A Fanfiction of Narusasu
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Matahari sudah terbit dua jam yang lalu, bahkan sinarnya semakin terik.
Tetapi hal itu tidak mengusik dua orang pria berbeda ukuran dan warna kulit, salah satunya memeluk dari belakang tubuh yang ukurannya lebih kecil darinya.
"Hiks..hiks..ma..ma...hiks..huwaaaa"
Sepertinya tangisan bayi dipagi hari adalah alarm untuk mereka..
My Love
Namikaze Naruto dan Uchiha Sasuke, sepasang suami-istri atau suami-suami mengingat mereka sama sama pria.
Mereka sudah menikah tiga tahun yang lalu, bahkan mereka dianugerahi seorang bayi mungil.
Uchiha Sasuke yang berperan sebagai istri memiliki keistimewaan yang dinamakan M-preg, atau Male Pregnant.
"Suke? Kau sedang apa hmm?"
Naruto, pria pirang berdarah Amerika-Jepang itu memeluk istrinya dari belakang, pria yang berstatus ayah dan suami itu membuat istrinya risih dengan perilakunya.
Bagaimana tidak? Dia memeluk istrinya begitu erat.
"Naru, mandilah! Sebentar lagi masakanku akan selesai, jadi cepatlah mandi!"
Sebagai istri yang baik, bukankah perannya adalah memasak dan mempersiapkan suami serta anaknya? Maka itulah yang Sasuke lakukan sekarang, memasak dan setelah itu dia akan memandikan anaknya.
"Menma bagaimana? Dia belum mandi kan? Bahkan kau sendiri belum mandi, iya kan?"
"Enak saja! Aku sudah mandi! Menma memang belum mandi.., kau mau memandikannya?"
Naruto membalikan badan Sasuke menjadi mengahadap kearah nya, Naruto menyeringai penuh arti, Sasuke sendiri hanya bergidik ngeri melihat seringaian Naruto.
"Kau... Kau kenapa? Kau tak sedang berpikir hal yang tidak tidak kan?"
Sasuke sedikit takut, pasalnya sudah beberapa Bulan Naruto tidak menyentuhnya, bukannya Sasuke ingin disentuh, tetapi dia bersyukur Naruto tidak menyentuhnya, Naruto yang ada diranjang sangat berbeda dengan Naruto yang biasanya.
Sasuke tau arti seringaian itu.
"Nee Suke, kenapa kau mandi sendirian hmm... "
"Aaahhh... Na.. Naruto jangan! Aa.. Aku sedang memasak!"
Naruto menghisap leher Sasuke, membuat Sasuke mendesah.
Sasuke sendiri hanya bisa memperingati Naruto bahwa dia sedang memasak.
"Sasuke... Aku menginginkan mu... "
Naruto mengatakan hal itu dengan suara yang sangat berat, dia mengatakannya tepat di kuping Sasuke.
"Beberapa bulan ini kau selalu menghindariku, bahkan kau selalu beralasan, kau tau, aku dan adikku juga butuh perhatianmu.. Sama seperti Menma."
Sasuke mengigit bibir bawahnya, bimbang.
Sebenarnya ada rasa ingin didalam dirinya, hanya saja Naruto jika bermain tidak menggunakan pengaman, jadi dia takut kebobolan, bukannya dia takut melahirkan, usia Menma masih dua tahun, dan masih membutuhkan perhatian lebih.
"Jadi Sasuke kau mau? Ayolah!"
Sasuke menarik nafas, lalu membalikan badannya dan melanjutkan masaknya.
Hal itu membuat Naruto kesal dan pergi dari dapur, dia berpikir kalau Sasuke menolaknya.
"Hmm.. Ha.. Hanya satu ronde! tidak lebih! Dan harus memakai kondom!"
Naruto tersenyum lebar, dia berlali kearah Sasuke dan segera membalikan tubuh Sasuke.
"Hmmmmmm"
Sasuke mengerang, ketika badannya dibalikkan oleh Naruto, seketika itu juga Naruto menciumnya dengan ganas.
Lidah Naruto bahkan sudah menginvasi rongga mulut Sasuke, Sasuke sendiri yang tidak terlalu pandai dalam hal mencium hanya bisa pasrah.
"Hmmm... Hm... Ahh.. Ahh.. Naruto jangan digigit!"
Ciuman Naruto turun keleher, membuat kissmark disana, mengigitnya lalu menjilatnya, membuat Sasuke merasakan antara nikmat dan sakit.
"Ki.. Kita lanjutkan dikamar.. Uuhhh berhenti melakukan itu jika aku sedang berbicara... Uuhh Naruto!!"
Naruto tertawa, ia melihat kompor dibalik tubuh Sasuke, sudah matang.
Masakannya sudah matang, tinggal disajikan.
Naruto mengangkat tubuh Sasuke dan segera membawanya kekamar.
Sesampainya dikamar Naruto menaruh tubuh Sasuke diranjang.
"Aaaahhh... Naruuu..."
Sasuke mendesah, Naruto menghisap leher dan juga menekan dadanya.
Naruto melucuti semua pakaian Sasuke, kini sudah tidak ada lagi sehelai benang pun ditubuh Sasuke, membuat Sasuke sedikit kedinginan.
"Sudah berapa lama aku tidak menyentuhmu? Kenapa banyak sekali perbedaan ditubuhmu? Lihat dulu putingmu tidak sebesar ini, tapi kenapa sekarang sangat besar?"
Wajah Sasuke memerah malu, Naruto memainkan putingnya, ia mencubit dan memelintir puting Sasuke, membuat Sasuke mendesah.
"Itu karena aku menyusui Menma, bodoh!.. Akhhh... Jangan!! Akhh jangan dihisap!"
"Kau hmm, menyusui Menma kan? Hmmm kalau begitu kau harus menyusui ku."
Naruto menghisap puting kiri Sasuke, sedangkan tangannya memelintir puting kanan Sasuke.
"Ahkk... Naruuu... Uuuhhh..."
Sasuke hanya bisa mendesah nikmat.
"Hikss... Hiks.. Ma.. Maa... Huwaa... Maa.. Maa..."
Naruto mengabaikan suara tangisan anaknya, dia terus terusan menghisap puting Sasuke.
"Na.. Naruuhh.. Menma.. Menma menangis... Uhh berhentilah...!!"
"Tidak bisa aku harus menyelesaikan ini..hmm..."
Naruto mengabaikan peringatan Sasuke, membuat Sasuke geram.
"Akhh!!"
Naruto menjerit, jika menyangkut anaknya Sasuke itu sangat ganas, dia bahkan menendang tubuh Naruto di atasnya, membuat Naruto terjatuh dari kasur.
"Sstttt cup... cup... Jangan menagis Menma sayang."
Naruto cemberut dia mendekati Sasuke dan memeluknya dari belakang, memperhatikan Menma yang berada di gendongan Sasuke.
"Naruto ambilkan kain dan tutupi tubuhku dengan kain."
Naruto menggeleng, dia justru menggesek gesekan penis nya yang terbalut celana piyama ke pantat sintal Sasuke yang sudah tidak ada penutupnya.
"Naruto! Aku harus menyuapi Menma!"
Sasuke memperingatinya, dia bahkan menginjak kaki Naruto, membuat Naruto mengaduh kesakitan.
"Nanti saja, kau harus menyelesaikan ini terlebih dahulu.., sebentar lagi ada rapat dan aku tidak bisa berkonsentrasi jika dalam keadaan seperti ini."
Naruto kembali menggesekkan penisnya, membuat Sasuke sedikit teransang.
Namun mengingat anaknya yang menangis kelaparan membuatnya menggelengkan kepala.
Dia memutar tubuhnya menghadap suami tercinta.
"Nanti saja, tahan sampai kau pulang, dan aku akan menjadi milikmu sepenuhnya."
Sasuke tersenyum dan memberikan penekanan pada kata sepenuhnya, membuat Naruto tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklah aku pegang kata kata mu!"
My Love
01.00 p.m
Jam menunjukkan kalau sudah jam satu siang, Sasuke gelisah.
Memikirkan apa yang akan dilakukan Naruto padanya nanti.
Kini Sasuke tengah berada diranjang dengan Menma yang tertidur disampingnya, tidak seperti pagi tadi yang dirinya tak menggunakan sehelai benang pun, sekarang dirinya terlihat menggoda dengan kemeja putih sebagai atasan dan hot pants sebagai bawahannya.
Bukannya ingin tampil menggoda dihadapan Naruto, tetapi inilah penampilan dirinya ketika dirumah, kemeja putih sendiri ia pilih karena Menma masih menyusu padanya, walaupun tak sesering dulu.
Ting tong, ting tong...
Suara bel rumahnya membuat ia tersadar dari lamunannya, segera ia berlari kearah pintu.
Dilihatnya orang yang bertamu kerumahnya.
Ada sepasang suami-istri yang datang kerumahnya, siapa lagi kalau bukan kedua mertuanya mengingat orang tuanya sendiri tengah berada di Otto.
"Kaa-san, Tou-san silahkan masuk."
Sasuke mempersilahkan mertuanya masuk kedalam rumahnya, sedikit malu dengan penampilannya, dia merutuki dirinya yang memilih hot pants sebagai bawahan bajunya, celananya itu tidak terlihat ketika ia berdiri, tertutupi kemejanya.
"Kau tidak pakai celana? Dan panggil aku Mommy."
Sasuke mengangguk, wajahnya memerah dengan kalimat frontal Ibu mertuanya.
"Aku pakai celana, hanya saja celananya pendek." Sasuke berbicara dengan sangat pelan.
"Kau membuatnya malu Kushina."
Dan yang itu adalah Tou-san mertuanya atau Daddy nya.
"Dimana Menma? Apa dia tidur?"
"Dia ada di kamarku."
Kushina langsung melenggang pergi kekamar Sasuke dan juga Naruto.
Membuat Minato menggelengkan kepalanya.
"Tou-san mau minum apa?"
"Buatkan aku kopi dan buatkan jus jeruk untuk Kushina."
Sasuke pergi kearah dapur untuk membuatkan mertuanya minuman.
Sasuke sebenarnya tidak begitu dekat dengan mertuanya, mereka berdua adalah teman orang tua Sasuke, tapi Sasuke sendiri sejak kecil tinggal bersama kakeknya di Otto.
Hal itu membuat Sasuke tidak begitu dekat dengan mertuanya.
My Love
10.00 p.m
Sasuke hanya sendirian sekarang, Menma dibawa oleh mertuanya.
Sebentar lagi Naruto pulang, dan jantungnya berdetak semakin kencang.
"Sasuke?"
Sasuke kaget begitu mendengar suara Naruto memanggilnya, Naruto sudah pulang, jasnya telah lepas menyisakan kemeja putih yang ia kenakan.
"Dimana Menma?"
"Kaa-san membawanya."
Naruto tersenyum penuh kemenangan si kecil yang akan menganggu kesenangan nya telah dibawa pergi. Sekarang dia bebas melakukan apapun kepada istrinya.
"Suke, kita langsung keintinya saja, buka bajumu!"
Naruto menyuruh Sasuke membuka baju, sedangkan dirinya sendiri melepaskan semua pakaian yang ia pakai.
Sasuke sendiri hanya bisa menuruti keinginan suaminya.
"Menungginglah!"
Sasuke membalikan badannya, merubah posisinya menjadi menungging, sedikit malu dengan posisinya sekarang, pantat sintalnya itu menghadap kearah Naruto, karena rasa malu anusnya menjadi berkedut kedut.
"Ssstttt...Naruuuhh...akhh..."
Sasuke mendesis, Naruto membelah pantatnya, memperlihatkan anus pink nya yang berkedut kedut.
"Aaahkkk...Naruuuhh..."
Sasuke mendesah, Naruto menjilat anusnya, membuat Sasuke mendesah antara geli dan nikmat.
"Aku lapar Sasuke..."
Naruto menghisap anus Sasuke membuat Sasuke menggeliat tidak nyaman, Naruto mengangkat pantat Sasuke, Sasuke sendiri hanya bisa pasrah.
"Akhh.. Naruuhh... Hisaap... Hisap... Akhh"
Slruuupp slruupp..
Naruto menyedot anus Sasuke, membuat Sasuke mendesah nikmat.
30 menit berlalu, penis keduanya mulai tegang.
Naruto memposisikan penisnya dianus Sasuke. Menggesek gesekan kepala penisnya ke anus Sasuke, membuat Sasuke mendesah terus menerus.
"Aakhhh...uhhh...kondom...akhhh... Gunakan kondom...Naruuuh."
Naruto menggeleng dia terus terusan menggesek penisnya membuat Sasuke kuwalahan.
"Akhhh... Naruuuu..."
Sasuke melotot, tanpa menggunakan kondom dan lubricant, Naruto menyodok anus Sasuke.
"Keluarkan! Kondom... Akhh... Gunakan kondom... Akhhh... Naruuuhh..."
Naruto mengabaikan perkataan Sasuke bahkan ia mulai menggerakkan penisnya.
"Lebih nikmat seperti ini, hmm... Akhh... Anusmu ketat sekali.."
Sasuke berusaha mengeluarkan penis Naruto dari anusnya, jika tidak menggunakan kondom tidak menutup kemungkinan dia akan hamil.
Menma masih terlalu kecil untuk mengerti seorang adik.
"Nar... Naruuuuhhhhh... Ukkhhh... Disitu...akhh... "
Gotcha.
Naruto menemukan postrat Sasuke.
Sodokan di anus Sasuke semakin brutal, bahkan tubuh Sasuke sampai terhentak hentak, maju mundur maju mundur, terus begitu.
Derit kasur dan bunyi becek dianus Sasuke menggema di seluruh ruangan kamar mereka, dan jangan lupakan desahan erotis Sasuke.
"Aku...aa... Kuu... Tidak kuat... Naruuuhhh... "
Sasuke hampir saja menyemburkan spermanya, jika Naruto tidak menutup lubang kencingnya menggunakan jari telunjuk maka sudah dipastikan sperma Sasuke menyembur keluar.
"Tahan lah... Sttt... Aku kita keluarkan bersama."
Gerakan Naruto semakin brutal, Sasuke sudah tidak kuat menahan orgasme nya.
Sasuke mengeratkan anusnya, mencengkram penis Naruto.
"Akhhh..."
Sodokan Naruto semakin kuat, penis Naruto berkedut kedut, Sasuke tau Naruto akan keluar sebentar lagi.
"Sasuke/Naruto"
Croootttt... Crooooottttt...
Keduanya keluar bersamaan, sperma Naruto mengalir deras kedalam perut serta rahim Sasuke, sedangkan sperma Sasuke membasahi seprai dan bantal.
Naruto membalikkan tubuh Sasuke menjadi menghadap dirinya.
Dan berguling hingga posisinya sekarang Sasuke berada diatas Naruto, dengan tubuh penuh peluh serta lengket sperma, Naruto juga tidak mencabut penisnya.
"Naruto! Kau tidak menggunakan kondom! Bagaimana jika aku hamil?!"
Sasuke kesal, sekarang ia hanya bisa berharap jika dia tidak akan hamil lagi.
"Maka aku akan bertanggung jawab."
Sasuke mendengus, lalu menaruh kepalanya didada Naruto, lelah dengan permainan mereka beberapa menit yang lalu.
"Bodoh..."
"Suke? Kau tidak berpikir ini sudah berakhir kan? Kau ingat sepenuhnya?"
Seharusnya dia tau, sepenuhnya menurut Naruto adalah 24 jam.
The End
.
.
.
.
.
.
Sasuke menggigit bibir bawahnya.
Sebuar test pack berada di tangannya, dua garis berwarna merah dibenda itu menyatakan positive, dirinya positif hamil, tiga minggu berlalu dari insiden itu.
Sekarang harus bagaimana?, Menma masih terlalu kecil, Kedua orang tuanya terlalu sibuk untuk membantunya dan mertuanya juga sedang berada di Amerika.
"Sasuke, tidak apa aku akan membantumu.."
"Sibodoh itu, dia hanya tau caranya membuat seseorang hamil, tapi tidak tau cara mengurusnya... Sakura, Menma masih terlalu kecil."
Dokter muda bernama Sakura hanya bisa terkekeh geli, adik iparnya ini sudah dewasa bahkan dia akan menjadi seorang ibu untuk kedua kalinya.
"Tidak masalah, Menma sudah dua tahun dan menurutku Menma sudah cukup besar untuk mempunyai adik, jadi pergilah keluar temui suamimu yang sedang bersama anakmu itu."
Sasuke dan Sakura keluar dari ruangan Sakura, Naruto yang duduk di bangku tunggu berdiri sambil menggendong Menma.
"Bagaimana?"
Sasuke tidak menjawab, dia mengambil Menma dari gendongan Naruto.
Dia menyarankan test pack yang ada ditangannya ke Naruto.
Naruto yang melihat dua garis merah di test pack pun berteriak.
"Yuhuuuu... Kali ini harus perempuan!!"
Sakura hanya menggelengak kepalanya melihat tingkah laku Naruto. Menma yang tidak mengerti apapun hanya bertepuk tangan dengan riang melihat ayahnya.
End beneran..
Ini sudah pernah di publish di wattpad, pada tanggal :
21 May 2017
Dan sekarang di publish kembali di ffn.
Jika ada yang merasa pernah baca, itu akun wattpad saya.
8 September 2018
