Pair : Yifan x Zitao
Genre : romance
Rate : T *ditambah + juga boleh :3*
Disclaimer : Saya mengakui.. tokoh-tokoh yang ada di ff ini BUKAN MILIK SAYA *angkat tangan* tapi FF INI MILIK SAYA
W. A. R. N. I. N. G.
Typo bertebaran, feelnya hambar, BL, yaoi content(?), ff yang teramat gaje buatan author gaje
Saya ingatkan...
Kalau tidak suka, JANGAN DIBACA. Saya nggak nerima kritikan yang kata-katanya kasar.
.
.
.
.
Selamat makan. Eh, selamat baca...
.
.
.
Brakk... Sraakk... Duugg...
"Yak! Ribut sekali! Bisa kau tenang sedikit?!"
"Maafkan saya ahjussi!"
Suara gaduh terdengar dari sebuah flat yang baru saja dibeli oleh seorang pemuda berasal dari Cina. Ia baru sampai di Seoul malam ini, tepat tengah malam. Di sini ia tinggal sendirian. Tidak ada satupun kerabatnya yang tinggal di Ibukota negri ginseng ini. Dan beruntung ia bisa langsung mendapat tempat yang layak untuk ia tinggali.
Pada saat yang sama, terdapat namja yang terbangun dari tidur lelapnya karena terganggu oleh suara gaduh yang tepat berada di samping flatnya.
"Ya Tuhan... siapa yang membuat kegaduhan di tengah malam begini?!" geram namja yang bernama Wu Yifan itu. Ia baru saja tidur setengah jam yang lalu. Hari ini ia mendapat giliran untuk piket di tempat ia bekerja. Sudah sangat jelas kalau ia sangat kelelahan. Ia mencoba kembali tidur, tapi tidak bisa. Suara gaduh itu masih terdengar.
Samar-samar Yifan mendengar suara namja yang terdengar... lembut?
"Huuh... aku lelah. Tapi... ini belum beres."
Yifan keluar dari flatnya dan melihat banyak tumpukan kardus di depan flat yang berada di sebelah flat miliknya.
"Oh, annyeong Tuan. Maaf aku membuat gaduh malam ini." Sapa namja itu yang menyadari keberadaan Yifan. Yifan mendekati namja itu. "Kenapa baru berbenah malam ini?" tanya Yifan. Namja itu menghentikan aktifitasnya sejenak lalu mendekati Yifan.
"Hehe.. aku baru sampai di Seoul beberapa menit yang lalu." Jawab namja itu. Yifan hanya mengangguk mengerti. "Sekali lagi, maafkan aku Tuan. Aku pasti mengganggu tidurmu." Kata namja itu lagi. "Baiklah." Balas Yifan. "Mau kubantu?" tawar Yifan. "A-ah.. terima kasih. Lebih baik Anda tidur lagi." Tolak namja itu secara halus. Namun Yifan tidak mendengar. Ia membantu mengangkat kardus-kardus besar itu dan memasukkannya ke dalam flat namja itu.
"Tu-Tuan.. terima kasih sudah membantuku."
"Jangan panggil aku 'Tuan'. Memangnya aku majikanmu?"
"Lalu, aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil aku Yifan."
Namja itu mengulurkan tangan kanannya dengan wajah berseri. "Aku Huang Zitao. Salam kenal Yifan gege." Ucapnya. Yifan menjabat uluran tangan Tao. "Salam kenal juga Zitao." Balas Yifan sembari tersenyum. "Mmm... Yifan gege, tunggu di sini sebentar,ya? Aku mau mengambilkan minum untukmu." Pamit Tao.
"Eh? Tidak usah, Tao. Terima kasih." Tolak Yifan. Tao menggeleng. "Tidak. Aku sudah merepotkan gege malam ini. Jadi, anggap saja sebagai tanda terima kasih dariku." Ujar Tao lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan Yifan teh hijau.
.
.
"Jadi, apa besok kau langsung kuliah?" tanya Yifan yang sedang asik berbincang dengan Tao. "Tidak. Jadwal masuk universitas baruku hari Rabu. Dan aku juga belum mendapatkan pekerjaan." Jawab Tao.
Setelah berbincang agak lama, Yifan menyadari satu hal. Tao itu anak yang manis, mandiri, polos, dan patuh pada kedua orangtua-nya. Bisa bahaya kalau ia tinggal di kota besar seperti Seoul sendirian. "Tao, aku kembali dulu, ya? Aku lelah sekali." Pamit Yifan. Tao mengangguk. "Selamat malam Yifan gege." Ucap Tao.
Wajahnya sedikit sangar, tapi manis.
Suaranya pun manis. Seperti gadis remaja.
Pancaran matanya seperti anak kecil.
Dan aku... terpikat olehnya.
-Wu Yifan-
.
.
.
..
.
.
Next or Delete?
Review please
