Tortoise
.
A NARUTO FanFiction
With standart disclaimer applied
Alternative Universe (AU) ll Out of Character (OoC) ll Typo ll DLDR! ll Etc.
.
Uchiha Sasuke x Haruno Sakura
Teens + (T+)
Drama ll Romance ll Hurt/Comfort
.
.
.
.
.
Enjoy!
.
.
.
.
.
"Selamat datang di kediaman Uchiha, Sakura-chan" gadis berhelaian merah muda itu menatap ke arah keempat keluarga itu, dia baru saja sampai dan dua buah senyum hangat itu menyambutnya.
"Eng... ano... eto... Yoroshiku, Uchiha-san," jari telunjuk Sakura menggaruk salah satu sisi dagunya sembari memasang senyum simpul pada keluarga itu.
Sosok wanita Uchiha itu hanya tersenyum memaklumi keadaan Sakura.
"Sa... Sasuke-kun, bisakah kau antar barang barang Sakura-chan ke kamarnya?" Delikan tak suka tertuju pada Sakura saat kalimat itu terucap dari ibunya.
"Hn," hanya gumaman tak jelas yang dikeluarkan sosok bungsu Uchiha itu, kedua orang tuanya dan kakaknya telah masuk bersama gadis yang mungkin akan lama tinggal di rumahnya ini.
Haruno Sakura, memiliki penyakit yang membuatnya tampak lamban dari orang biasa meski begitu dia gadis yang cerdas. Kedua orang tuanya yang tahu akan keadaannya memutuskan agar Sakura home schooling. Selama sembilan tahun ini dia selalu sekolah di rumah dan saat memasuki masa sekolah menengah ke atas, kedua orang tuanya harus pergi ke luar kota untuk urusan bisnis tentunya keduanya tak boleh meninggalkan Sakura namun keduanya juga tak dapat membawa gadis itu.
Akhirnya keduanya sepakat untuk menitipkannya pada teman lama mereka yang tinggal di luar kota. Keluarga Uchiha.
Itu yang Sasuke simpulkan, terlalu berbelit belit memang tapi, ah tak perlu membahasnya.
Sasuke merasa tak menyukai gadis itu bahkan sebelum gadis itu datang sekalipun, dia tampak seperti... ah, sangat menyebalkan ketika mengingat hal itu.
Ibunya bahkan menyiapkan kamar bernuansa sewarna rambut gadia itu sebulan sebelum gadis itu datang dan Sasuke tak menyukainya.
Dan ayahnya seperti tak masalah saat melihat kamar yang bagi Sasuke nampak berlebihan.
Dan tentunya Kakaknya. Uchiha Itachi. Dia tampak tersenyum senang tidur hingga kedatangan gadis itu.
Seberapa menarik gadis itu sebenarnya? Sasuke tak mengerti apa yang dipikirkan oleh semua orang di rumahnya dan itu menambah poin plus untuk Sasuke yang semakin tak menyukai gadis itu.
Sakura tampak mengerutkan dahinya saat melihat berbagai hidangan makan malam yang ada di atas meja makan keluarga Uchiha.
Uchiha Mikoto menghentikan suapan makanannya, "Kenapa belum makan, Sakura-chan?" Tanyanya, Sakura mendongak menatap Mikoto sembari tersenyum simpul dan saat dia ingin mengatakan sesuatu semangkuk sup ayam yang terlihat masih mengepulkan uap panasnya berada di depan Sakura.
"Kata Sasori kau suka ini, bagaimana?" Kedua sisi wajah Sakura tampak merona tipis.
"Eto... arigatou, Uchiha-san," Sakura kembali menunjukkan senyum simpulnya, Itachi hanya tersenyum maklum.
Dia mengerti keadaan gadis itu dari segala hal yang di dengarmya dari temannya yang merupakan tetangga gadis itu.
'Dia selalu kesulitan untuk memilih lauk makan malamnya dan pada akhirnya pilihannya akan berakhir pada sup ayam kesukaannya jika tak ada yang mengambilkan lauk untuknya.' Tersenyum simpul saat masih mengingat apa yang dikatakan Sasori padanya.
"Panggil saja Itachi-nii," Ujar Itachi dan Sakura tersenyum simpul.
"Un... Itachi-nii," Sakura kembali melemparkan senyum simpul dan itu nampak manis bagi ketiga Uchiha dari empat yang ada di ruang itu.
"Ah, aku jadi ingin anak manis sepertimu, Sakura-chan," ujar Mikoto.
Uchiha Sasuke tampak mengeratkan pegangan sendok di tangan kanannya. Dia semakin dan sangat tak menyukai gadis itu.
'Cih, tukang cari perhatian.
"Kulihat kau tak terlalu menyukainya, kenapa?" Sasuke menatap malas kakaknya, dia tak ingin membicarakan gadis itu. Sama sekali.
"Hn," hanya gumaman tak jelas sebagai tanggapannya, Itachi menghela napas.
"Baiklah, tak masalah jika kau tak ingin mengatakannya, Sasuke. Tapi, kuharap kau tak membencinya," Itachi memberi senyum lebar sebelum dia keluar dari kamar adiknya itu.
'Tak membencinya? Cih.'
Sasuke bangkit dari ranjangnya dan menuju balkon kamarnya.
"Wah, apa kau suka melukis Sakura-chan? Lukisanmu bagus sekali," dapat didengarnya suara Itachi dari ruangan di sebelahnya, kamar gadis itu.
"Eng... eto... sou desu," cih, Sasuke tak menyukai suara itu.
Kedua manik hitam miliknya memandang sinis ke arah bayangan kedua orang itu.
'Kenapa harus satu sekolah dengan gadis merepotkan sepertinya? Ck, menyebalkan.'
Kembali masuk ke kamarnya dan mengunci pintu balkonnya lalu mematikan lampu kamarnya untuk tidur.
"Eng... apa lagi yang harus ku bawa?" Sakura memandang gusar ke arah isi tas miliknya dan terus mencoba berpikir terus apa yang belum dibawanya, dia tak ingin mengacaukan hari pertamanya Sekolah setelah sembilan tahun dia bersekolah di rumahnya.
Sasuke baru saja keluar dari kamarnya dan memandang gadis itu dari luar kamar gadis itu karena pintu yang terbuka.
"Sasuke-kun, nanti berangkatlah bersama Sakura," kedua maniknya bergulir ke arah ibunya.
"Hn, aku tak mau. Terlalu lambat, aku bisa telat," Sasuke langsung menuruni tangga dan pergi ke garasi tanpa menghiraukan panggilan ibunya.
Sakura menghentikan kegiatannya sejenak, dia dapat mendengar dengan jelas ucapan bungsu Uchiha itu.
Sebuah tepukan di bahunya membuatnya menoleh ke arah orang yang menepuknya. Dapat dilihatnya sosok sulung Uchiha yang tersenyum padanya.
"Biar kubantu, apa yang belum kau bereskan?" Sakura tersenyum simpul seperti yang biasa dilakukannya.
"Ano... eto... atashi... Haruno Sakura desu, yoroshiku," dapat Sakura dengar, dengan sanfat jelas cekikikan kecil dan tatapan merendah kepadanya dari beberapa gadis di sana. Namun senyum simpul tetap Sakura berikan pada seluruh orang di kelasnya. Ini hari pertamanya sekolah sekaligus hari pertamanya sebagai murid baru di sekolah menengah atas.
Dia merasa beruntung karena sekelas dengan si bungsu Uchiha karena tak ada yang dikenalnya di sini selain pemuda itu.
Sasuke sendiri memandang tak suka, dia harus satu sekolah dengan gadis itu di hari pertamanya sebagai murid sekolah menengah atas dan sekarang dia harus satu kelas selama satu tahun ke depan. Cih, ini semua membuatnya muak.
Sakura memandang seluruh sisi kelas saat ini, jam istirahat baru saja berlangsung dan sekarang dapat dilihat olehnya setiap murid di kelasnya telah berbincang bincang dengan yang lainnya, senyum simpul yang tipis terpatri di wajahnya.
Dia telah menduga tentang hal ini dan itu membuatnya mengerti tentang suatu hal, merasa teringat sesuatu kedua manik hijau daun bergulir ke sekeliling isi kelas namun dia tak menemukan sosok itu, sosok bungsu Uchiha. Uchiha Sasuke.
Berjalan tak tentu arah, Sakura hanya ingin bertemu bungsu Uchiha itu namun dia tak tahu di mana pemuda itu.
Kakinya berhenti saat berada di depan sebuah ruangan dan saat dia hendak membuka pintunya,
"Sakura, kau kah itu?" Sebuah suara menghentikannya.
To be Continue
Hola! balik lagi bawa fict baru :D fict ini spesial buat kakakku, kak Mikan Geun Seuk yang selalu sabar nunggu chapter satu dari fict ini dan dua lainnya tapi baru sanggup publish yang ini #maaf. Makasih juga kakak udah ngedukung dari segala arah dan itu bikin aku pengen cepet nyelesain chapter satunya karena ndak mau kak Mikan nunggu meski hasilnya tetep aja sependek ini :(
dan makasih buat yang udah mau nyempetin baca fict ndak jelas buatan aku #banget
saran, kritik dan segala tanggapan lainnya tak terima di kotak review maupun PM.
Sampai jumpa
Dilla Riri 2.0/2.3
