoran tersenyum. "Sebentar lagi," tambahnya.

Kurogane hanya geleng-geleng kepala dan meninggalkan sang putri dengan ksatrianya berdua di kamar. Sebenarnya, bertiga, karena makhluk berbentuk bakpau putih bernama Mokona juga ada di sana menemani keduanya.

Syaoran akhirnya tertidur di atas kursi di samping tempat tidur Sakura, dengan kedua tangan masih menggenggam tangan kanan sang putri. Mokona yang melihat mereka berdua tersenyum dan cahaya benderang yang aneh keluar dari mulutnya, menyelimuti seisi ruangan.

"Mimpi indah, ya!" ucapnya riang.

---

Next chapter:

Putih. Semuanya serba putih. Sejauh mata memandang, yang ada hanyalah putih. Ah, tapi ada satu sosok manusia di tengah segala kekosongan itu. Ketika sosok itu membuka matanya, warna putih di sekitarnya mulai memudar dan berubah menjadi pemandangan yang familiar.

Halaman istana Negeri Clow.