HARI KU ,TENTANG MU
Naruto Belongs to Mr. MK
But the story is mine
Hanya hiburan semata
HINATA HYUUGA & PATNER
Selalu sama seperti ini. Hinata bosan selama seminggu ini diminta untuk membantu mengerjakan tugas Sasuke , jagain plus rawatin rumah.
Mentang-mentang jadi sahabat karib, ya nggak kali juga Hinata dengan suka rela melakukannya.
"Ini terakhir kali aku ngebantuin, kalau bukan karena Mikoto baasan sakit aku nggak bakalan mau" gerutu Hinata dalam hati.
Hinata sudah bertetangga dengan Mikoto baasan selama 4 tahun semenjak kepindahan keluarga ke kota Kyoto ini. Bertetangga yang baik adalah ajaran Ibu Hikari dan Ayah Hiashi, jadi sebagai anak perempuan yang baik, Hinata menerima dengan senang hati permintaan Mikoto baasan yang selama ini selalu menyayangi dirinya seperti putri sendiri.
Berhubung Paman Fugaku yang ada tugas di luar kota, Itachi niisan yang sedang sibuk masa prakerin SMA jadi yang ada tinggal Sasuke .
Ibu Hikari juga sudah memberikan izin Hinata, jadi Hinata bantuin Sasuke . Begitu awalnya.
Sebenarnya pekerjaan di rumah Nyonya Uchiha bisa lebih cepat selesai jika dikerjakan bersama. Andai Sasuke mau membantunya.
Sungguh Hinata bukannya mengeluh, hanya merasa ketidak adilan ini semakin lama membuatnya merana.
Hinata tidak ada prasangka buruk, bukannya cuma ngebatuin ini berasa Hinata jadi MAID si Sasuke.
MAID ...ya ..MAID.
Padahal setiap pagi berangkat ke sekolah itu penampilan Hinata yang mempunyai rambut lurus panjang, mata berkilau ametys, pipi chubby indah itu bakal bikin mamah Hikari bangga melihatnya.
Giliran sekarang, mengenaskan.
"rambut di ikat asal pakai karet gelang, keringat mengucur deras, mana ini musim panas panjang Kyoto masih 3 pekan lagi, Ya Kamisama tolong segera sembuhkanlah Mikoto baasan. Hinata nggak kuat ini" jerit Hinata dalam hati sembari menatap bayang wajahnya yg memantul dari pemukaan tutup panci yang ditunggu matang.
Setelah pulang sekolah jam 1 siang, Hinata sudah melakukan tugas rumah semuanya sendirian.
SENDIRIAN...
Ada Sasuke, jangan ditanya itu...
Sasuke itu gak mau bantu Hinata chan .
Alsannya, seribu alasan, mulai aku capek, lalu biar aja nanti Itachi niisan yang beresin, trus tunggu aja bibi Kaneko 5 hari lagi juga pulang dari acara mudik kampungnya.
Mana bisa begitu, kan kasihan nanti Mikoto baasan bisa shock pulang ke rumah lihat keadaan seperti itu.
"Aku lapar. Sudah selesai masak karinya, Hinata-chan?" tanya Sasuke yang sedang main ps .
"I-iya ini hampir matang Sasuke-kun" jawab Hinata dengan suara pelan.
Huhh, bagaimana nggak pelan, suaranya sudah habis ngingetin Sasuke buat setidaknya bantuin nyapu kek, ngepel kek, atau yang paling mudah , please dech tuh kulit kacang jangan sembarangan ngebuangnya.
Lelahhh...Hinata lelah tahu...Ya Kamisama semoga Itachi niisan segera pulang ngebantuin Hinata.
(Emang kalo Itachi pulang, bakal ngebantuin Hinata-chan apa yak?
Mungkin iya ,mungkin nggak,,#dasarauthorkejam)
"S -sasuke, makanannya sudah siap.
Sudah sore,aku pulang dulu ya" pamit Hinata segera bergegas mematikan gas, lalu melepas celemek.
Jam rutin Hinata berakhir. Sebagai anak smp yang baik, ia harus menyelesaikan tugas dari guru .
Segera Hinata hendak berjalan menuju pintu keluar utama.
" Jaa... Sasuke kun" pamit Hinata.
Tiba-tiba Sasuke berlari tangan kanannya memegang jemari lembut Hinata.
Sasuke tak bermaksud semena-mena selama beberapa hari belakangan ini kepada Hinata.
Perasaan tak biasa yang hinggap di hatinya membuat Sasuke tak bisa senyaman dahulu .
Selama Sasuke bermain ps tadi sebenarnya ia mencuri pandang ke Hinata. Memperhatikan Hinata, semakin membuat Sasuke merona. Rasa aneh yang tak bisa dijelaskan dengan logika.
Gadis manis tetangga sebelah rumah yang membuatnya tak bisa menahan senyum kecil yang tersemat di ujung bibirnya.
Semenjak berminggu-minggu setelah Sasuke berlibur dan bertemu Gaara yang mencari Hinata, Sasuke menyadari jika Hinata menempati bagian nyaman di hidupnya. Dan Sasuke tak mau Hinata terenggut darinya.
Sasuke tak pernah terfikir bahwa gadis kecil manis yang takut dengannya di pertemuan pertama mereka bisa menjadi teman yang nyaman bagi Sasuke.
Sasuke memang ketus dan kejam , tapi siapa sangka Hinata yang pendiam dan santun itu justru membuatnya mulai menyukai Hinata. Rasa suka itu berkembang menjadi sebuah rasa aneh yang tak juga Sasuke pahami.
Yang pasti Sasuke tak mau Hinata mejauh darinya. Apalagi tak ada di sekitar Sasuke. Sasuke butuh Hinata. Untuk masa sekarang dan mungkin di masa depannya kelak.
"Sebentar, aku mau bilang a-aku.." kata Sasuke tergagap
Terputus, susah payah Sasuke menelan ludah mengumpulkan kata-katanya.
Deg deg deg suara detak jantung Hinata.
Dalam heningnya, Sasuke memperhatikan jarinya yang terpaut indah dengan Hinata.
"kenapa ini, aku tak tahu yang akan Sasuke lakukan... " suara Hinata dalam hati.
Hening
Mata Sasuke Hinata beradu. Suara hening bertalu menyembunyikan gaduh yang menghentak di dada mading-masing insan.
Mata keduanya menyiratkan rasa ambigu yang tak mereka pahami. Terlalu dini bagi kawula muda itu menyimpulkannya dalam frasa.
Hening
"H...Hinata a-aku meny" ucapan Sasuke terputus oleh deritan pintu.
"Kakak pulang" suara Itachi niisan
Itachi membuka pintu utama. Terkejut mendapati Sasuke yang memegang Hinata.
Kan Hinata itu caem-caem impian Itachi.
Segera Itachi bejalan cepat , mendekati Sasuke dan Hinata.
"Lho, Sasuke ngapain kamu pegang-pegang Hinata-chan. Nggak boleh, pokoknya nggak boleh" Teriak Itachi sembari melepas paksa tangan Sasuke.
Itachi aja belum pegang-pegang tangan indah Hinata, idih kenapa Sasuke nyerobot duh.
Dasar adik durhaka. Ucap Itachi dalam hati
"Maaf...maafkan Itachi niisan , makan malam untuk kalian berdua ada di dapur. Jaa...
Setelah sadar dari keheningan dan berpamitan , Hinata buru-buru berjalan cepat sembari memegang dadanya yang terasa aneh.
Meninggalkan Sasuke yang menatap tak rela punggung Hinata yang semakin menjauh.
Harusnya Sasuke sudah akan berucap sesuatu yang penting.
"Sial . Dasar nii san tak tahu waktu" ucap sebal Sasuke
Revisi dikit
EYD nggak baku
N kesalahan typo sana sini
#reviewsangatberharga
Terima kasih
