Call me!
Disclaimer: Mingyu punya diri sendiri, keluarga, dan milik Wonu.
Wonu milik diri sendiri, keluarga, Tuhan dan milik Mingyu
Mereka memiliki satu sama lain
Cerita murni dari otak absurd sekepalan tangan
Didedikasikan untuk ulangtahun Mingyu, dan teman teman yang menghadapi UN
hepi riding
Dibantu lagi ama Svtvisual-senpai ama Bsion-senpai jugak
Hari ini adalah hari dimana semua murid kelas XII menghadapi ujian nasional. Hampir seluruh siswa kelas XII sedang sibuk menghafal kunci jawaban untuk mata pelajaran yang mematikan, matematika. Bagi seorang murid teladan seperti Jeon Wonwoo tidak ada yang namanya mencontek.
Saat bel yang menunjukkan bahwa 5 menit lagi siswa dipersilahkan masuk ruangan. Jihoon menghampiri Wonwoo, menepuk pundaknya dan berkata, "Semangat, Won! Good luck! Semoga kita lulus!" Lalu berjalan menuju ruangannya.
"Terimakasih Ji!" Balas Wonwoo.
Wonwoo berjalan ke ruang ujiannya yang berada di lantai tiga. Ia berhenti di depan lokernya dan mengeluarkan alat-alat yang diperlukan untuk ujian. Kemudian ia masuk ke ruang ujian.
Di dalam ruang ujian, ada Soonyoung -kekasih Jihoon- yang berteriak, "Goodluck semua! Kita masuk bareng lulus juga harus bareng! HWAITING!"
Tepat pukul delapan, penjaga ruangan yang ber-nametag Kim Mingyu memasuki ruangan X9 -ruang ujian Wonwoo. Dan menginstruksikan para siswa untuk diam dan ia berjalan ke kursi guru. Saat tiba di kursi guru yang berada di depan kelas dan menulis absen, ia langsung membagikan soal. Saat ia membagikan soal, di deretan ketiga dari jendela, matanya terpaku pada seorang murid berkacamata dan berseragam paling rapi diantara siswa yang lain.
Lalu Mingyu tersadar dan kembali melanjutkan membagikan soal. Setelah soal selesai dibagikan, ia kembali ke kursi dan duduk menulis sesuatu. Tiba-tiba seorang siswa menghampirinya.
"Permisi saem, kode soal saya salah. Di kartu ujian tertera kode M tapi saya mendapat soal kode K." kata seorang siswa berkacamata.
"Oh, maafkan saya. Sebentar" Balas Mingyu kemudian memeriksa map soal.
"Ini soal yang benar, maafkan saya" lanjutnya.
Jeon Wonwoo, siswa yang tadi menukar soalnya kembali ke tempat duduknya tanpa menoleh sedikit pun. Ia berusaha menyembunyikan rona merah tipis yang ada di pipinya. Dan melanjutkan pekerjaannya. Saat Wonwoo membalikkan lembar soal, ada secarik kertas kecil berisi nomor telpon.
-0810406xxxx-
Call me! At 6pm today!
Don't forget! I'll be waiting!
Nb. Simpan dalam kantong jika tidak mau dianggap mencontek
Sontak Wonwoo menatap satu satunya orang yang bisa menaruh kertas itu di lembar soalnya. Dan yang ditatap hanya memasang senyum menawan disertai sebuah wink. Wajah Wonwoo kembali merona dan menunduk untuk menutupi ronanya sebelum terlihat oleh orang lain. Ia memasukkan kertas tersebut ke kantongnya dan kembali mengerjakan soal dengan wajah memerah.
Tanpa sadar, Mingyu tidak mengawasi ruang ujian secara keseluruhan. Ia malah mengawasi Jeon Wonwoo tadi dan otaknya membayangkan fantasi-fantasi aneh bersama Wonwoo. Mulai dari Wonwoo yang melepas kacamata, Wonwoo memakai sweater lengan panjang yang menutupi telapaknya, Wonwoo bergelayut di tangannya, Wonwoo yang memberinya back hug ditengah ramainya kota Seoul, merayakan natal bersama Wonwoo, hingga membayangkan Wonwoo yang mendesahkan namanya dengan suara yang berat itu.
Mingyu kembali tersadar dari fantasi-fantasi anehnya setelah mendengar sebuah dehaman dari suara yang menjadi favoritnya hari ini.
"Permisi saem, lembar jawaban saya sobek. Bolehkah saya meminta lembar jawaban baru?" kata Wonwoo sembari memberikan lembar jawabannya.
"Ah, iya sebentar." balas Mingyu sambil menuliskan sesuatu. "Ini lembar jawabannya." lanjut Mingyu.
"Terima kasih, saem." ucap Wonwoo dan dibalas wink oleh Mingyu.
Wonwoo kembali ke bangkunya dengan pipi yang memerah -lagi. Ia membalik lembar jawaban yang diberikan penjaga ruang ujiannya dan membaca tulisan yang ditulis dengan pensil itu dalam hati.
Don't Forget!
Today At 6pm you have to call me!
Wonwoo langsung menghapus tulisan itu dan melanjutkan pekerjaannya. Disisi lain, Mingyu juga kembali melanjutkan pekerjaannya -memandangi Wonwoo.
Setelah Ujian Nasional mata pelajaran matematika itu selesai, Wonwoo menuju ke loker mengambil tas dan bersiap pulang. Mingyu pun begitu, mengumpulkan lembar ujian lalu pulang dengan senyuman di wajahnya.
Sore hari di kamarnya, Wonwoo mondar-mandir seraya memikirkan kata apa yang pas untuk mengirim pesan ke nomor yang ada di kertas tadi, karena ia terlalu malu untuk menelpon duluan. Dan Wonwoo memutuskan untuk memulai dengan kata apapun yang ada di otaknya.
To: 0810406xxxx
Hi /? Saem.
Dan tidak sampai semenit ia mendapat balasan.
From: 0810406xxxx
Hai juga :). Jangan panggil saem. Panggil Mingyu saja, kita gak jauh beda kok. Aku telpon yah.
Dan saat Wonwoo akan membalas pesan itu ponselnya berdering. Refleks, ia langsung mengangkatnya.
"Hai?"
Tanpa sadar Wonwoo memerah. "Hm.. hai.. saem?"
Mingyu tertawa. Wonwoo menjatuhkan tubuhnya ke kasur. "Jangan panggil saem, kita hanya berbeda satu tahun."
Wonwoo mengernyit. "Satu tahun?"
Jauh di seberang sana Mingyu mengangguk. "Aku akselerasi dua kali."
'Hebat..'
Wonwoo melipat kakinya. Mengambil bantal dan memeluknya erat.
"Apa aku mengganggumu?"
Wonwoo menggeleng. "Tidak.."
Jeda.
Wonwoo memainkan jarinya di kasur. Hanya suara hembusan napas Mingyu terdengar dari seberang. Dan Wonwoo tidak tahu harus bagaimana.
"Kau sedang belajar?"
Tanpa sadar, Wonwoo menepuk dahinya. Benar. Dia lupa. "Belum. Aku lupa.."
Dan kenapa dia harus sejujur itu menjawabnya?!
Lalu suara tawa Mingyu kembali terdengar. "Besok bahasa Inggris bukan?"
"...Iya." Raut wajahnya berubah. Bibirnya melengkung kebawah secara perlahan.
"Pelajaran mudah.."
"Mudah jidat mu!" Tanpa sadar nadanya naik. Wonwoo mendesis tidak suka.
"Oh-oke...?"
Oh!
Wonwoo menutup mulutnya. Matanya membulat kaget. 'LUPA LAGI TELPONAN SAMA MINGYU!'
"A-Ah! Ah-a-"
'Dasar bodoh!' Wonwoo mengetuki kepalanya. "Ma-maksudku, saem-"
"Hahaha, tidak apa-apa.."
Mingyu kembali tertawa. Dan itu membuat Wonwoo semakin tidak enak.
"Maaf.."
"Tidak apa-apa. Mau aku bantu belajar? Sepertinya kau kurang menguasainya, benar?"
"Ah.. itu.."
Benar. Wonwoo memang lemah dalam Inggris. Tapi, menerima ajakan Mingyu orang yang baru ia kenal beberapa jam? -lebih tepatnya beberapa belas menit lalu itu.. agak...
"Tidak perlu sungkan. Lagipula, aku kosong malam ini. Dan membantu selagi aku bisa, tidak ada salahnya kan?"
Coba saja dulu. Lagi pula, ini Ujian Nasional, Jeon! Nasibmu sedang ada di ujung tanduk saat ini! Lulus atau mengulang satu tahun lagi?!
"B-baiklah.."
"Jadi?"Entah kenapa, nada bersemangat Mingyu di seberang sana membuatnya berdebar.
"Di rumahku?" Wonwoo sedikit mengernyit mendengar keributan seperti barang-barang jatuh dan suara bedebum keras dari ponselnya. "Saem?"
"Akh! Ah-iya, sshh- kirimkan alamatnya, aku akan segera ke sana."
Jeon Wonwoo mengangguk semangat, yang tentunya tidak terlihat oleh Mingyu disebrang sana. "Baiklah saem! Akan aku kirimkan! Hehe, sampai jumpa~"
"Iya, Jeon Wonwoo. Ah! Dan tolong panggil aku Mingyu saja, arrachi? Sampai jumpa di rumahmu.."
Dengan wajah merona senang Wonwoo memutus sambungan dan langsung mengirimkan Mingyu alamat rumahnya. Setelahnya ia lempar asal ponselnya ke kasur dan berlari keluar kamar.
"JUNGKOOKIEEEE!"
.
Saat Mingyu mendatangi alamat yang dikirimkan Wonwoo, ia terkagum. Rumah itu tidak bisa dibilang biasa. Rumah itu megah, meskipun dari bentuk tidak begitu menonjol tapi rumah itu pasti luas. Mingyu merapikan baju dan menekan bell yang ada diluar pagar.
"Sebentar." sahut anak dari pemilik rumah. "Maaf, cari siapa ya?" Tanya anak tersebut.
"Oh.. Perkenalkan saya teman dari Jeon Wonwoo. Kemari karena diminta untuk mengajari bahasa inggris untuk ujian besok." Jawab Mingyu dengan sopan.
"Oh.. Temannya Won-ie hyung. Aku Jungkook. Masuk saja hyung, ruang tamu lurus terus disebelah kanan ada pintu dengan gambar awan, masuklah. Rumah juga sedang tidak ada orang." jelas pemuda bernama Jungkook tadi.
"Oh-oke.. Terima kasih Jungkook-ssi." balas Mingyu.
"Tidak usah kaku seperti itu hyung. Panggil Kookie saja boleh. Oh iya, titip Won-ie hyung ya. Aku ingin kencan. Dadah hyung~" sahut Jungkook sambil menutup pagar.
Mingyu pun melangkahkan kakinya ke dalam rumah yang megah itu hingga sampai di depan pintu bergambar awan dan mengetuk pintunya.
*knock *knock.
"Masuk." sahut yang di dalam. Mendengar izin dari sang pemilik kamar, lalu Mingyu membuka pintu dan masuk.
"Hai.." Sapa Mingyu-lagi.
"Oh.. Hai juga." jawab Wonwoo dengan kikuk.
"Oke.. Berhubung ini sudah malam, mari kita lihat. Mana yang kau belum mengerti." Tanya Mingyu menatap Wonwoo.
"Ini sae-m, eh maksudku Gyu." balas Wonwoo dengan sedikit tergagap. Hell, siapa coba yang tidak terbata saat ditatap oleh makhluk berwajah seperti pahatan sempurna.
Kegiatan belajar mengajar yang diselingi dengan beberapa candaan itu berlangsung hingga hampir tengah malam. Tanpa sadar, mereka berdua sudah menjadi semakin dekat. Dan berhari-hari telah dilewati bersama oleh mereka. Hari ini pun tiba, hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Mingyu dan Wonwoo. Hari dimana Wonwoo lulus dari SMA dan dinyatakan sebagai lulusan terbaik ke-5 seangkatan, dan itu berkat tutor seharinya yang sekarang menjadi teman dekatnya.
Hari ini ia dan Mingyu janji ketemuan di taman biasanya. Mingyu bilang ada sesuatu yang menantinya. Dan seharian, Mingyu tidak ada kabar sama sekali. Ia hanya berkata untuk bertemu di taman biasa pukul 7. Wonwoo pun menuruti permintaannya.
Sesampainya Wonwoo di taman, ia melihat ada berkas-berkas cahaya dibalik pohon. Karena rasa penasaran, ia menghampiri berkas cahaya tersebut. Ia terkesima, karena dibalik pohon itu ada sebuah papan berbingkai lampu kerlap kerlip yang bertuliskan:
"Wonwoo, would you be mine forever and ever?
Yes/yeah/yup
Choose one!"
Tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluknya dari belakang dan memberinya kapur untuk menjawab. Wonwoo langsung mengambil kapur dan melingkar ketiga jawaban yang ada dipapan itu.
Saat melihat itu, Mingyu membalikkan badan Wonwoo dan berucap, "Wonwoo, terima kasih. Terima kasih karena membuat hari hariku berwarna dalam beberapa bulan ini. Terima kasih atas segalanya. Terima kasih karena kau sudah bersedia mengirimiku pesan hari itu. Terimakasih sekali lagi Wonwoo." Setelah Mingyu selesai berucap, kemudian ia memejamkan mata dan mendekatkan bibirnya pada bibir Wonwoo.
"Saranghae Won"
"Nado saranghae Gyu'
Dan papan itu menjadi saksi pernyataan cinta Mingyu yang pertama kali.
-end.
Reviu juseyo... /enggak juga gaapa ding
hev a naisu dei
