DON'T MAKIN ME DISSAPOINTED!
Kim Ryeowook
Cho Kyuhyun
Kim Yesung
Rating: T
Disclaimer: Cerita punyaku, char milik mereka
Warning: GS, ooc, typo(s), etc
Sebuah kisah cinta segitiga abadi tentang rasa sayang yang terpendam cinta yang tak terbalas yang memberi makna berbeda tentang cinta.
Ryeowook gadis ceria yang manis namun ceroboh, selalu mengawali harinya dengan penuh kehebohan. Dari mulai bangun terlambat, lupa membawa proposal laporan kerja yang harus membawanya kembali lagi menuju apartementnya di tengah jalan menuju kantor. Dan sudah bisa kita bayangkan bagaimana ketika ia telah tiba di kantornya, satu kata yang dapat mendeskripsikannya ialah kacau.
Dia yeoja berumur 25 tahun bekerja pada sebuah perusahan konstruksi di negara tempat ia berdomisili yaitu Korea selatan. Ia hanya tinggal sendiri di Seoul, dengan keluarganya yang hanya terdiri dari nenek dan ibunya yang tinggal di Incheon, kampung halamannya.
Sikapnya yang sopan serta sifatnya yang ceria membuat setiap orang menyukai keberadaannya merasa nyaman dan selalu merasakan suka dan gembira dengan suasana yang ia ciptakan mengundang setiap senyum manis dari orang-orang yang melihat dan bersamanya.
"Tolong bantu aku!" ucap Ryeowook yang kewalahan membawa kertas-kertas laporan dengan kertas HVS berwarna pink di tangannya sambil memasuki kantornya.
Beberapa orang yang melihat, dengan gegas memberi bantuan pada yeoja manis bertubuh mungil itu.
"Kau terlambat lagi Kim Ryeowook?" tanya seorang namja rekan kerjanya yang bernama Lee Sungmin sambil mengambil beberapa tumpuk kertas laporan di tangan Ryeowook.
"Perlukah kau tanyakan itu? Bukankah hal yang tak patut ini begitu wajar untuk orang sepertiku" jawab Ryeowook enteng sambil berjalan tergesa keruangannya, di imbangi juga oleh Sungmin.
"Hahahahaha...ternyata pertanyaanku lagi-lagi tidak berguna. Aku terlalu bingung Wookie, kenapa hidupmu itu selalu di penuhi ketidak tenangan dan ketidak teraturan seperti ini? Sangat selebor" kata Sungmin di sela tawanya.
"Jika tak begitu aku takkan hidup. Karena setiap kecerobohanku yang selalu membuatku selalu berputar dalam masalah, adalah sebagian dari hidupku"
Ryeowook mengambil jalan lebih cepat dari Sungmin, dan Sungmin yang berjalan di belakangnya hanya mampu tertawa dan menggelengkan kepalanya, mengikuti Ryeowook teman kerjanya itu masuk kedalam lift yang baru saja terbuka.
"Pagi semua !" Ryeowook menyapa seluruh rekan kerjanya dengan logat ceria penuh energinya yang khas.
"Pagi juga Ryeowookie!"
Ryeowook menduduki tempat kerjanya membereskan sedikit lembaran laporan yang ia bawa dan juga Sungmin lalu menjepitnya dengan jepitan kertas. Setelah itu dengan langkah cepat ia melesat menuju ruangan managernya yang tak jauh dari meja kerjanya.
Clekk!
"Annyeong sanjangnim" ucap Ryeowook sopan dengan formalitasnya juga memberi salam dengan membungkukan badannya.
Sang manager, Kim Heechul yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil mengerjakan beberapa proposal yang harus ia selesaikan mendongak menatap seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangannya.
"Ya! Kim Ryeowook aku menunggumu sejak tadi. Kenapa baru muncul sekarang? Dasar lelet" bentak Heechul sambil berdiri di balik meja kerjanya.
Ryeowook menutup matanya ngeri melihat wajah sangar dari managernya itu dan menggesek telinganya yang terasa panas karena suara menggelegar bagai guntur yang datang secara tiba-tiba di siang bolong.
Heechul masih menatap sengit penuh intimidasi pada bawahannya itu.
Perlahan setelah Ryeowook merasa yeoja cantik berumur 35 tahun itu tak mengoceh lagi, ia baru membuka matanya dengan pupil berwarna coklat muda yang bening bah karamel di dalam mata indahnya.
"Mianhae~ alarm-ku sungguh tidak berfungsi. Padahal aku tidur lebih awal agar-"
"Sudahlah jangan banyak berdalih! Sekarang berikan padaku laporan proyek bangunan di Chunan yang baru kau kerjakan kemarin!" ujar Heechul penuh petuah.
Dengan gerakan cepat yang lucu ciri khas gadis ceria seperti Ryeowook ia berlari kecil menyerahkan laporan yang ia kerjakan beberapa bulan terakhir ini.
Heechul kembali duduk untuk memeriksa hasil laporan itu dan menanyakan beberapa hal pada Ryeowook, sebelum ia serahkan pada direktur staf-nya.
Kyute EvilMagnae
"Hah~" Heechul menghela nafasnya dan memutar kursi kerjanya menghadap kaca gedung di belakangnya.
"Ryeowook-ah! Apa kau kenal dengan Cho Kyuhyun?" tanya Heechul pada Ryeowook yang masih berdiri di belakang meja kerjanya.
"Maksudmu...arsitektur yang pernah bekerja di perusahan ini 2 tahun yang lalu? Ku dengar dia sangat berbakat, namun aku tidak tau orangnya yang mana. Karena...aku baru bekerja satu tahun belakangan ini, memang kenapa?" jawab Ryeowook.
"Kami membutuhkan desain darinya, karena kemampuannya dalam merancang sebuah bangunan sangat artistik dan mengandung banyak perasaan dan juga detail yang berseni,membuat para klien yang datang pada perusahaan kita sangat puas dengan karyanya dan kinerjanya yang sangat komperatif. Tapi, setelah ia memutuskan berhenti untuk mendesain dan mundur dari dunia konstruksi, eksistensi perusahaan kita cukup menurun" kata Heechul panjang lebar.
"Apa alasannya dia memutuskan berhenti lagi mendesain?"
"Dia merasa hidupnya terlalu jemu. Ia tak dapat melihat warna yang selalu menjadi wakil untuk memberikan perasaan dan jiwa yang berseni pada setiap karyanya. Yang lebih tepatnya lagi, ia hanya ingin menemukan inspirasinya lagi untuk mengubah hidupnya yang monoton" ujar Heechul yang sekarang berbalik menatap Ryeowook. Ryeowook yang merasa dipandangi se-intens itu, cukup merasa tak enak. Tampak dari gesture tubuhnya yang terlihat kaku dan mimik wajah yang mengkeret.
"Apa itu yang ia katakan?" tanya Ryeowook dengan nada kikuk.
"Ya, begitulah"
"Orang yang menarik" nada suara Ryeowook menerawang.
Heechul berdiri dari kursinya dan menghampiri Ryeowook.
"Ryeowook-ah! Ku lihat kau orang yang sangat ceria dan baik. Semua orang sangat suka bersamamu karena sikapmu yang hamble. Aku ingin kau menemuinya dan membujuk ia untuk kembali pada perusahaan ini dan meneruskan karirnya, mencurahkan lagi bakatnya" ucap Heechul sambil memegang pundak Ryeowook dengan senyum yang terpatri di wajah cantiknya.
"Akan kucoba" Ryeowook balas tersenyum.
Siang hari menjelang sore, pekerjaan Ryeowook dan rekan-rekan kerjanya terlihat lengang. Ryeowook tak suka suasana bosan, dan dia bisa mati konyol karena itu.
Dia mengambil ponselnya, lalu membuka menu music playernya, serta memilih satu lagu favoritnya dari grup idolanya.
Super Junior - You and I
Dia bernyanyi riang dan enerjik menggerakan kursi kerjanya maju-mundur, berputar dengan ia yang terus bernyanyi dengan sangat enjoy dan hanyut pada suasana ceria yang ia ciptakan,tak peduli jadi bahan tontonan masa.
Ya...bahan tontonan. Karena tanpa ia atau yang lainnya sadari, ada seorang namja tampan di sebelah gedung kantor miliknya yang kaca pembatas di depan namja itu berdiri, tepat menghadap meja kerjanya. Namja itu sedang merekam aksi heboh Ryeowook itu dengan ponselnya sambil tersenyum lucu untuk Ryeowook yang ia pikir sangat enerjik. Namun entahlah dalam hal apa ia mengasumsikan kata 'enerjik' itu.
Kyute EvilMagnae
Jam sudah menunjukan pukul 8 malam waktu setempat. Sayangnya,Seoul di landa hujan yang membasahi seluruh kota.
Ryeowook berlari menuju halte terdekat untuk menunggu bus tentunya dan berteduh sejenak. Jarak halte bus dari kantornya cukup jauh membuat ia harus berlari jauh dulu dan berhujan-hujanan.
Dia mendudukan dirinya di bangku halte, di sampingnya ada seorang lelaki dengan pakaian lusuh dan kumuh dengan wajah yang kotor, entah orang gila atau pemulung yang pasti penampilannya sungguh tidak biasa.
Bus yang ia tuju tak kunjung datang, agak terlambat mungkin karena hambatan hujan. Ryeowook yang jenuh tak sengaja memperhatikan namja berpenampilan kumuh di sampingnya, yang sedang sibuk dengan sebuah sketchbook dan pensil yang menari-nari indah di atas kertas putih sketchbook.
tersebut.
Mata kecilnya memperhatikan dengan seksama setiap detail yang di ukir dengan sedemikian indahnya oleh sebuah pensil yang di kendalikan penuh oleh si namja kumuh di sampingnya. Ryeowook menampik pikirannya jika namja di sampingnya ini adalah orang sakit jiwa, karena tak mungkin ia terkena gangguan jiwa namun ia dapat membuat sebuah karya seni rupa yang takkan dapat dibuat dengan mudah dengan ukiran sebagus dan semenarik itu yang sangat di dasari kualitas seni yang tinggi, oleh seorang manusia yang normal sekalipun.
Karena ini adalah bakat seni yang sangat luar biasa.
Deg!
Sebuah karya seni bernilai artristik tinggi. Membuat ia ingat pada namja bermarga Cho yang tadi pagi Heechul ceritakan padanya.
"Indah sekali!" gumam Ryeowook pelan dengan mata terfokus pada ukiran gambar yang ia perhatikan dari hasil karya namja itu.
Jika yang terbayangkan oleh kalian adalah sebuah gambar pemandangan alam yang ia lukis dengan seapik mungkin. Kalian salah! Jikapula dikatakan berbentuk juga tidak, abstrak. Namun ketika kau perhatikan dengan seksama kau seperti seakan dapat membaca perasaan dan sudut pandang yang tidak terjabarkan dalam bentuk verbal.
"Kau mengerti?" tanya namja itu pada Ryeowook.
"Hem?" Ryeowook menatap wajah namja itu. Walau terlihat kumuh juga dekil, namun namja ini memiliki garis dan lekuk wajah yang indah, berpadu-padan merangkai paras yang rupawan. Meski terlihat segurat kumis tipis hitam tumbuh di sepanjang phyltrum-nya.
"Yang bisa ku terka, ini adalah sebuah siluet atau bayangan dari sebuah objek yang bisa kau lihat dengan mata jeli penuh penilaian dan penafsiran tinggi dan aku rasa dari sudut itu, kau membentuk gambar seperti bangun. Iyakan?" tanya Ryeowook hati-hati takut dugaannya salah.
"..." namja itu hanya tersenyum dan memandang jalan di depannya. Dimana banyak kendaraan hilir mudik kesana-kemari di jalan raya luas itu.
"Ya, kau benar"
"Hem...boleh aku bertanya?" tanya Ryeowook pelan, sebenarnya ia sungkan untuk banyak berbicara dengan orang asing yang mungkin baru akan ia kenal. Tapi satu bagian dalan nalurinya, ia sangat penasaran dengan namja yang secara visual terlihat aneh, tapi jika kau telisik dan kau dekati namja ini maka ia terkesan menarik. Ya, ini hanya asumsi Ryeowook yang kadang memandang sesuatu sangat berbeda dan unik.
"Kau...apa pekerjaanmu? Kau seniman?"
Menebak namja itu seniman rasanya tidak terlalu aneh dan hampir mendekati. Karena seorang seniman terkadang hidup tak memikirkan penampilan bebas seperti yang ia mau walau kadang tak terlihat normal, karena seni datang dan menginspirasi dari kebebasan dan hati juga pikiran yang selalu luas memandang. Tak jarang kita melihat seniman-seniman berpenampilan aneh, tidak hidup berlimpah harta namun sederhana tapi hidup di penuhi inspirasi seni yang indah.
"Aku tak pernah berhenti menekuni seni, namun aku tak bisa seperti dulu yang memberikan kinerjaku dalam berseni yang akan membuahkan manfaat bagi orang lain" kata namja itu sambil tersenyum.
Ternyata ia juga memiliki senyum yang bagus, pikir Ryeowook.
"Aku lelah. Aku ingin bebas dan didalam keramain itu aku merasa sendiri hidup bersama orang-orang yang selalu mengandalkanmu dan memujimu, namun sebenarnya kau kesepian. Karena perhatian
mereka semu hanya seperti itu membuat aku merasa di khianati oleh keadaan. Dan aku memilih menjauh,menjalani hidup sendirian dalam artian sebenarnya menengkan hatiku yang kecewa" ujar namja itu panjang lebar.
"Ya!" Ryeowook menepuk pundak namja itu sambil tersenyum ceria seakan ingin memberikan namja yang nampak putus asa itu kekuatan.
"Kau terlalu berpikiran jauh. Padahal jika kau masih dalam duniamu dulu dan terbuka kau akan mendapat seseorang yang dapat kau andalkan, mungkin juga kekasih. Kau hanya melihat dasarnya saja tidak berusaha menggalinya, makanya kau tidak dapat melihat siapa saja yang tulus menyayangimu kau hanya terlalu cepat menyimpulkan" kata Ryeowook penuh senyuman lebar sambil mengelus punggung namja itu.
"Percayalah! Hidup itu indah jika kau tau tempatnya"
"Maksudnya?"
"Tempat dimana kau bisa berbagi kebahagiaan baik untukmu dan juga orang lain. Kau harus mencarinya bukan diam dan menunggu kebahagiaan itu datang. Jika kau pikir dengan begini kau bahagia kau salah. Karena bahagia bukan sekedar saat hatimu dapat tenang sebab sesuatu yang membuat hatimu gundah dapat kau tampik, tapi saat kau bisa berbagi dan juga di beri kebahagian oleh orang lain"
Namja itu merasa terenyuh hatinya, sungguh kali ini baru pertama kali ia bertemu seorang gadis dengan motivasi besar memandang hidup, sangat percaya diri dan nampak sangat powerful. Cara bicara dan berpikirnya, membuat namja itu terpesona.
Namja kumuh itu menatap wajah senyum Ryeowook dengan penuh arti dan dalam mencari penafsiran yang mungkin tergambar dari wajah gadis itu, untuk dadanya yang mendesir aneh pada segala yang baru ia tau dari yeoja itu yang ternyata membuat jantungnya juga berdebar-debar untuk pertama kalinya seumur hidupnya ini.
Ryeowook mengadah menatap langit yang mulai mereda dari hujannya yang mengguyur bumi membasahkan segalanya. Meski waktu sudah menunjukan pukul 9 malam namun tak ada urungan Ryeowook untuk kembali ke rumah. Dan malah berniat melakukan sesuatu yang terbilang gila sebab
tak biasa. Yeoja berambut brown tea itu berdiri, badannya sedikit menekuk meraih sebuah tangannya. Tangan yang ia yakin penuh dengan bakat seni berharga.
Namja yang belum diketahui namanya itupun, mendongak menatap wajah Ryeowook yang berdiri dengan tidak percaya "Hm, ayo kita pergi!" ajak Ryeowook ceria.
Kyute EvilMagnae
"Tempat apa yang sering kau temui dulu ketika masih, melakukan hidup normal?" ucap Ryeowook dengan intonasi pengucapan kata 'normal' yang terdengar agak kikuk, ya ia takut menyinggung perasaan namja itu, dengan seakan-akan mengatakan bahwa hidup yang namja itu jalani, tidak normal.
"Em..." namja itu nampak berpikir sambil mengusap tengkuknya.
"Dimana?"
"..." namja asing itu tetap pada posisi berpikirnya.
"Cepat katakan!"
"Palliwa!" Ryeowook menggoyang-goyang pundak namja tersebut.
"Ga...game center" sahut namja itu pelan.
"Game center?" ulang Ryeowook.
"Ne" namja itu mengangguk sungkan.
"Oh~~ hahaha...ayo kita kesana. BERGAME SEPUASNYA!" Pekik Ryeowook riang sambil merangkul tangan namja itu dan menariknya berjalan lebih cepat.
BRUKK
Hampir saja Ryeowook jatuh karena kakinya menyandung krikil. Untung saja namja asing itu menahannya.
"Gwenchana?" tanya namja itu cemas. Ryeowook menegakkan tubuhnya kembali membenarkan posisi jalannya.
"Gwenchanayo... kajja!" Ryeowook kembali menarik tangan namja itu dengan gembira.
Kyute EvilMagnae
Kedua itu orang itu keluar dari tempat game center dengan wajah cerah dan juga puas walau hari semakin malam, tapi tidak terlihat tanda-tanda jika Ryeowook ingin pulang dan memutuskan pertemuan dengan namja yang entah dia lupa atau memang sengaja tak ia katakan. Dalam pikirannya ia berpikir kalau mungkin ini pertama dan terakhir Ryeowook bertemu dengan namja itu, walau jujur sikap dan kepribadian namja itu membuat ia tertarik. Walau, ya...ia juga tak berniat menjalin hubungan bahkan untuk berteman setelah ini. Yeoja manis itu tak yakin.
Namja itu mencoba bertanya saat Ryeowook menarik tangannya berniat membawanya ke suatu tempat lagi.
"Ini sudah malam. Bukankah seharusnya kau pulang! Apa kau tidak lelah? Sejak kau bertemu denganku aku lihat, kau baru pulang kerja. Sekarang kita mau kemana lagi?" tanya namja itu tenang.
"Di sekitar ini ada sebuah pasar malam. Aku sudah lama ingin mengujunginya. Temani aku yaa..."
Ryeowook menangkupkan kedua tangannya memohon dengan wajah merajuk yang manis "Geure"
Yeoja cantik itu kembali menarik tangan namja tersebut tuk berjalan dengan riangnya "Mari kita buat kenangan sebanyak mungkin malam ini" gumam Ryeowook seakan tak peduli namja itukan mendengarnya dan memberi respon. Namja itu hanya tersenyum dan hanya mengikuti, Ryeowook akan membawanya pergi.
Ryeowook sudah menentang beberapa plastik yang isinya sebuah makanan di tangan kanannya ia memegang sebuah boneka jerapah yang cukup besar yang ia beli dari seorang pedagang yang ada di pasar malam itu.
Tiba-tiba Ryeowook menghentikan langkahnya ketika melihat beberapa binatang peliharaan yang di jual di sana. Namja itu juga ikut berhenti, menatap wajah Ryeowook yang sedang menatap salah satu binatang disana lalu mengikuti arah pandangnya.
"Kodok" gumam namja itu pelan.
"Kau lihat dia sepertimu" kata Ryeowook sambil menunjuk binatang yang tadi di sebutkan namja itu.
Dia hanya menatap Ryeowook bingung. Yeoja ini memang penuh dengan kejutan.
"Iya, dia terlihat sangat tidak menarik dan juga menjijikan jarang orang ingin memeliharanya. Ibaratnya tak ada yang mau mendekatinya. Tapi tak disangka saat kau mendekatinya, ia bisa menjadi sesuatu yang istimewa yaitu pangeran kodok"
"Hahaha...kau berpikir aku adalah pangeran yang terperangkap dalam raga kodok?"
"Eum" Ryeowook mengangguk imut.
"Baiklah terserah. Ayo pulang!"
"Nanti, aku mau membelinya" Ryeowook berjalan kepada pedagang binatang itu dan melakukan transaksi pembelian. Namja itupun hanya dapat mengikutinya.
Kyute EvilMagnae
"Bagaimana menurutmu?" tanya Ryeowook sambil memperlihatkan binatang yang baru ia beli.
"Dia terlihat lucu"
"Benarkah?"
"Tentu"
"Ini untukmu!" Ryeowook menyerahkan kotak kaca berisi kodok yang ia beli tadi pada namja itu.
"Untukku? Wae?" namja tersebut menganbil kotak itu dari Ryeowook.
"Janganlah lagi merasa kesepian aku memberinya itu untukmu agar menemanimu. Kau harus menjaganya, mulailah dari berteman baik dengannya. Em..aku tak yakin kita dapat bertemu lagi, jadi anggaplah kodok itu sebagai pengganti aku. Rawat dia baik-baik ya!" kata Ryeowook agak panjang dengan mematrikan senyuman di bibir.
"Kalau itu yang kau mau. Aku akan melakukannya" namja itu balik tersenyum tulus.
"Ah! Dan satu lagi panggil dia Hyung"
"Wae?"
"Karena...aku rasa dia lebih dewasa darimu" kata Ryeowook sambil memperhatikan wajah kodok dalam kotak kaca itu.
"Hahaha...oke! Sekali lagi aku akan menurutimu"
"Bagus! Aku pulang ne"
Ryeowook berjalan pergi meninggalkan namja tersebut yang masih diam memandanginya. Setelah beberapa meter dia berbalik dan melambaikan tangannya.
Sebuah mobil dengan kecepatan sedang berjalan melewati Ryeowook yang masih melambaikan tangannya untuk namja itu. Mata jeli namja itu menangkap sebuah bayangan tubuh Ryeowook yang terpantul dari lampu mobil tersebut. Ryeowook berbalik dan kembali berjalan menuju apartement-nya.
Kyute EvilMagnae
Sudah sebulan sejak pertemuan ia dengan Ryeowook. Sejak satu bulan yang lalu pula ia memutuskan untuk kembali hidup normal seperti dulu. Ia kembali ke rumahnya yang ia buat sendiri dulu. Rumah yang sangat megah dan indah.
Namja itu merubah penampilannya, memangkas rambutnya dan mencukur kumisnya. Penampilan yang rapih dan bersih semakin membuat wajahnya yang tampan semakin rupawan.
Ia tersenyum sambil memandangi aqurium kecil di depannya dimana hewan yang selalu mengingatkan ia pada yeoja itu tinggal.
"Aku ingin bertemu dengannya"
TBC
Hohoho...annyeong yeorobun :) i'm back! Coba coba aja kali aja ada yang berkenan membaca apalagi ngasih review #ngarep
Mianhae kalo gaje ceritanya dan penulisan yang tidak sesuai EYD ^^v
Kali ini aku bawa yang ber chapter nanti aku lagi siapin buat oneshoot. Hehe
