The Thrill of Chase
Cast :
Lee Sungmin
Cho Kyuhyun
Kim Ryeowook
Kim Jongwoon (Yesung)
Lee Hyukjae (Eunhyuk)
Lee Donghae
Rate : M
Disclaimer : Original story by Lynda Chance - Remake dari novel dengan judul yang sama dengan sedikit perubahan agar sesuai dengan karakter. Saya cuma pinjam cerita dan nama cast(s)^^
Summary : Sungmin, Ryeowook dan Eunhyuk adalah teman sekamar dan sahabat baik. Mereka masing-masing bertemu dengan seorang pria yang sangat menyukai mereka dan mati-matian mengejar mereka. Setiap bagian menceritakan secara detail masing-masing karakter dan bagaimana usaha sang Alpha male untuk mendapatkan mereka.
Warning : Genderswitch || Mature Content || Sex Activity || Typo(s)
Don't Like Don't Read
Enjoys^^
.
.
.
Kyuhyun & Sungmin
"Apakah Kau berharap aku menikahimu dulu?" Geraman frustrasi yang keluar dari bibir Cho Kyuhyun membuat Lee Sungmin terkesima terlebih tangan maskulin dan keras kini mencengkeram lengan atasnya.
"T-Tidak. Itu akan menjadi suatu kegilaan." Sungmin menjawab dengan suara gemetar.
Cengkeraman Kyuhyun menjadi lebih erat. "Dengar Sayang. Malam di klub itu seharusnya menjadi suatu tanda kita mempunyai hubungan, tapi kau menolakku. Kencan ketiga, keempat, kelima, kau tetap menolakku. Sudah empat minggu dan aku bahkan sudah lupa untuk menghitung sudah berapa kali kita pergi berkencan. Kau salah satu dari wanita-wanita gila yang berpikir menunda-nunda akan menghasilkan sebuah lamaran pernikahan? Atau apa?"
Kemarahan dan frustasi di suara Kyuhyun membuat Sungmin kehilangan kesabaran. Tidak, Sungmin bukan satu dari wanita-wanita gila itu dan Sungmin sama sekali tidak ingin lamaran pernikahan. Yang sebenarnya adalah, Sungmin takut untuk bercinta dengan Kyuhyun karena Kyuhyun benar-benar membuatnya ketakutan. Jika saja Sungmin tidak sedikit mabuk saat dia bertemu dengan Kyuhyun di klub dansa malam itu maka Sungmin tak akan pernah membiarkan Kyuhyun mengajaknya sarapan pada jam 2 pagi. Untungnya, Sungmin tersadar setelah meminum kopinya pada gelas kedua.
Kencan kedua dan ketiga kalinya dengan Kyuhyun memberikan kemarahan ringan. Kenapa Sungmin terus membiarkan dirinya melakukan hal ini? Sudah selama empat minggu mereka berkencan. Empat minggu tanpa henti Kyuhyun berusaha untuk mengajak Sungmin ke atas tempat tidur. Sungmin harus mengakhiri ini semua.
Kyuhyun benar-benar tak terjangkau dan di atas kelasnya, baik secara fisik atau intelegensi. Kyuhyun memiliki wajah yang sempurna, tubuh keras sempurna yang terjalin dari otot-otot dengan mekanisme yang membuat tubuhnya menjadi besar. Sementara Sungmin tidak. Sungmin cantik tapi ia tidak memiliki tinggi dan pendidikan yang sepadan dengan kyuhyun. Kyuhyun memiliki banyak faktor lebih yang tidak dimiliki oleh Sungmin.
Tidak, hal ini tidak akan berhasil dan Sungmin juga tak mau hanya menjadi catatan lain di tiang ranjang Kyuhyun. Kyuhyun menarik dan Sungmin tergoda tapi kenapa Sungmin mempermainkan dirinya sendiri? Pertama kalinya Kyuhyun mendapatinya telanjang, Sungmin akan benar- benar jatuh cinta dan perburuan Kyuhyun akan menyurut. Ini sangat alami. Sebuah Sensasi pengejaran.
Sungmin tidak mau disakiti, oleh karena itu ia tak ingin tertangkap.
Sungmin menarik nafas dan bersiap-siap untuk mengakhiri ini semua sebelum hatinya menjadi hancur. "Aku tidak menunda apapun, Kyu." Sungmin menghembuskan nafasnya.
"Dengar, kita akan menemui jalan buntu dan aku tak akan tidur denganmu, jadi kurasa-"
Kepala Kyuhyun bergerak turun dan bibirnya mendarat di bibir Sungmin dalam ciuman memaksa yang menghilangkan pikiran Sungmin dari kepalanya dan oksigen dari paru-parunya. Kyuhyun menekan punggung Sungmin ke pintu depan apartemen Sungmin dan mengurung Sungmin dalam tubuhnya. Lidah Kyuhyun menari dengan lidah Sungmin dan satu tangannya tenggelam di dalam rambut Sungmin sementara tangannya yang lain memeluk pinggang Sungmin dan menggangkat tubuh Sungmin ke atas tubuhnya.
Tubuh Sungmin dibanjiri oleh gairah seksual Kyuhyun dan pikiran Sungmin mati seketika. Saat Sungmin berpikir semua sudah hilang, Kyuhyun mengangkat kepalanya dan matanya terjerat pada mata Sungmin.
"Jangan pernah berpikir itu, Sayang. Kau tak akan bisa menjauh dariku semudah itu. Kau ingin terus bermain seolah-olah kau sulit untuk didapatkan? Baik." Tangan Kyuhyun meremasnya dengan sangat keras sehingga Sungmin mengalami kesulitan untuk mendapatkan oksigen. "Aku ada presentasi besok malam, tapi aku akan menjemputmu jumat malam jam 7. Bersiap-siaplah."
Kyuhyun mencium bibir Sungmin sekali lagi untuk terakhir kalinya lalu berbalik dan meninggalkan Sungmin berdiri di depan pintu.
.
.
Jumat malam, Sungmin duduk di sebelah Kyuhyun di belakang kursi dalam sebuah rentetan restoran yang berisik, meneguk segelas white Zinfandel dan mempertanyakan kewarasannya. Mereka sudah memesan dan perhatian Kyuhyun terpusat padanya, sementara Birnya sama sekali tidak tersentuh.
Kencan kali ini menjadi berbeda dari kencan sebelumnya. Jenis Restoran hampir sama tapi sikap Kyuhyun sudah berubah. Sikap bermain-mainnya seperti percakapan awal saat masa perkenalan dengan Sungmin benar-benar hilang. Sekarang hanya ada fokus, tidak ada celah, dan intensitas kepribadian Kyuhyun dominan dan lebih dari apa yang bisa diatasi oleh Sungmin.
Tangan Kanan Kyuhyun berada di belakang Sungmin di belakang kursi dan tangan Kyuhyun mempermainkan daun telinga Sungmin sembari terus memandangnya. "Kau sangat cantik."
Nafas Sungmin tersangkut di paru-parunya dan dia tetap diam.
"Malam saat kita bertemu kau membuatku tergila-gila. Aku sangat ingin menyentuhmu. Apakah kau tahu aku memandangmu hampir satu jam sebelum aku mengajakmu berdansa? Aku mengamatimu duduk di kursi bar itu dengan teman-temanmu, menolak beberapa pria, satu demi satu. Aku tak ingin menjadi pria yang ditolak.
Menjadi salah satu pria yang kau buat gila. Kau sangat cantik dan semua hal yang bisa aku pikirkan hanya untuk mendapatkanmu.
Lalu kau berdansa dengan bajingan itu. Aku hampir saja meledak, Sayang. Aku harus menjaga emosiku. Aku belum pernah merasa takut untuk mengajak seorang wanita berdansa sebelumnya."
"Kau tidak mengajakku untuk berdansa." Sungmin berbisik.
"Aku tidak?" Kyuhyun terdengar bingung.
"Kau mencengkeram tanganku dan menarikku dari kursiku." Sungmin mengatakannya dengan lembut.
Jemari Kyuhyun bergerak maju mundur dan kemudian naik ke rambutnya saat dia tersenyum dengan perkataan itu.
Tangan Kyuhyun jatuh dari telinga Sungmin dan mendarat di bahunya, tangan Kyuhyun menyusup dan meraba tulang leher Sungmin. Kyuhyun menyapukan jemarinya maju mundur di atas kulit Sungmin. Tangannya lalu kembali ke bahu Sungmin lalu mencengkeram. "Aku sangat menginginkanmu, Ming."
Mata Sungmin bertemu dengan mata Kyuhyun dan perutnya bergetar dengan kenikmatan rahasia.
Mata Kyuhyun menelan Sungmin seutuhnya dan Sungmin tak dapat memberikan jawaban.
"Kucing memakan lidahmu (kenapa kau tak mengatakan apapun), Sayang?"
"T-Tidak." Sungmin mengalihkan pandangannya dari Kyuhyun.
Kyuhyun memutar tubuhnya sampai dia benar-benar menghadap ke arah Sungmin dan tangan bebas Kyuhyun mendarat di paha Sungmin. "Aku ingin mengajakmu ke atas tempat tidur. Penantian ini benar-benar konyol, Sayang. Menurutmu apa yang akan terjadi? Menurutmu aku akan kehilangan kesabaran dan tak akan menelponmu lagi?"
"Aku T-Tidak tahu," Sungmin menjawab dengan jujur.
"Itu tidak akan terjadi, Sayang. Kau membuat aku begitu keras untukmu, hal ini tidak akan berakhir dengan cepat."
Restoran ini berisik dan gelap dan tidak satu orangpun yang memperhatikan mereka. Kyuhyun memegang tangan Sungmin dan meletakkannya di atas pahanya dan secara perlahan menggerakkannya naik sampai menangkup bagian panas dari tubuh Kyuhyun, mengosok di atas resletingnya. Kyuhyun memegang tangan Sungmin dengan erat.
Sungmin memandang Kyuhyun dan jantungnya berdetak tiga kali lebih kencang. Mata Coklat Indah Kyuhyun melahap Sungmin. "Rasakan apa yang telah kau lakukan padaku, Sayang." Tangan Kyuhyun mempermainkan rambut Sungmin dan mengepal pada kulit kepala Sungmin. "Itu untukmu. Tidak untuk siapapun. Ini bukan soal aku yang mau berhubungan seks. Aku bisa mendapat teman tidur kapanpun." Mata Kyuhyun jatuh ke bibir Sungmin dan perlahan kembali ke matanya. "Ini soal kau Sayang, hanya kau."
Bagaimana Sungmin bisa menolak Kyuhyun? Hatinya tertumbuk saat dia menyadari Kyuhyun benar-benar serius untuk menggodanya malam ini. Kyuhyun yang easy-going sudah menghilang. Sekarang yang ada Kyuhyun yang perayu.
Sungmin akan terperangkap. Sungmin tahu dia akan terperangkap. Sungmin hanya seorang manusia biasa pada akhirnya. Dan Sungmin juga sangat menginginkan Kyuhyun, Sangat ingin.
Sungmin terselamatkan dari pemikiran itu saat pelayan datang mengantarkan makanan mereka ke atas meja. Intensitas Kyuhyun sedikit berkurang saat dia mengangkat garpu dan mulai menyantap makanan. Selera makan Sungmin sudah hilang sejak tadi. Emosinya berantakan dan otaknya, tubuhnya mengalami pertempuran internal yang begitu berisik, Sungmin terpesona karena Kyuhyun tidak dapat merasakannya.
Sungmin mengambil makanannya dan dengan hati-hati meneguk wine-nya.
Sungmin merasa lebih dari hanya sekedar melihat Kyuhyun terpaku di sebelahnya dan Sungmin melihat ke atas untuk melihat seorang seorang wanita pirang yang tinggi dan cantik berjalan ke arah mereka, tatapan tajam wanita itu mengarah pada Kyuhyun.
Wanita pirang itu berhenti di depan meja dan memandang Kyuhyun, tatapan kebencian muncul dari matanya.
Sungmin memandang mulut wanita pirang ini terbuka dan Sungmin terpaku saat kata-kata pedas mulai keluar. "Kau benar-benar bajingan brengsek, Kyuhyun. Sampah yang tak berharga." Wanita pirang ini memandang Sungmin. "Jangan sampai tertipu oleh dia. Karena semua darinya hanya itu. Sampah."
Wanita pirang itu berbalik dan pergi secepat kedatangannya.
Keheningan hadir diantara mereka saat Sungmin menjatuhkan garpu dari tangannya. Suara nyaring garpu menghantam piring. Tangan Sungmin gemetar saat dia meneguk wine yang sangat ia butuhkan.
Pelayan lalu datang dan sebelum Kyuhyun dapat bicara, Sungmin melirik ke arah Kyuhyun. "Tolong, Bisakah kami m-mendapatkan tagihannya?"
Suara Sungmin terdengar kaget dan kecewa bahkan bagi telinganya sendiri. Udara ketegangan yang tebal hadir di atas meja mereka.
Pelayan memandang mereka berdua dan tanpa mengucapkan apapun berbalik pergi untuk mengambil tagihan makan mereka.
Kyuhyun tegang disamping Sungmin dan insting bertahannya berubah menjadi peringatan berwarna merah. "Demi Tuhan, Ming, berikan aku kesempatan untuk menje—"
Sungmin memotong kata-kata Kyuhyun. "Aku ingin pulang."
"Tidak, Sayang. Kau harus mendengarkan aku-"
"Tidak aku tidak mau." Suara Sungmin dingin.
"Wanita itu bukan siapa-siapa Ming. Benar-benar bukan siapa- siapa. Lupakan yang tadi terjadi."
Kyuhyun tahu kalimat kedua yang keluar dari mulutnya merupakan suatu kesalahan. Sungmin membuang pandangannya dari Kyuhyun, tapi sebelum wajahnya menjadi pucat dan matanya dipenuhi air mata.
Dasar bajingan!
Perjalanan pulang menuju apartemen Sungmin benar-benar penuh dengan keheningan. Kyhyun benar-benar marah pada wanita sialan bernama Victoria itu dan Kyuhyun marah pada Sungmin karena percaya pada kebohongan yang sudah diucapkan oleh Victoria. Tapi Kyuhyun paling marah pada dirinya sendiri untuk caranya yang sangat buruk dalam menghadapi hal ini. Kau akan berpikir Kyuhyun tidak memiliki sel otak di dalam kepala sialannya.
Mereka merapat ke bagian depan gedung apartemen Sungmin dan Sungmin membuat gerakan menyentak untuk membuka pintu mobil. Kyuhyun menghentikan Sungmin dengan meletakkan tangannya di lengan Sungmin. "Berhenti. Aku akan membukakan pintu seperti yang selalu aku lakukan." Suara Kyuhyun kasar. Kyuhyun marah.
Sungmin tetap duduk dan menunggu sementara Kyuhyun berjalan memutar ke depan mobil dan membukakan pintu.
"Kau tak perlu mengantarkanku ke atas." Suara Sungmin menandakan perpisahan.
"Aku akan mengantarkanmu ke atas. Aku selalu mengantarkanmu sampai atas, iya kan?"
Sungmin berpaling dan berjalan menuju tangga saat ia merogoh ke dalam tasnya untuk mencari kunci.
Sungmin memasukkan anak kunci ke dalam. "Good bye." Kata perpisahan itu final dan mutlak. Tangan Sungmin meraba-raba kunci dan tersentak saat tangan Kyuhyun mendarat di tangannya dan memutar tubuh Sungmin untuk menghadapnya.
"Good Bye, apanya!" tangan Kyuhyun meraih rambut Sungmin dan menarik kepala Sungmin ke arahnya. Mata Kyuhyyn berkilau ke dalam mata Sungmin.
Sungmin menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk bicara sebelum mulut Kyuhyun mendarat di atas mulutnya. "Ini berakhir, Kyu-"
Lidah Kyuhyun masuk lebih dalam, lengannya mengunci lengan Sungmin dan mengangkat Sungmin ke atas tubuhnya. Cengkeraman Kyuhyun erat, intensitasnya kasar.
Kepala Kyuhyun terangkat. "Kau milikku Ming. Sebaiknya kau membiasakan diri dengan itu." Kyuhyun yang perayu hilang, sekarang hanya ada Kyuhyun yang Sangat kasar.
Sungmin menggelengkan kepalanya, membantah Kyuhyun. "Tidak aku bukan, Aku s-selesai Kyu. Aku tak pernah merasa nyaman bersamamu."
Sungmin melepaskan lengan Kyuhyun dan memutar kunci di pintu.
Kyuhyun mencengkeram lengan Sungmin dan membalikkan badannya menghadap Kyuhyun, "Kau yakin kau ingin melakukan ini, Sayang? Ada wanita lain di dunia ini, kau tahu itu, kan? Jangan melakukan kesalahan dengan berpikir kau bisa mengendalikanku dengan sebuah tali." Kemarahan dan frustasi mengalir dari Kyuhyun dan membuatnya mengatakan hal-hal yang tidak bermaksud untuk dia katakan. "Aku tak akan peduli dengan sikapmu-"
"Baik. Jangan peduli dengan sikapku. Good Bye Kyuhyun-ssi." Sungmin membentak kata itu pada Kyuhyun lalu membanting pintu di depan mukanya.
.
.
.
Sungmin menghabiskan akhir pekannya dan minggu berikutnya dengan menangis dan menolak untuk memikirkan tentang Kyuhyun. Sungmin berangkat kerja dan langsung pulang ke rumah untuk menonton TV meringkuk dengan erat dan hampir tidak memakan apapun.
Kamis malam, teman seapartemennya, Eunhyuk dan Ryeowook, merasa benar-benar terganggu dengan Sungmin yang terus mengurung diri di dalam kamarnya. "Kau akan pergi dengan kami ke luar besok malam. Kami tidak menerima jawaban tidak."
Eunhyuk adalah sahabat Sungmin. Mereka sudah saling mengenal sejak mereka berumur sepuluh tahun. Mereka sudah bersahabat selama lima belas tahun.
Ryeowook adalah adik sepupu Sungmin. Sungmin selalu bersifat protektif kepada Ryeowook, seperti ia akan bersikap kepada adik perempuannya.
Mereka bertiga sudah tinggal di apartemen yang sama selama tiga tahun, sejak Ryeowook lulus dari SMA. Ketiga wanita ini teman yang sangat dekat. Mereka mengetahui diri mereka masing-masing luar dan dalam.
Sungmin tahu dia akan kalah dalam argumen tentang pergi ke luar dengan mereka. Kedua wanita ini sangat mengenalnya mereka tahu tombol mana yang harus ditekan. Jika mereka memutuskan untuk bersama-sama menarik Sungmin keluar malam, mungkin itu akan terjadi.
Walau begitu Sungmin tetap mendebat mereka, hanya untuk bersenang-senang. "Kenapa kita harus pergi ke luar? Untuk apa? Mereka semua brengsek. Semua pria hidup itu brengsek."
Ryeowook memotong Sungmin dengan menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidur dan tersenyum dengan senyuman kecil yang nakal. "Ya. Tapi kita membutuhkan sperma mereka untuk perkembang-biakan spesies."
Sungmin melihat Eunhyuk memberikan seringai kasih sayang kepada Ryeowook saat dia berkata, "Dia benar, lagipula, tidak semua pria brengsek."
Sungmin memohon untuk menentang. "Sebutkan satu. Sebutkan satu pria yang tidak brengsek."
Eunhyuk membalas dengan segera. "kakakmu tidak brengsek."
Sungmin kaget saat dia memandang Eunhyuk dan melihat wajah sahabatnya itu berubah menjadi merah. Dari mana hal itu berasal?
Ryeowook juga memandang Eunhyuk, rahangnya terbuka.
"Ya, aku tahu kakakku tidak brengsek, tapi dia tak masuk hitungan Hyukie. Aku bicara soal pria yang tidak punya hubungan darah denganku."
Ryeowook menyeringai. "Atau dengan aku."
Eunhyuk bergumam , "Sebutkan saja."
Ryeowook menyilangkan tangannya dan menasehati mereka berdua. "Ini tidak menyelesaikan permasalahan. Kita akan keluar besok malam. Setuju?"
"Ya. Aku sangat setuju." Jawaban Eunhyuk pasti.
Sungmin tahu mereka benar. Dia harus keluar dan melanjutkan hidupnya. Sungmin menegangkan tulang belakangnya dan menarik nafas. "Baiklah jika kita memang harus." Sungmin melirik ke mereka berdua. "Kemana?"
"Kita harus pergi ke Shapire lagi. Kau harus naik ke atas kuda yang sama yang telah melemparkanmu." Ryeowook mengatakannya dengan keyakinan.
Panah ketidaknyamanan mengalir ke dalam diri Sungmin memikirkan untuk pergi ke klub dimana dia bertemu dengan Kyuhyun dulu. Apakah Kyuhyun akan ada di sana? Sungmin dan teman wanitanya mencintai klub itu, itu tempat favorit mereka untuk mengadakan pesta dan Sungmin tak dapat berhenti untuk pergi bersama-sama ke sana. Ia mungkin bisa mendapatkan kesempatan pertama kalinya untuk mencoba melalui ini semua. Sungmin perlahan menyetujui dan melihat teman seapartemennya saling memandang dengan kelegaan.
Sekarang yang harus ia lakukan adalah merencanakan untuk memakai sesuatu yang spesial. Untuk berjaga-jaga...
.
.
.
Jumat malam, telepon Kyuhyun berbunyi saat dia sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Kyuhyun mengangkat teleponnya dan mendengarkan sahabatnya Yesung.
"Hey Kyu, yeoja pirang yang tinggal dengan pacarmu itu baru saja mengirimkan SMS padaku."
Awan hitam menyelimuti Kyhyun. "Aku tak punya pacar." Kalimat yang dia paksakan keluar itu menyebabkan rasa sakit di dalam dirinya.
"Tidak? lalu kau menyebut dia apa? Yeoja yang kau tiduri?" Suara Yesung biasa-biasa saja.
Karena Kyuhyun tak menceritakan pada Yesung bahwa mereka telah putus, Kyuhyun tahu tak mungkin Yesung untuk mengetahuinya.
"Persetan kau, brengsek. Aku belum menidurinya dan dia bukan pacarku."
Sejenak hening sebelum Yesung bicara, Kesembronoan dalam suaranya hilang. "Kau belum menidurinya?"
"Hyung, aku bersumpah sebaiknya kau berhenti menggunakan kata itu," Kyuhyun membentak.
"Astaga, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Yesung bertanya pada Kyuhyun, ketidaksabaran terbersit pada suaranya.
"Eopso." Kata tunggal itu keluar dari mulut Kyuhyun.
Sejenak keheningan yang tak nyaman muncul sebelum Yesung berkata.
"Baik. Lanjutkan. Yeoja pirang kecil itu bilang padaku bahwa mereka akan pergi ke Saphire malam ini." Yesung berhenti sejenak. "Sungmin bukan pacarmu?" Nadanya bertanya, terdengar bingung. "Itu sebabnya kenapa yeoja pirang itu menulis SMS padaku?"
Kyuhyun tak menjawab dan suasana hatinya menjadi gelap saat dia berpikir Sungmin akan pergi ke klub itu. Semua pria-pria sialan itu akan mencoba untuk mendapatkannya.
"Apa kita akan datang?" Yesung memaksa jawaban dari Kyuhyun.
"Ya, kita akan datang." Suara Kyuhyun suram. "Kau tahu bahwa dia tertarik padamu, hyung?"
"Siapa?" Yesung bertanya.
"Yeoja pirang itu, Ryeowook." Kyuhyun menjelaskan. Hening. "Kau mendapatkan sinyal itu juga?"
"Hyung, Dia mengirim SMS, benar?"
"Ya, tapi hanya untuk pesta."
"Tidak. Bukan hanya untuk berpesta. Dia menginginkanmu. Hati- hati dengan Dia, hyung," Kyuhyun mengingatkan.
"Hati-hati? Apa-apaan maksudnya ini?" Yesung terdengar terganggu dan terhina.
"Hyung, dia suka padamu_"
Yesung menyela. "Kau pikir begitu? Aku perlu mengajaknya keluar."
"Bisakah kau sekali saja berpikir yang lain selain berhubungan seks?" Kyuhyun tahu dia terdengar marah.
"Hey. Aku tak bilang apapun soal berhubungan seks." Suara Yesung singkat.
"Ya. Kau memikirkannya."
"Kau tak tahu itu," Yesung membantah.
"Omong kosong. Ya Tuhan, hyung, bukankah itu yang selalu kau pikirkan? berhubungan seks?"
"Biasanya begitu. Tapi tidak selalu. berhubungan seks dan mendapatkan uang. Dengan urutan seperti itu. Tidak. Mungkin urutannya tidak begitu."
"Ya. Ada jutaan wanita di Seoul. Dia sepupu Sungmin. Apakah kau tahu itu? Dia lebih muda dari Sungmin dan Eunhyuk. Aku bertaruh yeoja itu belum berumur dua puluh satu. Jangan menjadi bajingan!"
"Sejak kapan kau jadi begitu perduli?"
"Sungmin akan kecewa jika kau mengecewakan sepupunya. Masih banyak vagina lain. Tinggalkan Ryeowook."
Kyuhyun menunggu sebentar sementara Yesung diam tidak seperti biasanya. Akhirnya, sahabatnya itu berkata. "Apakah kau serius?" Ada jeda dari kata-katanya. "Apakah kau serius mengatakan padaku agar aku mundur? Kyu, Dia menarik. Sangat menarik. Apakah kau mengatakan padaku bahwa kita akan mendapat masalah jika aku ingin mendekatinya?"
Kyuhyun mengenali nada ini dan mendengar keperdulian nyata di dalam nada suara Yesung. "Aku serius, Jangan mengacaukan keadaan demi aku. Sungmin — Sungmin berarti sesuatu untukku, hyung. Aku sudah melalui minggu yang buruk. Dia sudah berpikir kau seorang player. Kau membuat sepupunya kecewa maka dia akan mengaitkan hal itu denganku. Dia tak akan memberikan peluang lagi padaku. Aku minta tolong padamu, hyung, Cari yeoja lain. Jangan membuat kekacauan dengan yeoja itu."
Keheningan kembali terjadi sampai akhirnya Yesung berbicara dengan nada datar, semua antusiasme itu hilang dari suaranya. "Baiklah. Kita akan naik mobilmu?"
"Ya."
"Sampai jumpa."
.
.
.
Kyuhyun duduk di bar memegang birnya. Yesung sedang berada di lantai dansa bersama tiga wanita. Mata Kyuhyun melintas dari tontonan itu sampai mendarat sekali lagi ke Sungmin, duduk malu-malu dengan teman-teman wanitanya dan dikelilingi oleh empat pria berisik sialan.
Gigi Kyuhyun menggertak dan tangannya mencengkeram botol coklat di hadapannya. Syukurlah Sungmin kembali duduk di mejanya lagi.
Tadinya dia berdansa dengan seorang pria dan Kyuhyun hampir saja datang untuk memisahkan. Satu-satunya hal yang membuat Kyuhyun tetap berada di atas kursi barnya adalah dia tahu dirinya akan berakhir di penjara jika dia berdiri. Jika dia berakhir di penjara maka dia tak akan bisa berada di situ untuk menghentikan Sungmin dari melakukan kesalahan yang lebih buruk.
Kyuhyun diam dalam kemarahan dan menunggu lagu pelan itu berhenti. Itu 3 menit paling buruk dalam hidupnya. Benar-benar terburuk.
Saat musik kembali berlanjut dengan lagu pelan lainnya, Kyuhyun berpikir dia mungkin harus berdiri dan memotong. Dia tak bisa bertahan hidup untuk melewati lagu berikutnya. Tapi Kyuhyun melihat Sungmin menggelengkan kepalanya, menarik diri dari pria sialan itu dan berjalan kembali ke mejanya. Cengkeraman mematikan tangannya pada botol bir perlahan mengendur. Detak jantungnya perlahan membaik. Itu sangat dekat. Terlalu dekat dari kehilangan pikirannya. Sejak itu, Sungmin tetap berada di mejanya. Syukurlah.
Mata Kyuhyun jatuh ke arah Sungmin, melihat rambut panjangnya sebatas pinggang yang mengikal di ujungnya. Kaki Sungmin menyilang dan sepatu hak tingginya membungkus otot betisnya dan mengait sekeliling pergelangan kakinya. Roknya pendek dan kakinya mulus dan lembut dan sangat mengacaukan kepala Kyuhyun.
Pada akhirnya bisa dikatakan sangat mengganggu pikiran.
Seorang wanita yang mabuk melintas di hadapan Kyuhyun dan mengatakan sesuatu di telinganya. Kalimat wanita itu tidak jelas terdengar Oleh Kyuhyun Karena kemudian mata Sungmin pada akhirnya memandang Kyuhyun dan darah mulai memompa ke dalam pembuluh darahnya bahkan lebih cepat. Ini sudah menjadi minggu yang sialan. Minggu dari neraka yang sialan.
Kyuhyun mengenyahkan wanita itu dan melanjutkan memandang Sungmin yang masih memandangnya. Kyuhyun menghabiskan birnya saat musik berubah dari keras menjadi pelan. Saat pembukaan musik pelan itu muncul pasangan pergi dari atas lantai dansa atau melanjutkan dengan gerakan pelan.
Kyuhyun ingat lagu ini. Dia dan Sungmin berdansa dengan lagu ini malam itu. Apakah Sungmin ingat itu? Mata Sungmin tetap pada Kyuhyun dan pita gairah mengalir ke otaknya.
Eunhyuk berdiri dan menghalangi pandangan Sungmin kepada Kyuhyun.
Kyuhyun berusaha untuk melihat Sungmin saat Eunhyuk berjalan ke arah lantai dansa dengan salah satu pria yang mengitari meja mereka, apa yang bisa Kyuhyun lihat adalah Ryeowook tetap duduk, memandang ke arah Yesung berada. Yesung sudah memilih salah satu diantara tiga wanita itu, memeluk pinggangnya dan menariknya ke dalam dansa yang pelan.
Kyuhyun meneguk beberapa kali lagi dari botolnya dan akhirnya kerumunan itu mereda dan Kyuhyun dapat melihat Sungmin dengan jelas lagi. Kyuhyun dapat melihat dengan jelas pria sialan yang mengambil tangan Sungmin dan mencoba untuk mengajaknya pergi ke lantai dansa dengannya.
Pandangan Kyuhyun berubah merah.
Kecemburuan dan kemarahan melanda Kyuhyun. Kemudian menjadi sedikit mereda saat ia melihat Sungmin menggelengkan kepalanya dan mengambil minumannya dan melirik ke arah Kyuhyun. Kyuhyun mengunci pandangan Sungmin saat pria sialan itu tidak memahami isyarat yang diberikan oleh Sungmin-nya dan pria itu lalu mengambil helaian rambut Sungmin-NYA, menyibakkannya. Menyentuh rambut Sungmin! Emosi Kyuhyun terikat dengan kasar saat pria itu tidak berlalu. Pria sialan itu tidak mau berlalu.
Kyuhyun berdiri, berjalan menuju Sungmin dan berhenti di hadapan pria itu.
"Dia bilang tidak, teman." Suara Kyuyun rendah dan mengancam.
"Apa urusanmu, brengsek?"
Dari sudut matanya Kyuhyun melihat muka Sungmin berubah menjadi pucat. Mungkin Kyuhyun sudah kelewatan tapi Kyuhyun tidak perduli.
"Kau ingin berdansa dengannya, Ming?" melemparkan pertanyaan itu kepada Sungmin, Kyuhyun menyipitkan matanya ke pria sialan ini, mengitari bahunya untuk menunggu dan melihat apa yang akan kemudian terjadi.
Jantung Sungmin berdetak sangat kencang, dia berpikir dia akan pingsan. Kyuhyun terlihat nikmat untuk disantap dan dia serius bertanya pada dirinya dimana otaknya saat dia memutuskan Kyuhyun. Kyuhyun juga siap untuk membunuh seseorang.
Sungmin perlahan menggelengkan kepalanya pertanda tidak.
Kyuhyun meraih melintasi meja dan merenggut tangan Sungmin dengan tangannya. Mengirimkan sinyal ke pria lain ini untuk mundur, Kyuhyun menggenggamkan jemarinya ke jemari Sungmin, menarik Sungmin dan mulai berjalan menuju lantai dansa.
Hati Sungmin tak karuan. Dia tidak berdansa dengan Kyuhyun sejak malam itu. Itu Sangat mengagumkan, malam yang luar biasa saat mereka bertemu dan Kyuhyun sudah mengambil tangannya untuk berdansa seperti sekarang, tidak perlu bertanya, dan berjalan ke arah lantai dansa dan mendekapnya di lengannya, dari satu lagu ke lagu berikutnya.
Lengan Kyuhyun memeluknya sekarang dan membungkusnya dengan dekapan. Aroma tubuh Kyuhyun mengagumkan. Aromanya selalu membuat Sungmin gila. Itu satu hal yang paling seksi dari Kyuhyun. Detak jantung Sungmin mulai berdentuman dan tubuhnya gemetar.
Kepala Sungmin berada di bawah dagu Kyuhyun dan Restleting celana Kyuhyun menempel di perut Sungmin. Jantung Sungmin berpacu. Kyuhyun tidak seperti pria berbadan tinggi lain yang pernah berdansa dengannya yang selalu berusaha untuk bersandar pada Sungmin. Tidak. Kyuhyun berdiri tegap dan mendekapnya dengan dekapan erat saat mereka bergerak menari mengikuti musik.
Sungmin mendesah.
Ya Tuhan. Siapa yang mau dia bodohi? Lima minggu terakhir ini sudah menjadi minggu yang paling intens untuk dirinya. Sungmin sudah jatuh cinta pada Kyuhyun. Tak ada gunanya membohongi dirinya sendiri. Itulah kenapa Sungmin menjadi begitu takut. Itulah kenapa dia tak mau bercinta dengan Kyuhyun. Insting protektif Sungmin sudah bermain dan membuatnya takut. Realisasi telah menyentakkannya dari Kyuhyun dan Sungmin memandang ke atas kepada Kyuhyun.
Kyuhyun menyadari rasa takut yang muncul pada wajah Sungmin, pada saat yang sama Kyuhyun sadar Sungmin kembali berusaha untuk lari darinya. Itu tidak akan terjadi. Sungmin merasa sempurna berada di pelukan Kyuhyun dan Kyuhyun berusaha untuk menenangkan rasa takut yang dirasakan oleh Sungmin. Tangan Kyuhyun bergeser ke sisi wajah Sungmin dan menangkupnya. "Hey. Semua akan baik-baik saja." Kyuhyun menarik Sungmin ke tubuhnya dan memeluknya dengan kasar kembali memeluk Sungmin-nya.
Kyuhyun menyapukan mulutnya ke bawah untuk mencium telinga Sungmin.
"Apa yang harus aku lakukan, sayang?" Kyuhyun menggerakkan tangannya ke bokong Sungmin dan mempererat dekapannya. "Kau tinggal mengatakan apa pun yang kau inginkan."
Kyuhyun merasakan Sungmin gemetar, tapi Sungmin tidak mencoba untuk menjawabnya.
"Aku begitu menginginkanmu. Aku ingin membawamu ke atas tempat tidur, memelukmu, mencintaimu, bangun tidur bersamamu di pagi hari. Sayang, aku begitu menginginkannya sampai aku tak bisa berkonsentrasi pada hal lainnya kecuali kamu." Lengan Kyuhyun memeluk Sungmin semakin erat dan Kyuhyun bernafas dengan panas di telinga Sungmin. "Tapi Sayang, aku bisa menunggu jika aku harus. Tapi tolong jangan menolakku lagi. Tolong. Jangan lakukan hal itu lagi padaku."
Kyuhyun menghembuskan nafas dengan dalam, lengannya menjepit Sungmin dengan kencang dan Kyuhyun gemetar. Sungmin merasakan getaran melanda Kyuhyun. Kyuhyun mengangkat wajah Sungmin kearahnya dan memandang ke mata Sungmin dengan kolam cair derita yang panas. Mata mereka mengait dan terpaku saat Kyuhyun kembali mengulangi kata-katanya. "Jangan biarkan aku melalui kekacauan itu lagi."
Sungmin menarik nafas, menutup matanya dan bersandar ke arah Kyuhyun saat kata-kata Kyuhyun dan sentuhan menggoda Sungmin. Tuhan, Sungmin sangat menginginkan Kyuhyun juga. Tak hanya menginginkan untuk pergi ke atas tempat tidur bersamanya, Sungmin menginginkan Kyuhyun lebih dari itu. Tapi Sungmin pernah disakiti sebelumnya dan sedemikian buruk sehingga secara insting Sungmin tahu jika kali ini dia terbakar lagi, maka dia tidak akan pernah bisa keluar dengan selamat lagi.
Tubuh Sungmin gemetar yang disebabkan oleh takut dan gairah.
"Mari kita pergi ke suatu tempat dimana kita bisa bicara." Suara Kyuhyun dalam.
Sungmin ragu dan suara Kyuhyun berubah jadi meyakinkan. "Aku tak akan menyakitimu, sayang. Tolonglah, Mari kita bicara soal ini."
Sungmin mengangguk lembut setuju.
Musik berubah menjadi bernada cepat dan Kyuhyun menarik Sungmin ke meja dimana Sungmin dan teman-temannya berada tadi. Sungmin mengatakan pada Eunhyuk bahwa dia akan diantar pulang. Sungmin memandang sekeliling untuk mencari Ryeowook, tapi tidak bisa menemukannya.
Eunhyuk melirik kepada Sungmin dan Kyuhyun, tapi Sungmin bertingkah bagai robot, mengikuti perintah Kyuhyun.
Kyuhyun bicara kepada Eunhyuk, "Kalian akan diantar oleh Yesung, Ok?"
Mata Eunhyuk menjadi dingin dan dia memandang Kyuhyun dengan tatapan menuduh. Eunhyuk menunggu sejenak kemudian menjawab "Terserah."
.
.
.
Sungmin membiarkan Kyuhyun menuntunnya ke mobil Kyuhyun dan sebelum Sungmin menyadari mereka sekarang sudah berada di jalan antar kota menuju ke arah selatan.
"Kemana kita?"
Kyuhyun mengalihkan pandangan sejenak dari jalan dan memandang tubuh mungil Sungmin gemetar disebelahnya.
Kyuhyun mengalihkan pandangannya dari Sungmin dan menjawab, "Ke suatu tempat dimana kita bisa bicara hal pribadi tanpa sejuta orang berada di sekitar kita."
Itu sebuah jawaban yang mengelak dan untuk pertama kalinya Sungmin tidak berusaha untuk melawan.
Dua puluh menit kemudian, mereka merapat ke dalam garasi sebuah pemukiman kelas atas yang tampak baru dibangun. Sungmin belum pernah ke rumah Kyuhyun sebelumnya, Tapi Kyuhyun pernah menyebutkannya, dan Sungmin tahu disitulah kini mereka berada.
Otaknya bertarung saat Kyuhyun menuntunnya ke dalam. Mata Sungmin fokus pada Kyuhyun dan tidak berusaha mengingat ruangan-ruangan yang mereka lalui sampai dengan hati-hati Kyuhyun duduk di atas sofa besar dan menarik Sungmin turun untuk duduk di sebelahnya.
Kyuhyun sudah melalui minggu paling kacau dalam hidupnya dan Kyuhyun tidak bermaksud untuk membiarkan perasaan gelap itu berlanjut.
Kyuhyun menginginkan Sungmin dan Kyuhyun berencana untuk mendapatkan Sungmin-nya. Semoga malam ini. Tapi Sungmin sangat yakin dia tak akan bisa lagi untuk lari dari Kyuhyun. Itu tidak akan terjadi.
Tubuh Kyuhyun merenggang di sudut sofa dan dia menarik Sungmin ke arahnya, lutut Sungmin berada di antara paha Kyuhyun yang merenggang.
Tarikan paksaan itu membuat tangan Sungmin jatuh ke atas dada Kyuhyun dan gairah melanda Kyuhyun dengan keras saat selangkangan Sungmin mendarat di perut Kyuhyun. Sungmin dengan cepat menarik tubuhnya menjauh dari Kyuhyun.
Kyuhyun memegang pinggulnya dengan genggaman yang erat saat dia berusaha untuk mengendalikan kebutuhan yang mengamuk di dalam tubuhnya. Kyuhyun mengatakan pada Sungmin bahwa mereka akan bicara. Mungkin ini bisa menjadi awal yang baik untuk membuat Sungmin tahu bahwa dia bisa percaya pada perkataan Kyuhyun. "Kita Sudah sampai, sayang."
"Y-ya." Sungmin bersandar ke belakang menjauh dari Kyuhyun, tidak membiarkan tubuhnya menyentuh Kyuhyun. Hal ini membunuh Kyuhyun.
Kyuhyun menyapukan tangannya ke atas lekuk tubuh Sungmin dan menyusupkan tangannya ke rambut Sungmin dan merenggut kulit kepala Sungmin. Kyuhyun memegang Sungmin dengan erat sehingga Sungmin tidak bisa lari lagi. "Apa yang harus aku lakukan?" Kyuhyun berbisik.
Sungmin merasakan bisikan itu dan mengetahuinya, tanpa ragu, Sungmin akan menyerah pada Kyuhyun malam ini. Sudah waktunya. Sungmin tak bisa menolak lagi. Tapi rasa takutnya masih kuat.
"Aku tak ingin menjadi seperti wanita itu. Wanita pirang di restoran waktu itu. Wanita yang.. "
"Tidak, sayang. Itu skenario yang sangat berbeda. Kau tidak seperti dia." Kyuhyun berhenti sejenak dan menarik nafas dalam untuk mulai mencoba membuat Sungmin mengerti.
Sungmin memotong proses pemikiran Kyuhyun. "Aku tak ingin tahu soal wanita itu. Kau tak perlu menjelaskannya. Aku hanya tidak ingin menjadi seperti dia."
"Kau tak akan pernah bisa menjadi seperti dia. Aku perduli kepadamu Ming." Ibu jari Kyuhyun menyapu bibir bawah Sungmin dan panah kebahagiaan menari ke tulang belakang Sungmin.
"Aku tahu k-kau ingin tidur denganku." Mata Sungmin mencari mata Kyuhyun lalu Sungmin menunduk saat rasa panas melanda wajahnya.
"Dan aku menginginkan itu juga. Tapi aku butuh sesuatu yang lebih."
"Apa? Apa yang kau butuhkan? katakan padaku.
"Aku butuh komitmen."
Kyuhyun tak tahu apa yang membuatnya lebih kaget. Fakta yang dikatakan oleh Sungmin atau fakta guratan kebahagiaan dan kelegaan yang intens yang melandanya pada kata-kata Sungmin.
"Komitmen? Aku milikmu dan kau milikku bisa disebut komitmen?" "Ya."
"Apakah kau yakin, sayang? Karena aku harus mengatakan padamu, Aku bisa melakukan itu dengan mudah. Tak ada orang lain kecuali kita. Aku tidak ada masalah dengan komitmen. "Kyuhyun tergoncang saat dia menyadari motifnya sudah berubah 180 derajat dari lima minggu sebelumnya. Dia berumur 26 tahun, tak pernah menginginkan pacar tetap dan tentunya komitmen jangka panjang. Tapi beberapa minggu belakangan ini dia berubah dan terlebih 7 hari belakangan ini. Kyuhyun sudah melalui tujuh hari neraka yang tidak pernah ingin dia ulangi dalam hidupnya. Tidak pernah ingin lagi.
Jadi apakah komitmen membuat dia takut? Tentu tidak. Kyuhyun ingin mengikat Sungmin dengan komitmen. Kyuhyun tak ingin perasaan sakit dan kemarahan dari pemikiran Sungmin bersama pria lain. Itu akan sangat tidak bisa diterima. Kyuhyun menarik nafas dalam. Kyuhyun harus menenangkan diri dan tidak membuat Sungmin takut dengan terlalu banyak intensitas.
Beruntungnya Kyuhyun, Sungmin sudah mengatakan ini dan Kyuhyunn hanya perlu menyetujuinya sebelum Sungmin kembali lari darinya. Kyuhyun tidak ingin berada dalam kekacauan itu lagi. Tidak akan pernah. Tapi Kyuhyun suka dengan pemikiran bahwa dia seorang pria yang baik dan Kyuhyun harus jujur kepada Sungmin sekarang.
Kyuhyun memegang pipi Sungmin di dalam telapak tangannya. "Apakah kau sendiri bisa berkomitmen, sayang? Aku sudah siap untuk membunuh pria itu malam ini. Kau pikir jika kau bercinta denganku itu bisa membuatku tenang? Karena aku berjanji padamu, itu tidak akan membuatku tenang."
"Apa-apa maksudmu?"
"Persis seperti apa yang kukatakan padamu. Kau katakan padaku bahwa kau milikku, kau setuju untuk berkomitmen, mulai bercinta denganku dan hanya itu untukmu. Tidak ada lagi menghindar dariku berkeliaran di Seoul dengan teman-teman wanitamu. Paham?" Tangan Kyuhyun mencengkeram rahang Sungmin "Tidak ada lagi clubbing tanpa aku. Tidak ada lagi interaksi dengan pria lain. Titik."
Sungmin mendengarkan persyaratan Kyuhyun, terkesima dengan emosi yang dia lihat dalam mata Kyuhyun. Perasaan gairah dari kebutuhan melandanya. Kyuhyun cemburu. Kyhyun posesif. Sungmin seharusnya membencinya. Tapi nyatanya tidak. Secara diam-diam Sungmin menyukainya. Kyuhyun tidak terang-terangan tentang hal ini, tapi Sungmin menangkap Kyuhyun melirik ke pria lain jika saja mereka mengamati Sungmin.
Persyaratan Kyuhyun tidak membuat Sungmin khawatir. Sungmin tidak harus pergi clubbing tanpa Kyuhyun. Sungmin juga tak ingin Kyuhyun pergi tanpa dirinya dan Sungmin lalu mengatakan itu kepada Kyuhyun.
"Aku tak akan pergi clubbing tanpamu, tapi kau juga tak akan pergi tanpaku, iya kan?"
"Iya, sayang." Tangan Kyuhyun melebar di rambut Sungmin dan menyusup ke dalam kulit kepalanya.
"Tapi sesekali kita masih akan pergi berdansa, kan? Kau akan mengajakku?"
"Ya, sayang. Apapun yang kau mau." Mulut Kyuhyun menggigit lembut rahang Sungmin, lalu ke telinganya. Kyuhyun menghisap daun telinganya dan menyapukan giginya di daun telinga Sungmin sementara Sungmin gemetar di lengannya. Kyuhyun melepaskan mulutnya dari telinga Sungmin dan mengangkat wajah Sungmin untuk memandangnya dan menunggu mata Sungmin untuk secara perlahan terbuka. "Kalau begitu selesai? Negosiasi berakhir? Kau setuju? Kau secara resmi sudah menjadi milikku sekarang, tidak lagi ada masalah yang berkeliaran, tidak ada lagi omong kosong diantara kita."
Rasa bahagia menembus ke dalam diri Sungmin. Ia tak akan membiarkan rasa takut menghalangi kebahagiaannya. Dan Kyuhyun membuatnya bahagia.
"Ya."
.
.
.
-Tbc-
.
.
Annyeong~
Kali ini saya bawa ff remake nih, semoga suka^^
Btw ini kepanjangan ya? Sebenarnya ini dua part yang digabungin jadi satu biar cepet-cepet keadegan *ehem-ehem* lemonnya heheh #plakk
Tadinya ini mau dibikin YAOI tapi takutnya malah jadi ga enak dibaca karena terkesan maksain ya sudah jadi GS aja gpp ya heheheh
Last, minta tanggapannya ya chingudeul^^
Oh ya chap depan KyuMin langsung enceh yah hohohoho~
