DESTROYER
Genre : Fantasy, Adventur
Rating : T
Pair : Naruto X ? (rahasia)
Karakter utama : Naruto Uzumaki
Warning! : strong naruto!, white hair!, jurus karangan sendiri!, super ngarang!, author newbie!
Chapter 1
Ruang keluarga disuatu rumah, terlihat seorang anak kecil berambut putih jabrik, berumur 7 tahunan, dan beriris biru laut tengah menunduk sedih di hadapan 3 orang yang merupakan keluarganya sendiri "pergi kau dari rumah ini! Kami sudah muak dengan mu!" bentak seorang wanita berambut merah A.K.A Kushina "tapi kenapa? Apa salah ku?" tanya anak berambut putih dengan mata berkaca-kaca A.K.A Naruto
"karena kau tidak memiliki kemampuan apapun. Kau adalah aib bagi keluarga ini!" jawab pria berambut kuning yang bernama Namikaze Minato
Deg
"a-apa karena alasan itu kalian membenciku?" Naruto hampir tak percaya dengan ucapan dari ayahnya sendiri. "sekali lagi aku minta dengan baik-baik. Tolong kau pergi tingalkan keluarga ini!" Minato berucap dengan datar dan dingin tapi terdapat ketegasan di dalamnya
Mata Naruto membulat sempurna karena ayahnya yang secara terang-terangan tidak menginginkan keberadaannya di keluarga ini, Naruto menatap kearah gadis berumur 9 tahun dan berambut kuning dikucir twinstail "aku juga membencimu." Ucap datar gadis itu seakan tau maksud dari tatapan Naruto "jadi... Naruko-nee juga? Semua kebaikanmu padaku adalah kebohongan?" Sekali lagi Naruto tidak percaya, ternyata semua keluarganya membencinya.
"tentu saja semua itu hanyalah sandiwara, yang benar-benar baik padamu hanya Menma. Aku tak habis pikir kenapa ia mau menganggap aib sepertimu sebagai adik?" Naruko berucap dengan nada sinis
Sekarang Naruto tau, keluarganya tidak ingin kehadiranya ada di keluarga ini. Naruto mengusap kasar air matanya yang sempat keluar dan ekspresinya berubah datar seketika "baiklah aku akan meninggalkan keluarga sialan ini" "APA KAU BILANG!" Naruko yang tidak terima akan ucapan Naruto melancarkan pukulan ke wajah datar Naruto
Grep
Datanglah anak laki-laki berumur 9 tahun dan berambut hitam yang menahan pukulan dari Naruko "cih, jangan halangi aku Menma!" Naruko mendecih tidak suka karena seranganya di gagalkan "hentikan nee-san!" ucap anak laki-laki yang bernama Menma
Melihat kesempatan Naruto langsung berlari keluar rumah, "tunggu Naruto!" Menma yang melihat Naruto lari berniat untuk menyusulnya "hentikan Menma!" belum sempat ia keluar, Menma dicegat oleh Minato "minggir tou-san aku harus menhentikan Naruto!" Minato tetap diam tidak peduli dengan gertakan Menma barusan, "dia bukan lagi bagian dari keluarga ini!" ucap Minato dengan tegas, Menma mendecih tidak suka dengan perlakuan keluarganya pada Naruto. Menma sudah tau sejak lama bahwa keluarganya membenci adiknya 'tenang saja Naruto aku akan selalu menjadi kakakmu.' Ucap Menma dalam hatinya sambil menatap langit dari jendela yang terbuka.
.
.
.
Setelah meninggalakn rumahnya, Naruto terus berlari di jalanan desa konoha tanpa henti 'sial, mereka ternyata membenciku. Bahkan kebaikan Naruko-nee hanya kebohongan!' umpat Naru dalam hati. Naruto terus berlari tanpa melihat seseorang di depanya karena masih dilanda emosi
Bruk
Akhirnya Naruto menabrak orang di depanya dan sukses jatuh terduduk dengan pantatnya yang mendarat terlebih dahulu " aduuhh..." rintih kesakitan Naruto sambil mengusap bokong malangnya. Kemudian ia menatap orang yang tanpa sengaja ditabraknya,
terlihat seorang kakek bertubuh kecil yang tadi ditabrak Naruto. Kemudian kakek itu menolong Naruto untuk berdiri "kau tidak apa-apa nak?" tanya kakek itu "aku baik-baik saja." Naruto menjawab dengan nada datar, kakek tersebut hanya tersenyum akan ucapan datar Naruto "ada apa nak? Sepertinya kau ada masalah?" Naruto yang mendengar ucapan dari kakek tersebut merasa sedih kembali "hikz... keluargaku mengusirku hikz... mereka membenciku dan sekarang hikz... aku tidak punya tempat tinggal." Jawab Naruto yang mulai menangis dan terus mengusap air matanya yang mengalir
kakek itu merasa iba dengan keadaan bocah berambut putih di depanya "sudahlah. Ngomong-ngomong siapa namamu nak?" tanya kakek itu mencoba menenangkan Naruto "Uzumaki Naruto." Jawab Naruto yang mulai berhenti menangis, ya sekarang ia tidak akan menggunakan marga Namikaze karena itu akan membuatnya kembali mengingat keluarga yang telah mengusirnya
"namaku Berlin seorang blacksmith. Bagaimana kalau kau tinggal bersamaku karena aku juga tinggal sendirian, apakah kau mau Naruto?" ujar kakek bernama Berlin dan diakhiri dengan senyuman. ekspresi Naruto berubah bahagia seketika dengan mata berbinar dan langsung mengangguk sebagai tanda setuju. Mereka memiliki tinggi badan yang sama tapi Naruto masih dalam masa pertumbuhan, suatu saat tinggi badan Naruto akan lebih tinggi dari Berlin. Kemudian Berlin mengusap surai putih milik Naruto "mulai sekarang panggil aku jiji!" "baik jiji!" Seru Naruto dengan bahagia.
Sekarang Naruto bertemu orang yang benar-benar menganggapnya sebagai keluarga dan ia akan berusaha untuk melindungi orang yang berharga baginya.
Skip 8 tahun kemudian
Pengenalan cerita ini dulu oke!
Sejak dahulu kala para Dewa turun kedunia ini dunia manusia, anak-anak mereka mencari kesenangan. Dan mereka memutuskan kalau mereka akan... tinggal di sini bersama manusia selamanya di dunia bawah. Para Dewa memutuskan untuk menyegel kekuatan suci mereka, dan menikmati hidup mereka dengan segala kesulitan juga kesusahan yang menyertainya. Mereka hanya bisa mempersembahkan satu hal pada manusia: kekuatan untuk melawan monster, apa yang mereka sebut berkat mereka. Anak-anak yang diberkati dengan kekuatan ini menjadi pelayan Dewa, familia Dewa. Dengan kata lain, manusia yang menerima berkat ini adalah pelayan Dewa.
Entah dari mana datangnya monster-monster ini, hanya orang-orang yang memiliki kemampuan bertarung yang dapat melawan monster-monster tersebut. Para Dewa dapat membangkitkan kemampuan terpendam dari manusia dengan berkat mereka tapi hanya orang-orang tertentu yang dapat membangkitkanya. Orang-orang yang memiliki kemampuan ini disebut petualang.
Lha... sekarang mari kita mulai ceritanya!
Di suatu tempat pembuatan senjata milik seorang blacksmith
Tank!
Tank!
Tank!
Terdengar suara benda keras yang dipukul dengan kuat yang ternyata ulah dari remaja 15 tahun dan berambut putih jabrik yang bernama Uzumaki Naruto. Setelah 8 tahun berlalu, sekarang penampilanya sudah berbeda dari yang dulu. Memiliki tubuh yang atletis walaupun diumurnya yang menginjak 15 tahun karena latihan kerasnya selama ini
Sepertinya Naruto tengah mengerjakan sebuah tombak dengan gagang berwarna biru yang sedikit lagi akan selesai "sip akhirnya selesai!" seru Naruto sambil mengamati tombak hasil karyanya.
Tak berselang lama datang seorang kakek bertubuh kecil yang menghampiri Naruto "apa senjatanya sudah selesai Naruto?" tanya kakek itu yang bernama Berlin "tentu saja sudah selesai Jiji!" jawab Naruto kemudian ia menunjukan tombak buatannya kepada Berlin yang sudah ia anggap sebagai kakeknya sendiri.
Berlin hanya tersenyum melihat hasil dari cucu angkatnya ini. Beberapa tahun yang lalu Naruto mulai membantu pekerjaan Berlin agar lebih ringan karena Berlin sudah tua jadi naruto merasa tak tega melihat Berlin bekerja terlalu keras.
"baru beberapa tahun kau belajar, sekarang kau bisa membuat senjata berkualitas bagus seperti ini. Aku bangga padamu Naruto." ujar Berlin memberi pujian kepada Naruto sementara yang dipuji hanya memberikan cengiran khasnya. "kapan kau bisa mengantar senjata pesanan Mizu-kage ini?" "ya... segera mungkin aku bisa mengantarnya secepat mungkin." Jawab Naruto kemudian ia membungkus tombak itu dengan kain.
"di luar sana kau harus berhati-hati karena terdapat banyak monster mengerikan dan kau juga belum mendapat berkat dari Dewa untuk membangkitkan kemampuanmu menjadi petualang!" Berlin merasa khawatir akan keselamatan Naruto ketika pergi keluar desa.
Naruto hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Berlin "untuk apa aku berlatih keras selama ini jika aku saja takut menghadapi monster-monster di luar sana. Walaupun aku belum mendapat berkat dari Dewa aku yakin akan kemampuanku, jadi percayalah padaku Jiji!" ujar Naruto dan diakhiri senyuman andalanya.
Berlin hanya bisa pasrah dengan keputusan Naruto karena ia pernah melihat Naruto membuat senjata dengan cara memukul besi panas yang berpijar dengan tangan kosong, sejak saat itu Berlin mulai menyadari bahwa ada kemampuan terpendam dalam diri Naruto.
"baiklah aku percaya padamu. Yasudah aku ke kamarku dulu." Kemudian Berlin pergi ke kamarnya meninggalkan Naruto 'sebaiknya hari ini aku latihan, lumayan untuk pemanasan besok.' Pikir Naruto dalam hati yang berniat melakukan latihan, kemudian ia keluar untuk melakukan latihanya yang sudah ia lakukan sejak berumur 8 tahun.
Skip keesokan harinya
Pagi ini Naruto yang dalam posisi duduk sedang berkemas-kemas untuk pergi mengantarkan senjata pesanan milik Mizu-kage ke desa Kiri. Hari ini ia memakai jaket abu-abu bertudung tanpa lengan yang dibiarkan terbuka memperlihatkan dalaman kaos biru tanpa lengan yang memamerkan lengan berototnya, memakai celana pendek selutut warna coklat dan mengenakan sandal japit biru (biasa ciri-ciri orang sederhana) dengan pakaian seperti ini pasti para gadis seumuranya akan terpesona karena ketampanan dan tubuh atletisnya yang terlhat.
Srek
Naruto yang mendengar suara langsung mengalihkan perhatianya kearah pintu toko yang terbuka dan terlihat seorang laki-laki dan seorang gadis yang memasuki toko milik Jijinya. Naruto langsung menghentikan aktivitas berkemasnya dan berdiri untuk menyambut dua orang yang datang ke toko sederhana milik Jijinya
"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" sambut Naruto dengan ramah
"aku ingin memesan senjata yang dapat menyesuaikan elemen penggunanya untuk kekasihku ini." Ucap ramah laki-laki berumur 17 tahun dan berambut hitam sambil melirik gadis di sampingnya
"tentu saja." Ujar Naruto kemudian ia mengambil kertas untuk mencatat jenis senjata yang akan ia buat "senjata apa dan elemen apa yang anda inginkan?" tanya Naruto kepada gadis berambut merah cerah di samping laki-laki tadi
"aku ingin pedang berelemen api!" jawab gadis itu dan diakhiri senyuman manis darinya. Naruto hanya mengangguk akan permintaan gadis itu, kemudian Naruto mulai mencatat senjata pesanan gadis itu.
"ini suatu kehormatan bagiku bisa menerima pesanan dari Kurogane Ikki si Worst One dan kekasihnya Stella Vermillion si Red Princes. Dan perkenalkan namakku Uzumaki Naruto." Ujar Naruto dengan mata berbinar dan memperkenalkan dirinya
"senang berkenalan denganmu Naruto-san. kau tau banyak tentang kami ya." Ucap laki-laki berambut hitam tadi yang bernama Ikki
"tentu saja aku tahu. Kalian adalah anggota Hestia familia dan aku pernah melihat kalian di pertandingan Colloseum Saint Heaven." Ujar Naruto yang sudah selesai mencatat. Colloseum Saint Heaven adalah pertandingan besar-besaran para perwakilan familia-familia sedunia untuk menentukan siapa familia terkuat, hanya para petualang yang sudah mendapat gelar dari para Dewa yang bisa mengikutinya. Dan pertandingan ini diadakan 2 tahun sekali di kerajaan Saint Heaven yang merupakan kerajaan terbesar di benua.
"apakah ada yang kalian perlukan lagi?" tanya Naruto dengan ramah
"hanya itu saja. Kalau begitu kami pamit dulu, sampai bertemu lagi Naruto-san." Jawab dan pamit Ikki "sampai jumpa lagi Naruto-san." Tambah gadis bernama Stella
"datang lagi ya." Ucap Naruto yang melambai-lambaikan tanganya dan tersenyum ramah. Kemudian Naruto memkai tas punggung warna hijau berisi barangnya yang tadi dikemasinya dan keluar toko sambil membawa tombak yang dibungkus kain.
.
.
Di jalan yang cukup jauh dari toko milik Berlin "apakah Hestia-sama akan setuju bila kita mengajak Naruto bergabung ke familia?" tanya Stella kepada Ikki yang berjalan di sampingnya "aku yakin pasti Hestia-sama akan mengijinkan, karena aku tau Naruto belum memiliki familia. Jadi aku ingin mengajak Naruto bergabung ke familia." Jawab Ikki meyakinkan kekasihnya.
Bersambung
