Disclaimer : Ansatsu Kyoushitsu milik Yuusei Matsui. Tapi kalau boleh Akabane Karma jadi milikku (di tampar fans Karma). But, cerita ini milikku seorang...

.

.

Because You Vocalist and I'm Writter

Rated : T

[Hurt/comfort, Romance, Drama]

[A. Karma x OC] Asano, O. Manami

.

.

WARNING!

Miss. Typo, OOC, EYD belum benar, OC anggap diri sendiri aja :v

..

'Seharusnya aku dapat merelakanmu, karena aku memang tidak menyukaimu. Tapi, kenapa aku begitu takut dan menangis setiap senyum setanmu yang menyerupai senyum palsu Koro-sensei tidak hadir ketika kamu bersamanya? Dan kenapa kamu tidak sedikitpun melihatku yang selalu peduli padamu meski hanya dari kejauhan kulihat dirimu? Jadi kumohon dengarkan laguku yang kubuat ini'

...

NORMAL P.O.V

Bangunan yang hampir runtuh di hadapan seorang gadis bersurai merah darah bermata violet terlihat masih kokoh untuk menahan berat penghuni sekolah tersebut. Sesekali gadis itu mengutuk dirinya sendiri karena sudah menerima tawaran pemerintah untuk membunuh guru kesayangannya yang telah merangkap sebagai sosok kakak. Kakak yang ia cari ketika keluarga angkatnya tewas mengerikan terbunuh dan berakhir dengan hidupnya yang menjelma menjadi setengah manusia dan monster.

Dia pernah kembali merasakan arti keluarga ketika Aguri Yukimura mengangkatnya sebagai adiknya dan tinggal dengan Kayano Kaede. Tapi itu hanya sesaat setelah dia mendengar Aguri meninggal demi melindungi seorang monster yang akan menghancurkan bumi. Untuk itulah dia tinggal dengan monster tersebut karena pesan dari Aguri sendiri untukknya. Pada awalnya, ia kira menjadi seorang pembunuh yang telah dilatih pemerintah tidak akan bermasalah asalkan ia bertemu dengan kakaknya yang juga seorang pembunuh. Setelah itu ia dipindahkan dari kelas 3-A sampai ke kelas 3-E berkat misinya dan tanpa alasan yang dapat meyakinkan murid-murid di gedung utama, terutama Asano.

"Sebaiknya aku harus cepat masuk keruang lab, Manami-chan pasti kerepotan membuat racun untuk Koro-sensei jika ia sendirian." Gadis itu berlari kecil memasuki sekolah di pagi buta.

oOo

"Manami-chan, maafkan aku karena aku terlambat." Kata gadis tersebut dengan penuh ketakutan jika Manami tidak memaafkannya. Ya, dia lebih pengecut dan penakut daripada seorang Okuda Manami.

"Tidak apa, Hana-chan, aku juga belum membuatnya."

Gadis bersurai merah yang bernama lengkap Nakagawa Hana terlihat begitu heran. Pasalnya, gadis berkacamata yang amat menyukai pelajaran IPA tersebut sudah memegang racun di tangan kirinya.

"Lalu itu?" Tanya Hana padanya.

"Ke-kemarin Ka-karma-kun menyuruhku membuat sebuah racun yang tidak berbahaya untuk menjahili beberapa anak di gedung utama."

"Oh, ayo kita buat saja sekarang."

Mereka berdua membuat racun bersama. Tapi Manami tahu, ada yang aneh pada Hana ketika ia menyebutkan Karma di hadapannya. Semua tahu, Hana membenci Karma yang hampir mencoba membunuh Hana. Dia mengira Hana adalah Koro-sensei yang sedang membuka penyamarannya, ternyata Karma salah dan Hana menjadi membencinya.

Hana P.O.V

Aku mengambil beberapa bahan kimia yang telah dicampurkan dengan bahan yang sama seperti peluru BB ataupun pisau anti-sensei. Tentu aku mendapatkannya dari pemerintah melalui Karasuma-sensei. Masih tergiang olehku ucapan Manami saat ia bertanya tentang racun yang dibuat olehnya. Sesak. Itu yang dapat kurasakan ketika mendengarnya.

Tak lama, si setan merah menyelinap masuk keruangan lab yang berisikan kami berdua. Meskipun dia menyelinap tanpa suara sekalipun, aku dapat menegenalinya lewat pendengaran maupun penciumanku. Tapi tidak untuk gadis berkacamata tersebut yang tengah sibuk mengaduk racun untuk Koro-sensei.

"Ne, jika kamu ingin datang kemari, tidak perlu mengendap-endap seperti itu." Kataku yang membuat Manami heran.

"Hana-chan kamu bicara pada siapa?" tanya Okuda padaku. Aku mencoba bersabar pada ucapannya, sudah begitu jelas Karma berada di belakangnya.

"He, pendengaranmu cukup bagus untuk seorang pembunuh bayaran, Hana-chan."

"Aku tahu itu, Akabane-san."

"Okuda-san, aku ingin meminta racun yang kamu buat, apa boleh?" Tanyanya.

Aku melihat Manami memberikan racun kepada Karma. Mataku terlalu buta untuk melihat keduanya yang begitu dikelilingi oleh binar-binar suasanan romantis. Telingaku terlalu tuli untuk mendengar apa yang mereka bicarakan. Nafasku terlalu sulit untuk menghirup oksigen dari ruangan ini.

PRANG!

Tanganku yang lemas tanpa sengaja menjatuhkan tabung reaksi dan pecah. Aku tidak yakin mereka tidak meperhatikan hal ini, jadi segera saja kubersihkan serpihan-serpihan kaca di lantai. Cairan berwarna ungu tersebar meluas dari daerah tabung reaksi.

"Hana-chan, apa kamu baik-baik saja?" Aku mengangguk dan mengambil kain pel di samping pintu lab.

"Tenang saja, Manami-chan, akan kubersihkan ini segera. Lagipula racun untuk Koro-sensei telah jadi. Kamu dan Akabane pergi saja, jika kalian berdua mau." Kataku.

"Tidak, aku tidak bisa meninggalkanmu Hana-chan!" Kulihat mata Manami yang begitu meyakinkan agar aku membiarkannya tetap bersamaku.

"Terserah kamu saja. Kalau begitu aku ke kelas dulu sebentar." Kataku.

Manami P.O.V

Sejujurnya aku tahu, Hana terlalu malas untuk melihat Karma di sini. Oleh karena itu, ia pergi meninggalkan kami berdua. Meskipun Hana bukanlah orang yang menyukai Karma, aku merasa dia adalah sainganku dalam merebut hati Karma. Aku menatap nanar racun yang kubuat bersama Hana. Karma terus melihat kearah pintu sambil menggoyangkan wadah racun yang kubuat.

"Ne, Okuda-san, menurutmu Hana-chan masih membenciku?" Aku menggelengkan kepalaku lemah. Aku tidak tahu bagaimamna dia akan mengetahui apa yang kujawab atas pertanyaannya itu.

"Aku pikir Hana-chan memang tidak membenci diriku lagi. Arigatou… Manami-san."

Aku terkejut dan melihat Karma menjauh dariku. Apakah Karma memiliki perasaan pada Hana? Kuharap tidak agar aku dapat singgah dihatinya selamanya. Aku tahu, aku terlalu egois pada perasaanku. Tapi aku tidak bisa dibodohi, dan aku begitu menyukai Karma Akabane sejak aku kelas VII dulu.

Aku tahu, Hana lebih cantik dariku. Dia bukanlah seorang kutu buku yang memakai kacamata jadul dan berambut kepang. Dia seorang penulis, dan muka palsunya itu serta kelicikkannya ia dapat mengelabui Koro-sensei. Saat pertama kalinya dia masuk kelas,

#Flashback

Musim semi telah datang dan murid-murid kembali bermekaran. Harus kuakui ini adalah hari ketiga kumenimba ilmu di kelas 3-E dengan guruku yang merupakan penjahat. Kelas begitu terdengar ribut, tapi begitu menyenangkan. Kulihat meja yang berada dekat denganku, ya masih kosong. Kudengar, ada yang dipindahkan ke kelas 3-E.

Seorang gadis bermata violet dengan surai merah darahnya yang indah datang bersama Karasuma-sensei. Dia tersenyum manis, dan senyumannya dapat menarik siapapun untuk menjadi temannya.

"Hajimemashite, Atashi wa Nakagawa Hana desu." Suaranya yang lembut sambil membungkuk memperlihatkan keanggunannya sebagai perempuan.

"Kalian semua harus tahu, Hana-san berasal dari kelas 3-A dan dipindahkan oleh pemerintah ke kelas 3-E. Ia merupakan seorang pembunuh bayaran professional yang dilatih langsung oleh pemerintah sendiri. Kuharap kalian bisa bekerja sama dengannya."

Tak lama setelah Karasuma-sensei selesai bicara, guru itu datang dan berdiri di dekat Hana. Awalnya, kukira guru itu akan bertanya pada Hana karena tidak mengenalnya. Ternyata aku salah.

"Hana-chan, kenapa kamu pindah dari kelas 3-A hanya untuk membunuhku? Bukankah lebih baik kamu tinggal disana?" Tanyanya.

"Ne, monster kuning yang tidak memiliki nama, aku kemari karena misi yang kuterima. Jadi, aku mohon bantuannya padamu." Jawab Hana dengan senyumnya yang menantang kepada guru itu. Aku terkesima melihat Hana begitu angkuh ketika berhadapan dengan guru itu.

#Flashback_off

NORMAL P.O.V

Kelas sunyi memperlihatkan sosok gadis bersurai merah bersama seorang laki-laki yang juga sama berambut merah. Keduanya duduk bersampingan, dan keadaanya sendiri begitu sunyi. Hingga sang laki-laki pun bertanya.

"Apa kamu masih membenciku, Hana-chan?"

"Untuk apa aku menjawab pertanyaanmu itu Akabane-san? Jika kamu tahu aku akan menjawab apa."

"Hei, kamu suka pada…Asano, kan? Padahal aku menyukaimu," Hana terkejut dan melihat Karma disampingnya dengan tidak percaya.

To be Continue…


Gomen ne,,, cerita dalam fanfic ini masih ngawur. Gomen jika masih ada kesalahan senpai...readear, and more